Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api

Akhir- akhir ini kita sering mendengar berita tentang meletusnya gunung berapi. Letusan gunung berapi terkadang menimbulkan dampak yang fatal dengan kerusakan parah dan banyak korban jiwa, namun terkadang juga tidak menimbulkan dampak kerusakan yang berarti dan tidka menimbulkan korban jiwa. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai hal. Selain karena besar kecilnya letusan, hal ini juga bisa disebabkan karena tipe letusan. Terkadang kita menemukan kasus gunung berapi yang mengalami erupsi namun berbeda jenis erupsinya. Memang benar bahwa letusan atau erupsi gunung berapi ini berbeda- beda dan dibagi menjadi beberapa tipe. Beberapa tipe atau jenis letusan gunung berapi antara lain sebagai berikut:

Letusan tipe stromboli merupakan jenis letusan yang mempunyai interval waktu yang hampir sama di setiap letusannya. Sehingga tipe letusan stromboi ini dengan kata lain letusan terjadi setiap beberapa waktu sekali. Sebagai contoh adalah gunung api Tromboli di Kepulauan Lipan yang memiliki jarak waktu letusan sekitar 12 menit. Jadi, setiap 12 menit sekali lava akan mendidih dan kemudian akan terjadi sebuah letusan. Material- material yang keluar akibat letusan ini berupa bom, lipari maupun abu vulkanik. Di Indonesia pun juga terdapat gunung yang memiliki tipe letusan stromboi ini, yaitu Gunung Raung. Sementara itu contoh lain adalah Gunung Vesisvius yang ada di Italia.

Kedua adalah letusan tipe Hawaii. Letusan tipe hawaii ini merupakan letusan yang terjadi pada gunung yang memiliki lava sangat cair dan memiliki bentuk seperti perisai atau tameng yang dapat mengalir ke segala arah. Skala letusan tipe Hawaii ini relatif kecil namun memiliki intensitas yang tinggi. Mengapa tipe letusan ini dinamakan tipe Hawaii? Hal ini karena banyak gunung- gunung di Hawaii yang memiliki tipe letusan seperti ini, seperti Maona Loa, Maona Kea dan juga Kilauea, yang mana ketinganya berapa di Hawaii.

Tipe letusan tiga disebut tipe Merapi. Merapi di Indonesia adalah salah satu gunung api yang paling aktif mengalami erupsi. Tipe letusan merapi ini adalah letusan untuk gunung yang memiliki lava yang kental yang dapat menyumbat mulut kawah. Hal ini akan berakibat tekanan gas menjadi semakin kuat dan bertambah kuat dan menyebabkan sumbatan di mulut kawah menjadi pecah dan terangkat ke atas. Sumbatan di mulut kawah yang terangkat ke atas dan pecah ini pada akhirnya terlempar keluar. Material- material ini akan turun ke lereng gunung menjadi sebuah ladu atau gloedlawine. Selain menghasilkan material- material tersebut, tipe letusan ini juga mengeluarkan awan panas atau yang disebut dengan gloedwolk. Tipe letusan merapi ini merupakan tipe yang berbahaya bagi penduduk yang berada di sekitar gunung tersebut. Tipe ini yang terjadi di Gunung Merapi (Jawa Tengah) yang pernah menimbulkan banyak korban jiwa.

Letusan tipe volkano merupakan letusan yang mengeluarkan material- material padat seperti bom, abu vulkanik, lapili dan juga bahan- bahan padat atau cair seperti lava. perlu diketahui bahwa tipe letusan ini dikelompokkan atas kekuatan erupsi dan juga kedalaman dapur magmanya. Dapur magma ini memiliki kedalaman yang bervariasi, mulai dangkal hingga dalam sehingga kekuatan erupsinya pun mulai sedang hingga tinggi. akibat letusan ini, dampak kerusakan yang ditimbulkan cukup besar. Ada beberapa gunung yang memiliki tipe letusan ini, dan salah satunya ada di Indonesia yaitu gunung Semeru yang berada di Jawa Timur.

  • Letusan Tipe Perret atau Plinian

Letusan ini adalah letusan yang sangat berbahaya. Letusan ini adalah letusan gunung berapi yang disertai ledakan yang sangat dasyat dan dapat merusak lingkungan. Karena ledakannya yang dasyat, material yang dikeluarkan pun bisa terlepar sejauh hingga 80 km. ciri khusus yang dimiliki oleh letusan ini adalah disertai gas yang sangat tinggi dan juga awan yang menyembur menyerupai kembang kol. Letusan tipe Perret ini dapat menyebabkan puncak vulkan terbobol sehingga dinding kawah melorot  melemparkan kepundan. Di Indonesia sendiri pernah terjadi letusan ini pada Gunung Krakatau tahun 1883 yang menjadi sebuah sejarah dunia.

Letusan tipe Pelee adalah letusan yang terjadi apabila terdapat sumbatan kawah di puncak gunung api yang berbentuk jarum sehingga akan menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila sumbatan pada kawah gunung tersebut tidak terlalu kuat maka gunung ini akan meletus.

  • Letusan Tipe Sint Vincent

Letusan tipe Sint Vincent terjadi pada gunung api yang memiliki danau kawah. Ketika gunung ini meletus maka air di danau kawah tersebut akan tumpah bersama lava. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi daerah yang ada di sekitarnya karena dapat diterjang banjir lahar panas. Letusan ini di Indonesia pernah terjadi pada Gunung Kelud pada tahun 1919.

Itulah beberapa tipe letusan gunung berapi yang ada di dunia. Tipe- tipe tersebut sebagian besar pernah terjadi di Indonesia karena Indonesia adalah negara yang berada di lingkaran cincin api yang memiliki banyak gunung berapi aktif. Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Tipe gunung api. Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk ke dalam ring of fire. Itu artinya, memiliki deretan gunung berapi yang aktif. Bahkan dalam sejarahnya salah satu gunung di Indonesia tercatat memiliki letusan yang maha dahsyat dan abu letusannya hingga menutupi langit eropa selama berbulan-bulan.

Terbaru, Gunung Anak Krakatau, Gunung Sinabung, Gunung Merapi menunjukan aktivitasnya dan memaksa penduduk di sekitarnya mengungsi dan menjauh dari jangkauan abu vulkaniknya. Namun tahukah kalian jika gunung di Indonesia maupun di dunia memiliki jenis yang berbeda-beda?

Secara umum, jenis gunung api berdasarkan tipe bentuknya terbagi menjadi 3, diantaranya Gunung api Strato, gunung api Maar, dan gunung api Perisai. Apa yang membedakannya?

Gunung Api Strato

Jenis gunung api yang pertama adalah strato atau kerucut dengan banyak lapisan lava dan abu. Gunung api ini terbentuk akibat adanya erupsi efusif atau lelehan dan eksplosif atau letusan batuan panas dan cair.

(Baca juga: Ngeri, 5 Gunung di Indonesia Ini Masuk Level Siaga dan Waspada)

Lelehan yang keluar dari dalam gunung ini menyebabkan lereng dipenuhi oleh batuan beku yang berlapis-lapis. Gunung api jenis strato ini banyak terdapat di Indonesia, misalnya Gunung Merapi, Gunung Semeru, maupun Gunung Tangkuban Perahu.

Gunung Api Maar

Tipe gunung api menurut bentuknya yang kedua adalah berbentuk maar atau seperti danau kawah. Gunung api ini terbentuk akibat letusan eksplosif yang besar dan terjadi satu kali, dan letusan gunung tersebut kemudian membentuk lubang besar seperti kawah di puncaknya.

Gunung api ini memiliki dapur magma yang dangkal dengan tekanan gas yang tinggi. Biasanya, setelah terjadi letusan hebat, gunung itu pun menjadi gunung mati. Salah satu gunung Maar di Indonesia adalah Gunung Lamongan, sedangkan di dunia ada Pegunungan Eifel di Jerman dan Dataran Tinggi Auvergne di Prancis.

Gunung Api Perisai

Tipe gunung api yang satu ini berbentuk seperti perisai. Gunung api perisai terjadi karena letusan gunung api dengan tekanan rendah, sehingga membentuk lereng yang sangat landai.

Erupsi gunung ini tidak meledak seperti 2 gunung api di atas karena memiliki tekanan gas yang rendah. Sedangkan, lava cairnya berasal dari dapur magma yang dangkal dan magma yang cair. Jenis gunung ini tidak terdapat di Indonesia, tetapi yang terkenal di dunia adalah Gunung Mauna Loa dan Mauna Kea di Hawaii.

Keterangan gambar,

Gunung Agung di Bali erupsi pada Selasa (21/11). Jenis erupsi ini disebut freatik.

Gunung Agung di Bali, meletus hari Selasa (21/11) dengan mengeluarkan asap berwarna kelabu tebal yang mencapai ketinggian maksimum sekitar 700 meter di atas puncak gunung.

Dewa Mertayasa, kepala pos pemantauan Gunung Agung, kepada para wartawan mengatakan erupsi Gunung Agung hari Selasa adalah jenis letusan freatik.

Jenis erupsi itu berbeda dengan letusan Gunung Merapi, misalnya.

Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api
Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Pegunungan Dieng memiliki banyak kawah. Pada Juli lalu, sedikitnya empat orang mengalami luka-luka akibat letusan freatik Kawah Sileri yang berada di komplek pengunungan Dieng Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Secara umum letusan gunung dapat dibagi menjadi tiga kategori.

Erupsi magma yang disebabkan tekanan gas di dalam perut bumi.

Letusan Freatomagma atau hidrovulkanik terjadi akibat adanya kontak antara magma dengan air bawah permukaan atau formasi batuan yang banyak mengandung air menghasilkan abu dan material vulkanik halus. Erupsi ini dicirikan dengan semburan abu vulkanik yang kadang kala diselingi oleh suara gemuruh dan dentuman.

Letusan freatik adalah erupsi yang disebabkan adanya kontak air dengan magma. Bedanya dengan erupsi freatomagma, erupsi freatik sebagian besar terdiri dari gas atau uap air.

Erupsi ini terjadi di salah satu kawah Pegunungan Dieng dan di Gunung Agung, pada Selasa (21/11).

"Begitu air kontak langsung dengan panas atau proses pemanasan yang disebut konduksi, air itu akan berubah fase dari air menjadi uap. Karena itu, tekanannya lebih tinggi dan ingin keluar. Pada saat keluar itulah menjadi letusan freatik yang didominasi uap air," kata pakar vulkanologi, Surono.

Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api
Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api

Sumber gambar, AFP/Getty Images

Keterangan gambar,

Para petani di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, bekerja selagi Gunung Sinabung memuntahkan abu tebal pada 16 November lalu. Erupsi Gunung Sinabung tergolong jenis Strombolian.

Dari tiga kategori ini, erupsi dibagi lagi berdasarkan tingkatan kedahsyatan letusan serta tinggi tiang asap.

1. Tipe Hawaiian, yaitu erupsi yang umumnya berupa semburan lava pijar seperti air mancur dan pada saat bersamaan diikuti leleran lava pada celah-celah gunung berapi atau kepundan. Semburan ini bisa berlangsung selama berjam-berjam hingga berhari-hari. Karena sangat cair, semburan lava ini bisa mengalir berkilometer-kilometer jauhnya dari puncak gunung.

Erupsi tipe Hawaiian merujuk pada Gunung Berapi Kilauea yang terkenal akan semburan lavanya yang spektakuler. Dua contoh erupsi jenis ini adalah letusan kawah Kilauea Iki di puncak Gunung Kilauea (1959) dan letusan Maula Ulu pada 1969-1974.

Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api
Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Sejumlah orang menyaksikan letusan gunung berapi di Hawaii, pada 1959 lampau. Erupsi tipe Hawaiian adalah ketika lava pijar menyembur seperti air mancur.

2. Tipe Merapi. Letupan tipe ini diambil dari letusan gunung Merapi. Tipe letusan ini biasanya terjadi pada gunung api tipe andesit yang berbentuk kerucut. Fragmen-fragmen guguran lava terbentuk ketika kubah lava tidak stabil pada gunung api.

3. Tipe Strombolian hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.

Nama Strombolian diadopsi dari letusan gunung berapi Stromboli di Italia.

Beberapa letusan gunung berapi di Indonesia, seperti Gunung Raung di Bali dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara dapat dikategorikan sebagai tipe Strombolian yang mengeluarkan lava yang cair tipis, tekanan gas yang sedang, material padat, gas, serta cairan.

Letusan tipe ini tidak terlalu kuat, tetapi bersifat terus menerus, berlangsung dalam jangka waktu yang lama, serta tak dapat diperkirakan kapan berakhir.

Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api
Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Gunung Sakurajima di Jepang meletus pada 2014 lalu. Sebelumnya, gunung ini pernah bererupsi pada 1985 dan letusannya tergolong Vulkanian.

4. Tipe Vulkanian adalah erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltik sampai dasit, umumnya melontarkan bongkahan di sekitar kawah. Material yang dilontarkan tidak hanya berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik.

Letusan tipe ini dicetuskan Guiseppe Mercalli yang menyaksikan letupan di Pulau Vulcano, sebelah utara Italia, tahun 1888-1890. Letusan ini diawali dengan letusan freatomagmatik yang menghasilkan suara dentuman yang sangat keras. Hal ini terjadi karena adanya interaksi antara magma dan air di bawah permukaan.

Material yang dihasilkan oleh letusan tipe Vulcanian lebih luas dibandingkan letusan tipe Hawaiian dan Strombolian. Letusan tipe Vulcanian pernah terjadi pada gunung api Guego (Guatemala, 1944), Augustine (Alaska, 1976), Sakurajima (Jepang, 1985).

Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api
Jelaskan bentuk bentuk gunung api dan Tipe letusan gunung api

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Aliran lava dari Gunung Kilauea di Hawaii, Amerika Serikat, menembus hingga permukiman warga pada 2014 lalu.

5. Letusan Tipe Pelean Letusan tipe ini dinamai sesuai dengan letusan Gunung Pelee di Pulau Martinique, kawasan Karibia, tahun 1902. Jenis erupsi ini menyerupai letusan Vulkanian, hanya saja terdapat campuran gabungan lava dan tingkat gas yang tinggi. Saat erupsi, lava tersebut cenderung encer dan mengalir dengan kecepatan tinggi sehingga sangat membahayakan.

Beberapa contoh letusan tipe Pelean adalah gunung Hibok-Hibok (1948-1951)

Keterangan gambar,

Gunung Anak Krakatau muncul setelah Gunung Krakatau meletus pada 1883. Letusannya sedemikian dahsyat sehingga termasuk tipe Plinian.

6. Tipe Plinian, merupakan letusan paling eksplosif. Material yang dilontarkan bisa berupa gas dan abu setingi 50 kilometer dengan kecepatan beberapa ratus meter per detik. Biasanya erupsi tipe Plinian berwujud seperti jamur. Letusan jenis ini dinamai sesuai dengan sejarawan Romawi, Pliny, yang mencatat sejarah meletusnya Gunung Vesuvius pada tahun 79 Sesudah Masehi.

Letusan tipe Plinian bisa menghilangkan seluruh puncak gunung, seperti yang terjadi pada Gunung St Helens pada 1980. Namun, durasinya cukup singkat, kurang dari sehari atau beberapa hari. Beberapa gunung berapi yang mempunyai karakteristik letusan tipe Planian yaitu Krakatau (Indonesia, 1883) dan Tambora (Indonesia, 1815).

Konten tidak tersedia

  • {{promo.headlines.shortHeadline}}