“Perbedaan utama antara pernapasan dada dan perut adalah melalui otot yang terlibat. Pernapasan dada terjadi dengan bantuan otot antar tulang rusuk atau interkostal. Sedangkan, pernapasan perut pernapasan perut akan dibantu oleh otot diafragma, sebagai penggerak utamanya.” Show Halodoc, Jakarta – Proses pernapasan adalah masuknya udara yang meliputi oksigen dan karbondioksida melalui hidung dan tenggorokan, lalu masuk ke paru-paru. Oksigen yang masuk akan diikat pada alveolus, sementara karbondioksida akan dilepaskan oleh paru-paru. Karbon dioksida tersebut akan dilepaskan melalui hidung dan tenggorokan dengan cara dihembuskan. Namun, berdasarkan otot yang terlibat, pernapasan manusia dibagi menjadi dua jenis, yakni pernapasan dada dan pernapasan perut. Lantas, apa perbedaan dari masing-masing pernapasan tersebut, dan mana yang lebih sehat? Yuk simak penjelasannya di sini! Baca juga: Cara Kerja Sistem Ekskresi Paru-Paru pada Manusia Ini Bedanya Pernapasan Dada dan Pernapasan Perut Berikut adalah perbedaan antara pernapasan dada dan perut berdasarkan penjelasan dari setiap jenisnya, yaitu: Dikutip dari laman resmi Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) pernapasan dada merupakan pernapasan yang dilakukan dengan bantuan otot antar tulang rusuk atau interkostal. Proses pernapasan tersebut berperan sebagai pemicu kontraksi dan relaksasi rongga dada. Prosesnya, saat tubuh menarik napas, otot interkostal akan berkontraksi sampai rongga dada mengembang dan kembali ke posisi semula. Dilansir dari NHS (National Health Service – UK), jenis pernapasan ini dicirikan oleh gerakan dada ke atas dan ke luar, dan paling sering ditemukan selama olahraga berat, atau situasi darurat. Alhasil, jika kita terus-menerus menggunakan pernapasan dada, hal ini dapat membuat tubuh tegang, seolah-olah tubuh sedang stress. Pasalnya, otot dada bagian atas yang diaktifkan ketika pernapasan dada terjadi, dapat meningkatkan perasaan cemas. Bila pernapasan dada akan dibantu oleh otot interkostal, pernapasan perut akan dibantu oleh otot diafragma, sebagai penggerak utamanya. Nantinya, otot diafragma akan bekerja secara berlawanan dengan otot interkostal. Inilah alasan mengapa pernapasan perut sering disebut juga dengan istilah diaphragmatic breathing atau pernapasan diafragma. Ketika pernapasan perut terjadi, maka pernapasan tersebut akan melibatkan perut, otot perut, dan diafragma sepenuhnya. Dilansir dari Medical News Today, pernapasan diafragma membantu paru-paru terisi udara lebih efisien Mengutip dari laman American Lung Association, pada dasarnya manusia adalah belly breather yang secara alami memiliki kemampuan bernapas dengan perut. Pernapasan yang tepat dimulai pada hidung dan kemudian bergerak ke perut saat diafragma berkontraksi. Alhasil, perut akan mengembang sehingga paru-paru akan terisi dengan udara. Pernapasan perut pun dianggap sebagai cara yang paling efisien untuk bernapas, karena menarik paru-paru ke bawah. Kondisi tersebut akan menciptakan tekanan negatif di dada, sehingga udara mengalir ke paru-paru dengan baik. Lantas, Mana yang Lebih Menyehatkan? seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pernapasan dada atau dangkal juga dapat membuat tubuh tegang, seolah-olah tubuh sedang stres atau menerima tekanan. Selain itu, seringkali kita hanya menggunakan sepertiga bagian atas paru-paru untuk bernapas secara tidak disadari. Kondisi tersebut mungkin terjadi akibat stres atau terburu-buru dalam melakukan rutinitas harian. Sementara, pernapasan perut dianggap lebih sehat dan efisien, apabila dibandingkan dengan pernapasan dada. Alasannya, secara alami manusia memiliki kemampuan bernapas dengan perut. Pernapasan perut juga akan menciptakan tekanan negatif di dada, sehingga udara mengalir ke paru-paru dengan baik. Selain itu, pernapasan perut juga memiliki berbagai manfaat pada kesehatan, antara lain:
Baca juga: Jenis-Jenis Pernapasan Manusia yang Perlu Diketahui Bagaimana Cara Melatih Pernapasan Perut? Ketika pertama kali mempelajari teknik pernapasan diafragma, mungkin akan lebih mudah bila kamu melakukannya sambil berbaring. Dilansir dari Cleveland Clinic, pernapasan diafragma dapat dilatih melalui beberapa langkah, yaitu:
Nah, itulah penjelasan terkait perbedaan antara pernapasan dada dan perut. Pernapasan dada merupakan pernapasan yang dilakukan dengan bantuan otot antar tulang rusuk atau interkostal. Sedangkan itu, pernapasan perut akan dibantu oleh otot diafragma, sebagai penggerak utamanya. Baca juga: Ini yang Dimaksud Kapasitas Vital Paru-Paru Namun, berdasarkan mekanismenya, pernapasan perut atau pernapasan diafragma dipercaya lebih menyehatkan. Selain itu, pernapasan perut juga memiliki berbagai manfaat kesehatan. Salah satunya adalah menurunkan detak jantung dan tekanan darah berlebih pada tubuh. Terkendalinya tekanan darah pada tubuh tentu dapat mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi. Selain melatih teknik pernapasan dan membiasakan bernapas menggunakan pernapasan perut, memenuhi segala asupan nutrisi penting pada tubuh juga penting dilakukan. Hal ini bertujuan agar kesehatan tubuh terjaga dengan baik. Selain dari makanan sehat, tentunya nutrisi tersebut juga dapat dipenuhi melalui konsumsi vitamin atau suplemen. Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa cek kebutuhan vitamin sesuai dengan ketersediaan dan pilihanmu. Tanpa perlu keluar rumah atau mengantri berlama-lama di apotek. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download aplikasi Halodoc sekarang! Referensi: Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI). Diakses pada 2021. PENGATURAN NAPAS SAAT BEROLAHRAGANHS. Diakses pada 2021. Abdominal BreathingMedical News Today. Diakses pada 2021. What to know about diaphragmatic breathingAmerican Lung Association. Diakses pada 2021. Five Ways You Might Be Breathing WrongCleveland Clinic. Diakses pada 2021. Diaphragmatic BreathingNIH. Diakses pada 2021. How the Lungs WorkSebagian orang mungkin belum mengetahui apa fungsi diafragma. Sekat antara dada dan perut ini berperan penting dalam proses pernapasan. Karena fungsi diafragma yang begitu penting dalam pernapasan, gangguan pada diafragma dapat menyebabkan kesulitan bernapas. Diafragma merupakan otot utama yang digunakan saat bernapas. Otot ini terletak di bawah paru-paru dan jantung, yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Diafragma berbentuk menyerupai kubah yang dapat bergerak naik dan turun seiring proses pernapasan manusia. Jika diafragma melemah, kinerjanya pun menjadi tidak efektif dan akan mengganggu fungsi sistem pernapasan secara keseluruhan. Mengenal Beragam Fungsi DiafragmaKetika menarik napas, otot-otot pernapasan di rongga dada mengembang dan diafragma akan berkontraksi menjadi lebih datar. Ini memudahkan udara atau oksigen bergerak masuk menuju paru-paru, karena tekanan pada rongga dada akan turun secara mendadak. Sementara itu, ketika mengembuskan napas, diafragma akan mengendur dan membuat ukuran paru-paru turut mengecil. Hal ini bisa membuat tekanan udara dalam rongga dada meningkat dan udara mengalir keluar. Selain berguna dalam fungsi pernapasan, diafragma juga dapat membantu Anda saat muntah, buang air kecil, dan buang air besar, dengan cara meningkatkan tekanan pada rongga perut. Diafragma juga dapat mencegah terjadinya refluks gastroesofageal atau naiknya asam lambung ke kerongkongan dengan menjaga tekanan pada kerongkongan. Cara Bernapas yang Baik Menggunakan DiafragmaTahukah Anda bahwa cara bernapas yang baik bukan menggunakan otot dada, melainkan dengan mengembangkan diafragma? Bernapas dengan diafragma membantu paru-paru berkembang lebih besar, sehingga udara yang masuk pun lebih banyak. Selain itu, bernapas dengan diafragma juga dapat menurunkan kebutuhan oksigen dan menghabiskan lebih sedikit energi untuk bernapas. Berikut ini adalah cara bernapas dengan diafragma yang optimal:
Latihan pernapasan diafragma ini dilakukan setidaknya 5–10 menit, sebanyak 3–4 kali dalam sehari. Awalnya, bernapas dengan cara ini akan terasa melelahkan. Namun, dengan berlatih dan melakukannya secara rutin, Anda pun akan terbiasa dan lebih mudah bernapas dengan diafragma. Gangguan Diafragma yang Bisa TerjadiSama seperti organ tubuh lain, diafragma juga bisa mengalami gangguan. Berikut ini adalah beberapa gangguan yang dapat terjadi pada diafragma: Hernia hiatusHernia hiatus terjadi ketika bagian organ perut turun ke rongga dada melalui lubang di diafragma. Penyakit ini lebih sering dialami oleh penderita obesitas dan orang yang berusia di atas 50 tahun. Penyebab hernia hiatus belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang diduga dapat memicu terjadinya penyakit ini, yaitu:
Hernia diafragma bawaanHernia diafragma bawaan atau congenital diaphragmatic hernia (CDH) terjadi ketika diafragma tidak terbentuk sempurna sejak di dalam kandungan dan menyebabkan sebagian isi perut menonjol ke rongga dada. Organ perut yang bergerak ke dada ini, nantinya dapat menempati ruang tempat paru-paru seharusnya berada. Efek jangka panjang CDH kemungkinan tidak ada sama sekali. Namun, anak dengan CDH berisiko mengalami masalah paru-paru kronis pada usia dini, pneumonia, PPOK, hingga komplikasi pada sistem pencernaan. Lumpuh diafragmaKetika terjadi kerusakan saraf yang mengatur otot-otot pernapasan, termasuk diafragma, terjadilah kondisi yang dikenal dengan lumpuh diafragma. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan lumpuh diafragma adalah sindrom Guillain-Barré, cedera saraf tulang belakang, dan multiple sclerosis. Gangguan ini dapat menyebabkan terganggunya proses pernapasan dan bahkan gagal napas. Oleh karena itu, apabila mengalami gejala lumpuh diafragma, seperti sesak napas, mudah lelah ketika beraktivitas, dan sulit tidur, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kelainan diafragma yang terdeteksi secara dini, dapat ditangani sebelum menimbulkan komplikasi. Selain itu, Anda dapat menerapkan beberapa cara untuk menjaga kesehatan diafragma, seperti membatasi makanan yang memicu refluks asam, makan dengan porsi kecil, dan melakukan pemanasan sebelum berolahraga. Gangguan pada diafragma dapat membahayakan kesehatan secara umum. Oleh karena itu, periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami sulit bernapas, nyeri dada, atau gejala lain yang mengarah pada masalah di diafragma. |