Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

Luas permukaan sentuh memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu pula, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, oleh karenanya laju reaksi pun semakin kecil.

Bagaimana pengaruh luas permukaan dan suhu terhadap laju reaksi?

luas permukaan, konsentrasi, dan suhu berpengaruh terhadap laju reaksi pada suatu zat. Semakin luas permukaan zat itu semakin besar laju reaksi tersebut. semakin tinggi konsentrasi di zat itu maka semakin cepat laju reaksi dan semakin tinggi suhu di zat itu semakin cepat pula laju reaksi pada suatu zat tersebut.

Mengapa luas permukaan semakin besar laju reaksinya semakin sering terjadi tumbukan antar partikel?

2. Luas permukaan sentuh memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Jika suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar.

Bagaimana pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi jelaskan berdasarkan teori tumbukan?

Berdasarkan teori tumbukan, pengaruh luas permukaan zat pereaksi terhadap laju reaksi, yaitu semakin luas permukaan zat pereaksi, maka laju reaksi akan lebih cepat.

Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi laju reaksi?

Faktor yang memengaruhi laju reaksi

  • Orde reaksi.
  • Luas permukaan sentuh.
  • Suhu.
  • Katalis.
  • Molaritas.
  • Konsentrasi.

Bagaimana pengaruh luas permukaan zat padat pada laju reaksi?

Jawaban. Laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan.Semakin besar luas permukaan zat padat yang direaksikan semakin lambat laju reaksinya. Namun,semakin kecil luas permukaan zat padat yang direaksikan semakin cepat laju reaksi yang terjadi.

Mengapa luas permukaan dan sentuhan menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat?

Luas Permukaan Sentuh Maka, berlaku bahwa semakin besar luas permukaan partikelnya, maka frekuensi tumbukan bisa jadi semakin tinggi. Inilah yang menyebabkan reaksi berlangsung lebih cepat.

Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi?

Kenaikan suhu mempercepat laju reaksi karena kenaikan suhu menyebabkan gerakan partikel semakin cepat. Gerakan ini menyebabkan energi kinetik partikel-partikel bertambah sehingga makin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan yang efektif.

Bagaimana pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi?

Semakin tinggi suhunya maka reaksi akan berjalan semakin cepat dan sebaliknya. Peningkatan suhu dalam sebuah reaksi akan mengakibatkan partikel-partikel terlaru semakin aktif dan tumbukan akan semakin sering. Jika konsentrasi pereaksi ditambah atau diperbesar, maka laju reaksi akan semakin cepat.

Bagaimana hubungan teori tumbukan terhadap laju reaksi?

Tumbukan akan semakinn banyak terjadi sehingga meningkatkan laju reaksi. Semakin kecil partikel maka luas permukaan akan semakin besar sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel semakin banyak.

Bagaimana hubungan teori tumbukan dengan laju reaksi?

Bila katalis terlibat dalam tumbukan antara molekul reaktan, diperlukan sedikit energi agar terjadi perubahan kimiawi, dan karenanya lebih banyak tumbukan memiliki energi yang cukup untuk reaksi terjadi. Laju reaksi karenanya meningkat. Teori tumbukan sangat erat kaitannya dengan kinetika kimia.

Apa saja faktor yang mempengaruhi laju reaksi brainly?

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

  • Konsentrasi.
  • Luas permukaan sentuh.
  • Suhu.
  • Tekanan.
  • Katalis.

Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju reaksi dan bagaimana pengaruhnya terhadap laju reaksi tersebut?

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi, temperatur, luas permukaan, dan katalis. Konsentrasi adalah salah satu hal yang mempengaruhi laju reaksi. Semakin besar konsentrasi reaktan, maka laju reaksi juga akan semakin besar.

Mengapa reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi?

Kenaikan suhu mempercepat laju reaksi karena kenaikan suhu menyebabkan gerakan partikel semakin cepat. Gerakan ini menyebabkan energi kinetik partikel-partikel bertambah sehingga makin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan yang efektif. Dengan demikian makin banyak partikel-partikel yang bereaksi.

Mengapa suatu reaksi akan lebih cepat apabila suhu dinaikkan?

Jika suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi brainly?

Jawaban : Suhu sangat berpengaruh terhadap laju reaksi, suhu berbanding lurus terhadap laju reaksi. Semakin tinggi suhunya maka reaksi akan berjalan semakin cepat dan sebaliknya. Peningkatan suhu dalam sebuah reaksi akan mengakibatkan partikel-partikel terlaru semakin aktif dan tumbukan akan semakin sering.

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlanjut per satuan saat. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi adalah contoh reaksi kimia yang berlanjut lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang dikata kinetika kimia.

Definisi formal

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selang lain:

Luas permukaan sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan segi sentuh, karenanya semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, adalah semakin halus kepingan itu, karenanya semakin cepat saat yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, karenanya semakin lama saat yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, karenanya menyebabkan partikel semakin aktif mengadakan kampanye, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin akbar. Sebaliknya, apabila suhu dikurangi, karenanya partikel semakin tidak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Suhu adalah properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa merasakan perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sbg pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlanjut lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah dampak perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlanjutnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang berada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen adalah bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga hasilnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk belakang reaksi, dalam suatu ronde yang memulihkan katalisnya. Berikut ini adalah skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (1)
Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (2)

Walaupun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi semuanyanya menjadi :

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan diantaranya berupa katalis Ziegler-Natta yang dipergunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang sangat dikenal adalah ronde Haber, adalah sintesis amonia menggunakan besi biasa sbg katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang sangat sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin akbar molaritas suatu zat, karenanya semakin cepat suatu reaksi berlanjut. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berlanjut lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.

Konsentrasi

Sebab persamaan laju reaksi dirumuskan dalam bentuk konsentrsi reaktan karenanya dengan naiknya konsentrasi karenanya naik pula kecepatan reaksinya. Faedahnya semakin tinggi konsentrasi karenanya semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian probabilitas bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Sah semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

hubungan selang laju reaksi dengan molaritas adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan:

  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta laju reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.


edunitas.com


Page 2

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan jumlahnya reaksi kimia yang berlanjut per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi adalah contoh reaksi kimia yang berlanjut lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang dikata kinetika kimia.

Rumusan formal

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selang lain:

Lebar permukaan sentuh

Lebar permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam jumlah, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil lebar permukaan segi sentuh, karenanya semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, adalah semakin halus kepingan itu, karenanya semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, karenanya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, karenanya menyebabkan partikel semakin aktif mengadakan kampanye, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin akbar. Sebaliknya, apabila suhu dikurangi, karenanya partikel semakin tidak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Suhu adalah properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa merasakan perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlanjut semakin cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu semakin rendah dampak perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang semakin rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlanjutnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang benar dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen adalah bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis semakin lemah, sehingga hasilnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau semakin pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk belakang reaksi, dalam suatu ronde yang memulihkan katalisnya. Berikut ini adalah skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (1)
Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (2)

Walaupun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi semuanyanya menjadi :

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan selang lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang sangat dikenal adalah ronde Haber, adalah sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang sangat sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah jumlahnya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin akbar molaritas suatu zat, karenanya semakin cepat suatu reaksi berlanjut. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berlanjut semakin lambat daripada molaritas yang tinggi.

Konsentrasi

Sebab persamaan laju reaksi dirumuskan dalam bentuk konsentrsi reaktan karenanya dengan naiknya konsentrasi karenanya naik pula kecepatan reaksinya. Faedahnya semakin tinggi konsentrasi karenanya semakin jumlah molekul reaktan yang tersedia dengan demikian probabilitas bertumbukan akan semakin jumlah juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Sah semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

hubungan selang laju reaksi dengan molaritas adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan:

  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta laju reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.


edunitas.com


Page 3

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan jumlahnya reaksi kimia yang berlanjut per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlanjut lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang dikata kinetika kimia.

Rumusan formal

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selang lain:

Lebar permukaan sentuh

Lebar permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam jumlah, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil lebar permukaan segi sentuh, karenanya semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, adalah semakin halus kepingan itu, karenanya semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, karenanya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, karenanya menyebabkan partikel semakin aktif mengadakan kampanye, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin akbar. Sebaliknya, apabila suhu dikurangi, karenanya partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Suhu merupakan properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa merasakan perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlanjut semakin cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu semakin rendah dampak perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang semakin rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlanjutnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang benar dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen adalah bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis semakin lemah, sehingga hasilnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau semakin pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk belakang reaksi, dalam suatu ronde yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (1)
Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan selang lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang sangat dikenal adalah ronde Haber, adalah sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang sangat sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah jumlahnya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin akbar molaritas suatu zat, karenanya semakin cepat suatu reaksi berlanjut. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berlanjut semakin lambat daripada molaritas yang tinggi.

Konsentrasi

Sebab persamaan laju reaksi dirumuskan dalam bentuk konsentrsi reaktan karenanya dengan naiknya konsentrasi karenanya naik pula kecepatan reaksinya. Faedahnya semakin tinggi konsentrasi karenanya semakin jumlah molekul reaktan yang tersedia dengan demikian probabilitas bertumbukan akan semakin jumlah juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Sah semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

hubungan selang laju reaksi dengan molaritas adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan:

  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta laju reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.


edunitas.com


Page 4

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan jumlahnya reaksi kimia yang berlanjut per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlanjut lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang dikata kinetika kimia.

Rumusan formal

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selang lain:

Lebar permukaan sentuh

Lebar permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam jumlah, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil lebar permukaan segi sentuh, karenanya semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, adalah semakin halus kepingan itu, karenanya semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, karenanya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, karenanya menyebabkan partikel semakin aktif mengadakan kampanye, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin akbar. Sebaliknya, apabila suhu dikurangi, karenanya partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Suhu merupakan properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa merasakan perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlanjut semakin cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu semakin rendah dampak perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang semakin rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlanjutnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang benar dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen adalah bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis semakin lemah, sehingga hasilnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau semakin pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk belakang reaksi, dalam suatu ronde yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (1)
Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan selang lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang sangat dikenal adalah ronde Haber, adalah sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang sangat sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah jumlahnya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin akbar molaritas suatu zat, karenanya semakin cepat suatu reaksi berlanjut. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berlanjut semakin lambat daripada molaritas yang tinggi.

Konsentrasi

Sebab persamaan laju reaksi dirumuskan dalam bentuk konsentrsi reaktan karenanya dengan naiknya konsentrasi karenanya naik pula kecepatan reaksinya. Faedahnya semakin tinggi konsentrasi karenanya semakin jumlah molekul reaktan yang tersedia dengan demikian probabilitas bertumbukan akan semakin jumlah juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Sah semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

hubungan selang laju reaksi dengan molaritas adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan:

  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta laju reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.


edunitas.com


Page 5

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan jumlahnya reaksi kimia yang berlanjut per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi adalah contoh reaksi kimia yang berlanjut lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang dikata kinetika kimia.

Rumusan formal

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selang lain:

Lebar permukaan sentuh

Lebar permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam jumlah, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil lebar permukaan segi sentuh, karenanya semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, adalah semakin halus kepingan itu, karenanya semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, karenanya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, karenanya menyebabkan partikel semakin aktif mengadakan kampanye, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin akbar. Sebaliknya, apabila suhu dikurangi, karenanya partikel semakin tidak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Suhu adalah properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa merasakan perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlanjut semakin cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu semakin rendah dampak perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang semakin rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlanjutnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang benar dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen adalah bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis semakin lemah, sehingga hasilnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau semakin pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk belakang reaksi, dalam suatu ronde yang memulihkan katalisnya. Berikut ini adalah skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (1)
Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (2)

Walaupun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi semuanyanya menjadi :

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan selang lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang sangat dikenal adalah ronde Haber, adalah sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang sangat sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah jumlahnya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin akbar molaritas suatu zat, karenanya semakin cepat suatu reaksi berlanjut. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berlanjut semakin lambat daripada molaritas yang tinggi.

Konsentrasi

Sebab persamaan laju reaksi dirumuskan dalam bentuk konsentrsi reaktan karenanya dengan naiknya konsentrasi karenanya naik pula kecepatan reaksinya. Faedahnya semakin tinggi konsentrasi karenanya semakin jumlah molekul reaktan yang tersedia dengan demikian probabilitas bertumbukan akan semakin jumlah juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Sah semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

hubungan selang laju reaksi dengan molaritas adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan:

  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta laju reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.


edunitas.com


Page 6

Laju ekskresi renal adalah kecepatan ekskresi organ ginjal yang merupakan fungsi filtrasi glomerulus dan reabsorpsi pada tubula proksimal.[1] Konsep ekskresi renal merupakan titik pertemuan selang 3 sub-bidang nefrologi dan analisis konseptual mula-mula yang mencoba menjabarkan peristiwa terjadinya urin.[2] Konsep ini dipergunakan untuk tolok ukur fungsi ginjal pada eskalasi penyakit renal, dan menjelaskan aspek fisiologi organ bersangkutan.

Rujukan

  1. ^ (Inggris)H Kenneth Walker, MD, W Dallas Hall, MD, and J Willis Hurst, MD. (1990). "Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations". Emory University School of Medicine, Atlanta, Georgia (ed. 3) (Butterworth Publishers, a division of Reed Publishing). hlm. Chapter 193 BUN and Creatinine. ISBN 0-409-90077-X. Diakses 2011-05-11. 
  2. ^ (Inggris)"The development of the clearance concept.". Department of Internal Medicine, The University of Texas Southwestern Medical School; Seldin DW. Diakses 2011-05-11. 


edunitas.com


Page 7

Laju ekskresi renal adalah kecepatan ekskresi organ ginjal yang merupakan fungsi filtrasi glomerulus dan reabsorpsi pada tubula proksimal.[1] Konsep ekskresi renal merupakan titik pertemuan selang 3 sub-bidang nefrologi dan analisis konseptual mula-mula yang mencoba menjabarkan peristiwa terjadinya urin.[2] Konsep ini dipergunakan untuk tolok ukur fungsi ginjal pada eskalasi penyakit renal, dan menjelaskan aspek fisiologi organ bersangkutan.

Rujukan

  1. ^ (Inggris)H Kenneth Walker, MD, W Dallas Hall, MD, and J Willis Hurst, MD. (1990). "Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations". Emory University School of Medicine, Atlanta, Georgia (ed. 3) (Butterworth Publishers, a division of Reed Publishing). hlm. Chapter 193 BUN and Creatinine. ISBN 0-409-90077-X. Diakses 2011-05-11. 
  2. ^ (Inggris)"The development of the clearance concept.". Department of Internal Medicine, The University of Texas Southwestern Medical School; Seldin DW. Diakses 2011-05-11. 


edunitas.com


Page 8

Laju ekskresi renal adalah kecepatan ekskresi organ ginjal yang merupakan fungsi filtrasi glomerulus dan reabsorpsi pada tubula proksimal.[1] Konsep ekskresi renal merupakan titik pertemuan selang 3 sub-bidang nefrologi dan analisis konseptual mula-mula yang mencoba menjabarkan peristiwa terjadinya urin.[2] Konsep ini dipergunakan untuk tolok ukur fungsi ginjal pada eskalasi penyakit renal, dan menjelaskan aspek fisiologi organ bersangkutan.

Rujukan

  1. ^ (Inggris)H Kenneth Walker, MD, W Dallas Hall, MD, and J Willis Hurst, MD. (1990). "Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations". Emory University School of Medicine, Atlanta, Georgia (ed. 3) (Butterworth Publishers, a division of Reed Publishing). hlm. Chapter 193 BUN and Creatinine. ISBN 0-409-90077-X. Diakses 2011-05-11. 
  2. ^ (Inggris)"The development of the clearance concept.". Department of Internal Medicine, The University of Texas Southwestern Medical School; Seldin DW. Diakses 2011-05-11. 


edunitas.com


Page 9

Laju ekskresi renal adalah kecepatan ekskresi organ ginjal yang merupakan fungsi filtrasi glomerulus dan reabsorpsi pada tubula proksimal.[1] Konsep ekskresi renal merupakan titik pertemuan selang 3 sub-bidang nefrologi dan analisis konseptual mula-mula yang mencoba menjabarkan peristiwa terjadinya urin.[2] Konsep ini dipergunakan untuk tolok ukur fungsi ginjal pada eskalasi penyakit renal, dan menjelaskan aspek fisiologi organ bersangkutan.

Rujukan

  1. ^ (Inggris)H Kenneth Walker, MD, W Dallas Hall, MD, and J Willis Hurst, MD. (1990). "Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations". Emory University School of Medicine, Atlanta, Georgia (ed. 3) (Butterworth Publishers, a division of Reed Publishing). hlm. Chapter 193 BUN and Creatinine. ISBN 0-409-90077-X. Diakses 2011-05-11. 
  2. ^ (Inggris)"The development of the clearance concept.". Department of Internal Medicine, The University of Texas Southwestern Medical School; Seldin DW. Diakses 2011-05-11. 


edunitas.com


Page 10

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlanjut per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi adalah contoh reaksi kimia yang berlanjut lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang dikata kinetika kimia.

Definisi formal

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selang lain:

Luas permukaan sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan segi sentuh, karenanya semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, adalah semakin halus kepingan itu, karenanya semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, karenanya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng ditingkatkan, karenanya menyebabkan partikel semakin aktif mengadakan kampanye, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin akbar. Sebaliknya, apabila suhu dikurangi, karenanya partikel semakin tidak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Suhu adalah properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa merasakan perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlanjut lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah dampak perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlanjutnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang benar dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen adalah bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga hasilnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk kesudahan reaksi, dalam suatu ronde yang memulihkan katalisnya. Berikut ini adalah skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (1)
Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (2)

Walaupun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi semuanyanya menjadi :

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan selang lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang sangat dikenal adalah ronde Haber, adalah sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang sangat sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin akbar molaritas suatu zat, karenanya semakin cepat suatu reaksi berlanjut. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berlanjut lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.

Konsentrasi

Sebab persamaan laju reaksi dirumuskan dalam bentuk konsentrsi reaktan karenanya dengan naiknya konsentrasi karenanya naik pula kecepatan reaksinya. Faedahnya semakin tinggi konsentrasi karenanya semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian probabilitas bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Sah semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

hubungan selang laju reaksi dengan molaritas adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan:

  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta laju reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.


edunitas.com


Page 11

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlanjut per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlanjut lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang dikata kinetika kimia.

Definisi formal

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selang lain:

Luas permukaan sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan segi sentuh, karenanya semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, adalah semakin halus kepingan itu, karenanya semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, karenanya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng ditingkatkan, karenanya menyebabkan partikel semakin aktif mengadakan kampanye, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin akbar. Sebaliknya, apabila suhu dikurangi, karenanya partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Suhu merupakan properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa merasakan perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlanjut lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah dampak perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlanjutnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang benar dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen adalah bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga hasilnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk belakang reaksi, dalam suatu ronde yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (1)
Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi semuanyanya menjadi :

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan selang lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang sangat dikenal adalah ronde Haber, adalah sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang sangat sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin akbar molaritas suatu zat, karenanya semakin cepat suatu reaksi berlanjut. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berlanjut lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.

Konsentrasi

Sebab persamaan laju reaksi dirumuskan dalam bentuk konsentrsi reaktan karenanya dengan naiknya konsentrasi karenanya naik pula kecepatan reaksinya. Faedahnya semakin tinggi konsentrasi karenanya semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian probabilitas bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Sah semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

hubungan selang laju reaksi dengan molaritas adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan:

  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta laju reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.


edunitas.com


Page 12

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlanjut per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlanjut lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang dikata kinetika kimia.

Definisi formal

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selang lain:

Luas permukaan sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan segi sentuh, karenanya semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, adalah semakin halus kepingan itu, karenanya semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, karenanya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng ditingkatkan, karenanya menyebabkan partikel semakin aktif mengadakan kampanye, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin akbar. Sebaliknya, apabila suhu dikurangi, karenanya partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Suhu merupakan properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa merasakan perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlanjut lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah dampak perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlanjutnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang benar dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen adalah bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga hasilnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk belakang reaksi, dalam suatu ronde yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (1)
Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi semuanyanya menjadi :

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan selang lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang sangat dikenal adalah ronde Haber, adalah sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang sangat sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin akbar molaritas suatu zat, karenanya semakin cepat suatu reaksi berlanjut. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berlanjut lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.

Konsentrasi

Sebab persamaan laju reaksi dirumuskan dalam bentuk konsentrsi reaktan karenanya dengan naiknya konsentrasi karenanya naik pula kecepatan reaksinya. Faedahnya semakin tinggi konsentrasi karenanya semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian probabilitas bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Sah semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

hubungan selang laju reaksi dengan molaritas adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan:

  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta laju reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.


edunitas.com


Page 13

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlanjut per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi adalah contoh reaksi kimia yang berlanjut lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang dikata kinetika kimia.

Definisi formal

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selang lain:

Luas permukaan sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan segi sentuh, karenanya semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, adalah semakin halus kepingan itu, karenanya semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, karenanya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng ditingkatkan, karenanya menyebabkan partikel semakin aktif mengadakan kampanye, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin akbar. Sebaliknya, apabila suhu dikurangi, karenanya partikel semakin tidak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Suhu adalah properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa merasakan perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlanjut lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah dampak perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlanjutnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang benar dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen adalah bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga hasilnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk kesudahan reaksi, dalam suatu ronde yang memulihkan katalisnya. Berikut ini adalah skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (1)
Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah
..... .... (2)

Walaupun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi semuanyanya menjadi :

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan selang lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang sangat dikenal adalah ronde Haber, adalah sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang sangat sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin akbar molaritas suatu zat, karenanya semakin cepat suatu reaksi berlanjut. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berlanjut lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.

Konsentrasi

Sebab persamaan laju reaksi dirumuskan dalam bentuk konsentrsi reaktan karenanya dengan naiknya konsentrasi karenanya naik pula kecepatan reaksinya. Faedahnya semakin tinggi konsentrasi karenanya semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian probabilitas bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Sah semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi

Untuk reaksi kimia

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

hubungan selang laju reaksi dengan molaritas adalah

Hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi adalah

dengan:

  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta laju reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.


edunitas.com


Page 14

Tags (tagged): 2 Title of articles, 2002 FIFA World Cup Qualifier - Play - off zone Europe, 2002 FIFA World Cup Qualifier - Round Oceania Zone, 2002 FIFA World Cup Qualifiers - Group 1 European Zone, 2002 FIFA World Cup Qualifiers - Group 4 Zone Europe, 2004 Tiger Cup, 2004 Tsunami, 2005, 2005 Bali bombing, 2006 FIFA World Cup Qualifying - Second round of Asian Zone, 2006 FIFA World Cup squads, 2006 Java earthquake, 2006 Lebanon war, 2010 FIFA Club World Cup, 2010 FIFA World Cup, 2010 FIFA World Cup Final, 2010 FIFA World Cup Qualifier, 2012 UEFA Europa League Final, 2012 UEFA Super Cup, 2013, 2013 Confederations Cup


Page 15

Tags (tagged): 2 Title of articles, 2002 FIFA World Cup Qualifier - Play - off zone Europe, 2002 FIFA World Cup Qualifier - Round Oceania Zone, 2002 FIFA World Cup Qualifiers - Group 1 European Zone, 2002 FIFA World Cup Qualifiers - Group 4 Zone Europe, 2004 Tiger Cup, 2004 Tsunami, 2005, 2005 Bali bombing, 2006 FIFA World Cup Qualifying - Second round of Asian Zone, 2006 FIFA World Cup squads, 2006 Java earthquake, 2006 Lebanon war, 2010 FIFA Club World Cup, 2010 FIFA World Cup, 2010 FIFA World Cup Final, 2010 FIFA World Cup Qualifier, 2012 UEFA Europa League Final, 2012 UEFA Super Cup, 2013, 2013 Confederations Cup


Page 16

Tags (tagged): C Title of articles, Cabinet Development I, Cabinet Dwikora II, Cabinet Dwikora III, cabinet Halim, Cagliari, Cagliari Calcio, Cahkwe, Cai, Cali, California, California Gurls, californium, Cameron Jerome, Cameroon, Cameroon Football Federation, Cameroon national football team, Campo Grande, Campo San Martino, Campobasso, Campodarsego


Page 17

Tags (tagged): C Title of articles, Cabinet Development I, Cabinet Dwikora II, Cabinet Dwikora III, cabinet Halim, Cagliari, Cagliari Calcio, Cahkwe, Cai, Cali, California, California Gurls, californium, Cameron Jerome, Cameroon, Cameroon Football Federation, Cameroon national football team, Campo Grande, Campo San Martino, Campobasso, Campodarsego


Page 18

Tags (tagged): B Title of articles, Bacterium, Bacukiki West, Parepare, Badajoz, Badakhshan Province, Badung Strait, Baduy, Baekje, Baerum, Bai'at 'Aqabah First, Bai'at 'Aqabah Second, Baichung Bhutia, Baihakki Khaizan, Balfour (Disambiguation), Balfour Declaration of 1917, Balfour, Ulu Ogan Histories, Balhae, Ballon dOr, Balloon, Balloon Soap, Balochistan (Pakistan)


Page 19

Tags (tagged): B Title of articles, Bacterium, Bacukiki West, Parepare, Badajoz, Badakhshan Province, Badung Strait, Baduy, Baekje, Baerum, Bai'at 'Aqabah First, Bai'at 'Aqabah Second, Baichung Bhutia, Baihakki Khaizan, Balfour (Disambiguation), Balfour Declaration of 1917, Balfour, Ulu Ogan Histories, Balhae, Ballon dOr, Balloon, Balloon Soap, Balochistan (Pakistan)


Page 20

Tags (tagged): E Title of articles, Earth, Laweyan, Surakarta, earthenware, earthquake, Ease of Doing Business Index, East Minarti, East Morotai, Morotai Island, East Nusa Tenggara, East of England, Ebenezer Odunlami, Eber, Eberardo Villalobos, Eberardo Villalobos Schad, economy, Economy of Algeria, Economy of Bangladesh, Economy of Cambodia, Eddy Sabara, Ede (gemeente), Edelmiro Arevalo, Eden Ben Basat


Page 21

Tags (tagged): E Title of articles, Earth, Laweyan, Surakarta, earthenware, earthquake, Ease of Doing Business Index, East Minarti, East Morotai, Morotai Island, East Nusa Tenggara, East of England, Ebenezer Odunlami, Eber, Eberardo Villalobos, Eberardo Villalobos Schad, economy, Economy of Algeria, Economy of Bangladesh, Economy of Cambodia, Eddy Sabara, Ede (gemeente), Edelmiro Arevalo, Eden Ben Basat


Page 22

Tags (tagged): H Title of articles, hadith Qudsi, Hadjer-Lamis Region, Hadramaut, hadron, Halden, Half-Blood Prince, Half-Blood Prince (character), Hali, Hamengkubuwana VIII, Hamengkubuwana X, Hamengkubuwono I, Hamengkubuwono II, Han Chang Wha, Han Chang-wha, Han Dynasty, Han Empire Kingdom, Hannover (district), Hannover 96, Hanoi, Hanover


Page 23

Tags (tagged): H Title of articles, hadith Qudsi, Hadjer-Lamis Region, Hadramaut, hadron, Halden, Half-Blood Prince, Half-Blood Prince (character), Hali, Hamengkubuwana VIII, Hamengkubuwana X, Hamengkubuwono I, Hamengkubuwono II, Han Chang Wha, Han Chang-wha, Han Dynasty, Han Empire Kingdom, Hannover (district), Hannover 96, Hanoi, Hanover


Page 24

Tags (tagged): J Title of articles, Jabu Mahlangu, Jabu Pule, Jaca, Jacatra, Jacksen Tiago, Jackson Arley Martinez Valencia, Jackson Heights, Queens, Jackson Martinez, Jagiellonia Bialystok, Jagoba Arrasate, Jagorawi, Jaguares de Cordoba, jaipongan, Jair, Jair da Rosa Pinto, Jairo Arias, Jakarta newspaper, Jakarta Outer Ring Road, Jakarta Planetarium and Observatory, Jakarta police Kingdom


Page 25

Tags (tagged): J Title of articles, Jabu Mahlangu, Jabu Pule, Jaca, Jacatra, Jacksen Tiago, Jackson Arley Martinez Valencia, Jackson Heights, Queens, Jackson Martinez, Jagiellonia Bialystok, Jagoba Arrasate, Jagorawi, Jaguares de Cordoba, jaipongan, Jair, Jair da Rosa Pinto, Jairo Arias, Jakarta newspaper, Jakarta Outer Ring Road, Jakarta Planetarium and Observatory, Jakarta police Kingdom


Page 26

Tags (tagged): M Title of articles, MAA General Assurance, MAA Life, Maad Ibrahim, Maad Ibrahim Majid, machine, machine Embroidery, machine translation, machinist, Madrasah Islamiyah Adabiyah, Madrasah tsanawiyah, Madri, Madrid, Magico Gonzalez, Maginoong Takas, Magione, magma, Mahatma Gandhi, Mahayana, Mahayana Buddhism, Mahboub Jumaa