Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah

Penulis: Yuda Prinada
tirto.id - 2 Mar 2021 07:18 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah
Tokoh dan penokohan adalah salah satu contoh bagian unsur intrinsik dari cerpen, novel dan drama.

tirto.id - Cerpen, novel dan drama merupakan jenis karya sastra prosa (cerita) yang di dibangun oleh beberapa unsur intrinsik, di antaranya ada alur, tema, latar, sudut pandang, tokoh dan penokohan.

Unsur Intrinsik adalah beberapa aspek yang disebut sebagai bahan pembentuk karya sastra dan terdapat di dalam cerita yang disajikan penulis itu sendiri (Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Sastra, 2009:23).

Advertising

Advertising

Jika seorang pembaca ingin mengetahui atau mengkaji tentang unsur intrinsik apa saja yang ada di dalam sebuah cerpen, drama, atau novel, maka perlu mencermati terlebih dahulu dengan membaca secara perlahan karya tersebut.

Menurut Wisrawaty Wahyuddin dalam artikel "Kemampuan Menentukan Isi Cerita Rakyat Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Raha" yang termuat di jurnal Bastra (volume.1, No.1, 2016:5), pemahaman tentang unsur intrinsik bisa membawa pembaca menemukan kecerahan terkait isi dan alur cerita yang disajikan secara gamblang di karya sastra.

Tokoh dan penokohan merupakan salah satu contoh bagian dari unsur intrinsiknya. Ketika membaca cerita, maka peran tokoh yang ada di dalamnya mempunyai peran penting sebagai pengembang alurnya.

Pada dasarnya kedua istilah ini berbeda. Lantas, apakah perbedaannya?

Tokoh

Berdasarkan pendapat Nurgiyantoro yang tertulis di Modul 3 Ceritamu Ceritaku (2018:4) terbitan Kemendikbud, disebutkan bahwa tokoh memiliki peranan yang didasari oleh tingkat kepentingannya di dalam cerita.

Definisi tokoh yang dikatakan sebagai individu ciptaan penulis, ternyata diklasifikasikan oleh seberapa besar kehadirannya bisa mempengaruhi isi cerita. Pembagiannya adalah tokoh utama dan tokoh tambahan (pembantu).

Tokoh utama didefinisikan sebagai orang yang punya pengaruh paling besar dibanding tokoh lainnya. Ia berpotensi mengubah alur, membuat konflik, bahkan menyelesaikan permasalahan yang diceritakan.

Infografik SC Tokoh dan Penokohan dalam Cerita. tirto.id/Teguh

Sedangkan tokoh tambahan, atau biasa disebut pembantu keberadaannya tidak terlalu diperhatikan dibanding tokoh utama. Dengan kata lain, kendati ada sedikit colekan dari tokoh tambahan terhadap cerita, mereka tetap dianggap tidak terlalu mempengaruhi jalan cerita sebesar tokoh utama.

Selain itu, tokoh juga dibagi menjadi tiga jenis atas sifat yang dimilikinya, yakni tokoh protagonis (seorang penegak kebenaran), tokoh antagonis (individu berkelakuan buruk yang menentang protagonis), dan tokoh tritagonis (seorang penengah yang tidak memihak siapapun).

Penokohan

Berbeda dengan tokoh yang hanya memperhatikan peran dan sifat individu. Penokohan terkesan lebih deskriptif karena dari situ bisa dilihat bagaimana pengarang menggambarkan seorang tokoh, mulai dari secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit).

Kedua cara penyampaian ini bisa diidentifikasi menggunakan dua teknik, yaitu analitik dan dramatik. Keduanya sama-sama disampaikan pengarang dalam bentuk tulisan, namun perbedaannya terdapat di bentuk penggambarannya.

Teknik analitik lebih melihat bagaimana tokoh digambarkan secara langsung oleh penulis, misalnya terdapat keterangan, “Pria itu sangat sabar ya!" yang menjelaskan sifat tokoh.

Berbeda dengan yang sebelumnya, dramatik lebih memerlukan tenaga ekstra karena musti melihat tokoh dari berbagai sudut pandang. Hal ini terjadi karena penulis tidak menggambarkan tokoh secara langsung, melainkan tidak langsung.

Misalnya, kita mendapatkan sebuah cerita, “Suatu hari, Mulyo pergi ke rumah milik temannya yang biasa dijadikan tempat transaksi minuman keras". Cerita tersebut bisa saja menggambarkan bahwa Mulyo ingin membeli “miras" dan punya sifat tak baik.

Namun, masih diperlukan tinjauan kembali untuk memastikan sifat tokoh tersebut. Bisa saja, ia ke rumah temannya untuk menasihati. Baik Anda atau Saya, tidak ada yang tahu sebelum membaca karya cerpen, drama, atau novel tersebut secara lengkap dan melakukan pembandingan dari setiap bukti yang ditemukan.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait TOKOH DAN PENOKOHAN atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/ale)

Penulis: Yuda Prinada Editor: Alexander Haryanto Kontributor: Yuda Prinada

© 2022 tirto.id - All Rights Reserved.

Artikel ini akan membahas tentang pengertian dan unsur buku fiksi maupun nonfiksi, contoh-contohnya, serta unsur-unsur dalam penyusunannya.

Apakah kamu suka membaca buku? Buku jenis apa yang suka kamu baca? Buku materi pelajaran atau novel genre romance? Terlepas dari genre apa yang suka kamu baca, tentunya kamu sudah tidak asing dengan karya tulis fiksi dan nonfiksi, bukan?

Buku Fiksi dan Nonfiksi (Sumber gambar: pixabay.com/freestocks-photos)

Dalam karya tulis tersebut terdapat unsur-unsur penyusunnya, mulai dari sampul hingga isi bukunya. Dengan kamu tau unsur-unsur penyusun dari karya tulis tersebut, kamu jadi bisa menentukan buku yang kamu baca termasuk karangan fiksi atau nonfiksi, sehingga kamu bisa lebih mudah memahami informasi yang disajikan dalam buku.

Apa Itu Buku Fiksi dan Nonfiksi?

Buku fiksi adalah buku yang menceritakan kejadian tidak nyata atau tidak benar-benar terjadi. Bisa dibilang kalau buku fiksi ini berisi cerita khayalan atau rekaan pengarang/penulisnya. Penulis mengajak pembaca untuk ikut serta terjun dalam dunia imajinasinya. Karena berasal dari imajinasi penulisnya, jadi buku fiksi tidak membutuhkan pertanggungjawaban mengenai isinya. Contoh buku fiksi antara lain dongeng, novel, puisi, cerita pendek, hikayat, dan komik.

Setelah kamu mengetahui apa itu buku fiksi, sekarang kita akan membahas mengenai buku nonfiksi. Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan data dan fakta. Jadi, isi dari buku nonfiksi harus benar-benar dipertanggungjawabkan oleh penulisnya, dan isinya pun harus informatif. Contohnya adalah buku pelajaran, dokumenter, esai, opini, biografi, ensiklopedia, dan laporan ilmiah.

Meskipun kamu menemukan ada suatu buku yang berisi kisah-kisah sejarah dan didukung dengan data-data riset, namun belum bisa dipastikan buku tersebut masuk dalam cerita fiksi atau nonfiksi sebelum kamu mengetahui unsur-unsurnya.

Unsur-unsur Buku Fiksi

Agar kamu semakin mudah mendapatkan informasi dari jenis karya tulis fiksi, kamu harus mengetahui juga unsur-unsur penyusunnya. Kira-kira ada apa aja ya? Yuk, langsung kita cek di bawah ini!

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah
Contoh buku fiksi

Unsur buku pertama tentu saja datang dari sampul atau cover buku. Di sini, kamu akan menemukan berbagai informasi mengenai isi buku, seperti judul, penulis, penerbit, tahun terbit, dan informasi-informasi lainnya yang tentunya bermanfaat bagimu. Pada umumnya, kata-kata yang terdapat pada sampul buku nonfiksi lebih santai dan menggunakan gaya bahasa, bahkan bisa menggunakan bahasa tidak baku.

Contohnya bisa kamu lihat pada judul buku berikut ini:

  • Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin – Tere Liye.
  • DILAN: Dia adalah Dilanku tahun 1990 – Pidi Baiq.
  • Aroma Karsa – Dee Lestari.
  • Shanghai Girls: Perjuangan sepasang gadis mencari kebahagiaan di tanah Amerika – Lisa See.

Pokok Bab Buku

Unsur buku selanjutnya adalah pokok bab buku. Apakah itu pokok bab buku? Di sini, kamu akan mendapatkan informasi mengenai kata pengantar. Nah, di dalam kata pengantar, biasanya penulis akan memberikan gambaran mengenai isi buku dan ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu. Pada pokok bab buku fiksi, kata pengantar dan ucapan terima kasih tersebut biasanya dibuat singkat dengan penggunaan gaya bahasa.

Judul Bab dan Sub-bab

Kamu bisa melihat isi keseluruhan bab dan sub-bab dalam buku dengan melihat daftar isi. Oh iya, daftar isi tentu saja disusun secara urut, ada yang mencantumkan halaman, ada juga yang tidak mencantumkan halamannya di daftar isi. Dengan adanya daftar isi, kamu jadi lebih mudah dalam mendapatkan informasi mengenai isi buku, bukan?

Tema

Unsur buku ini sangat penting bagi jalannya cerita fiksi. Tema merupakan gagasan pokok dalam sebuah karya tulis. Dari tema inilah bisa dijabarkan sehingga isi cerita terstruktur dan tetap sesuai tema.

Penokohan atau Perwatakan

Tokoh juga unsur buku yang sangat penting bagi cerita fiksi. Tokoh adalah gambaran setiap individu di dalam cerita lengkap dengan karakternya. Nah, ngomong-ngomong karakter, dalam penokohan itu ada karakter protagonis yang digambarkan dengan tokoh utama/baik, antagonis (yang menentang protagonis biasanya digambarkan dengan watak jahat), dan tritagonis (tokoh pembantu protagonis).

Bahasa yang Digunakan

Bahasa yang digunakan pada buku fiksi sebagian besar menggunakan bahasa konotatif atau makna yang tidak sebenarnya, guys. Karena tujuan utama dari buku fiksi adalah sebagai hiburan, jadi bahasa yang digunakan juga harus indah dan menghibur. Jadi, mengutamakan gaya bahasa juga nih. Kamu bisa menggunakan majas seperti personifikasi, metafora, hiperbola, dll.

Contohnya pada kalimat berikut ini yang menggunakan majas personifikasi (benda mati seperti layaknya manusia/hidup):

Matahari mulai menampakan dirinya dan tersenyum pada bumi

Atau pada contoh berikut ini yang menggunakan majas hiperbola (melebih-lebihkan dari kenyataan):

Hatiku rasanya hancur berkeping-keping

Penyajian Alur Cerita

Alur cerita merupakan rangkaian atau urutan peristiwa yang membentuk suatu cerita. Ada alur maju, mundur, dan campuran. Untuk membentuk sebuah karya fiksi yang menghibur diperlukan penyajian alur yang menarik.

Alur maju memiliki jalan cerita yang peristiwanya dimulai dari awal hingga akhir, jadi berurutan gitu, guys. Kemudian ada alur mundur, jalan ceritanya dimulai dari akhir ke awal. Jadi, di alur mundur, penulis memulai cerita dengan konflik, sehingga alur cerita mundur untuk melihat masa lalu/kilas balik untuk mendapatkan penyelesaian. Sedangkan alur campuran merupakan gabungan alur maju dan mundur. Pada alur campuran, penulis memulai ceritanya di tengah, sehingga ada kilas balik dan masa depan.

Unsur-unsur Buku Nonfiksi

Nah, kira-kira unsur buku nonfiksi itu sama dengan fiksi tidak ya? Agar tidak larut dalam rasa penasaran, kita cek satu per satu unsur-unsur buku nonfiksi di bawah ini ya, guys!

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah
Contoh buku nonfiksi

Sampul Buku

Pada sampul atau cover buku nonfiksi, kurang lebih sama dengan buku fiksi. Kamu akan menemukan informasi seperti judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, ada juga yang menyertakan edisi bukunya. Pada sampul buku nonfiksi, kamu akan menemukan judul buku yang umumnya menggunakan kata baku sesuai dengan KBBI.

Contoh judul buku nonfiksi, yaitu:

  • Dasar-dasar Biokimia: Edisi Revisi – Anna Poedjiadi.
  • Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat – Mark Manson.
  • Cheesy Notes from Holland: Catatan Perjalanan Tak Terlupakan di Belanda – Yuhendra.
  • Fiqih Sunnah Wanita: Segala hukum fiqih yang berkaitan dengan wanita ada di sini – Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim.

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah
Buku Dasar-dasar Biokimia by Anna Poedjiadi adalah contoh buku nonfiksi.

Pokok Bab Buku

Pada pokok bab buku nonfiksi, penulis akan menggunakan bahasa yang cenderung formal dan baku. Selain terdapat kata pengantar, beberapa karya tulis juga menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan, dan manfaat penulisan karya tersebut.

Judul Bab dan Sub-bab

Unsur buku selanjutnya hampir sama dengan buku fiksi, yaitu daftar isi disusun berurutan dan disertai halaman. Dengan begitu kamu akan lebih mudah menemukan bagian yang ingin kamu tuju.

Isi

Bagian selanjutnya yang menjabarkan unsur-unsur sebelumnya adalah isi buku. Pada bagian isi terdapat pendahuluan, utama (isi), dan penutup. Tentu saja, dalam buku nonfiksi bagian isi akan dijelaskan secara rinci, jelas, bahasa yang baku (bisa juga baku dan santai), dan didukung oleh data-data penelitian/riset. Bagian ini terlihat jelas membedakan antara buku fiksi dan nonfiksi.

Cara Menyajikan Isi

Kamu bisa mengenali bagian ini pada daftar pustaka atau referensi, guys. Dengan daftar pustaka, kamu bisa mengetahui dari mana saja penulis mendapatkan sumber referensi bagi karya tulisnya. Sehingga, kamu juga bisa mencari tau informasinya lebih lanjut pada referensi tersebut.

Bahasa yang Digunakan

Sebelumnya kita sudah tau kalau bahasa yang digunakan dalam buku nonfiksi adalah kata baku yang sesuai dengan KBBI. Apabila ada kata serapan atau kata yang cukup asing didengar oleh masyarakat, maka penulis mencantumkannya di glosarium. Dengan begitu, ketika pembaca kesulitan mengetahui arti atau maksud dari kata tersebut bisa langsung melihat glosarium.

Eitts, tapi buku nonfiksi juga tidak harus menggunakan bahasa baku yang kaku ya, guys. Bisa juga menggunakan bahasa seperti pada tulisan ilmiah populer.

Oh iya, buku nonfiksi juga harus menggunakan bahasa denotatif agar tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi pembaca, tentu saja harus jelas dan to the point juga ya. Ingat ya, kan tujuan buku nonfiksi itu yang utama sebagai pemberi informasi bagi pembacanya, juga sebagai motivasi dan inspirasi.

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah
Buku nonfiksi berjudul Why Nations Fail | Dok: Wikipedia

Sistematika Penulisan

Buku yang kita baca kalau sistematikanya teratur tentu memudahkan kita dalam memahami maksud isi bukunya, bukan? Terlebih jika buku itu adalah nonfiksi, tulisannya harus sistematis. Setiap detail informasi termasuk penyajian data harus disajikan secara terstruktur dan berurut agar pembaca tidak bingung membaca karya tulismu.

Coba bayangkan kalau buku pelajaran yang kamu baca tidak terstruktur dan acak-acakan, kira-kira kamu makin semangat belajar atau justru malas membacanya? Tentu saja  akan kurang diterima dengan baik, bukan? Jadi, harus memperhatikan sistematika penulisan ya, guys!

Itu dia unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi. Semua unsur buku tersebut sangat penting bagi suatu karya tulis. Gimana nih guys, apakah kamu masih belum paham? Semoga penjelasan di atas bermanfaat bagimu dan bisa dengan mudah kamu pahami ya. Have a nice day, guys!

Baca Juga Artikel Lainnya

Materi Resensi Buku

Contoh Resensi Buku Fiksi dan Nonfiksi

Cerpen: Pengertian, Unsur, Contoh, dan Ciri-cirinya

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimalin persiapanmu sekarang juga!

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah

Hubungan alur dan penokohan yang tepat sesuai kutipan isi buku tersebut adalah