Hiasan yang ditempatkan di luar rumah dan sanggup memperindah tampilan luar rumah yaitu hiasan

Wirausaha Produk Kerajinan Hiasan dari Limbah

A. Kerajinan sebagai Bagian dari Industri Kreatif

Dunia telah melewati empat gelombang peradaban ekonomi. Pada gelombang pertama ekonomi, pertanian menjadi penggagas ekonomi yang utama. Gelombang tersebut dikenal dengan Gelombang Ekonomi Pertanian. Revolusi industri dan perkembangan permesinan, membawa babak gres bagi perekomomian. Industri manufaktur bermunculan dan menghasilkan produk secara masal. Produk dari industri massal menjadi motor penggagas utama ekonomi. Gelombang ini disebut sebagai Gelombang Ekonomi Industri. Gelombang berikutnya muncul sebagai akhir dari penemuan di bidang teknologi informasi. Gelombang ketiga ini disebut sebagai Gelombang

Ekonomi Informasi. Sarana dan sumber daya fisik mempunyai keterbatasan. Ide dan gagasan kreatif sanggup menunjukkan solusi untuk keterbatasan fisik yang ada. Ide kreatif menciptakan ekonomi terus tumbuh. Gelombang dengan pandangan gres reatif  sebagai penggeraknya disebut sebagai Gelombang Ekonomi Kreatif. Pada gelombang ini industri kreatif menjadi penggagas utamanya.  Industri-industri yang termasuk ke dalam industri kreatif dikelompokan ke dalam 14 sub sektor. Sub sektor tersebut adalah: arsitektur, desain, fesyen, kerajinan, penerbitan dan percetakan, televisi dan radio, musik, film, video dan fotografi, periklanan, layanan computer dan piranti lunak, pasar dan barang seni, seni pertunjukan, riset dan pengembangan, danpermainan interaktif.

B. Kewirausahaan Produk Kerajinan

Hukum ekonomi dasar menjelaskan hubungan antara ketersediaan barang di pasar (supply) dan undangan pembeli (demand). Titik temu antara undangan dan pengadaan yaitu penetapan harga jual produk. Ketersediaan barang yang melebihi undangan pembeli akan menurunkan harga barang.  Sebaliknya ketersediaan barang yang lebih rendah daripada undangan pembeli, sanggup menyebabkan harga barang menjadi tinggi. Produk kerajinan memanfatkan keterampilan tangan. Proses pengerjaan produk kerajinan membutuhkan waktu yang lama. Industri kerajinan hanya sanggup menghasilkan jumlah barang yang terbatas dalam rentang waktu tertentu. Berbeda dengan industry manufaktur yang bisa menghasilkan produk dalam jumlah besar dalam

waktu yang singkat.  Hal tersebut menunjukkan peluang produk kerajinan dengan keunikannya untuk memasuki pasar sebagai produk dengan jumlah terbatas atau limited edition/limited product. Produk yang unik dengan jumlah terbatas sanggup mempunyai harga jual yang tinggi. Peluang kerajinan untuk menjadi produk dengan harga yang tinggi, harus dipastikan dengan melaksanakan riset pasar terhadap minat dan selera pembeli. Hasil riset pasar akan mendasari proses perancangan produk kerajinan yang inovatif. Rancangan produk terwujud melalui kegiatan wirausaha dengan didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia, material, peralatan, cara kerja, pasar, dan pendanaan. Sumber daya yang dikelola dalam sebuah wirausaha dikenal pula dengan sebutan 6M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan Market

(pasar). Man (manusia) atau SDM (Sumber Daya Manusia), ketika ini biasa disebutkan dengan istilah Man Power atau Mind Power, yaitu personel atau orang-orang yang terlibat dalam wirausaha tersebut. Wirausaha yang berhasil salah satunya yaitu apabila berhasil mengelola sumber daya insan yang terlibat dalam  setiap proses yang terjadi dalam usaha. Pengelolaan sumber daya insan juga termasuk pengelolaan ide-ide inovatif yang sanggup bermanfaat baik untuk perkembangan produk dan maupun perjuangan secara umum. Money sanggup dipahami sebagai dana yang menjadi modal usaha, perputaran uang melalui pengeluaran dan pemasukan yang terjadi dalam perjuangan tersebut. Kemampuan pengelolaan uang termasuk kemampuan mengelola laba yang diperoleh untuk pengembangan perjuangan semoga menjadi lebih besar. Material, machine dan method terkait eksklusif dengan proses produksi yang terjadi dalam perjuangan tersebut. Kemampuan wirausahawan dalam mengelola produksi yang efektif dan efisien sanggup menghasilkan laba wirausaha yang lebih besar.

Market, adalah pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha. Pengetahuan wacana pasar sasaran menjadi salah satu kunci penting untuk keberhasilkan suatu usaha. Wirausaha dikembangkan menurut pada kebutuhan dan impian pasar, dengan demikian peluang produk diserap pasar akan lebih besar. Riset wacana pasar bertujuan pula untuk mengenali

pesaing yang ada di pasar tersebut. Posisi suatu perjuangan terhadap pesaingnya harus diketahui oleh wirausahawan semoga sanggup memenangkan persaingan. Persaingan yang terjadi sanggup mempengaruhi rancangan produk yang akan dibuat serta keputusan penetapan harga jual produk.

C. Produk Kerajinan Hiasan dari Bahan Limbah

1. Jenis-jenis Produk Hiasan

Produk kerajinan Indonesia mempunyai potensi besar untuk berkembang. Sumber insan Indonesia mempunyai kreativitas dan keterampilan tangan yang tinggi. Kreativitas dan keterampilan tersebut didukung pula oleh keragaman hayati dari masing-masing daerah. Perkembangan industry di setiap tempat juga membuka peluang diperolehnya materi baku untuk kerajinan. Kerajinan menampilkan keindahan yang dihasilkan oleh keterampilan tangan dari proses pembuatannya. Salah satu produk kerajinan yang sanggup dikembangkan yaitu produk hiasan.

Produk hiasan sanggup ditemui di banyak sekali tempat di sekitar kita. Dilihat dari penempatannya, produk hiasan sanggup ditemui di dalam rumah (interior) dan di luar rumah (eksterior). Hiasan di luar rumah sanggup berfungsi untuk menghias pagar, taman, atau dinding pecahan luar rumah. Produk hiasan di dalam rumah sangat beragam, berfungsi menghias dan menciptakan suasana tertentu di dalam ruangan.  Hiasan yang digunakan di dalam rumah, sering disebut sebagai elemen estetis interior. Produk hiasan juga sanggup ditemui pada kendaraan maupun dikenakan manusia. Produk

hiasan yang digunakan di badan insan lebih dikenal dengan sebutan perhiasan.\

2. Produk Hiasan dan Nilai Estetik

Produk hiasan yaitu produk yang mempunyai fungsi hias. Beberapa produk hiasan hanya

berfungsi sebagai elemen visual yang memperindah suasana dan tampilan suatu produk. Beberapa produk hiasan lainnya di samping mempunyai fungsi hias, juga mempunyai fungsi pakai. Contohnya kerajinan kincir angin yang ditempatkan di halaman, selain mempunyai fungsi hias juga berfungsi untuk mengetahui kecepatan angin. Produk hiasan di dalam rumah ibarat bingkai foto, mempunyai fungsi sebagai hiasan dan untuk memajang foto atau gambar yang mempunyai kenangan. Produk dengan fungsi pakai ibarat tempat pelengkap jikalau mempunyai nilai keindahan yang tinggi, sanggup pula

digolongkan menjadi produk hiasan. Setiap produk yang digunakan intinya mempunyai nilai estetik. Sebuah produk fungsional ibarat contohnya gelas beling yang digunakan minum sehari-hari mempunyai nilai estetik. Nilai fungsional gelas beling yang digunakan sehari-hari lebih tinggi daripada nilai estetiknya. Pada gambar 1.6, gelas beling yang digunakan sehari-hari berada pada posisi paling kiri, dengan nilai fungsional (area berwarna coklat) lebih besar daripada nilai estetik (area berwarna kuning). Sebuah gelas kristal yang digunakan untuk program khusus, terletak pada pecahan tengah bagan. Gelas tersebut mempunyai nilai estetika yang cukup tinggi dan masih mempunyai nilai fungsi alasannya yaitu sanggup digunakan untuk minum. Pada pecahan kanan sketsa terdapat gelas kristal yang berfungsi sebagai hiasan. Produk ini mempunyai nilai estetika yang tinggi namun tidak mempunyai nilai fungsional alasannya yaitu tidak digunakan untuk minum.

Produk sanggup disebut sebagai hiasan apabila mempunyai nilai estetik atau nilai keindahan. Keindahan sanggup dihasilkan dari pengolahan material untuk menghasilkan bentuk, warna, dan tekstur yang indah. Setiap materi mempunyai peluang diolah menjadi produk hiasan, termasuk bahan

limbah. Bahan limbah melalui pengolahan yang kreatif sanggup mempunyai nilai estetik yang khas dan unik. Beberapa materi limbah yang sanggup dimanfaatkan untuk produk hiasan di antaranya yaitu kaleng, plastik, kaca, kulit telur, batok kelapa, kulit kerang, dan kertas.

D. Bahan Baku Limbah untuk Kerajinan

1. Material dan Bentuk Limbah  

Limbah yaitu sisa suatu perjuangan dan atau kegiatan. Limbah merupakan salah satu hasil dari suatu kegiatan atau proses. Limbah, menurut wujudnya sanggup dibagi menjadi limbah padat, cair, dan gas. Satu kegiatan industri atau rumah tangga sanggup menghasilkan lebih dari satu macam limbah padat. Contohnya, dari kegiatan di pabrik garmen yang memproduksi pakaian, dihasilkan limbah berupa sisa potongan kain dengan banyak sekali ukuran, sisa benang, dan sisa selongsong benang yang terbuat dari karton atau plastik. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan limbah ibarat limbah botol plastik, limbah kertas, dan limbah kain atau baju yang sudah tidak sanggup digunakan lagi. Kegiatan yang menghasilkan limbah sanggup dibedakan menjadi kegiatan di rumah tangga dan di industri. Kegiatan sehari-hari di rumah tangga menghasilkan jenis-jenis limbah, diantaranya kemasan makanan, kemasan materi pembersih, alat rumah tangga yang sudah rusak, dan pakaian bekas. Kegiatan di industri menghasilkan limbah yang khas tergantung dari industrinya. Limbah yang dihasilkan industri biasanya berjumlah banyak dengan bentuk, dan ukuran yang serupa. Limbah padat yang dihasilkan rumah tangga lebih bermacam-macam baik dari jenis, bentuk dan ukurannya. Limbah industri maupun limbah rumah tangga mempunyai potensi untuk dibuat kerajinan hiasan.  Produk hiasan harus mempunyai nilai estetis yang tinggi. Nilai estetis sanggup dihasilkan dengan kemampuan mengolah material sesuai dengan abjad yang dimiliki oleh material tersebut. Karakter material dan peluang pengolahannya berbeda-beda bergantung pada jenis, sifat dasar bahan, bentuk, dan ukurannya. Pengolahan materi baku produk hiasan juga perlu

memperhatikan warna dan tekstur dari limbah yang akan digunakan semoga diperoleh kualitas produk yang baik.

2. Bahan Utama dan Bahan Pendukung

Produk kerajinan hiasan dari limbah menunjukkan keindahan dan keunikan bentuk, warna, maupun tekstur dari limbah itu sendiri. Limbah padat yang berpotensi menjadi materi baku kerajinan hiasan, terbuat dari material dan bentuk yang beragam. Keragaman material dan bentuk,

membuat limbah tersebut mempunyai kekuatan struktur dan keawetan yang berbeda pula. Sebuah produk hiasan pada umumnya terdiri atas materi utama dan materi pendukung. Bahan utama yaitu yang mempunyai nilai estetik, sedangkan materi pendukung berfungsi untuk konstruksi. Perhiasan kalung plastik limbah, terdiri atas plastik limbah sebagai materi utama dan benang atau kawat untuk menjalin plastik limbah tersebut sebagai material pendukungnya. Produk bingkai foto yang dihiasi pecahan kaca, atau kulit kerang, memakai materi pendukung kayu untuk konstruksi bingkainya. Bahan baku limbah yang terbuat dari material solid ibarat logam, kaca, plastik, atau kayu, sanggup digunakan untuk penghias sekaligus konstruksinya.

3. Bahan Baku Limbah di Lingkungan Sekitar

Limbah padat, baik yang dihasilkan oleh industri maupun rumah tangga mempunyai potensi menjadi materi baku untuk wirausaha produk kerajinan. Bahan baku harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menghasilkan produk hiasan sesuai sasaran produksi. Setiap tempat mempunyai potensi

sumber materi baku limbah yang berbeda-beda. Beberapa tempat pantai mempunyai limbah kerang maritim dengan jumlah banyak, sedangkan tempat penghasil minyak kelapa akan mempunyai limbah berupa tempurung kelapa. Ada jenis limbah yang terdapat di hampir setiap tempat di Indonesia, contohnya kulit dan bonggol jagung, daun kering, tulang dan kulit hewan, dan sampah plastik kemasan. Indonesia mempunyai kekayaan alam  dengan ragam tumbuhan dan hewan. Setiap tempat di Indonesia juga mempunyai keragaman aktivitas/kegiatan yang khas. Setiap kegiatan sanggup menghasilkan limbah. Perhatikan lingkungan sekitarmu untuk mengetahui potensi materi baku  apa yang dimiliki. Limbah tersebut bisa jadi ketika ini menjadi sampah dan belum dimanfaatkan.

E. Teknik Produksi Kerajinan Hiasan Berbahan Limbah

Tahapan produksi secara umum terbagi atas pengolahan materi atau pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Tahap pembahanan yaitu mempersiapkan bahan  baku semoga siap diproduksi. Pada limbah berbahan alami, proses pembahanan penting untuk menghasilkan produk yang awet, tidak gampang rusak alasannya yaitu faktor cuaca dan mikroorganisme. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahannbaku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan

dibuat. Secara umum, material padat sanggup dikelompokan menjadi material solid dan tidak

solid (lembaran dan serat). Material solid ibarat logam, kaca, plastik, atau kayu sanggup dibuat dengan cara dipotong, dipahat sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Material solid juga sanggup disusun dan direkatkan dengan sumbangan lem. Material berupa lembaran atau serat sanggup dibuat dengan cara digunting sesuai bentuk yang diinginkan, dianyam atau dirangkai, dan direkatkan dengan sumbangan lem. Tahap berikutnya yaitu perakitan dan finishing. Perakitan dilakukan apabila produk hiasan yang dibuat terdiri atas beberapa bagian. Perakitan sanggup memanfaatkan materi pendukung ibarat lem, paku, benang, tali atau teknik sambungan tertentu. Tahap terakhir yaitu finishing. Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing sanggup berupa penghalusan dan/atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan semoga produk hiasan yang dibuat lebih infinit dan lebih menarik.

F. Langkah-langkah Perancangan Desain, Produksi,

dan Biaya Produksi Hiasan

Pengembangan desain dari limbah untuk menciptakan produk hiasan diawali dengan riset dengan tujuan mencari data tentang potensi limbah yang akan digunakan untuk materi baku. Setiap tempat sanggup mempunyai jenis limbah yang berbeda-beda dan belum dimanfaatkan. Limbah yang akan dimanfaatkan untuk memproduksi produk hiasan harus mempunyai jumlah yang cukup dengan jenis limbah,  material dan bentuk yang sama, semoga produk yang dihasilkan mempunyai standar. Jenis, material, bentuk dan abjad dari materi baku akan menjadi dasar untuk pandangan gres produk yang akan dibuat. Penentuan materi baku limbah yang akan digunakan menjadi dasar untuk proses eksplorasi  ide produk. Desain produk hiasan harus mempunyai nilaiestetik dan keunikan. Proses pencarian pandangan gres menjadi sangat penting. Ide desain produk hiasan sanggup diperoleh dengan tiga cara pendekatan. Pendekatan pertama yaitu dengan mengenali pasar sasaran dan selera pasar. Pendekatan kedua yaitu dengan melaksanakan eksplorasi material limbah untuk menghasilkan nilai estetik produk yang berbeda dan unik. Ketiga yaitu dengan memikirkan di mana produk hiasan tersebut akan diletakkan. Produk yang dibuat akan menyesuaikan dengan tempat akan diletakkannya produk tersebut. Ide produk sanggup muncul ketika dilakukan pengamatan pada sebuah tempat. Apabila proses pengembangan desain dilakukan dalam kelompok, ingatlah selalu untuk melaksanakan curah pendapat (brainstorming), diskusi, dan tukar pikiran untuk memperoleh desain selesai yang memuaskan. Setelah pandangan gres diperoleh, tahap selanjutnya yaitu pembuatan sketsa ide, dan pembuatan model atau prototype produk.

a. Studi Pasar Sasaran untuk Ide Pengembangan Produk

Pasar sasaran dari produk hiasan berbahan limbah sangat bermacam-macam Pasar sasaran sanggup dibedakan dari usia, gender, bangsa dan etnis, pekerjaan, psikografi, tingkat ekonomi. Pasar sasaran yang berbeda mempunyai selera dan daya beli yang berbeda pula. Pemahaman akan pasar sasaran akan mendukung proses pencarian pandangan gres dan penetapan harga jual. Pencarian data melalui referensi, kuisioner, pengamatan dan wawancara sanggup dilakukan kepada pasar sasaran yang dituju untuk mengetahui selera dan daya beli pasar tersebut. Pasar sasaran yang bermacam-macam mempunyai selera yang sangat bermacam-macam pula.  Selera pasar yang beragam, membuka banyak peluang untuk bermacam-macam jenis produk hiasan yang mempunyai keunikan. Selera  pasar termasuk di dalamnya, selera akan gaya desain. Gaya desain diantaranya gaya etnik, gaya modern, gaya yang ceria dan lucu, gaya klasik, gaya Jepang, dan gaya desain dengan tema alami. Gaya desain sanggup selalu berkembang dengan  munculnya gaya-gaya gres

b. Eksporasi Material untuk Ide Pengembangan Produk

Proses pengembangan desain untuk produk hiasan menghasilkan nilai estetik sebagai tujuan utamanya. Pengembangan desain untuk nilai estetik yaitu dengan mengeksplorasi banyak sekali kemungkinan keindahan dan keunikan yang dihasilkan oleh materi limbah yang ada. Eksplorasi material dilakukan dengan menciptakan beberapa percobaan teknik pengolahan pada suatu material. Semakin banyak percobaan yang dilakukan, akan semakin banyak pula kemungkinan keindahan dan keunikan yang diperoleh. Pada ketika melaksanakan eksplorasi material, pikirkan juga produk hiasan apa saja yang sanggup dibuat.

c. Proses Merespon Lingkungan untuk Ide Pengembangan Produk

Produk hiasan sanggup berupa hiasan taman atau halaman. Produk hiasan di luar rumah sanggup memanfaatkan angin dan air untuk menghasilkan gerak dan bunyi. Hiasan yang ditempatkan di luar rumah tentunya harus tahan cuaca. Material limbah yang sempurna untuk hiasan di luar rumah yaitu plastik, kaca, logam, dan kayu. Material serat dan kain lebih sempurna digunakan untuk produk hiasan di dalam rumah atau pelengkap yang dikenakan, alasannya yaitu tidak tahan terhadap cuaca. Produk hiasan di dalam rumah dan pelengkap sanggup pula dibuat dari material plastik, kaca, logam, dan kayu.

2. Perancangan Proses Produksi dan K3

Proses produksi suatu produk berbeda-beda bergantung dari materi baku dan desain produknya. Tahapan pada proses produksi secara umum terdiri dari pembahanan, pembentukan, perakitan dan finishing. Bahan baku yang pilih dan desain akhir, memilih proses apa saja yang

dilakukan pada tahap pembahanan. Proses dan kerja apa saja yang harus dilakukan dalam setiap tahap pembentukan, perakitan, dan finishing, juga bergantung dari materi baku dan desain akhir.

3. Penghitungan Biaya Produksi

Biaya produksi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk materi baku, tenaga kerja dan biaya  lain yang disebut overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead yaitu biaya listrik, materi bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian

bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan materi baku, benang, jarum, lem, dan materi bahan lainnya sanggup dimasukan ke dalam biaya overhead. Bahan baku dari produk hiasan yang akan dibuat yaitu limbah. Limbah sanggup diperoleh dengan gratis dari rumah dan tetangga di sekitar kita atau dari pabrik yang membuang limbah tersebut, artinya tidak ada biaya materi baku. Meskipun tidak ada biaya materi baku namun ada biaya overhead yang harus dikeluarkan yaitu biaya membawa limbah ke tempat produksi, sanggup berupa biaya jasa angkut atau biaya kendaraan.Bahan baku limbah juga sanggup diperoleh dengan membeli materi baku dari pengumpul barang bekas. Biaya pembelian tersebut masuk ke dalam biaya materi baku. Biaya produksi juga termasuk biaya

tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai ketrampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai komitmen antara pekerja dengan pemilik usaha.

G. Pengemasan dan Promosi

1. Kemasan untuk Produk Hiasan

Kemasan untuk produk hiasan berfungsi untuk melindungi produk dari benturan dan cuaca  serta menunjukkan akomodasi membawa. Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik, dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan

material, bentuk, warna, teks, dan grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk menciptakan kemasan bermacam-macam bergantung dari produk yang akan dikemas. Produk hiasan yang gampang rusak,

memanfaatkan material berstruktur besar lengan berkuasa untuk kemasannya. Kemasan yang ingin menunjukkan keindahan produk didalamnya sanggup memanfaatkan material yang transparan. Pemilihan material juga diadaptasi dengan identitas atau brand dari produk tersebut. Produk hiasan yang ingin dikenali sebagai produk alami akan memakai material kemasan yang alami pula. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh material kemasan, juga sanggup ditampilkan melalui bentuk, warna, teks, dan grafis. Pengemasan sanggup dilengkapi dengan label yang menunjukkan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand.

2. Promosi Produk Hiasan dari Limbah

Kegiatan dan media promosi bergantung dari pasar sasaran yang merupakan sasaran dari promosi tersebut. Promosi produk sanggup dilakukan diantaranya dengan mengadakan kegiatan di suatu lokasi, promosi melalui poster atau iklan di media cetak, radio maupun media sosial. Produk hiasan mempunyai keunggulan pada tampilan visual maka pada umumnya tidak memanfaatkan radio sebagai media promosi.

Limbah selalu menjadi pecahan dari kegiatan insan baik sehari-hari, dalam rumah tangga maupun industri. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan industri dan keragaman pertanian mempunyai potensi materi baku limbah yang kaya. Setiap tempat di Indonesia mempunyai  jenis hasil pertanian yang khas dan jenis industri yang berbeda, sehingga menghasilkan limbah yang beragam. Keragaman limbah yang ada membuka peluang perjuangan produk kerajinan berupa hiasan dari limbah. Peluang perjuangan produk kerajinan dari limbah didasari dengan riset pasar dan pengembangan produk inovatif. Produk inovatif akan sanggup diterima dengan baik oleh pasar dan mempunyai pembeli apabila harga jualnya sesuai dengan pasar yang dituju. Penetapan harga jual yang sempurna menjadi salah satu kunci keberhasilan penjualan produk. Penetapan harga jual tergantung dari harga pokok produksi (HPP) per unit, kemasan, biaya promosi, serta biaya distribusi yang dikeluarkan. Penetapanharga juga harus mempertimbangkan daya beli calon pembeli.

I. Simulasi Wirausaha Produk Hiasan dari Limbah

Pada pembelajaran sebelumnya telah dipelajari pengertian wacana produk hiasan, keragaman potensi limbah, teknik dan alat produksi, pengembangan pandangan gres produk dan perencanaan produksi, penghitungan biaya, serta pengemasan dan produksi. Pada setiap pecahan pembelajaran telah dibuat tugas-tugas yang berkesinambungan dalam kesatuan tema yaitu untuk menciptakan sebuah produk hiasan. Simulasi wirausaha produk hiasan yaitu pecahan terakhir dari pembelajaran. Pada pembelajaran ini produk hiasan yang telah direncanakan akan diproduksi, dikemas serta dijual.

Kegiatan wirausaha membutuhkan kerjasama dari beberapa pihak. Hubungan baik antara wirausahawan dengan pemasok materi baku, pekerja dan pembeli harus terjaga. Hubungan baik sanggup terjadi dengan adanya rasa kepercayaan dan perilaku saling menghargai. Kerjasama yang baik juga didukung oleh pembagian kiprah yang adil dan sesuai dengan kompetensinya. Pada proyek

wirausaha produk fungsional ini, masing-masing kelompok akan melaksanakan pembagian kiprah dan tanggung jawab untuk sebuah kegiatan wirausaha. Kegiatan terdiri dari pengembangan desain, produksi, pemasaran, dan pengaturan keuangan. Kompetensi, kerjasama, dan tanggung jawab dari

masing-masing anggota menjadi kunci dari keberhasilan proyek ini.

Proyek simulasi dilaksanakan dalam kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan sasaran penjualan dan taktik pencapaian target. Anggota kelompok akan bermusyawarah untuk pembagian kiprah secara adil dan sesuai kompetensi semoga tujuan kelompok sanggup tercapai dengan efektif dan efisien. Kegiatan yang akan dilakukan di dalam proyek ini terdiri atas tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahapan pertama yaitu persiapan organisasi dan perencanaan produksi. Organisasi perjuangan yaitu kelompok proyek. Penyusunan struktur dan pembagian kerja dimusyawarahkan dengan seluruh anggota kelompok. Perencanaan produksi telah dilakukan melalui tugas-tugas pada pembelajaran sebelumnya, dan sanggup diadaptasi dengan perkembangan yang ada. Tahap kedua yaitu produksi sampai penjualan. Masing-masing

kelompok melaksanakan produksi kerajinan hiasan dari limbah dengan jumlah sesuai komitmen kelompok, dengan mempertimbangkan kapasitas produksi dan sasaran penjualan. Tahapan ketiga

adalah evaluasi. Proses penilaian sanggup memakai metode analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, dan Treats) yaitu dengan cara menguraikan kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan bahaya dari luar (Treats) dari produk kerajinan yang telah dibuat, proses produsi, proses pemasaran dan distribusi, serta pasar sasaran.


Sumber http://raidikayasa.blogspot.com