Hal yang menjadi penyebab berkurangnya kualitas tanah

Hal yang menjadi penyebab berkurangnya kualitas tanah

Hal yang menjadi penyebab berkurangnya kualitas tanah
Lihat Foto

KOMPAS.COM/FARIDA

Limbah sludge atau lumpur beracun ditemukan dikubur dalam tanah proyek perumahan di Desa Darawolong, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, Rabu (30/10/2019).

KOMPAS.com - Aktivitas manusia telah melahirkan berbagai jenis pencemaran yang merusak planet bumi. Salah satu dampak aktivitas manusia adalah pencemaran tanah atau polusi tanah.

Apa itu pencemaran tanah? Apa saja penyebab dan dampaknya?

Pengertian pencemaran tanah

Dikutip dari Conservation Institute, definisi polusi tanah adalah kerusakan dan kontaminasi tanah melalui tindakan langsung dan tidak langsung manusia. Polusi menyebabkan perubahan tanah baik bersifat sementara maupun permanen.

Polusi tanah berarti degradasi atau kerusakan permukaan dan tanah bumi. Berakibat pada berkurangnya kualitas atau produktivitas tanah sebagai tempat ideal untuk kegiatan konstruktif seperti pertanian, kehutanan, dan lain-lain.

Menurut Encyclopaedia Britannica, polusi tanah adalah deposisi bahan limbah padat atau cair di darat atau bawah tanah yang dapat mencemari tanah dan air tanah, mengancam kesehatan masyarakat dan menyebabkan kondisi dan gangguan yang tidak sedap dipandang.

Baca juga: Pengertian Pencemaran Lingkungan dan Jenis-jenisnya

Penyebab pencemaran tanah

Efek pencemaran tanah memang tidak muncul dalam semalam. Polusi tanah adalah hasil aktivitas jangka panjang manusia yang bersifat merusak (destruktif).

Terdapat berbagai macam penyebab yang berkontribusi terhadap pencemaran tanah dan berasal dari sumber yang berbeda.

Dilansir dari Conserve Energy Future, beberapa penyebab pencemaran tanah antara lain:

  1. Penggundulan hutan dan erosi tanah
  2. Kegiatan pertanian
  3. Kegiatan pertambangan
  4. Industrialisasi
  5. Tempat pembuangan sampah
  6. Limbah manusia
  7. Kegiatan konstruksi
  8. Limbah nuklir

Baca juga: Sisa Pangan Ikan Sebabkan Pencemaran di Danau Rawa Pening

Berikut ini penjelasan singkat mengenai penyebab polusi tanah tersebut:

  • Penggundulan hutan dan erosi tanah

Penggundulan hutan yang dilakukan untuk menciptakan lahan kering adalah salah satu masalah utama. Tanah yang dikonversi menjadi tanah kering atau tandus tidak akan pernah bisa subur kembali, apa pun tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya.

Konversi lahan berarti perubahan atau modifikasi sifat asli tanah agar layak digunakan untuk tujuan tertentu. Konversi lahan menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan tanah.

Ketika hutan dibuka untuk pembangunan dan untuk memenuhi permintaan pasokan kayu, tanah akan menjadi longgar dalam proses tersebut. Tanpa perlindungan pohon, tanah menjadi tandus seiring waktu dan mulai terkikis.

Tanah kosong yang tidak digunakan selama bertahun-tahun menjadi tidak subur dan tidak dapat dimanfaatkan.

Baca juga: Pencemaran di Bengawan Solo Berkurang, 12.000 Warga Blora Kembali Akses PDAM

Proses pertanian sering melibatkan penggunaan pestisida dan insektisida berbahaya. Petani sering menggunakan pupuk dan pestisida yang beracun untuk menghilangkan serangga, jamur dan bakteri dari tanaman.

Bahan kimia tersebut menyebabkan tanah rusak. Tanah yang dulunya subur menjadi lebih rentan terhadap unsur-unsur lingkungan. Terlalu sering menggunakan bahan kimia justru berdampak menimbulkan kontaminasi dan meracuni tanah.

Selama kegiatan ekstraksi dan penambangan, dibuat ruang bawah tanah di bawah permukaan bumi. Penambangan menciptakan ruang terbuka besar di bawah permukaan bumi seperti gua besar.

Adanya gua atau rongga tersebut membahayakan keutuhan tanah. Secara alami tanah akan runtuh untuk mengisi ruang yang ditinggalkan setelah aktivitas penambangan atau ekstraksi.

Penambangan juga menghasilkan bahan kimia berbahaya seperti uranium yang dapat terganggu lalu terlepas ke lingkungan.

Baca juga: Polusi Udara Merusak Mata, Benarkah?

Industrialisasi menjadi salah satu kontributor utama masalah polusi. Untuk memenuhi permintaan populasi yang terus bertambah, semakin banyak industri dikembangkan.

Peningkatan populasi berakibat pada peningkatan permintaan makanan, tempat tinggal, rumah dan produksi barang lebih banyak. Akibatnya, tercipta lebih banyak limbah.

Revolusi Industri mungkin menghasilkan perubahan positif yang signifikan terhadap ekonomi dan masyarakat, tetapi juga menyebabkan polusi tanah yang signifikan.

Melalui praktik pembuangan limbah yang tidak efisien, penggunaan bahan kimia yang tidak aman dalam manufaktur, regulasi yang buruk dan banyaknya industri dan pabrik yang mencemari tanah setiap hari.

Seiring bertambahnya populasi, setiap rumah tangga menghasilkan berton-ton sampah setiap tahun. Jumlah tempat pembuangan sampah semakin penuh dan bertambah banyak

Sampah di tempat pembuangan sampah dipenuhi dengan racun yang akhirnya meresap ke dalam bumi. Saat hujan, racun-racun tersebut terbawa ke daerah lain dan polusi menyebar.

Barang-barang yang tidak dapat didaur ulang dibuang ke tempat pembuangan sampah yang menyebabkan polusi dan mengganggu keindahan kota.

Baca juga: Hasil Investigasi Pencemaran Bengawan Solo, Industri Besar Diduga Terlibat

Sejumlah besar limbah padat tersisa setelah limbah telah diolah. Bahan sisa dikirim ke tempat pembuangan akhir yang berakibat pencemaran lingkungan. Limbah manusia yang tidak dapat diolah bisa menghasilkan gas beracun yang meresap ke dalam tanah.

Kualitas tanah terkena dampak negatif dan tanah di dekatnya akan terkontaminasi. Selain itu, kemungkinan penyakit yang menjangkit manusia akan meningkat.

Akibat urbanisasi, kegiatan konstruksi berlangsung yang menghasilkan barang-barang limbah besar seperti kayu, logam, batu bata, plastik yang dapat dilihat dengan mata telanjang di luar gedung atau kantor yang sedang dibangun.

Pembangkit nuklir menghasilkan energi dalam jumlah besar melalui fisi dan fusi nuklir. Bahan radioaktif yang tersisa mengandung bahan kimia berbahaya dan beracun yang memengaruhi kesehatan manusia. Bahan-bahan tersebut dibuang di bawah bumi untuk menghindari korban.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penyebab terjadinya kekeringan cukup beragam dan berbeda di tiap daerahnya. Penyebab terjadinya kekeringan biasanya melalui proses alami, namun sayang semakin tahun semakin diperparah dengan kebiasaan buruk di tengah masyarakat.

Tentu saja kekeringan bisa terjadi karena adanya kebiasaan buruk tersebut, salah satunya kebiasaan membuang air bersih yang tidak terpakai. Mungkin hal tersebut disebabkan karena rasa aman dengan lingkungan tempat tinggal, yang bisa saja dirasa memiliki sumber air yang berlimpah.

Namun, sebenarnya berlimpahnya air di masa sekarang bukan berarti cadangan air tersebut tidak akan habis untuk masa yang akan datang. Mengingat, kondisi iklim di bumi juga sudah tidak menentu akibat dari Global Warming. Hal tersebut juga akan menjadi penyebab terjadinya kekeringan di lingkungan.

Kenapa? Dengan iklim yang tidak menentu, biasanya curah hujan juga akan terpengaruh, dan bisa saja dalam satu wilayah justru sama sekali tidak mendapatkan curah hujan yang cukup. Air hujan yang jatuh kebumi akan di serap oleh tanah. Air tersebut akan disaring dimana pada akhirnya akan menjadi sumber air baru bagi manusia.

Mungkin beberapa penyebab terjadinya kekeringan belum sepenuhnya Anda pahami, namun di bawah ini Liputan6.com telah merangkum apa saja sebenarnya penyebab terjadinya kekeringan yang patut diperhatikan, agar generasi yang akan datang dapat menikmati sumber air tersebut, Selasa (9/6/2020).

1. Letak Geografis

Indonesia berada tepat di garis khatulistiwa. Letak dari negara ini diapit 2 benua dan 2 samudera. Indonesia secara geografis juga terletak di daerah “monsoon” yang merupakan fenomena alam di mana sangat sering terjadi perubahan iklim secara ekstrem disebabkan perubahan tekanan udara dari daratan.

Perubahan tersebut menyebabkan “jet steam effect” dari lautan yang menghempas daratan dengan hawa panas. Hawa panas dan angin tersebut membuat banyak daerah yang awalnya memiliki kandungan air, menjadi kering. Hal tersebut diperparah apabila musim kemarau tiba.

2. Minim Daerah Resapan

Alih fungsi lahan terbuka hijau yang digunakan sebagai bangunan tempat tinggal mempengaruhi kondisi dari cadangan air di tanah. Wajar saja, ketika tanah yang mampu menyerap air hujan harus tertutup oleh beton yang mengakibatkan air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Semakin sedikitnya cadangan air dalam tanah akan memberi dampak buruk berupa bencana kekeringan.

3. Boros Air

Boros dalam penggunaan air tanah ternyata berimbas pada kekeringan di beberapa daerah. Dampak boros air tersebut semakin parah ketika kemarau tiba. Biasanya, penggunaan air berlebihan ini bisa disebabkan kebiasaan menggunakan air untuk rumah tangga yang berlebihan atau penggunaan air dalam jumlah besar oleh para petani untuk mengairi sawah. Jika dilakukan terus menerus akan berdampak pada habisnya cadangan air.

4. Curah Hujan Rendah

Salah satu penyebab terjadinya kekeringan yang umum terjadi di Indonesia disebabkan oleh perubahan iklim yang membuat hujan menjadi jarang turun. Rendahnya curah hujan tersebut diakibatkan rendahnya tingkat produksi uap air dan awan. Apabila sangat hujan yang turun sangat sedikit, maka musim kemarau akan menjadi semakin lama dan kekeringan akan melanda.

5. Kerusakan Hidrologis

Kerusakan hidrologis yaitu kerusakan fungsi dari wilayah hulu sungai karena waduk dan pada bagian saluran irigasinya terisi sedimen dalam jumlah yang sangat besar. Akibatnya, kapasitas dan daya tampung air akan berkurang sangat drastis dan hal tersebut akan memicu timbulnya kekeringan saat datangnya musim kemarau.

6. Global Warming

Global warming atau yang berarti pemanasan secara global, memang telah menjadi penyebab terjadinya kekeringan terbesar tidak hanya di Indonesia, namun hampir di seluruh dunia. Memang, penyebab dari timbulnya Global Warming sangat beragam, mulai dari polusi kendaraan dan pabrik, hingga penggunaan berbagai zat kimia berbahaya.

Dampak Terjadinya Kekeringan

1. Sumber Air Bersih Berkurang

Apabila sumber air bersih berkurang, maka kaan berdampak pada berkurangnya konsumsi air minum yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dan ketika hal tersebut terjadi, maka akan menyebabkan dehidrasi. Kondisi tubuh yang dehidrasi sangat berbahaya jika terus-menerus dibiarkan. Salah satunya dapat menyebabkan kematian, mengingat air memang menjadi kandungan yang penting bagi tubuh untuk bertahan hidup.

Selain itu, kegiatan seperti mencuci, mandi, dan lain sebagainya juga akan berkurang dan membuat kegiatan sehari-hari terganggu. Akan ada efek domino yang timbul ketika kekeringan. Maka dari itu ada baiknya untuk selalu menjaga cadangan air yang ada di Bumi.

2. Banyak Tanaman Mati

Tanaman merupakan salah satu sumber kehidupan bagi manusia. Ketika musim kemarau datang, maka akan banyak tanaman mati karena tanaman tidak bisa mendapatkan sumber air untuk hidup. Hanya ada beberapa tanaman saja yang bisa bertahan hidup, seperti pohon jati dan kaktus.

3. Meningkatnya Polusi

Dampak selanjutnya ketika tanaman mati, maka polusii udara akan semakin merajalela. Hal tersebut disebabkan tidak ada tanaman yang berfungsi sebagai agen yang memproses gas karbondioksida untuk dijadikan oksigen bagi kehidupan manusia. Maka dari itu, mari bersama-sama mencegah berbagai penyebab terjadinya kekeringan tersebut, agar kehidupan dapat terus berjalan dan terhindar dari berbagai bencana.

https://hot.liputan6.com/read/4274397/6-penyebab-terjadinya-kekeringan-dan-dampaknya-bagi-kehidupan

6 Penyebab Terjadinya Kekeringan dan Dampaknya bagi Kehidupan