Hal yang kita lakukan dengan semakin meningkatkan persaingan di bidang ekonomi yaitu


JAKARTA, KOMPAS.com
- Dalam bisnis, persaingan merupakan hal yang wajar. Persaingan tak hanya bagus untuk ekonomi, tapi juga bagus untuk konsumen.

Pasar dengan persaingan yang ketat berarti berlomba memperoleh uang konsumen dengan menawarkan harga yang kompetitif, promosi menarik, layanan prima, dan sebagainya. Menarik memperhatikan dua perusahaan atau produk besar saling bersaing merebut hati konsumen.

Berikut beberapa persaingan bisnis yang melegenda.1. Reebok vs Nike

Persaingan antara Reebok dan Nike telah berlangsung selama 3 dekade dan masih terus berlangsung. Salah satu perbedaan antara 2 merek tersebut adalah target pasar. Nike secara umum fokus pada konsumen pria, sementara Reebok fokus pada konsumen pria maupun wanita.

Pada tahun 1987, Nike mengalahkan Reebok. Sejak itu, kedua merek menggenjot penjualan mereka dengan menggandeng atlet-atlet terkenal. Nike menggandeng Michael Jordan, sementara Reebok menggandeng Shaquille O'Neal. Kemudian Reebok dibeli oleh Adidas, namun masih berada di posisi kedua di bawah Nike.

2. McDonalds vs Burger King
McDonald's dan Burger King telah bersaing secara serius sejak kedua perusahaan itu muncul pada pertengahan abad 20. Persaingan yang intens antara 2 perusahaan restoran cepat saji tersebut pun diakui oleh pendiri McDonald's Corporation Ray Kroc.

Persaingan dimulai dari saling contek jenis burger, iklan palsu, dan pada akhirnya sampai puncaknya pada akhir tahun 1990-an. Sayangnya Burger King jauh tertinggal pada awal era 2000-an ketika CEO dan pemiliknya berganti. Kestabilan Burger King pun hilang dan Wendy's melesat ke posisi kedua.

3. Energizer vs Duracell
Dua perusahaan baterai ini memang merajai pasar, namun jarang yang mengetahui perbedaan antara keduanya. Energizer telah beroperasi sejak akhir 1800-an, sementara Duracell baru mulai pada pertengahan 1960-an.

Kedua perusahaan ini telah melakukan pemasaran dan iklan baterai mereka dengan luar biasa, dan keduanya menggunakan kelinci sebagai maskot. Persaingan terus berlanjut dan bahkan ada sebuah laman Facebook yang mempromosikan persaingan antara Energizer dan Duracell.

4. Bill Gates (Microsoft) vs Steve Jobs (Apple)
Kedua orang ini merupakan pemilik perusahaan raksasa komputer yang melakukan revolusi teknologi hingga seperti yang kita rasakan hari ini. Baik Jobs maupun Gates tak lulus kuliah, namun pengetahuan komputer dan bisnis mereka tak ada duanya.

Sebenarnya Gates memulai bisnis terlebih dulu hingga seluruh kantor dan rumah memakai sistem operasi Windows, sementara Jobs masih mencoba dan bertahan.  Pada tahun 1997, Apple mengalami kebangkrutan dan menerima investasi dari Gates sebesar 150 juta dollar AS untuk tetap bertahan hidup.

Dalam 15 tahun terakhir hidupnya, Jobs membawa Apple mengalahkan Gates dengan meluncurkan smartphone, pemutar musik, dan tablet. Sementara mereka dikategorikan sebagai saingan, Gates dan Jobs saling berteman dengan baik karena menghargai prestasi masing-masing.

5. Coke vs Pepsi
Ini adalah persaingan dari segala persaingan. Bahkan persaingan ini sampai diberi nama Perang Coca Cola. Kedua perusahaan minuman soda memiliki target pasar yang sama, sehingga membuat persaingan ini semakin menarik.

Ada yang mengatakan Coke dikarakteristikkan sebagai merek yang lebih ramah keluarga, karena mendominasi iklan Natal dengan menggandeng tokoh Sinterklas. Faktanya, Sinterklas sebenarnya berpakaian warna ungu, tapi Coke memberikannya pakaian warna merah sebagai strategi penjualan dan tetap dipakai Sinterklas di seluruh dunia hingga kini.

Sementara itu, Pepsi menempatkan dirinya pada target pasar kaum muda dan melabelkan diri sebagai minuman bagi anak-anak muda. Namun demikian, kedua perusahaan telah menggandeng banyak selebriti untuk disponsori. Kedua perusahaan itu juga menggunakan layar besar untuk beriklan.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Kamis, 7 Desember 2017

Lead: Selain pendidikan, miliki 6 hal ini demi meningkatkan karier Anda.

Persaingan dunia industri di negara ini tidak akan maju apabila Sumber Daya Manusia (SDM) sulit berkembang. Kemajuan teknologi yang kian pesat harus berimbang dengan tingkat kreativitas dan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Hal ini memicu adanya persaingan ketat dalam proses penyaringan di lapangan kerja yang menuntut masyarakat memiliki nilai jual saing yang tinggi untuk dapat bertahan dan terus berkembang dalam kariernya. Bermodalkan pendidikan saja, nyatanya tidak cukup menjadi bekal Anda bersaing dengan rekan sekantor lainnya. Oleh karena itu, seseorang harus memiliki beberapa keahlian berikut ini untuk meningkatkan sektor industri di Indonesia serta nilai jual mereka saat terjun di dunia kerja.

1. KEMAMPUAN BERBISNIS

Tidak dapat dipungkiri, bisnis menjadi target utama kaum milenial saat ini. Mereka berbondong-bondong bersaing membuka usaha sesuai minatnya. Bagi Anda yang baru berniat untuk membuka bisnis sendiri, sebaiknya tentukan dulu apa jenis usahanya, kemudian berapa jumlah modal yang sekiranya akan keluar, serta siapa target pasarnya. Tidak ketinggalan, pikirkan lokasi penjualannya. Poin ini menjadi landasan awal yang sangat penting dan harus Anda pikirkan sebelum membuka bisnis. 

2. KREATIVITAS & UNIK

Bermodalkan uang dan kepintaran saja tidaklah cukup. Anda harus memiliki pemikiran yang “out of the box” serta kreatif. Jangan pernah malas untuk mencari tahu trend saat ini serta pesaing yang tengah melejit. Berpikir terbuka dan mau menerima saran serta kritis menjadi hal terpenting yang menentukan maju tidaknya bisnis seseorang. Jangan terpaku pada satu ide, carilah inovasi berbeda dan tidak perlu takut untuk menjalankannya.

3. MEMAHAMI DUNIA DIGITAL

Tuntutan dunia kerja yang dulunya berupa benda fisik kini beralih ke dalam dunia maya atau digital. Pelajari secara bertahap bagaimana pola persaingan kerja di industri digital, mulai dari munculnya e-commerce hingga e-mall yang kini semakin gencar diperbincangkan. Teknologi yang semakin maju menuntut Anda untuk terus update dalam pengetahuan dan tidak boleh berhenti mencari informasi lainnya. Terlebih kini, Facebook, Twitter serta Instagram bisa menjadi ladang baru untuk mempromosikan diri, beriklan, hingga persaingan bisnis.

4. JANGAN TAKUT BERBICARA

Saat Anda terjun dalam dunia kerja ini saat yang tepat untuk berpikir secara “liar”. Ketika ada suatu ide, gagasan, atau pendapat yang sekiranya berbeda dan unik sebaiknya lontarkalah. Jangan sampai ide tersebut terambil oleh rekan kerja karena Anda enggan atau malu mengungkapkannya. Soal orang lain menerima atau tidak, itu adalah urusan kedua, yang terpenting Anda telah memberikan kontribusi untuk perusahaan. 

5. AKTIF DI JEJARING SOSIAL

Selain aktif dalam dunia nyata, Anda dapat memanfaatkan sosial media sebagai ruang interaksi dan memperluas jaringan. Manfaatkan lahan ini sebagai ajang temu pendapat dan kreativitas yang positif, seperti membuat video pendek hingga beropini melalui sosial media. Sampaikan dengan cara yang tepat tanpa mengandung unsur SARA. Cara ini dapat memikat banyak orang untuk lebih mengenal dan mempertimbangkan kemampuan Anda.

6. MEMILIH JENIS USAHA YANG TEPAT

Sebelum membuka bisnis, ada baiknya Anda mengetahui jenis usaha apa yang ingin dibangun. Tentukan minat dan passion terlebih dahulu. Jika sudah mengerti apa tujuaannya, Anda dapat mengikuti program pelatihan, seminar, workshop, atau kelas khusus yang mempelajari bisnis tentang usaha tersebut. Semua strategi penjualan dan segala hal yang Anda pelajari dapat menjadi bekal saat membuka usaha, khususnya produk lokal. Bagaimana juga, Anda harus bersaing dengan industri global untuk menjajakan segala jenis produk lokal dengan kualitas yang tidak kalah dengan negara tetangga.

FAKTA KEMENPERIN!

Tahukah Anda? Kementerian Perindustrian memiliki program pendidikan vokasi industri? Program ini bertujuan menghasilkan tenaga kerja yang terampil, guna mendorong masyarakat untuk dapat memiliki daya saing tinggi demi membantu meningkatkan sektor industri dan ekonomi di Indonesia. Ini adalah solusi bagi mereka yang membutuhkan pendidikan sebagai bekal saat terjun di dunia kerja nanti. Di sini calon-calon pekerja dibekali pendidikan, disertifikasi, dan ditempatkan di dunia industri yang sesuai dengan passion-nya masing-masing.

Untuk informasi lengkapnya kunjungi www.kemenperin.go.id/pendidikan

(WEBTORIAL/2017, foto: Pexels.com)

Share:

Hal yang kita lakukan dengan semakin meningkatkan persaingan di bidang ekonomi yaitu
Hal yang kita lakukan dengan semakin meningkatkan persaingan di bidang ekonomi yaitu


Rabu, 13 Nopember 2013

Sumber : Kompas

YOGYAKARTA, KOMPAS - Peningkatan mutu produk industri kecil menengah mutlak dilakukan untuk menghadapi semakin sengitnya persaingan. Persaingan akan semakin ketat saat berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.Demikian dikatakan Menteri Perindustrian MS Hidayat pada pembukaan Konvensi Nasional Gugus Kendali Mutu Industri Kecil dan Menengah (GKM- IKM) di Yogyakarta, Selasa (12/11).Menurut Hidayat, konvensi tersebut penting artinya dalam membangun budaya peduli mutu di lingkungan perusahaan-perusahaan IKM di seluruh Indonesia. Budaya peduli mutu ini penting dalam menghadapi kian ketatnya persaingan pasar."Tinggalkan pola produksi yang tidak efisien dan kurang produktif dengan menerapkan pola produksi industri lebih modern. Hendaknya itu menjadi budaya mutu IKM," kata Hidayat.Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, jumlah unit usaha IKM hingga tahun 2012 mencapai 4 juta unit dengan serapan tenaga kerja 9,4 juta orang. Investasi yang dihasilkan dari IKM sekitar Rp 261 triliun.Nilai ekspor IKM sekitar 16,5 miliar dollar AS atau setara 14,2 persen dari total ekspor industri nonmigas."Ini menunjukkan pentingnya IKM bagi industri nasional sehingga mutunya harus terus ditingkatkan agar siap bersaing," kata Hidayat.Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menuturkan, di era industrialisasi yang kian kompetitif, pelaku bisnis yang ingin memenangi kompetisi harus memperhatikan kualitas.Sultan mengatakan, keberhasilan industri-industri di Jepang tidak lepas dari penerapan program gugus kendali mutu.Konvensi GKM-IKM bertujuan, antara lain, menyosialisasikan dan mengevaluasi program GKM-IKM secara nasional, memotivasi IKM dalam melakukan program GKM, dan mengharmoniskan hubungan industrial yang dinamis.

Kementerian Perindustrian mencatat, saat ini, sekitar 75 persen dari 4 juta IKM ada di Jawa, sisanya di luar Jawa. Terkait hal itu, pemerintah terus menggencarkan program peningkatan daya saing IKM. Porsi IKM di luar Jawa diharapkan akan naik menjadi 40 persen pada 2014. (CAS)

Share:
Hal yang kita lakukan dengan semakin meningkatkan persaingan di bidang ekonomi yaitu
Hal yang kita lakukan dengan semakin meningkatkan persaingan di bidang ekonomi yaitu