Hak tagihan yang terjadi karena perusahaan meminjamkan uang atau melakukan penjualan secara kredit

Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Perusahaan menghadapi berbagai macam risiko keuangan, termasuk dampak perubahan harga komoditas dan nilai tukar mata uang asing.

Manajemen risiko dijalankan oleh  Direksi.  Direksi bertugas melakukan identifikasi, evaluasi dan meliindung nilai yang tepat terhadap risiko-risiko keuangan jika diperlukan.  Direksi menentukan prinsip manajemen risiko secara keseluruhan, sekaligus juga menetapkan kebijakan-kebijakan yang mencakup risiko-risiko dalam bidang tertentu, seperti risiko tingkat kredit, risiko likuiditas, risiko mata uang, dan risiko harga komoditas.Beberapa risiko yang di hadapi oleh Perusahaan adalah sebagai berikut :

Risiko kredit merupakan risiko yang muncul dikarenakan debitur tidak membayar semua atau sebagian piutang atau tidak membayar secara tepat waktu dan akan menyebabkan kerugian Perusahaan. 

Risiko kredit Perusahaan terutama melekat pada penagihan penjualan. Perusahaan mengendalikan eksposur risiko kredit dengan menetapkan kebijakan dimana persetujuan atau penolakan kontrak penjualan dan kepatuhan atas kebijakan tersebut dipantau oleh direksi.  Sebagai bagian dari proses persetujuan atau penolakan  tersebut, reputasi dan catatan historis  pelanggan menjadi bahan pertimbangan. Selain pengungkapan dibawah ini, Perusahaan tidak memiliki konsentrasi risiko kredit. 

Risiko kredit atas penempatan rekening Koran dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan Perusahaan. Penempatan dana dan hanya dilakukan bank dengan reputasi dan kredibilitas yang baik. Kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh Direksi untuk meminimalkan risiko konsentrasi kredit sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan  bank-bank tersebut.

Risiko kredit atas penjualan kredit kepada pelanggan adalah risiko bahwa Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Perusahaan mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan kebijakan atas persetujuan atau penolakan kontrak kredit baru. Kepatuhan atas kebijakan tersebut dipantau oleh Direksi. Sebagai bagian dari proses persetujuan atau penolakan tersebut, reputasi dan  rekam jejak pelanggan menjadi bahan pertimbangan. Perusahaan melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Manajemen menerapkan peninjauan mingguan dan bulanan pada umur piutang dan penagihan untuk membatasi risiko kredit. Sesuai dengan kebijakan manajemen, pelanggan yang tagihannya telah melewati batas jatuh tempo akan dikenakan status hold. Saat ini tidak ada risiko kredit terpusat secara signifikan.

Pada tanggal pelaporan, eksposur maksimum Perusahaan terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori asset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan.

Perusahaan mengelola risiko kredit yang terkait dengan rekening bank dan piutang dengan memonitor reputasi, peringkat kredit, dan membatasi risiko agregat dari masing-masing pihak dalam kontrak. Untuk bank, hanya pihak-pihak independen dengan predikat baik yang diterima.   

Kualitas kredit dari aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai dengan mengacu pada peringkat kredit eksternal (jika tersedia) atau mengacu pada informasi historis mengenai tingkat gagal bayar debitur.

Risiko likuiditas adalah suatu risiko yang dapat terjadi dimana pendapatan jangka pendek tidak dapat menutupi pengeluaran jangka pendek.Pada saat ini Perusahaan berharap dapat membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi komitmen kas, Perusahaan berharap kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas masuk yang cukup. Perusahaan memelihara rekening bank yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

Risiko mata uang merupakan risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing. Perusahaan secara signifikan terekpos risiko mata uang asing karena sebagian transaksi Perusahaan dalam mata uang asing.   Untuk meminimalkan risiko ini, Perusahaan selalu berusaha menjaga aliran kas dengan mengatur waktu pembayaran dengan mempertimbangkan kurs yang berlaku pada saat akan dilakukan pembayaran, serta merencanakan secara cermat alokasi penempatan dana dalam mata uang asing, untuk mengantisipasi perubahan kurs yang signifikan pada sisi liabilitas serta menghindari spekulasi ambil keuntungan atas penempatan dana dalam mata uang asing. 

Risiko suku bunga terdiri dari risiko suku bunga atas nilai wajar, yaitu risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar, dan risiko suku bunga atas arus kas, yaitu risiko arus kas di masa datang akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar.

Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrument keuangan sebagai akibat perubahan harga harga pasar, terlepas dari apakah perubahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya atau faktorfaktor yang mempengaruhi seluruh instrument yang diperdagangkan di pasar Perusahaan terkena dampak risiko harga yang terutama diakibatkan oleh pembelian tetes tebu yang merupakan bahan baku utama. Harga tetes tebu tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain permintaan dan pasokan. Dampak risiko harga tersebut mengakibatkan kenaikan biaya produksi. Dampak yang terjadi terhadap instrumen keuangan adalah penyediaan kebutuhan dana yang cukup besar untuk pembelian bahan baku.Kebijakan Perusahaan untuk meminimalkan resiko yang berasal dari fluktuasi harga tetes tebu adalah antara lain dengan mengadakan kontrak pembelian yang berjangka waktu 12 bulan atau kurang dan pembelian kepada pemasok agar mendapatkan harga dan kuantitas yang memadai.

Banyak perusahaan yang menjalankan bisnis dengan mengandalkan apa itu piutang. Untuk bisa mengoptimalkan piutang, perusahaan pun perlu mengatur piutangnya secara benar supaya laporan keuangan bernilai positif. Piutang pun dapat melancarkan kegiatan bisnis.

Piutang sering disamakan dengan utang, padahal keduanya jauh berbeda. Di sini akan dibahas mengenai piutang dalam akuntansi, ciri-cirinya, jenis-jenisnya, cara untuk membuat piutang jadi tertagih, perbedaan piutang dan utang.

Baca juga: Anjak Piutang adalah: Jenis dan Manfaatnya untuk Bisnis

Apa itu Piutang?

Pengertian piutang adalah uang pinjaman atau tagihan yang diberikan perusahaan pada pihak luar yang suatu hari perlu didapatkan perusahaan kembali. Kata lain piutang adalah receivable

Pinjaman atau tagihan tersebut menjadi komponen di neraca yang perlu dicatat sebagai piutang. Alasannya karena sama seperti mengingat utang, apa itu piutang pun perlu diingat supaya perusahaan tidak mengalami kerugian. Piutang menjadi salah satu hak milik perusahaan yang tidak boleh dilewatkan.

Dalam berbisnis, perusahaan yang bekerja sama dengan klien bisa menggunakan jenis pembayaran mana saja. Salah satu jenis pembayarannya adalah piutang. 

Apa itu piutang dipilih karena bisa membuat proses transaksi jadi lebih cepat. Misalnya, klien membayar transaksi setengahnya dulu, sisanya akan dibayarkan sebulan lagi.

Kemudian perusahaan juga punya wewenang untuk menagih apa itu piutang mendekati jatuh tempo pembayaran.

Dalam neraca, piutang akan dimasukkan pada aktiva lancar atau tidak lancar. Dibedakan sesuai waktu tempo pembayaran piutangnya. Apabila waktunya sebentar, biasanya akan dimasukkan pada aktiva lancar. Apabila waktunya lebih dari satu tahun, akan dimasukkan ke aktiva tidak lancar.

Ciri-ciri Piutang

Supaya tidak tertukar dengan utang, Anda perlu mengetahui lebih jauh mengenai ciri-ciri dari apa itu piutang.

1. Memiliki bunga

Apa itu piutang biasanya memiliki bunga sebagai bentuk tagihan. Klien tidak hanya membayar transaksi pokok, tapi juga bunga yang dibebankan padanya. Bunga ini biasanya ditambahkan karena ada periode waktu yang diberikan perusahaan kepada klien untuk melakukan pembayaran. Apalagi perusahaan bersedia menunggu sampai waktu pembayarannya yang telah disepakati.

2. Memiliki jatuh tempo

Apa itu piutang juga memiliki waktu jatuh tempo yang jelas. Klien wajib membayar utangnya pada perusahaan yang memberikan piutang sesuai dengan jatuh temponya. Apabila klien terlambat membayar, biasanya ada denda yang diberlakukan.

Waktu tempo yang diberlakukan perusahaan bisa mengikuti dua perhitungan, harian atau bulanan. Perusahaan bisa menentukan perhitungan jatuh tempo yang mana saja, sesuai dengan kebijakannya.

3. Nilai jatuh tempo

Piutang memiliki nilai jatuh tempo di setiap transaksinya. Nilai jatuh tempo ini didapatkan dari nilai transaksi pokok yang ditambahkan dengan nilai bunga yang menjadi beban. Biasanya nilai jatuh tempo ini jumlahnya akan jadi lebih tinggi dibandingkan nilai transaksi pokok. Dari sinilah perusahaan yang memberikan piutang meraih keuntungan.

Namun, klien juga memiliki keuntungan karena diberikan waktu tertentu untuk melakukan pembayaran.

Jenis-jenis Piutang

Di dunia bisnis, ada berbagai jenis piutang yang biasanya digunakan. Ini penjelasannya.

1. Piutang usaha

Atau kita kenal juga dengan account receivable. Merupakan pembayaran kredit yang dikeluarkan perusahaan untuk penjualan barang atau jasa. Piutang usaha memiliki periode 30-60 hari untuk pelunasannya. Ini merupakan jenis piutang terbesar bagi perusahaan.

2. Wesel tagih (notes receivable)

Merupakan surat formal yang diterbitkan demi tujuan mengukur utang. Jenis piutang ini biasanya dibebankan dengan bunga. Biasanya memiliki periode pelunasan dari 60-90 hari atau bisa lebih lama, sesuai dengan perjanjian yang dilakukan perusahaan penerbit wesel dengan klien mereka.

Piutang usaha dan wesel tagih yang dikeluarkan ketika melakukan penjualan bisa juga dinamakan dengan piutang dagang.

3. Piutang lainnya (other receivable)

Merupakan jenis piutang yang selain dari piutang dagang (wesel tagih dan piutang usaha). Contohnya adalah restitusi pajak, uang muka untuk karyawan, piutang bunga, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya jenis piutang ini tidak berhubungan langsung dengan operasional perusahaan. Oleh sebab itu, pencatatannya di neraca pun akan dibedakan dengan piutang dagang.

Cara Membuat Piutang jadi Tertagih

Tantangan yang dimiliki oleh perusahaan yang mengeluarkan apa itu piutang adalah terlambat mendapatkan pembayaran. Apabila tidak diatasi dengan baik, akan membuat kredit macet di internal perusahaan dan mengacaukan operasional. Akibatnya perusahaan pun mengalami kerugian besar.

Oleh sebab itu, perusahaan harus menghindari kredit macet. Cara yang tepat untuk mengatasinya adalah menagih piutang itu agar tidak melewati waktu temponya.

Ini adalah tahapan yang dapat perusahaan lakukan supaya piutang jadi bisa dibayarkan oleh klien.

1. Follow up

Cara pertama yang dapat perusahaan lakukan adalah dengan mengingatkan klien untuk membayar atau follow up. Cara ini bisa dilakukan dari seminggu sebelum tanggal waktu tempo. Dengan begini, klien bisa mengingat bahwa dia masih punya kewajiban untuk membayar utang.

2. Tagihan kedua

Apabila di hari H belum ada pembayaran tagihan piutang yang masuk, ini sudah warning untuk perusahaan agar tidak menjadi piutang tak tertagih. Perusahaan perlu melakukan penagihan yang kedua.

Penagihan ini biasanya dilakukan dengan mengirimkan surat peringatan atau surat teguran. Atau bisa langsung meminta bantuan debt collector. Namun, penagihan perlu dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.

3. Memberlakukan denda

Ketika klien terlambat melakukan pembayaran, sebenarnya perusahaan yang memberikan piutang mengalami kerugian. Apalagi operasionalnya harus terus berjualan. Untuk itu perusahaan bisa memberlakukan denda. Denda ini perlu disampaikan di awal supaya klien berusaha membayar lebih awal.

4. Terapkan limit kredit

Limit kredit ini berhubungan dengan waktu pembayarannya dan jumlah piutang yang diberikan pada klien. Perusahaan bisa menetapkan limit kredit hingga 30 hari saja. Atau menetapkan limit pada jumlah piutang yang diberikan. Ini untuk menghindari risiko kerugian besar.

5. Daftar hitam konsumen

Supaya tidak terjadi hal serupa di masa nanti, perusahaan bisa memasukkan konsumen yang tidak disiplin ke daftar hitam. Jadi, perusahaan tidak akan bekerja sama lagi dengan mereka di masa depan.

Perbedaan Hutang dan Piutang

Apa itu piutang berbeda dengan utang. Tadi sudah dijelaskan bahwa piutang merupakan pemberian pinjaman atau tagihan yang dikeluarkan perusahaan untuk pihak lain. Itu artinya pihak lain yang berutang pada perusahaan. Perusahaan di sini menjadi kreditur, yaitu pihak yang meminjamkan sejumlah dana.

Sedangkan utang adalah kewajiban yang dimiliki perusahaan. Perusahaan di sini berutang pada pihak lain. Itu artinya perusahaan adalah seorang debitur. Perusahaan perlu membayar utang itu sesuai dengan kesepakatan agar tidak terkena masalah ke depannya.

Baca juga: Perbedaan antara Anjak Piutang dan Pembiayaan Piutang

Demikian penjelasan mengenai apa itu piutang. Perusahaan perlu mengelola piutangnya dengan benar supaya bisa menghasilkan keuntungan dan tidak merugikannya. Untuk itu pencatatannya di neraca pun perlu dilakukan secara tepat.

UMKM Punya Kesempatan Mengembangkan Bisnis dengan Pendanaan di Modal Rakyat

Pelaku UMKM yang ingin meningkatkan kinerja bisnisnya secara signifikan, tapi terkendala modal, dapat mengajukan pinjaman di Modal Rakyat. P2P Lending Modal Rakyat akan mempertemukan Anda dengan pendana yang bersedia meminjamkan dana untuk Anda. Anda dapat mengajukan pinjaman di Rp500 ribu sampai Rp2 miliar.

Tidak perlu mencemaskan besaran bunga karena bunga yang dibebankan pada Anda akan disesuaikan dengan risiko usaha. Proses pengajuan pinjaman termasuk mudah karena bisa dilakukan secara online, oleh karena itu prosesnya cenderung cepat. Modal Rakyat juga sudah memperoleh izin dari OJK, jadi aman dan terpercaya.

Anda bisa memulai pengajuan pinjaman dengan berkunjung ke tautan ini.