Garis besar strategi pemasaran online dikenal dengan singkatan sistem jelaskan

Pemasaran digital adalah suatu usaha untuk mempromosikan sebuah merek dengan menggunakan media digital yang dapat menjangkau konsumen secara tepat waktu, pribadi, dan relevan.[1]

Pemasaran Konsep inti

Bauran pemasaran • Produk • Harga
Distribusi • Jasa • Ritel
Manajemen merek
Pemasaran berbasis akuntan
Etika pemasaran
Efektivitas pemasaran
Riset pasar
Segmentasi pasar
Strategi pemasaran
Manajemen pemasaran
Dominasi pasar
Sistem Informasi Pemasaran

Konten Promosi

Iklan • Merek • Underwriting
Pemasaran langsung • Penjualan
Penempatan produk • Publikasi
Promosi penjualan • Pemasaran loyalis •
Premium • Hadiah Kanvasing

Media promosi

Percetakan • Publikasi
Penyiaran • Out-of-home
Pemasaran Internet • Point of sale
Barang promosi
Pemasaran Digital • In-game
Demo produk
Pemasaran dari mulut ke mulut
Duta merek • Drip Marketing

  • lihat
  • bicara
  • sunting

Tipe pemasaran digital mencakup banyak teknik dan praktik yang terkandung dalam kategori pemasaran internet. Menggunakan pemasaran berbasis internet akan memudahkan seluruh distributor dalam menjangkau konsumen yang lebih luas. Dengan adanya ketergantungan pemasaran tanpa internet membuat bidang pemasaran digital menggabungkan elemen utama lainnya seperti ponsel, SMS (pesan teks dikirim melalui ponsel), menampilkan iklan spanduk, dan digital luar.[1]

Pemasaran digital turut menggabungkan faktor psikologis, humanis, antropologi, dan teknologi yang akan menjadi media baru dengan kapasitas besar, interaktif, dan multimedia. Hasil dari era baru berupa interaksi antara produsen, perantara pasar, dan konsumen. Pemasaran melalui digital sedang diperluas untuk mendukung pelayanan perusahaan dan keterlibatan dari konsumen. Menurut Salesforse, sekitar 68% perusahaan telah mengintegrasikan pemasaran seluler.[2]

Revolusi digital telah mengubah pendekatan perusahaan terhadap konsumen secara drastis. Berkat Internet, konsumen mampu menganalisis harga, menurut pendapat yang beredar, dan terkadang bahkan mendiktekannya. Perkembangan teknologi digital telah menyebabkan munculnya konsumen siber dan bisnis siber. Revolusi digital memungkinkan penerapan model hubungan baru dengan konsumen, yang merupakan tantangan bagi perusahaan, yang ingin meningkatkan pangsa pasar mereka. Smartphone dan media sosial memberikan dampak tertentu pada perkembangan dinamis pemasaran digital. Oleh karena itu, cara menjangkau calon klien melalui telepon seluler dan jejaring sosial merupakan saluran komunikasi terkini, yang dapat membangun hubungan dengan pelanggan, sehingga meningkatkan penjualan. Dalam artikel tersebut, penulis mempresentasikan esensi pemasaran digital bersama dengan asetnya, yang tidak berarti apa-apa bagi perusahaan, yang berencana untuk memotong biaya layanan pelanggan, sehingga meningkatkan keuntungan dan mengoptimalkan proses penjualan.[3]

Secara garis besar, ada 3 tipe pemasaran digital:

Pemasaran Melalui Mesin Penelusuran

Ini termasuk optimasi pada mesin pencari (Search Engine Optimization) dan periklanan di mesin pencari seperti iklan di Google. Orang yang sedang mencari produk atau jasa dan bahkan jawaban atas pertanyaan dapat menjadi pemirsa bisnis Anda.

Pemasaran Melalui Media Sosial

 

Media sosial adalah tempat bersosialisasi secara online. Pemasaran melalui media sosial dapat dicapai dengan konten kreatif dan periklanan di media sosial seperti Facebook Ads, Instagram Ads, LinkedIn Ads, dan sebagainya. Pemirsa di media sosial akan melihat konten anda, dan ketika anda iklankan maka jangkauan pemirsa akan meningkat. Akan tetapi pemirsa di media sosial melihat iklan karena ditargetkan berdasar minat saja, bukan dari apa yang mereka cari.

E-mail

Pemasaran melalui e-mail/ surel disebut e-mail komersial. Penggunaan e-mail dalam bisnis dapat membantu pengiriman informasi (promosi) mengenai produk atau jasa penerima pesan (receiver). CAN-SPAM Act adalah sebuah hukum yang menetapkan aturan-aturan untuk e-mail komersial.[4]

 

Media pemasaran digital

Persyaratan utama CAN-SPAM Act:[5]

  • Dilarang menggunakan informasi header palsu atau menyesatkan

Mengindetifikasi bisnis secara akurat.

  • Dilarang menggunakan baris subjek yang menipu

Baris subjek harus mencerminkan isi pesan.

  • Identifikasi pesan sebagai iklan

Iklan harus diungkapkan dengan jelas dan mencolok.

  • Menyertakan lokasi keberadaan pengirim kepada penerima pesan

Mengikutsertakan alamat yang valid berupa pos fisik. Pos tersebut harus terdaftar pada Postal Service.

  • Memantau orang lain yang mengatasnamakan perusahaan utama

Menyewa perusahaan lain untuk menangani pemasaran e-mail harus didasari atas tanggung jawab dengan mematuhi hukum yang berlaku.

Sender Score

Sender Score adalah sebuah layanan gratis, di mana algoritme [6] Sender Score memberi rating terhadap reputasi setiap alamat IP server mail dengan skala 0-100. Dengan mengumpulkan data dari lebih 60 juta mailbox di ISP-ISP besar mereka merekam apakah orang sering melakukan unsubscribe atau melaporkan spam dari pengirim email tertentu, dan kemudian memberikan skor pengirim berdasarkan pemantauan tersebut. Sender Score akan terus berubah tergantung pada kebiasaan mengirim email dan respon dari para penerima.

Sender Score adalah sebuah angka penting untuk tetap berada di posisi teratas, karena mail server akan sering memeriksa Sender Score sebelum memutuskan apa yang akan mereka lakukan terhadap suatu email. Semakin rendah Sender Score, maka semakin sulit untuk suatu email masuk ke inbox seseorang. Ada banyak hal yang bisa berdampak pada terkirimannya sebuah email, tetapi laporannya menyatakan bahwa 83% email tidak terkirim ke inbox disebabkan karena reputasi pengirim yang buruk.

Bahkan jika sebuah jaringan email atau ISP tidak menelusuri suatu Sender Score untuk menentukan apakah mereka akan mengirim email tersebut atau tidak, namun faktor-faktor yang digunakan dalam menentukan Sender Score mirip dengan yang digunakan oleh jaringan-jaringan email dan ISP untuk menentukan reputasi pengirim. Oleh karena itu, skor ini merupakan alat reputasi pengirim email yang sangat baik dan gratis untuk memastikan dan menyadari serta memiliki kesempatan untuk memperbaiki setiap masalah keterkiriman.[7]

Pemasaran tanpa internet

  • SMS

Salah satu pesan teks melalui ponsel. Pemasaran ini dimulai sejak tahun 2000-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika Utara, dan Asia. Pada tahun 2005, alat komunikasi seluler (ponsel) menjadi bentuk pemasaran yang sah di seluruh dunia.[8]

Strategi pemasaran digital untuk tiap bisnis berbeda-beda, akan tetapi semuanya didasarkan dari pola perilaku konsumen online. Ketika seseorang melihat iklan atau promosi prodiuk mereka tidak langsung membeli akan tetapi akan melakukan riset singkat melalui mesin penelusur baik untuk harga, review, dan kredibilitas si penjual. Oleh karena itu strategi pemasaran digital harus diadaptasikan dengan pola perilaku konsumen.

Dalam pemasaran digital ada beberapa langkah untuk merumuskan strategi pemasaran digital yang tepat:

  1. Memahami tujuan bisnis dalam melakukan pemasaran digital
  2. Mengenal pemirsa online dan memahami perilaku mereka
  3. Memahami dimana pemirsa online lebih banyak berinteraksi dimana, ini akan berkaitan dengan ads placement.
  4. Merumuskan anggaran yang tepat untuk biaya digital marketing.
  5. Mengukur kinerja pemasaran digital dan melakukan penyesuaiannya.
  6. Melakukan otomasi pemasaran digital untuk tetap terhubung dengan para pelanggan.

Dalam pemasaran digital dikenal konsep pencorongan, yakni dengan menyaring pemirsa menjadi pelanggan. Oleh karena itu strategi pemasaran digital harus dapat mengarahkan pemirsa menjadi pelanggan, hal ini dikenal dengan strategi inbound marketing.

Konsep pencorongan (funneling) menjadi dasar dalam menentukan strategi pemasaran digital yang penerapannya menggunakan konsep inbound atau mengarahkan. Hal ini dilakukan berdasar pola perilaku konsumen online.

Strategi pemasaran digital juga mengenal konsep Awareness, Interest, Decision dan Call to Action yang menjadi dasar inbound dan funneling.

  • Awareness. Melakukan sosialisasi denan tujuan menjangkau pemirsa lebih banyak secara tertarget. Metrik untuk pengukuran indikasi kinerja yang digunakan adalah jangkauan dan keterlihatan.
  • Interest. Menawarkan solusi atau kebutuhan dengan cara yang tepat dengan persona permisa online anda.
  • Decision. Mendorong pemirsa agar lebih yakin dan siap untuk mengambil keputusan beli atau tidak. Ini bisa dengan memberikan review pengguna.
  • Call to Action. Mengajak pemirsa untuk ambil keputusan, misal dengan promo singkat dan sebagainya.

Setelah menentukan strategi pemasaran digital, selanjutnya seorang pemasar digital harus menentukan taktik dalam menjalankan strategi pemasaran digital tersebut.

Solusi pemasaran digital meliputi penggunaan berbagai saluran pengiriman yang meliputi teknik tarik dan dorong. Hal ini digunakan untuk memperluas dukungan pelayanan perusahaan dan keterlibatan konsumen. Perusahaan perlu menjadi adaptif dan responsif dalam memenangkan konsumen. Pertahanan dalam paradigma baru ini, perusahaan harus membuat komitmen yang kuat untuk pemasaran digital melalui investasi baru dalam teknologi dan inovasi. Berakhir pada solusi pemasaran yang ideal berupa mencapai, retensi, dan pendapatan.[9]

Aturan dalam pemasaran digital:[10]

  • Menargetkan satu segmen dan menciptakan komunitas virtual.
  • Memperluas peran merek dalam portofolio secara global.
  • Gunakan harga yang kreatif.
  • Mengutamakan desain bagi konsumen.
  • Gunakan eksperimentasi yang bersifat adaptif.
  • Menemukan kembali riset pemasaran dan pemodelan sebagai penciptaan pengetahuan.

Saluran Pemasaran Digital

Pemasaran digital dapat dilakukan dalam berbagai saluran. Sebagai pemasar, salah satu tujuan utama dalam proses menentukan saluran yang tepat adalah dengan memilih saluran yang memberikan hasil maksimal pada proses komunikasi dua arah. Beberapa pilihan saluran pemasaran digital:

  • Search Engine Marketing
  • Social Media Marketing
  • Video Marketing
  • Content Marketing
  • Email Marketing

Berkas:Detikcom.jpg

Contoh tampilan Detik.Com yang penuh iklan.

Dalam aktivitas pemasaran digital terdapat istilah AIDA (Awareness, Interest, Desire, dan Action), khususnya dalam proses memperkenalkan produk atau jasa ke pasar (konsumen).[11]

  1. Awareness (Kesadaran) Dalam ranah digital, pemasar membangun kesadaran konsumen dengan memasang iklan terlebih dahulu di media online, seperti Detik.com.[1]
  2. Interest (Ketertarikan) Ketertarikan muncul setelah membangun kesadaran pada konsumen. Sistem offline adalah konsumen langsung mencari informasi di pasar. Sistem online adalah konsumen mencari tahu tentang produk melalui mesin pencari (Google, Yahoo! dll) dan jejaring sosial (Facebook, Twitter dll).
  3. Desire (Keinginan) Timbul keyakinan pada konsumen sehingga berkeinginan untuk mencoba produk atau jasa. Sistem online ditandai dengan mencari keterangan lengkap tentang produk atau jasa melalui situs web.
  4. Action (Tindakan) Tahap terakhir sebagai penentuan apa yang dilakukan oleh pihak konsumen terhadap produk atau jasa.

Kunci sukses pemasaran digital

  • Harus memperhatikan istilah pada AIDA (Awareness, Interest, Desire, dan Action).[11]
  • Memiliki pengukuran indikasi kinerja pemasaran digital [12]
  • Pasar adalah tempat komunikasi dua arah. Untuk memperoleh komunikasi tersebut merek harus melakukan positioning terlebih dahulu, dapat melalui berbagai media (Forum, blog, dan lain-lain) dan yang paling efektif ialah melalui jejaring sosial.[11]

Jalur pemasaran secara digital adalah sebuah sistem berbasis internet yang mampu menciptakan, mempercepat, dan mentransmisikan nilai produk dari produsen ke konsumen melalui jaringan komputer secara digital.[13][14] Istilah "ekonomi berbagi" mengacu pada pola pemerataan ekonomi agar dapat memperoleh sumber daya yang sebelumnya belum dimanfaatkan.[15]

Ekonomi berbagi telah memberikan dampak yang tidak terbayangkan sebelumnya pada unsur-unsur tradisional seperti tenaga kerja, industri, dan sistem distribusi.[15] Dampak ini tidak dapat diabaikan, sehingga beberapa industri mulai terancam secara langsung.[15][16] Ekonomi berbagi mempengaruhi saluran pemasaran tradisional dengan mengubah sifat beberapa konsep tertentu termasuk kepemilikan, aset, dan perekrutan.[16]

Jalur pemasaran secara digital dan tradisional memiliki fungsi yang serupa, nilai suatu produk atau layanan diteruskan dari produsen utama ke pengguna akhir melalui jalur rantai pasokan.[17] Contoh jalur pemasaran digital adalah penggunaan surat elektronik. Organisasi dapat memperbarui aktivitas atau informasi promosi kepada pengguna dengan berlangganan surat kabar elektronik. Pendekatan tersebut selain memudahkan kontrol, juga menjadi fitur penting pada penerapan ekonomi berbagi yaitu efisiensi dan biaya rendah.[17]

  1. ^ a b c "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-14. Diakses tanggal 2011-06-17. 
  2. ^ "Dunia Era Digital dan Peran Digital Marketing". kumparan. Diakses tanggal 2021-06-28. 
  3. ^ Sawicki, Artur (2016). "Digital Marketing". World Scientific News (dalam bahasa Inggris). 48: 82–88. ISSN 2392-2192. 
  4. ^ http://business.ftc.gov/documents/bus61-can-spam-act-compliance-guide-business
  5. ^ http://blog.docoblast.com/2015/04/22/panduan-mematuhi-can-spam-act-untuk-email-marketing/
  6. ^ http://blog.docoblast.com/2015/05/29/semua-hal-yang-perlu-diketahui-tentang-sender-score/
  7. ^ http://blog.docoblast.com
  8. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-18. Diakses tanggal 2011-06-21. 
  9. ^ http://www.microsoft.com/enterprise/solutions/digital-marketing/default.aspx
  10. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-01-24. Diakses tanggal 2011-06-17. 
  11. ^ a b c Majalah Digital Marketing Award 2010. Edisi: Agustus 2010. Hal 31
  12. ^ Igen, Rachmad (2010). Strategi sukses berjualan online. Jakarta: Mediakita. ISBN 979-794-238-4.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  13. ^ "Domains of Digital Marketing Channels in the Sharing Economy". Journal of Marketing Channels. doi:10.1080/1046669X.2017.1346977. 
  14. ^ Heikki, Karjaluoto. "The usage of digital marketing channels in SMEs". Journal of Small Business and Enterprise Development. 22 (4): 633–651. 
  15. ^ a b c Kyle, Huggins. "Seismic Shifts in the Sharing Economy: Shaking Up Marketing Channels and Supply Chains". Journal of Marketing Channels. 24 (3). doi:10.1080/1046669X.2017.1346973. 
  16. ^ a b "The Sharing Economy: Opportunities and Challenges for Marketing Channels and Supply Chains". Journal of Marketing Channels. 24 (1–2). doi:10.1080/1046669X.2017.1346970. 
  17. ^ a b Thomas, Martin. "Domains of Digital Marketing Channels in the Sharing Economy". Journal of Marketing Channels. 24 (27). doi:10.1080/1046669X.2017.1346977. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemasaran_digital&oldid=21023226"