Gangguan pada hati yang dapat terjadi pada seseorang dengan kondisi di atas adalah

Ditulis oleh: Mitra Keluarga

Hepatitis dan kanker hati adalah dua jenis gangguan yang menyerang organ hati. Mengingat keduanya sama-sama menyerang organ hati, maka hampir sulit untuk membedakannya.

Terlebih kanker hati dan hepatitis menunjukkan gejala yang mirip. Bahkan, hepatitis bisa berujung menjadi kanker hati. 

Untuk itulah, penting untuk memahami apa saja perbedaan keduanya, serta bagaimana hepatitis bisa menjadi kanker hati. Yuk, simak penjelasannya pada artikel berikut ini, Sahabat MIKA!

Baca juga: Mitos dan Fakta Penyebab Kanker Hati Beserta Gejalanya

Gejala hepatitis dan kanker hati yang mirip

Hepatitis adalah penyakit inflamasi atau peradangan hati yang mayoritas disebabkan oleh infeksi virus. Sementara kanker hati disebut juga sebagai kanker liver (liver cancer) atau hepatoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel hati (hepatosit).  

Mengingat keduanya sama-sama menyerang organ hati, maka tidak heran kalau gejala keduanya memang mirip.  

Adapun tanda dan gejala kanker hati dan hepatitis cenderung mirip, yaitu:

  • Sering merasa kelelahan
  • Rasa sakit di bagian kanan atas perut atau punggung dan bahu
  • Mual dan muntah
  • Penurunan berat badan dan nafsu makan
  • Tubuh lemah
  • Demam 
  • Jaundice atau perubahan warna kulit dan bagian putih bola mata menjadi menguning.
  • Urine berwarna gelap 

Perbedaan hepatitis dan kanker hati

Walaupun gejalanya mirip, tetapi hepatitis dan kanker hati memiliki beberapa perbedaan yang dapat Sahabat MIKA kenali. 

Memahami perbedaan keduanya dapat membantu Sahabat MIKA, terutama yang memiliki riwayat hepatitis, agar lebih mewaspadai dan tidak menyepelekan kondisinya. 

Penyebab hepatitis dan kanker hati

Infeksi virus adalah penyebab utama hepatitis. Terkait penyebabnya, kanker hati memiliki 5 variasi jenis yang berbeda, yaitu Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, dan Hepatitis E. 

Infeksi virus penyebab hepatitis ini ditularkan melalui berbagai cara, seperti kontak fisik, melalui cairan yang masuk ke dalam tubuh, dan makanan yang terkontaminasi.

Sementara penyebab kanker hati adalah mutasi atau kelainan pada DNA yang ada pada sel-sel tubuh. Mutasi ini akan menyebabkan sel-sel di dalam tubuh berlipat ganda secara tidak terkendali. Sel abnormal yang berlipat ganda ini kemudian akan membentuk tumor.

Bagaimana mutasi DNA sel dapat terjadi tidaklah diketahui. Tetapi, sejumlah faktor risiko diketahui dapat menjadi pemicunya, salah satunya yaitu menderita hepatitis kronis. 

Jenis hepatitis yang memicu kanker hati

Di antara kelima jenis virus hepatitis yang dapat menyebabkan kanker hati, maka ada dua diantaranya seringkali berujung menjadi kanker.

Jenis tersebut adalah hepatitis B dan hepatitis C. Umumnya, kedua jenis ini dapat memicu infeksi kronis selama lebih dari 6 bulan.

Sahabat MIKA, saksikan juga bagaimana hepatitis dapat menjadi kanker hati di Bincang Sehat MIKA bersama dr. Kunkun Achmad M., Sp. PD, pada tayangan berikut:

Bagaimana hepatitis bisa menjadi kanker hati? 

Sebenarnya tidak semua peradangan hati dapat berujung pada kanker. Hanya peradangan tertentu yang sifatnya kronis saja yang dapat memicu terjadinya kanker hati.

Adapun jenis hepatitis yang menjadi faktor risiko kanker hati adalah hepatitis B dan C. Sementara jenis lainnya tidak berisiko. 

Namun, hepatitis C kronis hanya berisiko menjadi kanker hati jika sebelumnya dia menderita sirosis hati. Berbeda dengan hepatitis B yang tetap berisiko sekalipun tidak memiliki riwayat sirosis hati.

Sirosis hati sendiri merupakan kondisi yang terjadi saat jaringan hati normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis). Jika terjadi sirosis hati, maka sel-sel hati akan rusak dan perlahan akan kehilangan fungsinya.

Untuk menurunkan risiko kanker hati, pasien hepatitis C kronis harus menjalani terapi antiviral (antivirus).

Artinya, jika Sahabat MIKA menderita jenis hepatitis A dan B, tetapi tidak segera diobati dan ditangani, maka dapat berisiko menjadi kanker hati.    

Faktor yang meningkatkan hepatitis menjadi kanker hati

Hepatitis lama-kelamaan akan merusak organ hati pengidapnya. Tak hanya dapat menularkannya kepada orang lain melalui kontak langsung, hepatitis juga dapat memicu kanker hati.

Ada beberapa faktor risiko yang memicu hepatitis B dan C dapat berubah menjadi kanker hati, yaitu: 

  • Memiliki sirosis hati.
  • Adanya peningkatan kadar alpha-fetoprotein yang merupakan penanda tumor di dalam darah.
  • Usia lebih dari 65 tahun.
  • Pria lebih sering mengalaminya dibandingkan wanita
  • Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
  • Menderita HIV.

Pengobatan hepatitis dan kanker hati

Perbedaan hepatitis dan kanker hati lainnya juga terletak pada pengobatan. Sahabat MIKA akan mendapatkan pengobatan yang berbeda, yang tergantung pada tingkat keparahannya. Pada pasien kanker hati, biasanya juga akan disesuaikan dengan stadiumnya. 

Jenis pengobatan untuk kanker hati adalah obat kemoterapi. radioterapi, hingga transplantasi hati. 

Sementara pasien hepatitis akan menjalani pengobatan dengan resep antivirus dan juga obat injeksi interferon sesuai rekomendasi dokter. 

Cara mencegah penyakit hepatitis berubah menjadi kanker

Vaksinasi adalah upaya untuk mencegah risiko terjadinya kanker hati yang dipicu oleh hepatitis. Untuk mencegah hepatitis, Sahabat MIKA dapat melakukan vaksinasi.

Namun, saat ini hepatitis hanya tersedia untuk hepatitis A dan B, sementara hepatitis C belum ada.

Selain itu, menjalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang tidak membebani fungsi hati merupakan hal penting yang harus dilakukan. 

Lalu, Sahabat MIKA sebaiknya melakukan general check up untuk melakukan pemeriksaan apakah kita memiliki risiko yang menyebabkan hepatitis atau bahkan kanker hati.

Sebab, sebagian besar penyakit ini terdeteksi melalui medical check up yang dilakukan secara rutin. 

Segera lakukan lakukan medical check up maupun vaksinasi hepatitis di Mitra Keluarga terdekat. Untuk memudahkan Anda, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Sahabat MIKA! 

Mitra Keluarga,

life.love.laughter

Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Alfaria Elia Rahma Putri

Jika tidak segera ditangani, gangguan fungsi hati ini dapat menyebabkan gagal hati. Sayangnya, sirosis bilier primer tidak selalu ditandai dengan gejala. Namun, beberapa pasien mengalami kondisi seperti:

  • nyeri tulang dan sendi,
  • rasa lelah,
  • mata dan mulut kering, dan
  • perut bagian atas terasa sakit atau tidak nyaman.

Tahapan

Proses kerusakan hati yang dialami oleh semua jenis penyakit liver akan sama. Berikut ini tahapan penyakit liver yang umumnya terjadi.

Fungsi hati yang normal

Hati yang sehat umumnya akan bekerja dengan normal melawan infeksi dan membersihkan darah dari racun. Organ ini juga membantu menyaring makanan dan menyaring energi ketika dibutuhkan.

Hati yang sehat juga mampu untuk tumbuh kembali atau regenerasi ketika rusak. Bila gangguan fungsi terganggu, kemampuan ini akan berkurang atau hilang hingga menyebabkan gagal hati.

Peradangan

Awalnya, peradangan pada hati akan terjadi. Hati akan menjadi terasa lembut dan membesar. Peradangan menunjukkan bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau menyembuhkan luka. Bila terus berlanjut, artinya gangguan fungsi hati sedang terjadi.

Bila organ tubuh meradang, Anda akan merasakan panas dan sakit pada bagian tersebut. Sayangnya, peradangan pada liver sering tidak disadari oleh pasien.

Kabar baiknya, penyakit liver yang didiagnosis dan diatas pada tahap ini dapat menyembuhkan peradangan dan mengembalikan fungsi hati.

Fibrosis

Bila kerusakan hati tidak sempat ditangani, peradangan akan berkembang menyebabkan jaringan parut (bekas luka). Jaringan parut akan tumbuh dan menggantikan jaringan hati yang sehat dan proses ini disebut sebagai fibrosis.

Sayangnya, jaringan parut tidak dapat bekerja seperti jaringan liver yang sehat. Jaringan parut ini bahkan dapat mencegah darah mengalir ke hati.

Semakin banyak jaringan parut yang muncul, fungsi hati tidak dapat bekerja dengan normal. Bagian sehat dari liver Anda juga mungkin akan bekerja lebih keras untuk menutupi jaringan parut.

Sirosis

Sirosis adalah pembentukan luka berupa jaringan parut pada hati yang keras, menggantikan jaringan sehat yang lembut. Bila tidak segera diobati, hati akan kekurangan jaringan sehat dan tidak dapat bekerja sama sekali.

Bila Anda didiagnosis sirosis, perawatan akan berfokus pada pencegahan agar kondisi tidak semakin parah. Hal ini bertujuan untuk memperlambat gangguan pada fungsi hati.

Tahap akhir

End-Stage Liver Disease (ESLD) atau tahap akhir penyakit hati adalah kondisi saat pasien sirosis dengan tanda-tanda dekompensasi sehingga harus melakukan transplantasi.

Gejala yang termasuk dalam dekompensasi meliputi:

Tanda dan gejala

Apa saja tanda dan gejala gangguan fungsi hati?

Pada dasarnya tanda dan gejala penyakit liver cukup beragam tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun, ada beberapa kondisi umum yang menjadi ciri penyakit liver, yakni:

  • kulit dan mata tampak kekuningan (jaundice),
  • nyeri perut dan bengkak,
  • pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki (edema),
  • gatal pada kulit,
  • warna urine gelap,
  • warna feses pucat atau BAB berdarah,
  • kelelahan kronis,
  • mual atau muntah,
  • kehilangan selera makan, dan
  • sering mengalami memar.

Ada kemungkinan tanda dan gejala lain yang tidak disebutkan di atas. Konsultasikan dengan dokter bila Anda merasakan perubahan pada tubuh yang tidak biasa.

Kapan harus ke dokter karena kondisi ini?

Konsultasikan dengan dokter bila Anda memiliki tandan dan gejala yang berkaitan dengan gangguan fungsi hati di atas. Cari bantuan medis segera bila Anda merasakan sakit perut yang parah hingga tidak mampu bergerak.

Komplikasi

Bila gangguan fungsi hati tidak segera ditangani, hati akan mulai gagal dan organ lain pun menjadi terpengaruh, hingga menyebabkan komplikasi, seperti:

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana mendiagnosis penyakit hati?

Pada saat berkonsultasi dengan dokter, dokter akan mulai dengan pemeriksaan fisik, seperti menanyakan gejala dan memeriksa riwayat kesehatan Anda. Setelah pemeriksaan fisik awal, dokter akan merekomendasikan tes berikut ini.

Tes darah lengkap

Pemeriksaan darah lengkap bertujuan untuk memeriksa senyawa atau komponen mencurigakan dalam darah yang menjadi penyebab gangguan fungsi hati, seperti:

  • virus,
  • kadar lemak trigliserida tingg, atau
  • alkohol

Tes darah juga dilakukan untuk mencari kerusakan hati tertentu akibat faktor genetik.

Tes pencitraan

Selain tes darah, pemeriksaan lainnya untuk mendiagnosis penyakit liver adalah tes pencitraan seperti:

Biopsi hati

Biopsi hati adalah prosedur ketika jaringan hati diambil sampelnya untuk dianalisis di laboratorium. Metode ini memanfaatkan jarum panjang yang dimasukkan lewat kulit untuk mengambil sampel jaringan.

Bagaimana cara mengobati penyakit liver (hati)?

Umumnya, pengobatan penyakit liver berdasarkan pada penyebab dan tingkat keparahan penyakit Anda. Sebagai contoh, gangguan fungsi hati akibat overdosis parasetamol diatasi dengan membalikkan efek parasetamol.

Sementara itu, penyebab penyakit hati yang berhubungan dengan infeksi virus, seperti hepatitis, dokter akan memberikan obat untuk mengobati infeksi. Selain memberikan obat untuk mengatasi masalah liver, organ hati juga akan dimonitor.

Beberapa tipe penyakit hati dapat diobati dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, meliputi:

  • mengurangi pemakaian alkohol,
  • program menurunkan berat badan, dan
  • pola makan sehat.

Penyakit liver lain mungkin harus diobati dengan obat atau mungkin memerlukan operasi. Selain itu, pengobatan untuk penyakit liver yang menyebabkan gagal hati mungkin memerlukan transplantasi hati.

Pengobatan di rumah

Apa pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini?

Organ hati akan melakukan tugasnya dengan mudah dan dapat memperbaiki sendiri kerusakannya bila Anda menerapkan pola makan yang sehat.

Konsumsi makanan yang tidak sehat akan menyebabkan hati bekerja lebih keras. Akibatnya, gangguan fungsi hati pun menjadi lebih parah.

Selalu bicarakan dengan dokter tentang jenis diet untuk penyakit hati Anda, sehingga mendapatkan jumlah nutrisi yang tepat. Rekomendasi umum gaya hidup untuk pasien penyakit liver meliputi:

  • kurangi atau hentikan konsumsi alkohol,
  • hindari daging merah, lemak trans, dan makanan karbohidrat olahan,
  • berhenti merokok,
  • rutin berolahraga, minimal 30 – 60 menit,
  • perhatikan asupan kalori, terutama bagi penyandang obesitas,
  • konsumsi suplemen vitamin yang bagus untuk kesehatan hati, terutama vitamin B kompleks, dan
  • kurangi jumlah garam yang dikonsumsi.

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.