Fungsi baterai pada rangkaian listrik adalah A sebagai sumber energi

Fungsi baterai pada rangkaian listrik adalah.... A. Penurunan tegangan listrik B. Pengatur arus listrik C. Sumber energi listrik D. Penghantar aris listrik

Fungsi baterai

Batu baterai berfungsi untuk meyediakan atau menyuplai energi listrik bagi alat elektronik tanpa harus tersambung ke listrik.

Berdasarkan situsMIT School of Engeenering, kita tidak dapat menangkap dan menyimpan listrik, namuan kita bisa menyimoan energi listrik dalam bentuk energi kimia menggunakan baterai.

Baterai kemudian bisa mengubah energi kimia tersebut menjadi energi listrik kapan saja melalui proses elektrokimia. Energi listrik tersebut kemudian digunakan untuk menyalakan alat elektronik seperti laptop, kamera, ponsel, walkie-talkie, radio, hingga mobil.

Baca juga: Rangkaian Listrik: Pengertian, Jenis, Komponen, dan Rumusnya

Pemeliharaan

Baterai merupakan sumber energi listrik yang digunakan oleh sistem starter dan sistem kelistrikan yang lain. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai basah.

Pada kendaraan secara umum baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati lebih detail maka, fungsi baterai pada kendaraan adalah:

  • Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb.
  • Saat starter untuk mengidupkan sistem starter
  • Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.

Baterai harus diperiksa secara periodik dan diuji kemampuannya. Terdapat 3 kelompok pemeriksaan dan pengujian baterai yang sering dilakukan, yaitu:

  • Pemeriksaan Visual dengan indra penglihatan (mata secara langsung)
  • Pemeriksaan elektrolit dan kebocoran dengan menggunakan Hidrometer
  • Pengujian Beban, Ampermeter = arus dan Voltmeter =tegangan

Baterai Fungsi : Secara umum sebagai sumber energi listrik pada kendaraan. Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asesoris, penerangan,

Daftar isi

  • 1 Prinsip operasi
  • 2 Perkembangan mendatang
  • 3 Lihat pula
    • 3.1 Orang/penemu
    • 3.2 Topik listrik terkait
    • 3.3 Konsep elektronik terkait
    • 3.4 Penemuan terkait
    • 3.5 Lainnya
  • 4 Referensi
  • 5 Pranala luar

Prinsip operasiSunting

Sel volta untuk tujuan demonstrasi. Contohnya adalah 2 sel-setengah yang dihubungkan dengan jembatan garam untuk transfer ion.

Baterai mengubah energi kimia langsung menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari sejumlah sel volta. Tiap sel terdiri dari 2 sel setengah yang terhubung seri melalui elektrolit konduktif yang berisi anion dan kation. Satu sel setengah termasuk elektrolit dan elektrode negatif, elektrode yang di mana anion berpindah; sel-setengah lainnya termasuk elektrolit dan elektrode positif di mana kation berpindah. Reaksi redoks akan mengisi ulang baterai. Kation akan tereduksi (elektron akan bertambah) di katode ketika pengisian, sedangkan anion akan teroksidasi (elektron hilang) di anode ketika pengisian.[7] Ketika digunakan, proses ini dibalik. Elektrodanya tidak bersentuhan satu sama lain, tetapi terhubung via elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit yang berbeda untuk tiap sel setengah. Sebuah separator dapat membuat ion mengalir di antara sel-setengah dan bisa menghindari pencampuran elektrolit.

Tiap sel setengah memiliki gaya gerak listrik (GGL), ditentukan dari kemampuannya untuk menggerakan arus listrik dari dalam ke luar sel. GGL bersih sebuah sel adalah perbedaan GGL masing-masing sel setengah.[8] Maka, jika elektrode memiliki GGL dan , maka GGL bersihnya adalah . Dengan kata lain, GGL bersih adalah perbedaan antara potensial reduksi reaksi setengah.[9]

Perbedaan potensial pada kutub baterai dikenal dengan (perbedaan) tegangan kutub dan diukur dalam volt.[10] Tegangan kutub sebuah sel yang tidak sedang diisi ulang atau dipakai disebut tegangan rangkaian terbuka dan sama dengan GGL sel. Karena adanya resistensi dalam,[11] tegangan kutub pada sel yang dipakai lebih kecil daripada tegangan rangkaian terbuka dan ketika sel diisi ulang, akan lebih besar daripada tegangan rangkaian terbuka.[12]

Sebuah sel ideal memiliki resistensi dalam yang dapat diabaikan, maka sel tersebut akan menjaga tegangan terminal konstan sebesar sampai habis, kemudian turun menjadi nol. Jika sel menjaga 1,5 volt dan menyimpan muatan satu coulomb maka pada pelepasan total akan menghasilkan 1,5 joule kerja.[10] Pada sel sebenarnya, resistensi dalam akan meningkat ketika melepas muatan (discharge)[11] dan tegangan rangkaian terbuka juga menurun ketika melepas muatan. Jika tegangan dan hambatan diplot terhadap waktu, maka grafiknya biasanya berbentuk kurva.

Tegangan yang muncul melewati kutub sel tergantung dari energi yang dilepas dari reaksi kimia pada elektrode dan elektrolit. Sel baterai alkalin dan baterai seng karbon memiliki sifat kimia yang berbeda, tetapi menghasilkan GGL yang sama berkisar 1,5 volt. Begitu juga sel NiCd dan NiMH memiliki sifat kimia yang berbeda namun menghasilkan GGL sama sekitar 1,2 volt.[13]

Besar energi yang dapat disimpan baterai dipengaruhi oleh dua hal, yaitu tegangan baterai yang bersatuan volt dan kapasitas baterai yang bersatuan Ah. Energi yang disimpan (Wh) = Tegangan baterai (V) x Kapasitas baterai (Ah).

Tegangan baterai sendiri secara teoretik hanya dipengaruhi oleh tipe materialnya. Misal, pada baterai zink klorida, tidak peduli berapapun ukuran baterai, tegangannya ialah 2,12 V.[14] Lalu, kapasitas baterai dipengaruhi oleh ukuran baterai, atau lebih akurat adalah massa material aktif/elektrode yang ada di baterai tersebut.

Namun begitu, secara praktikal besar energi spesifik (energi/gram) yang dapat disimpan jauh lebih rendah daripada teoretik. Hal ini disebabkan terdapat komponen-komponen dalam baterai yang menambah berat baterai yaitu elektrolit, separator, current collector, kontainer, terminal, seal, dll.

Lalu, terdapat faktor seperti penurunan tegangan yang terjadi karena tiga hal. Yang pertama adalah terdapat hambatan dalam baterai yang disebabkan oleh hambatan ionik dari elektrolit dan juga hambatan elektronik dari komponen aktif baterai. Yang kedua adalah adanya polarisasi aktivasi, yaitu polarisasi yang terjadi karena reaksi elektrokimia pada permukaan elektrode. Yang ketiga adalah polarisasi konsentrasi, yaitu polarisasi yang terjadi karena perbedaan konsentrasi reaktan dengan produk pada elektrode yang disebabkan oleh transfer muatan.

Hingga saat ini, baterai sekunder atau isi ulang yang paling umum digunakan di handphone, laptop, maupun mobil listrik ialah baterai litium ion dengan elektrolit cair berupa LiPF6. Elektrolit tersebut sebenarnya memiliki tingkat keamanan yang relatif rendah dibanding karena sifatnya yang mudah bereaksi dengan udara dan terbakar.

Oleh karena itu, saat ini sedang dikembangkan elektrolit padat yang memiliki tingkat keamanan lebih tinggi. Sayangnya, konduktivitas ionik elektrolit padat masih secara umum di bawah elektrolit cair. Dengan begitu, hambatan dalam yang akan dimiliki oleh baterai dengan elektrolit padat secara umum lebih besar dan penurunan tegangan yang akan terjadi juga semakin besar.

Tentang Perangkat Baterai

Sebelumnya, tidak ada salahnya untuk lebih dulu mengenal tentang apa itu perangkat baterai. Dalam kehidupan sehari-hari semua pasti dapat dengan mudah menemukan perangkat baterai bukan? Bentuknya cukup kecil lengkap dengan keberadaan 2 sel elektrokimia di dalamnya.

Fungsi kedua sel tersebut adalah akan mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Ada yang unik dari perangkat baterai. Perangkat ini punya 2 sisi kutub yang berlainan. Satu kutub positif dan lainnya negatif.

Energi potensial yang dimiliki oleh kutub positif baterai diketahui lebih besar dibandingkan dengan kutub negatif. Aliran listrik akan mengalir dari kutub negatif ke rangkaian eksternal sehingga peralatan eksternal tersebut bisa hidup.

Jenis-jenis Baterai

Faktanya hingga sekarang jenis baterai itu sudah lebih bervariasi. Setidaknya bisa dikelompokkan menjadi 2 bagian besar yaitu baterai primer dan kedua adalah baterai sekunder. Baterai primer dikenal sebagai baterai yang bisa diisi ulang, serta harganya lebih terjangkau. Mari perbaharui informasi dulu tentang variasi baterai primer yaitu sebagai berikut

  • Zinc-Carbon merupakan baterai primer yang pembungkusnya menggunakan bahan zink. Kutub positifnya juga demikian dari bahan zink, sementara kutub negatif dari karbon batangan.
  • Alkaline dikenal sebagai baterai dengan bahan elektrolit sebagai komponen utamanya. Baterai ini diketahui lebih awet daripada Zinc-Carbon.
  • Lithium, jika ingin mencari baterai primer terawet inilah solusi terbaiknya.
  • Silver Oxide, dari segi harga termasuk jenis baterai primer termahal. Pasalnya, energi yang dihasilkan juga paling tinggi dengan berat paling ringan.

Masih ada lagi varian lain yaitu baterai jenis sekunder. Baterai jenis ini dikenal tidak bisa diisi ulang dengan mudah. Jenis-jenisnya ada baterai Ni-Cd, Ni-MH, serta LI-Ion. Baik baterai primer maupun sekunder sebenarnya fungsinya sama. Keduanya sama-sama berperan penting pada sistem kelistrikan produk eksternal yang membutuhkan energi listrik untuk menghidupkannya.