Fase Tiga Kerajaan Besar Kerajaan apakah yang dimaksud?


Lain halnya dengan periode klasik dimana Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan, wilayah yang luas, dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, sejarah Islam pada abad pertengahan justru mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh meliputi seluruh wilayah Islam dan terpecahnya Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah.

Sejarah pemerintahan Islam pada periode pertengahan dimulai dari tahun 1250 sampai tahun 1800, diawali dengan runtuhnya dinasti Abbasiyah yang diakibatkan oleh serangan bangsa Mongol dan konflik internal pemerintahan Abbasiyah. Munculnya Dinasti Timuriyah dan Dinasti Mamluk juga tidak bisa berbuat banyak dalam mengembalikan lagi kejayaan Islam seperti era sebelumnya. 

Setelah mengalami fase transisi atau fase kemunduran ini, Umat Islam akhirnya kembali bangkit dan meraih kejayaannya kembali setelah munculnya tiga kerajaan besar yaitu Kesultanan Utsmani (Ottoman) di Turki, Kesultanan Mughal (Mogul) di India, dan Kesultanan Safawi di Iran. 

1. Kerajaan Ottoman di Turki

Kerajaan Ottoman atau kesultanan Turki Utsmani didirikan dan diproklamasikan kemerdekaannya oleh Utsman I dari bangsa Turki Utsmani, setelah Sultan Alauddin dari Dinasti Saljuk meninggal dunia tahun 1300 M. Utsman I dinobatkan sebagai raja (Sultan) pertama dari kerajaan Ottoman, yang disusul dengan raja-raja berikutnya.

Kerajaan Ottoman mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II (1451-1481 M). Sultan ini berjasa besar karena telah menyebarluaskan Islam hingga ke Benua Eropa, melalui penaklukan kota benteng Konstatinopel ibukota Romawi Timur pada tahun 1453 M. Karena keberhasilannya ini, Sultan Muhammad II kemudian mendapat julukan Al Fatih yang artinya Sang Penakluk.

istana Topkapi, Istanbul via pixabay

Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman I (1520-1566 M), yang bergelar Sulaiman Agung dan Sulaiman Al Qanuni. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Ottoman memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas meliputi Afrika Utara, Mesir, Hejaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania, sampai ke batas Sungai Danube dengan tiga lautan yaitu Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam. Namun setelah Sulaiman Agung meninggal dunia, kerajaan Ottoman Turki mengalami kemunduran sehingga satu demi satu wilayah kekuasaannya melepaskan diri.

2. Kerajaan Mogul di India

Peranan umat Islam India dalam penyebarluasan agama Islam dapat dilihat dalam empat periode, yaitu periode sebelum kerajaan Mogul (705-1526 M), periode Mogul (1526-1858 M), periode masa penjajahan Inggris (1858-1947 M), dan periode negara India Sekuler (1947-sekarang).

Kerajaan Mogul atau Kesultanan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, keturunan Jengiz Khan bangsa Mongol pada tahun 1526 M setelah  mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir dalam Pertempuran Panipat I. Kerajaan Mogul diperintah secara silih berganti oleh 15 orang raja (Sultan). Sultan pertama kerajaan Mogul yaitu Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M) dan Sultan terakhirnya yaitu Sultan Bahadur Syah II (1837-1858 M). 

Jahangir mahal, Agra via pixabay

Kerajaan Mogul mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Abu Fath Jalaluddin atau juga dikenal dengan gelarnya Sultan Akbar Agung (1556-1605 M), raja terbesar di antara raja-raja Mughal di India. Sepeninggal Sultan Akbar, kejayaan Mughal kemudian dilanjutkan oleh Jahangir atau Nuruddin Muhammad Jahangir (1605-1627 M), Syah Jihan (1627-1658 M), dan Aurangzeb atau Alamgir I (1658-1707 M).

Setelah kematian Aurangzeb pada tahun 1707, kesultanan ini pun mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Wilayah kekuasaan Mogul saat itu meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Gujarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Ahmad, Nagar, Ousra, Kashmir, Bajipur, Galkanda, Tajore, dan Trichinopoli.

3. Kerajaan Safawi di Persia (Sekarang Iran)

Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismail I) pada tahun 907 H (1501 M) di Tabriz. Beliau berkuasa pada tahun 1501-1524 M, yang wilayah kekuasaannya di sebelah barat berbatasan dengan kerajaan Utsmani (Ottoman) di Turki dan di sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Islam Mogul di India. Setelah pemerintahan Syah Ismail Safawi berakhir, silih berganti sultan-sultan dinasti Safawi melanjutkan pemerintahannya hingga sebanyak 17 sultan. Sultan terakhir kerajaan Safawi bernama Sultan Muhammad.

Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Syah Abbas (1585-1628 M). Beliau berjasa mempersatukan seluruh Persia, mengusir Portugis dari kepulauan Hormuz, dan nama pelabuhan Gumran diubah menjadi Bandar Abbas (sampai sekarang). Syah Abbas juga memindahkan ibukota kerajaan dari Qizwan ke Isfahan.

kompleks Maidan Imam, Isfahan via republika.co.id

Setelah pemerintahan Syah Abbas berakhir dan digantikan oleh sultan-sultan berikutnya, kedudukan kerajaan Safawi menjadi lemah. Kelemahan kerajaan Safawi ini antara lain disebabkan adanya perebutan kekuasaan. Pada masa berikutnya, wilayah Persia kemudian diperintah oleh Dinasti Zand (1759-1794), Dinasti Qajar (1794-1925, dan Dinasti Pahlevi (1925-1979).

Kemudian sejak 11 Februari 1979 melalui revolusi Islam yang dipimpin oleh Ulama terkenal Ayatullah Khomeini (1900-1989 M), sistem kerajaan yang telah ribuan tahun berkuasa akhirnya dihapus dan diganti dengan sistem republik (demokrasi) dengan nama "Jumhuri-ye Eslami-ye Iran" (Republik Islam Iran) dengan presiden pertamanya Abalhassan Bani Sadr.

Santos el Salam April 14, 2020 Admin Bandung Indonesia


Lain halnya dengan periode klasik dimana Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan, wilayah yang luas, dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, sejarah Islam pada abad pertengahan justru mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh meliputi seluruh wilayah Islam dan terpecahnya Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah.

Sejarah pemerintahan Islam pada periode pertengahan dimulai dari tahun 1250 sampai tahun 1800, diawali dengan runtuhnya dinasti Abbasiyah yang diakibatkan oleh serangan bangsa Mongol dan konflik internal pemerintahan Abbasiyah. Munculnya Dinasti Timuriyah dan Dinasti Mamluk juga tidak bisa berbuat banyak dalam mengembalikan lagi kejayaan Islam seperti era sebelumnya. 

Setelah mengalami fase transisi atau fase kemunduran ini, Umat Islam akhirnya kembali bangkit dan meraih kejayaannya kembali setelah munculnya tiga kerajaan besar yaitu Kesultanan Utsmani (Ottoman) di Turki, Kesultanan Mughal (Mogul) di India, dan Kesultanan Safawi di Iran. 

1. Kerajaan Ottoman di Turki

Kerajaan Ottoman atau kesultanan Turki Utsmani didirikan dan diproklamasikan kemerdekaannya oleh Utsman I dari bangsa Turki Utsmani, setelah Sultan Alauddin dari Dinasti Saljuk meninggal dunia tahun 1300 M. Utsman I dinobatkan sebagai raja (Sultan) pertama dari kerajaan Ottoman, yang disusul dengan raja-raja berikutnya.

Kerajaan Ottoman mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II (1451-1481 M). Sultan ini berjasa besar karena telah menyebarluaskan Islam hingga ke Benua Eropa, melalui penaklukan kota benteng Konstatinopel ibukota Romawi Timur pada tahun 1453 M. Karena keberhasilannya ini, Sultan Muhammad II kemudian mendapat julukan Al Fatih yang artinya Sang Penakluk.

istana Topkapi, Istanbul via pixabay

Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman I (1520-1566 M), yang bergelar Sulaiman Agung dan Sulaiman Al Qanuni. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Ottoman memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas meliputi Afrika Utara, Mesir, Hejaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania, sampai ke batas Sungai Danube dengan tiga lautan yaitu Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam. Namun setelah Sulaiman Agung meninggal dunia, kerajaan Ottoman Turki mengalami kemunduran sehingga satu demi satu wilayah kekuasaannya melepaskan diri.

2. Kerajaan Mogul di India

Peranan umat Islam India dalam penyebarluasan agama Islam dapat dilihat dalam empat periode, yaitu periode sebelum kerajaan Mogul (705-1526 M), periode Mogul (1526-1858 M), periode masa penjajahan Inggris (1858-1947 M), dan periode negara India Sekuler (1947-sekarang).

Kerajaan Mogul atau Kesultanan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, keturunan Jengiz Khan bangsa Mongol pada tahun 1526 M setelah  mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir dalam Pertempuran Panipat I. Kerajaan Mogul diperintah secara silih berganti oleh 15 orang raja (Sultan). Sultan pertama kerajaan Mogul yaitu Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M) dan Sultan terakhirnya yaitu Sultan Bahadur Syah II (1837-1858 M). 

Jahangir mahal, Agra via pixabay

Kerajaan Mogul mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Abu Fath Jalaluddin atau juga dikenal dengan gelarnya Sultan Akbar Agung (1556-1605 M), raja terbesar di antara raja-raja Mughal di India. Sepeninggal Sultan Akbar, kejayaan Mughal kemudian dilanjutkan oleh Jahangir atau Nuruddin Muhammad Jahangir (1605-1627 M), Syah Jihan (1627-1658 M), dan Aurangzeb atau Alamgir I (1658-1707 M).

Setelah kematian Aurangzeb pada tahun 1707, kesultanan ini pun mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Wilayah kekuasaan Mogul saat itu meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Gujarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Ahmad, Nagar, Ousra, Kashmir, Bajipur, Galkanda, Tajore, dan Trichinopoli.

3. Kerajaan Safawi di Persia (Sekarang Iran)

Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismail I) pada tahun 907 H (1501 M) di Tabriz. Beliau berkuasa pada tahun 1501-1524 M, yang wilayah kekuasaannya di sebelah barat berbatasan dengan kerajaan Utsmani (Ottoman) di Turki dan di sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Islam Mogul di India. Setelah pemerintahan Syah Ismail Safawi berakhir, silih berganti sultan-sultan dinasti Safawi melanjutkan pemerintahannya hingga sebanyak 17 sultan. Sultan terakhir kerajaan Safawi bernama Sultan Muhammad.

Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Syah Abbas (1585-1628 M). Beliau berjasa mempersatukan seluruh Persia, mengusir Portugis dari kepulauan Hormuz, dan nama pelabuhan Gumran diubah menjadi Bandar Abbas (sampai sekarang). Syah Abbas juga memindahkan ibukota kerajaan dari Qizwan ke Isfahan.

kompleks Maidan Imam, Isfahan via republika.co.id

Setelah pemerintahan Syah Abbas berakhir dan digantikan oleh sultan-sultan berikutnya, kedudukan kerajaan Safawi menjadi lemah. Kelemahan kerajaan Safawi ini antara lain disebabkan adanya perebutan kekuasaan. Pada masa berikutnya, wilayah Persia kemudian diperintah oleh Dinasti Zand (1759-1794), Dinasti Qajar (1794-1925, dan Dinasti Pahlevi (1925-1979).

Kemudian sejak 11 Februari 1979 melalui revolusi Islam yang dipimpin oleh Ulama terkenal Ayatullah Khomeini (1900-1989 M), sistem kerajaan yang telah ribuan tahun berkuasa akhirnya dihapus dan diganti dengan sistem republik (demokrasi) dengan nama "Jumhuri-ye Eslami-ye Iran" (Republik Islam Iran) dengan presiden pertamanya Abalhassan Bani Sadr.

Labels: Sejarah

Thanks for reading Rangkuman Sejarah 3 Kerajaan Besar Islam Abad Pertengahan. Please share...!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA