Faktor yang mempengaruhi pertanian di Belanda lebih maju daripada pertanian di Indonesia

Faktor yang mempengaruhi pertanian di Belanda lebih maju daripada pertanian di Indonesia

Faktor yang mempengaruhi pertanian di Belanda lebih maju daripada pertanian di Indonesia
Lihat Foto

Thinkstock

Deretan tanaman tomat di sebuah rumah kaca di Belanda. Negeri kecil itu kini merupakan pengekspor utama tomat di dunia.

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Di sebuah ladang kentang di perbatasan Belanda dan Belgia, Jacob van den Borne duduk di sebuah kabin kendaraan pemanen yang dipenuhi panel layaknya pesawat antariksa Enterprise dari film Star Trek.Dari kokpitnya yang berjarak sekitar 3 meter dari tanah, Jacob memantau dua buah drone yang memberinya data rinci soal kandungan kimia dalam tanah, kandungan air, nutrisi, dan proses pertumbuhan.Semua informasi itu diperlukan Jacob untuk mengetahui kemajuan setiap tanaman kentang yang dia tanam.

Jumlah produksi yang dihasilkan pertanian Jacob ini menjadi bukti kekuatan apa yang disebut dengan "pertanian presisi".

Baca juga : Produksi Pertanian Meningkat, Kesejahteraan Petani Masih Rendah Rata-rata hasil kentang di dunia per hektar adalah sembilan ton, namun Jacob bisa menghasilkan lebih dari 20 ton kentang untuk setiap hektarnya.Hampir dua dekade lalu, pemerintah Belanda membuat komitmen untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan di bawah slogan "Produksi dua kali lebih besar dengan menggunakan separuh sumber daya".Sejak 2000, Jacob van den Borne dan para petani lain di Belanda telah mengurangi ketergantungannya terhadap air hingga 90 persen dalam proses tanam sejumlah tanaman utama.Mereka juga nyaris sama sekali tidak menggunakan pestisida kimia untuk tanaman di dalam rumah-rumah kaca. Dan sejak 2009, produsen daging ayam dan daging lainnya memangkas penggunaan antibiotik hingga 60 persen.Hal lain yang membuat takjub adalah fakta bahwa Belanda adalah negara kecil dengan kepadatan penduduk yang amat tinggi.Lebih dari 1.300 orang berdesakan di tiap kilometer persegi lahan negeri itu. Artinya nyaris tak ada lahan untuk menciptakan pertanian dalam skala besar di Belanda.

Sebagai pembanding, Provinsi Jawa Timur masih sedikit lebih luas dibandingkan Belanda.

Baca juga : Ekspor Makanan ke Korea Utara, Tiga Orang Ditahan Polisi Jepang Namun, hal tersebut tak menghentikan Belanda menjadi negara pengekspor terbesar kedua bahan makanan.

Untuk urusan ekspor makanan ini, Belanda hanya kalah dari Amerika Serikat yang ukuran wilayahnya 270 kali lebih besar. Bagaimana bisa Belanda melakukan semua ini?

Dunia pertanian merupakan sumber kehidupan setiap negara di dunia, pertanian merupakan sumbu atau nyawa bagi setiap negara untuk bertahan hidup karena pertanianlah yang akan mengganjal seluruh perut warga setiap negara dunia di mana urusan perut adalah urusan hidup. Kondisi Pertanian Indonesia Jauh Tertinggal

Dalam catatan sejarah, saat para pendahulu manusia meninggalkan zaman berburu dan beralih ke masa bercocok tanam hingga menetap membentuk peradaban kini kebiasaan itu disebut sebagai pertanian. Yang terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, mulai dari metode pengelolaan, teknologi yang semakin canggih dan pasar yang semakin luas.

Perkembangan tersebut dilihat dari setiap negara yang berlomba memperlihatkan peningkatan pertanian mereka. Mulai dari negara dengan bidang pertanian terburuk sampai daftar negara dengan bidang pertanian terbaik dunia. Lalu bagaimana dengan pertanian Indonesia? Sampai sejauh mana kemajuan pertanian Indonesia? Atau sampai sejauh mana ketertinggalan pertanian Indonesia?

Salah satu pertanian terbaik dunia saat ini adalah Jepang. Sebagai negeri sakura yang maju di bidang teknologi juga maju dibidang pertanian, faktor utama majunya pertanian Jepang adalah besarnya dukungan serta perhatian setempat dibidang pertanian. Setiap jenis komoditi yang ditanam petani Jepang ditentukan oleh pemerintahnya dimana sebelum itu komoditi yang dianjurkan melewati tahap uji, mulai dari teknologi budidaya melalui riset akademi pemerintah hingga peluang pasar pasar terhadap komoditi yang dianjurkan, sehingga para petani Jepang tidak ada yang komplain masalah kebebasan menanam. Kondisi Pertanian Indonesia Jauh Tertinggal

Selain itu, pemerintah Jepang sangat berpengaruh dibidang pasar pertanian yang mengendalikan harga dengan untuk membeli hasil tani dari masyarakat dengan harga tinggi, kalaupun ada pihak swasta yang ingin membeli, mereka tidak akan membeli dengan harga dibawah harga yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah Jepang juga telah menerapkan 4 pilar pertanian yang salah satunya farm size expansio untuk memperluas kepemilikan lahan sebesar 15-20 Ha per keluarga.

Petani Jepang pun sangat kreatif dan inovatif, hal itu dilihat dari kemampuan petani Jepang yang bisa mengolah lahan sempit, lahan bawah tanah sampai lahan dipinggir rel kereta api dan bahkan saat ini Jepang terkenal dengan pertanian urban yang maju untuk komoditi sayuran. Kesemua itu didukung oleh teknologi yang canggih, mulai dari mesin menanam, menyiram sampai mesin panen telah diterapkan petani Jepang. Dukungan kebijakan pemerintah, riset yang maju, masyarakat tani yang kreatif serta teknologi yang canggih menjadikan Jepang sebagai negara pertanian terbaik dunia. Pertanian Indonesia Jauh Tertinggal; Benarkah?

Related Article  Momen Hari Tani Baru Saja Berlalu, PR Besar Menanti

Selain Jepang, Belanda juga dikenal sebagai negara terbaik dunia. Negara kecil yang hanya memiliki luas 41.526 km persegi kemudian hampir seluruh wilayahnya adalah lautan namun memiliki sistem pertanian yang baik. Daerah pinggir laut disulap menjadi daerah yang subur untuk pertanian dan peternakan. Kunci utama Belanda untuk mengembangkan dunia pertaniannya adalah riset dimana pusat penelitiannya berada di universitas Wageningen Belanda. Usai perang dunia ke 2, Belanda investasi besar-besaran dibidang riset termasuk riset pertanian dan kini Belanda hidup dengan pertanian dengan menopang 20% untuk ekonominya.

Belanda sangat memperhatikan sektor pertaniannya utamanya mengenai riset dan terkenal di dunia yang dibuktikan dengan lebih 100 negara yang mengirim mahasiswanya untuk belajar di Universitas Wageningen Belanda. Selain terkenal dengan komoditi bunga, Belanda juga sangat terkenal hasil risetnya tentang benih. Misalnya benih tomat satu kilogram lebih mahal dibanding satu kilogram emas di pasar Eropa, hal ini membuktikan betapa majunya riset pertanian Belanda dan hal tersebut bisa membuat Belanda menghidupi rakyatnya sekitar 27 juta jiwa. Kondisi Pertanian Indonesia Jauh Tertinggal

Amerika serikat pun tidak mau kalah, sejak abad ke 19 dimana mesin dan teknologi sudah banyak ditemukan, Amerika telah meningkatkan sektor pertaniannya. Teknologi adalah pendukung utama peningkatan pertanian dinegara tersebut. Teknologi rekayasa pertanian seperti pencangkokan dan pengolahan tanah yang maju menjadi tanda kemajuan pendidikan pertanian Amerika. Kemudian canggihnya teknologi mesin yang hampir semua tahap dikerjakan oleh mesin, mulai dari penggarapan tanah, penanaman, penyiraman, pemanenan, pengolahan pasca panen, pengemasan sampai pemasaran. Hal ini membuat negara Amerika serikat menjadi negara eksportir terbesar dunia dengan komditi produk pertanian lengkap, sayur-sayuran, buah-buahan, produk pangan seperti beras dan gandum hingga produk peternakan.

Setelah itu, pertanian terbaik dunia disusul oleh Australia, China dan negara lainnya, namun bagaimana dengan pertanian Indonesia? Indonesia berasa diurutan keberapa diposisikan pertanian terbaik dunia? Atau sejauh mana ketertinggalan pertanian Indonesia dibandingkan pertanian negara lain?

Related Article  Gejolak Ekspor Impor Produk Pertanian Indonesia

Tahun 2016 Indonesia berada diperingkat ke 25 menurut The Economist Intelligent Unit (EIU) dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation. Posisi yang bisa dikatakan tertinggal melihat kesuburan tanah yang dimiliki oleh Indonesia. Sebagai negara tropis menjadikan tanah Indonesia lebih subur yang dapat menumbuhkan berbagai macam komoditi tanaman dan tingkat kesuburan tanah Indonesia dapat mengalahkan kesuburan tanah negara maju dibidang pertanian seperti Jepang dan Belanda. Lantas apa penyebab ketertinggalan pertanian Indonesia?

Lantas apa penyebab ketertinggalan pertanian Indonesia?

Mindset dan pola pikir masyarakat Indonesia menjadi salah satu penyebab ketertinggalan pertanian Indonesia. Pertanian sebagai pekerjaan yang kurang menguntungkan merupakan mindset yang ditanamkan mayoritas petani kepada anaknya dan kini menjadikan kurang minat pemuda Indonesia terjun ke dunia pertanian. Saat para sarjana negara lain berlomba terjun kedunia pertanian seperti Belanda dan Jepang, Indonesia justru memiliki serapan sarjana pertanian dibidang pertanian yang rendah sedangkan setiap tahunnya lulusan sarjana pertanian sangatlah banyak. Hal ini pula yang menyebabkan kurang penerapan implementasi riset akademis disektor pertanian. Pertanian Indonesia Jauh Tertinggal; Benarkah?

Berbicara riset keilmuan, Indonesia sudah bisa bersaing dibidang pertanian. Pengembangan riset Indonesia terbilang maju namun penerapan riset pertanian tersebut yang kurang dan menjadi faktor kekalahan Indonesia dibidang pertanian. Hal ini pun menyebabkan kurangnya kreativitas dan inovasi dari pertanian Indonesia dibandingkan negara lain.

Faktor yang mempengaruhi pertanian di Belanda lebih maju daripada pertanian di Indonesia

Peningkatan jumlah penduduk dan kepemilikan lahan yang sempit yang terus menjadi salah satu titik permasalahan pertanian Indonesia seharusnya bisa teratasi jika petani Indonesia sudah bisa memiliki kemampuan mumpuni dibidang pertanian seperti petani Jepang. Lahan sempit mampu dikelola petani Jepang dengan optimal dimana ketika melihat kesuburan tanahnya Indonesia lebih unggul. Perkembangan pertanian urban atau perkotaan Jepang dimana kita ketahui mayoritas lahan perkotaan itu sempit mampu dikelola dengan baik yang tentunya halnya ini didukung oleh riset yang mumpuni juga dan kemauan petani Jepang mengadopsi riset tersebut. Hal itulah juga yang menjadi pembeda petani Jepang dengan petani Indonesia.

Pembicaraan soal riset, Indonesia juga bisa bercermin ke Belanda. Investasi besar dibidang riset pertanian perlu diterapkan Indonesia, sebetulnya hal ini sudah dilakukan untuk menyuplai atau mendukung para ilmuan pertanian Indonesia. Jawa barat tepatnya di Bogor merupakan daerah riset pertanian Indonesia yang maju di banding banyak negara lain namun sekali lagi, penerapan ilmu-ilmu itu yang kurang di Indonesia. Jika riset keilmuan bisa diterapkan dengan optimal, petani Indonesia bisa seperti petani Belanda dan mempertahankan lahan sempit karena memiliki komoditi unggul atau bermutu dengan pasar yang luas seperti petani Belanda dan tentu pula itu karena hasil risetnya.

Related Article  Petani Resah, Anjlok Harga Pangan Di Kala Pandemi

Pengelolaan pertanian yang maju tidak dikerjakan dengan tenaga lebih banyak justru peran pemikiran keilmuan yang luas, hal ini berbeda dengan pertanian Indonesia yang lebih mementingkan tenaga dibanding kreativitas keilmuan. Namun hal tersebut bukan kekurangan, justru modal untuk menutupi kurang kecanggihan teknologi mesin yang ada. Petani Indonesia sangatlah kuat dalam mengerjakan lahannya dan mampu terus mempertahankan kebutuhan pangan Indonesia, tapi tingginya kekuatan fisik petani Indonesia tidak dibarengi ilmu yang baik dibidang pertanian.

Keterbatasan teknologi dalam mengolah lahan bukanlah permasalahan serius bagi petani Indonesia, tapi untuk mengubah pola pikir petani Indonesia dukungan pemerintah sangat dibutuhkan. Sumbangan bidang pertanian terhadap ekonomi nasional hanya sekitar 13% lebih, terbilang rendah jika melihat luas area pertanian dan jumlah tenaga kerja dibidang pertanian yang sangat banyak. Padahal alam Indonesia sangat menjanjikan, kesuburan tanah, iklim yang relatif tidak ekstrem, persediaan sumber air yang melimpah dan keanekaragaman hayati menjadikan Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang unggul dalam kategori sustainable agriculture dunia tapi sekarang ini hal tersebut hanyalah modal untuk harapan yang lebih baik melihat kesejahteraan petani Indonesia.

Langkah pemerintah Indonesia pun bisa meniru apa yang dilakukan Jepang, pengendalian harga yang lebih masif oleh pemerintah, bantuan konektivitas pasar oleh pemerintah dan kebijakan menekan para pedagang yang membeli produk pertanian dibawah harga standar menjadi soal pemerintah untuk pertanian Indonesia. Hal itu juga akan menjamin tingginya semangat kreativitas petani sebab bertani menjadi hal yang menjanjikan dan hal itu pula yang akan menjadi alasan untuk mengadopsi hasil riset pertanian yang ada. Hal ini pula yang bisa menekan tingkat alih fungsi lahan yang tinggi di Indonesia. Pembukaan lahan dengan membabat huatan terus terjadi tapi hal tersebut beriringan dengan tingginya konversi lahan, ini bukanlah solusi akan tetapi sumber masalah, maka dari itu sudah waktunya Indonesia menjadikan bidang pertanian sebagai sektor yang menjanjikan untuk kesejahteraan hidup.

Penulis : Yusran

Referensi :

info-menarik.net (Foto)