Elemen yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik adalah

Contoh Soal Percobaan Mengenai Pertumbuhan dan PerkembanganSemua makhluk hidup memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Begitu pula tumbuhan yang memerlukan makanan berupa elemen mikro dan makro yang ada di dalam tanah atau pupuk yang kita berikan. Dengan pemupukan yang tepat, tanaman akan tumbuh optimal. 

        Pada percobaan ini digunakan kacang hijau karena cepat tumbuh dan dapat hidup dimana saja. Kacang hijau merupakan tanaman tropika yang cepat tumbuh di wilayah Indonesia. Agar kacang hijau dapat tumbuh dengan baik diperlukan beberapa faktor, di antaranya makanan yang ada di dalam pupuk. 
Tujuan: Percobaan ini memiliki tujuan mengetahui pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan kacang hijau. 
Variabel kontrol:• Wadah atau pot yang memiliki ukuran yang sama.• Jenis tanah yang sama.• Jumlah tanah yang sama.• Jumlah kacang hijau 5 biji per pot. 

Variabel bebas:

Jumlah pupuk yang diberikan

Variabel terikat:

• Tinggi batang

• Banyaknya daun

Alat yang digunakan adalah pot kecil atau gelas plastik sebanyak tiga buah, sendok, baskom, label, pulpen, mistar, buku tulis, dan timbangan.Bahan yang digunakan adalah tanah, pupuk organik, biji kacang hijau, dan air.

Cara kerja:


1) Rendam terlebih dahulu kacang hijau selama satu jam untuk mempercepat proses imbibisi. Imbibisi adalah proses masuknya air ke dalam biji. 
2) Siapkan tanah dan pot.
3) Masukkan tanah di pot A dan beri label A.
4) Masukkan tanah dicampur pupuk organik sebanyak 100 gram ke pot B dan beri label B.
5) Siram biji dua kali sehari dengan jumlah yang sama.
6) Tempatkan pot di ruangan yang mendapat cukup cahaya.
7) Amati pertumbuhan kecambah selama dua minggu.

Setelah dilakukan pengamatan, diperoleh hasil batang pada pot B lebih tinggi dibandingkan pot A. Daun yang dimiliki pot B lebih banyak dan lebar. Hal ini disebabkan tanaman pada pot B memiliki nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang optimal. Sementara tanaman pada pot A memiliki batang yang lebih rendah dan jumlah daun yang sedikit. Hal ini disebabkan tanaman pada pot A tidak diberi pupuk sebagai sumber nutrisi.        Pemupukan merupakan salah satu cara untuk menyediakan elemen mikro dan makro yang dibutuhkan tumbuhan. Elemen mikro adalah unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit. Contohnya besi, klor, tembaga, seng, molibdenum, boron, dan nikel. Sementara elemen makro adalah unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar. Contohnya karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium, dan magnesium. 

Berikut adalah fungsi dari elemen mikro dan makro bagi tumbuhan.

Elemen yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik adalah

Elemen yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik adalah

S1

Variabel terikat pada percobaan pengaruh pemberian pupuk terhadap pertumbuhan kacang hijau adalah .…

S2

Vian sedang melakukan percobaan terhadap tanaman. Satu pot diletakkan di tempat gelap dan satu pot lainnya di tempat terang. Ternyata, hasil yang diperoleh berbeda. Pohon di tempat gelap memiliki batang yang lebih tinggi tetapi berwarna kuning, sedangkan pohon di tempat terang memiliki batang pendek dan daun yang hijau. Percobaan tersebut memiliki variabel bebas yaitu ….

S3

Berikut ini yang bukan elemen mikro adalah .…

S4

Elemen yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik adalah ….

S5

Berikut ini adalah fungsi boron .…'

S6

Berikut ini yang merupakan komponen utama bahan organik tumbuhan adalah .…

S7

Berikut ini yang bukan fungsi fosfor adalah ....

S8

Elemen yang mengatur tekanan osmotik sel pada stomata adalah ….

S9

Elemen yang diperlukan tumbuhan yang diambil dari air adalah ….

S10

Fiksasi N₂ pada tumbuhan memerlukan elemen .…

Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesetimbangan osmotik antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu membran semipermeabel yang dapat ditembus hanya oleh pelarut tersebut.[1] Dengan kata lain, tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan osmosis.

Elemen yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik adalah

Tekanan osmotik larutan sama dengan tekanan hidrostatik yang diberikan kolom cairan di ujung pipa P1b pada keadaan akhir.

Osmosis terjadi ketika dua larutan dengan konsentrasi pelarut yang berbeda dipisahkan menggunakan sebuah membran. Molekul pelarut kemudian melewati membran semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi rendah ke larutan yang lebih pekat. Perpindahan ini akan terus terjadi hingga tercapainya kesetimbangan.[2]

Tekanan osmotik merupakan salah satu sifat koligatif larutan.

 

Sebuah Sel Pfeffer yang digunakan untuk mengukur tekanan osmotik

Jacobus van 't Hoff menemukan hubungan kuantitatif antara tekanan osmotik dengan konsentrasi zat terlarut yang dinyatakan pada persamaan:

Π = i c R T {\displaystyle \Pi =icRT}  

dengan Π {\displaystyle \Pi }   adalah tekanan osmotik, i adalah faktor van 't Hoff, c adalah molaritas zat terlarut, R adalah konstanta gas ideal, dan T adalah temperatur dalam satuan kelvin. Rumus ini dapat digunakan pada larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang relatif rendah, sehingga dapat dianggap sebagai larutan ideal. Rumus ini memiliki kemiripan dengan rumus pada hukum gas ideal yang dinyatakan sebagai

p = n V R T = M gas R T {\displaystyle p={n \over V}RT=M_{\text{gas}}RT}  

dengan n adalah jumlah mol molekul gas pada volume V, sementara n/V adalah molaritas molekul gas. Harmon Northrop Morse dan Frazer menemukan bahwa persamaan tersebut dapat digunakan pada larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih besar apabila satuan konsentrasi diganti dari yang awalnya molar menjadi molal.[3] Berkat penemuannya, persamaan tekanan osmotik yang menggunakan elemen molalitas disebut sebagai Persamaan Morse.

 

Tekanan osmotik pada sel darah merah

Penghitungan tekanan osmotik digunakan untuk menentukan massa relatif suatu molekul. Selain itu, tekanan osmotik juga cukup memengaruhi sel. Osmoregulasi merupakan mekanisme homeostatis dari organisme untuk mencapai tekanan osmotik yang setimbang.[4]

  • Hipertonisitas adalah keberadaan suatu larutan yang menyebabkan sel mengkerut.
  • Hipotonisitas adalah keberadaan suatu larutan yang menyebabkan sel mengembang.
  • Isotonisitas adalah keberadaan suatu larutan yang tidak menyebabkan perubahan pada volume sel.

Ketika sel berada dalam lingkungan hipotonis, air akan memenuhi interior sel dengan berpindah dari lingkungan menuju sel melalui membran sel. Pada sel tumbuhan, dinding sel mencegah pengembangan sel akibat osmosis. Akibatnya, dinding sel menerima tekanan yang disebut tekanan turgor. Tekanan turgor menjaga tumbuhan untuk tetap berdiri tegak dan mengatur seberapa besar bukaan stomata. Pada sel hewan, tekanan osmotik yang terlalu besar dapat menyebabkan sitolisis.

Tekanan osmotik juga merupakan dasar dari salah satu metode penyaringan air yang disebut osmosis terbalik (reverse osmosis). Metode ini dilakukan dengan menempatkan air ke dalam sebuah tangki kemudian memberikannya tekanan. Tekanan yang diberikan lebih besar daripada tekanan osmotik air dan zat terlarutnya. Beberapa bagian dalam tangki kemudian dibuka untuk mengalirkan molekul air, namun tidak dengan partikel terlarutnya.

  1. ^ IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, 2nd ed. (the "Gold Book") (1997). Online corrected version:  (2006–) "osmotic pressure".
  2. ^ Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. 2. Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi (edisi ke-3). Jakarta: Erlangga. hlm. 16. 
  3. ^ Lewis, Gilbert Newton (1908-05-01). "The Osmotic Pressure of Concentrated Solutions and the Laws of the Perfect Solution". Journal of the American Chemical Society. 30 (5): 668–683. doi:10.1021/ja01947a002. ISSN 0002-7863. 
  4. ^ "OSMOREGULASI PADA HEWAN – Flora Fauna" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-03. 

 

Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tekanan_osmotik&oldid=17363240"