Efek samping vaksin astra berapa lama



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi booster bagi masyarakat Indonesia.  Namun, banyak warga yang masih ragu karena khawatir mengalami reaksi atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI ini juga kerap disebut efek samping yang dirasakan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Padahal, menurut Satgas Penanganan Covid-19, munculnya reaksi atau KIPI pasca imunisasi merupakan hal yang wajar.  Yang perlu dicatat, KIPI atau reaksi yang muncul setelah vaksinasi jauh lebih ringan dibandingkan terkena COVID-19 atau komplikasi yang disebabkan oleh virus Covid-19. Para ahli sepakat bahwa vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan (3M) adalah cara yang paling tepat untuk keluar dari pandemi ini. Baca Juga: 6 Juta Lebih Disuntik Vaksin Booster, Ini Efek Samping Vaksinasi Pfizer & Astrazeneca Berikut informasi penting mengenai reaksi pasca vaksinasi: Mengapa saya mengalami KIPI?  Reaksi vaksin dalam tubuh dapat berbeda pada masing-masing individu. Sebagian besar tidak mengalami keluhan atau keluhan ringan pasca vaksinasi. Apa saja yang termasuk KIPI? KIPI biasanya bersifat ringan dan sementara, antara lain:

  • Nyeri pada lengan, di tempat suntikan
  • Sakit kepala atau nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Menggigil
  • Mual atau muntah
  • Rasa lelah
  • Demam (ditandai dengan suhu di atas 37,8° C)
Baca Juga: Alami Efek Samping Vaksin Booster Covid-19? Ini 5 Cara Mengatasi Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Efek samping vaksin astra berapa lama

general_alomedika 2022-02-02 15:35:38 2022-02-02 22:07:31

Izin diskusi dok apakah mungkin keluhan demam baru muncul setelah 2 hari/3hari setelah vaksin booster astrazeneca ? Apa vaksin bisa tidak langsung...

Efek samping vaksin astra berapa lama

dr. Claradyka Nachita

Alo dokter, izin menjawab ya. Dari sumber yang saya baca, onset efek samping vaksin Astrazeneca baik efek sistemik maupun lokal dapat terjadi dalam 1-2 hari pasca vaksin, dengan durasi 1-2 hari. Bila onset lebih dari 2 hari pasca vaksin atau berlangsung lebih dari 2 hari, ada kemungkinan orang tersebut terkena covid dan disarankan untuk swab dan isolasi. Namun efek samping yang jarang (rare side effects) seperti thrombosis atau ITP masih dapat terjadi dalam 14 hari sampai 1 bulan setelah vaksin.
Begitu juga dengan vaksin Pfizer, onset efek samping sama dengan Astrazeneca yaitu sekitar 1-2 hari pasca vaksin dengan durasi 1-2 hari.Demikian, semoga membantu. Mohon masukan TS lain. Efek samping vaksin Astrazeneca
Efek samping vaksin Pfizer

general_alomedika 2021-06-18 16:20:38 2021-06-18 16:52:49

Alo dokter, saya memiliki karyawan yang vaksin Astrazeneca hari senin. Namun pada hari Rabu muncul keluhan pusing, otot nyeri, pegal, demam, 38-39 sampai...

Efek samping vaksin astra berapa lama

dr. Merry Dame Cristy Pane

Selamat sore Dokter, jika merujuk pada beberapa source yang akan dilampirkan berikut ini, setelah dilakukan penyuntikan vaksin Astrazeneca, bisa muncul beberapa keluhan, seperti demam, menggigil, lelah, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, atau bengkak, kemerahan, dan nyeri di area penyuntikan. Efek samping yang cukup jarang terjadi, seperti bengkaknya kelenjar getah bening, pusing, nafsu makan turun, atau sakit perut. 

Umumnya efek samping tersebut tidak berlangsung lama dan akan mereda dalam waktu 1-2 hari. Jika demam juga boleh dianjurkan untuk mengonsumsi ibuprofen atau paracetamol.  Mungkin IMHO juga bisa dianjurkan untuk istirahat total terlebih dahulu Dokter. 

Jika memang keluhan memberat atau tidak kunjung membaik, mungkin boleh dilakukan pemeriksaan ke faskes terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan dan penanganan Dokter. 

Mungkin ada TS lain yang boleh berbagi atau ada update terkait efek samping dan penanganan untuk efek samping vaksin Astrazeneca Dokter.

CMIIW

Efek samping vaksin astra berapa lama
covid-19...pdf

Efek samping vaksin astra berapa lama

Baik terimakasih banyak dr

Efek samping vaksin astra berapa lama

dr. Ikrimah Nisa Utami, Sp.PD

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Pasiennya usia berapa, dok?Coba periksakan Darah Perifer Lengkap dan D-dimer, PT APTT, dan Fibrinogen  jika memungkinkan. Kejadian Koagulopati pada Vaksin AZ sebenarnya blm ada bukti, dan kejadiannya yg ditengarai sebagai Koagulopati pada AZ pun secara statistik tidak bermakna. Namun ada baiknya kita periksa profil darahnya dulu saja untuk menyingkirkan kecurigaan ini.

Sementara anjurkan untuk asupan cairan yang cukup dulu, dokter.

Efek samping vaksin astra berapa lama

Usia 35 tahun dokter.  Baik dokter terimakasih banyak advice nya..

Efek samping vaksin astra berapa lama

Mike Nafizahni

28 Juni 2021

Program vaksinasi Covid-19 usia 18 tahun ke atas tengah berlangsung di Jakarta. Berbeda dengan program vaksinasi lansia, kali ini Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan vaksin AstraZeneca untuk memenuhi kebutuhan vaksin di ibu kota. Hampir mirip dengan cerita vaksin Sinovac, awal kemunculan vaksin Astrazeneca di Indonesia juga menimbulkan beragam pertanyaan dan keraguan. Beruntung, Jakarta Smart City berkesempatan berbincang bersama dr. Adam Prabata, yang saat ini sedang menempuh pendidikan S3 Medical Science di Kobe University, Jepang. Simak bagaimana dr. Adam Prabata menjawab keraguan vaksin AstraZeneca berikut ini, yuk!

Mengapa efikasi vaksin AstraZeneca dari WHO dan Kemenkes RI berbeda? Mana yang sebaiknya menjadi rujukan?

dr. Adam:
“Perlu kita ketahui bersama, efikasi dan efektivitas adalah dua hal yang berbeda. Efektivitas artinya kemampuan vaksin itu sendiri di dunia nyata. Kalau efikasi itu, dalam konteks penelitian, uji klinis. Efikasi vaksin AstraZeneca dari WHO sebesar 63,09%, sedangkan dari Kemenkes sebesar 76%. Kenapa berbeda? Itu karena basis data yang diambil juga berbeda. Penelitian terkait AstraZeneca cukup banyak. WHO mengambil penelitian yang jeda penyuntikan dosis pertama dan dosis kedua 4 sampai 6 minggu. Sedangkan Kemenkes menggunakan data yang paling baru, yaitu yang jeda penyuntikannya 12 minggu.”

Lalu, bagaimana dengan efektivitas vaksin AstraZeneca?

dr. Adam:

“Pada penelitian terbaru di Inggris, 12 Juni 2021, efektivitas vaksin AstraZeneca setelah penyuntikan dosis kedua adalah 79% menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 tanpa gejala dan 92% menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 yang bergejala, dengan jeda penyuntikan dosis pertama dan dosis kedua selama 12 minggu.”

Kenapa jangka waktu pemberian dosis pertama dan kedua vaksin AstraZeneca berbeda dengan vaksin Sinovac? Apakah proses pembentukan antibodi dari vaksin AstraZeneca memakan waktu lebih lama?

dr. Adam:

“Efikasi terbaik vaksin AstraZeneca didapat dengan jeda penyuntikan dosis pertama dan dosis kedua yang lebih lama, yaitu 12 minggu. Selain itu, proses pembentukan antibodi dari vaksin AstraZeneca cenderung lebih lama (jika dibandingkan dengan vaksin Sinovac dan Sinopharm). 

Antibodi dari vaksin Sinovac maupun Sinopharm terbentuk setelah 28 hari dari suntikan pertama. Sedangkan antibodi dari vaksin AstraZeneca terbentuk setelah 42 hari dari suntikan pertama.”

Efek samping vaksin astra berapa lama

(Gambar dari paparan dr. Adam Prabata)

Apa benar masyarakat usia muda lebih dianjurkan menggunakan vaksin AstraZeneca? 

dr. Adam:
“Tidak ada yang menganjurkan masyarakat usia muda untuk lebih menggunakan vaksin AstraZeneca. Di Inggris, vaksin AstraZeneca digunakan oleh orang berusia 40 tahun ke atas. Bahkan, di beberapa negara lain di Eropa, vaksin AstraZeneca digunakan oleh usia 50 tahun ke atas maupun 60 tahun ke atas. Setiap negara memiliki pertimbangan yang beragam, intinya ada pada benefit dan risiko penggunaannya. Jadi, kalau benefitnya lebih tinggi daripada risiko, berdasarkan pertimbangan tersebut boleh saja digunakan.”

Apa benar vaksin AstraZeneca mengandung tripsin babi? Apa bahan utama pembuatan vaksin AstraZeneca?

dr. Adam:

“Vaksin AstraZeneca tidak mengandung bahan yang berasal dari hewan. Namun, dalam proses pembuatannya bersinggungan dengan enzim tripsin yang berasal dari pankreas babi.”

(Terkait hal tersebut, MUI telah mengeluarkan Fatwa Mubah terhadap penggunaan vaksin AstraZeneca yang bisa dilihat di sini).

Efek samping vaksin astra berapa lama

(Gambar dari Instagram @adamprabata)

Apa benar vaksin AstraZeneca dapat memicu pembekuan darah? Berdasarkan berita yang beredar, di Eropa terjadi kasus pembekuan darah yang didominasi oleh perempuan muda setelah divaksin AstraZeneca.

dr. Adam:

“Benar. Di Inggris ada risiko pembekuan darah yang didominasi perempuan muda dengan rasio yang terbilang kecil, antara 1:100.000 hingga 3,6:1.000.000 pada orang yang menggunakan vaksin AstraZeneca.”

Adakah kriteria orang yang tidak bisa divaksin AstraZeneca?

dr. Adam:

“Sejauh ini, orang yang tidak diperbolehkan menggunakan vaksin AstraZeneca sehingga menimbulkan kontraindikasi yaitu mereka yang memiliki riwayat penyakit HITT (Heparin Induced Thrombocytopenia and Thrombosis), sehingga muncul pembekuan darah karena pengobatan Heparin. Namun, kasus ini tergolong langka dan tidak banyak.”

Lalu bagaimana dengan orang yang memiliki riwayat penyakit jantung dan pembekuan darah? Dari berita yang beredar, hal tersebut dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.

dr. Adam:

“Jika memiliki riwayat penyakit jantung dan pembekuan darah, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter. Jika tidak ada masalah, maka pemberian vaksin AstraZeneca boleh dilanjutkan. Selain itu, Ikatan Dokter Jantung Indonesia juga tidak melarang pemberian vaksin AstraZeneca pada pasien penyakit jantung dan pembuluh darah yang kondisinya stabil. Risiko pembekuan darah akibat vaksin tersebut sangat kecil (3,6 kasus per satu juta orang yang divaksin), namun efektivitasnya sangat baik.”

Benarkah efek samping vaksin AstraZeneca lebih berat daripada vaksin Sinovac?

dr. Adam:

“Benar. Umumnya ada dua jenis efek samping setelah vaksin, lokal dan sistemik. Efek samping lokal terjadi di area suntik seperti kemerahan, bengkak, dan nyeri. Sedangkan efek samping sistemik terjadi di seluruh badan seperti demam, pegal-pegal, kelelahan, mengantuk, dan sebagainya. Efek samping vaksin AstraZeneca berbeda dengan vaksin lain karena adanya risiko pembekuan darah. Hal ini terjadi karena adanya zat dari vaksin yang memicu terjadinya pembekuan darah. Belum diketahui secara pasti jenis zat apa yang dapat memicu pembekuan darah tersebut. Namun, sejauh ini, efek samping pembekuan darah ada pada jenis vaksin yang menggunakan adenovirus, seperti AstraZeneca dan Johnson & Johnson.”

Apakah penderita autoimun bisa divaksin AstraZeneca?

dr. Adam:

“Berdasarkan penelitian yang meliputi vaksin AstraZeneca, secara umum vaksin AstraZeneca dapat ditoleransi dengan baik oleh penderita autoimun.”

(Jika dilihat berdasarkan rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), 18 Maret 2021, penderita autoimun bisa mendapatkan vaksin jika kondisinya dinyatakan stabil oleh dokter yang merawat).

Kenapa ada kasus meninggal setelah divaksin AstraZeneca?

dr. Adam:
“Meninggal setelah vaksin itu tidak sama dengan meninggal karena vaksin. Belum tentu orang yang meninggal setelah vaksin sama dengan meninggal karena vaksin. Jika ada yang meninggal setelah vaksin, maka harus diinvestigasi. Lalu, apakah ada orang yang meninggal karena efek samping vaksin AstraZeneca? Sejauh ini ada, penyebabnya adalah karena mengalami pembekuan darah.”

Apakah vaksin AstraZeneca mampu melawan varian baru Covid-19?

dr. Adam:

“Varian Covid-19 yang banyak ditemukan di Indonesia saat ini adalah varian Delta, beberapa waktu lalu juga ada varian Alpha. Untuk vaksin AstraZeneca (menurut pernyataan WHO), sudah terbukti efektif melawan kedua varian Covid-19 tersebut.”

Dari banyaknya informasi yang diberikan oleh dr. Adam mengenai AstraZeneca, tentunya vaksin ini memiliki risiko. Namun, risiko tersebut tidak sebanding dengan banyaknya manfaat yang diberikan jika kita menggunakan vaksin tersebut. Jadi bagi kamu yang sudah berusia 18 tahun ke atas, segera daftarkan dirimu untuk vaksinasi melalui aplikasi JAKI yang dapat di-download melalui Google Play Store maupun App Store. Jangan lupa tetap jaga kesehatan dan terapkan protokol kesehatan di manapun kamu berada, ya.

Efek samping vaksin astra berapa lama

Menulis segala hal yang berkaitan dengan hiruk pikuk Ibu Kota. Pegiat dan penikmat karya sastra lulusan Universitas Negeri Jakarta. Saat ini menjadi bagian dari Jakarta Smart City sebagai tim Content Writer.