Dinasti Usmani dibangun pada abad ke-12 oleh Sultan yang bernama

Jakarta, CNN Indonesia --

Dinasti Turki Usmani atau Ottoman masyhur karena pernah menguasai sebagian besar wilayah Eropa, Asia hingga Afrika Utara.

Mereka menjadi pusat peradaban dunia dan Islam di abad ke-14.

Dihimpun dari berbagai sumber, menurut sejarah, orang-orang Usmani berasal dari keturunan suku Kabilah Turkmenistan pada abad ke 12. Mereka mulanya pengembara yang berpindah dari Kurdistan ke Anatolia, yang kelak menjadi negara Turki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bangsa Usmani yang dipimpin Raja Erthugrul dan anaknya, Usman I, pindah ke Anatolia menghindari serangan pasukan Mongol di bawah pimpinan Jenghis Khan. Mereka lalu menetap di kota Athlah, sebelah timur Turki.

Bangsa Usmani memilih bergabung dengan Dinasti Saljuk saat peperangan dengan Kekaisaran Romawi meletus.

Dengan bantuan mereka, pasukan Dinasti Saljuk memenangkan pertempuran. Sebagai hadiah, komandan dari pasukan itu memberi sebidang tanah di wilayah barat Anatolia, dekat perbatasan Romawi.

Erthugrul juga diberi wewenang untuk meluaskan wilayah hingga mendekati daerah kekuasaan Romawi.

Wilayah itu berada di bawah Kesultanan Rum. Ketika Dinasti Saljuk membubarkan Kesultanan Rum, Anatolia terbelah menjadi beberapa bagian. Satu di antaranya dikuasai anak Erthugrul, Usman bin Erthugrul atau dikenal dengan Usman I.

Usman I menggantikan ayahnya yang wafat pada 1299 M. Di tangannya Kekaisaran Usmani atau Ottoman berdiri.

Wilayah kekuasaan Usman I saat itu hampir menyentuh Kekaisaran Byzantium.

Selain itu, Usman I juga memimpin pasukan Muslim Turki atau Gazi untuk berperang melawan bangsa Mongol, yang menyerang Anatolia dan Dinasti Seljuk pada 1293.

Atas jasa Usman, Pemimpin Dinasti Seljuk Sultan Alauddin memberikan wilayah Ikshiyar dekat Bursa.

Sebagai pemimpin suku yang wilayahnya merupakan hasil pemberian Bangsa Saljuk, Usman mengambil kebijakan politik yang sama dengan ayahnya, Erthugrul. Ia memilih membina persahabatan dengan Dinasti Seljuk yang sebangsa dan seagama.

Perang yang terus menerus dengan bangsa Mongol membuat Dinasti Saljuk lemah. Pada 1300 M, Sultan Alauddin II terbunuh dan dinasti itu berakhir.

Usman kemudian mendeklarasikan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas wilayah itu. Sejak saat itu Kerajaan Usmani dinyatakan berdiri.

Menurut Colin Imber dalam buku Kerajaan Ottoman: Struktur Kekuasaan Sebuah Kerajaan Islam Terkuat Dalam Sejarah, awalnya kerajaan itu hanya memiliki wilayah yang kecil.

"Di masa kepemimpinannya, wilayah Usmani yang kecil menjadi bertambah luas. Kekuasaan itu dinilai menggetarkan. Mulanya wilayah yang diduduki Usman hanya difungsikan sebagai penyangga pembatas antara Byzantium dan Bani Seljuk," tulis Imber.

Kegemilangan Usmani dalam memenangkan serangkaian pertempuran menarik perhatian suku-suku lain untuk mau bergabung.

Selama masa pemerintahan Usman hanya fokus dalam politik perluasan wilayah. Strategi dasar yang dilakukannya juga sebagai pemimpin melakukan peperangan dan membentuk persekutuan politik.

(isa/ayp/ayp)

[Gambas:Video CNN]

Dinasti Usmani dibangun pada abad ke-12 oleh Sultan yang bernama

Abusyuja.com – Utsmani merupakan sebuah kesultanan yang berpusat di Istanbul, Turki. Utsmani merupakan salah satu dari tiga kerajaan besar Islam pada abad pertengahan.

Selain Utsmani, ada juga kerajaan Safawi dan Mugal yang juga menjadi kerajaan terbesar Islam pada abad pertengahan.

Kerajaan Utsmani berasal dari suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah. Mereka termasuk suku Kayi, salah satu suku Turki Barat yang terancam gelombang keganasan serbuan bangsa Mongol.

Dinasti Utsmani didirikan oleh Usman, putra Ertogol dari kabilah Oghuz di daerah Mongol. Mereka datang ke Turki untuk meminta perlindungan kepada penguasa Bani Saljuk dari serangan orang-orang Mongol.

Mereka juga membantu Sultan Alauddin II berperang melawan pasukan Byzantium. Usman kemudian dipercaya menjadi panglima perang Dinasti Saljuk, menggantikan ayahnya.

Setelah Sultan Alauddin wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, dan sejak saat itulah cikal-bakal berdirinya kerajaan Utsmani.

Usman pada saat itu memperkenalkan dirinya sebagai “Padisyah al-Usman” yang artinya rasa besar keluarga Usman.

Wilayah kerajaan Utsmani semakin lama semakin meluas setelah berhasil menaklukkan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M), Tharasyanli (1330 M)m Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Gallipoli (1356).

Kerajaan Utsmani mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Muhammad al-Fatih. Yang paling masyhur dari sejarah kepemimpinan beliau adalah berhasilnya menaklukkan wilayah kekaisaran Romawi Byzantium dan Konstantinopel pada 1453 M.

Puncak peradaban Dinasti Utsmani tidak dapat dilepaskan dari hasil penaklukkan Konstantinopel. Sebagai ibu kota, di situlah perkembangan peradaban Dinasti Utsmani yang merupakan perpaduan dari berbagai macam peradaban.

Dinasti Utsmani banyak mengambil ajaran etika dan politik bangsa Persia. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan, Dinasti Utsmani dipengaruhi oleh Byzantium.

Namun, jauh sebelum mereka berasimilasi dengan bangsa-bangsa tersebut, sejak pertama mereka masuk Islam, bangsa Arab telah menuntun mereka dalam bidang agama, prinsip-prinsip kemasyarakatan, dan hukum.

Oleh karena itu, huruf arab dijadikan huruf resmi kerajaan. Pada masa ini terjadi berbagai kemajuan dalam berbagai bidan. Berikut lima bidang yang menjadi bukti kemajuan dari kesultanan Utsmani.

1. Bidang Pemerintahan dan Militer

Dinasti Usmani dibangun pada abad ke-12 oleh Sultan yang bernama
Ilustrasi: Pasukan Khusus Janissary Penakluk Non Muslim

Raja-raja Dinasti Utsmani bergelar sultan dan khalifah sekaligus. Sultan adalah jabatan yang menguasai kekuasaan duniawi, sedangkan khalifah berkuasa dalam bidang agama atau spiritual.

Dalam menjalankan roda pemerintahannya, sultan/khalifah dibantu oleh seorang mufti atau dikenal dengan sebutan Syaikul Islam yang mewakili sultan/ khalifah dalam melaksanakan wewenang agama dan Shadrul A’zam yang mewakili kepala negara.

Pada masa Dinasti Utsmani, sistem pemerintahan telah tertata dengan baik. Kekuatan militernya pun dapat diandalkan. Perubahan mendasar yang dilakukan oleh Orhan Ghazi (penguasa Utsmani 1323M-1362 M) adalah menata kekuatan militer agar menjadi mesin yang handal saat berperang.

Pada masa ini, muncul kelompok-kelompok elite militer yang disebut Janissary atau Inkisyariyah yang merupakan kekuatan penghancur dan penakluk negeri-negeri non muslim.

2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Dinasti Usmani dibangun pada abad ke-12 oleh Sultan yang bernama
Ilustrasi: Manuskrip Karya Sufi Agung Berbahasa Arab, Persia, dan Turki Utsmani.
Sumber Gambar: Alif.id

Sebagaimana terdapat dalam istana sultan-sultan Arab dan Persia, syair merupakan ekspresi utama kesenian seorang raja.

Syair istana didasarkan pada ada aruz. Aruz sendiri merupakan Irama persajakan dari Irama syair Aram, yang secara tegas ditekankan pada peristilahan Arab dan persia.

Beberapa bentuk kesenian yang yang utama adalah kesenian yang sebelumnya telah dikembangkan dalam syair-syair istana Persia, seperti Qasida, Gazal, Masnawi, dan Ruba’i.

Dalam rentang abad ke-16, ambisi Utsmani diekspresikan dalam komposisi berbagai ajaran dunia. Dan pada abad ke-17 para sejarawan dipekerjakan untuk mencatat peristiwa harian yang terjadi di dalam istana.

Penulisan geografis muncul karena mendapat rangsangan dari ekspansi pasukan laut Utsmani. Salah seorang komandan pasukan laut Utsmani yang bernama Piri Ra’is merupakan penulis atlas ternama.

Karya Evliya Chelebi (1614-1682 M) “Seyabat Name,”(buku pedoman perjalanan) mengandung keterangan yang lengkap tentang berbagai perjalanan di seluruh pelosok Imperium Utsmani dan pengamatannya tentang masyarakat dan ekonomi.

Selain itu juga banyak manuskrip-manuskrip yang muncul waktu itu, seperti Shabinshabname tahun 1581 yang menggambarkan situasi festival yang diselenggarakan di Istanbul.

Ilustrasi kesejarahan tersebut meningkatkan pada kemegahan dan penaklukan yang pernah dicapainya. Manuskrip ini merupakan kontribusi bangsa Turki yang sangat berharga bagi tradisi manuskrip Timur Tengah dan tradisi manuskrip muslim yang tercerahkan. Seni manuskrip Usmani mengingatkan pada kesadaran kalangan elit Usmani sebagai kekuatan sejarah dunia.

Dinasti Usmani dibangun pada abad ke-12 oleh Sultan yang bernama
Ilustrasi: Kemegahan Masjid Aya Sofia, Gereja yang Dijadikan Masjid.
Sumber Gambar: Anadolu Agency

Dalam bidang arsitektur, masjid-masjid di sana membuktikan kemajuannya. Kepekaan Dinasti Utsmani juga tercermin dalam seni arsitektur.

Sejumlah masjid dan perguruan Utsmani mengekspresikan besarnya perhatian mereka terhadap ajaran Islam.

Mereka juga merancang beberapa bangunan, seperti kubah tunggal yang sangat besar, menara-menara yang menjulang tinggi, dan sejumlah bangunan tiang yang menyangga ruang tengah istana.

Di samping itu, dibangun beberapa masjid seperti Masjid Sultan Muhammad al-Fatih, Masjid Abu Ayub al-Anshari, Masjid Bayazid, dan Masjid Sulaiman al-Qanuni.

Masjid-masjid tersebut dihiasi kaligrafi Indah dan ukiran seni yang menarik. Di antara masjid-masjid tersebut terdapat satu masjid yang cukup dikenal dengan sebutan Aya Sofia. Kenapa cukup dikenal? Karena awalnya masjid ini adalah sebuah gereja, kemudian diubah menjadi masjid.

Selain masjid, para sultan juga mendirikan istana-istana, vila-vila megah, sekolahan, asrama, rumah sakit, panti asuhan, pemandian umum, pusat-pusat tarekat, dan masih banyak lagi.

Dalam bidang pendidikan, Dinasti Utsmani melakukan pengorganisasian pada sistem pendidikan madrasah yang tersebar luas. Madrasah Utsmani pertama kali didirikan di Iznik pada tahun 1331 M.

Ketika itu, sejumlah ulama besar didatangkan dari Iran dan Mesir untuk mengembangkan ajaran Muslim di beberapa teritorial yang baru.

Beberapa sultan masa belakangan juga mendirikan perguruan di Bursa, Edirne, dan Istanbul.

Pada akhir abad ke-15, beberapa perguruan tinggi ini disusun dalam sebuah hierarki yang menentukan jenjang karir bagi promosi ulama-ulama besar.

Perguruan yang dibangun oleh Sulaiman pada tahun 1550 M dan 1559 M benar-benar menjadi perguruan dengan rangking tinggi.

Rangking di bawahnya adalah sejumlah perguruan yang didirikan oleh sultan-sultan terdahulu, dan yang menempati rangking di bawahnya lagi adalah sejumlah perguruan yang didirikan oleh kalangan pejabat negara dan ulama.

Madrasah-madrasah tidak hanya diorganisir secara ringking, tetapi dibeda-bedakan berdasarkan fungsi pendidikannya. Madrasah tingkat terendah mengajarkan Nahwu (tata bahasa Arab) dan Saraf (sintaksis), Mantik (logika), teologi, astronomi, geometri, dan retorika. Sedangkan perguruan tinggi mengajarkan hukum dan teologi.

Kerajaan Turki Utsmani mempunyai beberapa peranan yang sangat strategis dan penting sehingga dalam masalah pemerintahan pun diperlukan fatwa dari mufti.

Tanpa adanya fatwa, hukum dalam bidang keagamaan dan kerajaan tidak berjalan. Pada masa ini, muncul dua aliran tarekat, yaitu Baktasyi dan Maulawiyah.

Aliran tarekat Baktasyi banyak berpengaruh di lingkungan militer. Sedangkan aliran tarekat Maulawiyah banyak berpengaruh di lingkungan pejabat pemerintahan.

Demikian sejarah singkat mengenai Dinasti kesultanan Utsmani lengkap dengan bidang-bidang kemajuan yang ada di dalamnya. Semoga apa yang kami sampaikan dapat menambah wawasan keilmuan sejarah Anda. Wallahu A’lam