Dengan adanya siklus air maka ketersediaan air di bumi akan

Suara.com - Setiap hari dalam kehidupan manusia, pasti membutuhkan air dari beberapa sumber air, seperti air sungai hingga air laut. Lantas, bagaimana air bisa terus ada? Jawabannya adalah siklus air.

Air merupakan satu-satunya zat di bumi dengan 3 bentuk sekaligus, yaitu padat (es), cair (air), dan gas (awan). Ketiganya bisa bertukar wujud dalam proses daur air, atau dikenal juga sebagai siklus air.

Siklus air sendiri sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia di Bumi. Sebelum mengetahui manfaat siklus air bagi kehidupan di Bumi, sebaiknya cari tahu dulu tahap-tahap yang terjadi pada siklus air.

Daur air atau siklus air adalah perputaran yang tidak berhenti dari air yang ada di bumi, naik ke atmosfer, hingga kembali lagi ke bumi. Secara sederhana, siklus air ini terdiri dari evaporasi, kondensasi, dan presipitasi, meskipun faktanya lebih kompleks dari itu.

Baca Juga: Metamorfosis Kupu-kupu dan Habitatnya

Tahapan Siklus Air

Lebih dari 96% cadangan air di dunia ini berasal dari lautan. Tidak heran jika banyak penjabaran daur air dimulai dari tempat tersebut. Siklus air yang dimulai dari laut sendiri biasanya melalui 5 tahapan, yaitu:

1. Terpapar sinar matahari

Saat matahari menyinari permukaan laut, maka molekul air akan bergerak. Semakin cepat molekul air ini bergerak, maka penguapan yang terjadi akan semakin besar.

2. Naik ke atmosfer (evaporasi)

Baca Juga: Daur Hidup Katak Mulai dari Telur Sampai Jadi Katak Dewasa

Gesekan yang terjadi pada molekul air akan mengakibatkan air berubah menjadi uap dan mulai naik ke atmosfer.

Dengan adanya siklus air maka ketersediaan air di bumi akan
Manfaat Siklus Air Bagi Kehidupan Kita di Bumi

Siklus air memiliki manfaat bagi kehidupan manusia di Bumi. Manfaat yang paling utama adalah siklus air yang terus berjalan menjaga ketersediaan air bersih.

Air bersih dapat digunakan dalam berbagai bentuk kegiatan manusia, seperti minum, masak, mandi, hingga mencuci.

Selain itu, air juga digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, seperti untuk mengairi tanaman di lahan pertanian, juga digunakan untuk memberi minum hewan ternak di peternakan, dan masih banyak lagi.

Melalui siklus air, ketersediaan air di Bumi akan menjadi terjamin. Mulai dari air yang mengalir ke sungai, danau, hingga laut, serta air yang terserap di dalam tanah. 

Lebih dari 96% cadangan air di dunia ini berasal dari lautan. Tidak heran jika banyak penjabaran daur air dimulai dari tempat tersebut. 

Baca Juga: Cantik! Air Terjun Pangkadari Mirip Sungai di Inggris

Siklus air yang dimulai dari laut sendiri biasanya melalui beberapa tahapan, yaitu:

Saat matahari menyinari permukaan laut, maka molekul air akan bergerak. Semakin cepat molekul air ini bergerak, maka penguapan yang terjadi akan semakin besar.

  1. Naik Ke Atmosfer (Evaporasi)

Gesekan yang terjadi pada molekul air akan mengakibatkan air berubah menjadi uap dan mulai naik ke atmosfer.

  1. Mengembun dan Menjadi Awan (Kondensasi)

Pada tahap ini, seluruh uap air yang menguap akan naik ke atmosfer, di mana semakin tinggi naiknya uap air, maka akan semakin dingin suhunya, sehingga molekul-molekul air melambat dan saling menempel. Saat itulah terjadi pengembunan yang terlihat sebagai awan oleh manusia.

Titik-titik air terus bergabung hingga awan berbentuk menjadi besar dan berat sehingga pada akhirnya jatuh kembali ke bumi atau dinamakan presipitasi.

Baca Juga:  Pentingnya Minum Air Putih Setelah Makan, Ini Manfaatnya..

Wujud presipitasi ini dapat berupa air hujan, salju, atau kristal es, tergantung pada suhu saat pengembunan.

Baca Juga: Presiden KSPI Sentil Anies, ‘Air di Jakarta Utara Mahal’

Tahap terakhir dari siklus air adalah ketika tetesan presipitasi jatuh ke permukaan bumi. Beberapa bagian dari presipitasi ini akan diserap oleh bumi dan kemudian tersimpan sebagai cadangan air tanah. Sebagian lagi akan mengalir ke sungai, danau, laut, dan sebagainya.

Dengan adanya siklus air maka ketersediaan air di bumi akan

Artikel ini mengungkap fakta mengenai air di bumi yang nggak pernah habis. Kenapa ya? Baca sampai habis, yuk!

--

Apa yang paling dibutuhkan makhluk hidup di bumi selain udara? Yap, air! Bahkan, sekitar 70% dari tubuh kita aja tersusun dari air. Makanya, kita butuh minum minimal 2 liter per hari, supaya kebutuhan cairan kita terpenuhi. 

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, kita juga perlu yang namanya air. Misalnya, untuk mandi, memasak, mencuci, dan sebagainya. Segitu pentingnya air dalam kehidupan kita.

Nah, yang jadi pertanyaannya adalah berapa banyak air yang kita habiskan dalam sehari? Kalo kita hitung secara kasar ya, buat minum aja satu orang minimal 2 liter, dikali dengan bermilyaran jumlah penduduk di bumi. Belum lagi, ditambah kebutuhan air yang digunakan untuk mandi, mencuci, dan kegiatan lainnya. Banyak banget nggak, sih?

Tapi, kenapa ya air di bumi nggak pernah habis? Ada yang tau jawabannya?

Sebenarnya, ada beberapa poin yang melatarbelakangi hal ini loh, guys! Nah, bagi yang mau tau, simak artikel berikut ini, yuk!

Air merupakan energi terbarukan

Alasan pertama air di bumi nggak pernah habis karena air merupakan salah satu energi terbarukan. Apa sih energi terbarukan itu? Energi terbarukan adalah sumber energi alam yang dapat digunakan secara bebas, bisa diperbarui secara terus-menerus, dan nggak terbatas jumlahnya. 

Ya, kalo kita lihat, bumi punya banyak sekali lautan. Jadi, nggak heran kalo ada yang bilang, ⅔ permukaan bumi diliputi oleh air. Makanya, jumlah air di bumi itu nggak terbatas. Selain itu, air nggak akan pernah habis karena bisa diperbarui jumlahnya melalui daur air. Nah, untuk lebih jelasnya, simak poin berikutnya, ya.

Baca juga: Duck Syndrome: Terlihat Bahagia Tapi Sebenarnya Tertekan

Adanya daur air 

Menurut seorang Volcanologist asal Amerika bernama Jim Webster, bumi sangatlah efisien dalam menyimpan air dalam jumlah yang besar. Hal tersebut dikarenakan adanya daur air atau siklus hidrologi. Nah, siklus hidrologi merupakan rangkaian atau tahapan yang dilalui air dari bumi ke atmosfer, lalu kembali lagi ke bumi. Siklus hidrologi dimulai dari proses penguapan (evaporasi), kondensasi, presipitasi, dan terakhir infiltrasi. 

Dengan adanya siklus air maka ketersediaan air di bumi akan

1. Penguapan (Evaporasi)

Kamu pasti udah pada tahu kan apa itu penguapan? Yap! Penguapan adalah perubahan wujud benda cair menjadi gas. Dalam proses ini, air yang ada di bumi mengalami penguapan ke udara karena mendapat panas dari matahari. Oh iya, air yang mengalami penguapan nggak cuma yang berasal dari sungai atau laut aja ya. Tapi, ada juga yang berasal dari tanaman atau es, loh! 

2. Kondensasi 

Setelah air menguap ke udara, maka air tersebut mengalami proses kondensasi atau penggumpalan. Loh, menggumpal menjadi apa, nih? Jawabannya, menjadi awan ya, guys!

Baca juga: Kenapa Hujan Bikin Kita Galau, Laper, dan Mager?

3. Presipitasi

Awan yang terbentuk, lama-kelamaan akan mencapai titik jenuh, dan jatuh ke bumi dalam bentuk tetesan-tetesan air yang kita sebut sebagai hujan. Nah, proses ini kita sebut sebagai presipitasi. Tapi, untuk beberapa kondisi tertentu, awan bisa turun ke bumi dalam bentuk salju, loh! Ini biasanya dipengaruhi oleh cuaca dan iklim juga.

4. Infiltrasi 

Air yang jatuh ke bumi akan mengalami infiltrasi atau terserap oleh pori-pori tanah. Nah, dari sini, air akan mengalir kembali ke laut dan proses daur air akan terulang kembali, guys. Sebenarnya, saat hujan turun, nggak semua air langsung jatuh ke tanah. Ada yang jatuhnya ke sungai, danau, atau permukaan atas tumbuhan. Tapi, balik lagi ke proses penguapan di awal, ya. Air yang menguap nggak cuma dari lautan aja. 

Nah, itu dia proses daur air yang terjadi berulang-ulang. Pantes aja ya air nggak habis-habis!

Tapi, meskipun begitu, ternyata masih ada loh wilayah yang kekurangan sumber air bersih atau bahkan nggak ada air sama sekali. Kenapa ya kira-kira? 

Penyebabnya bisa dari berbagai faktor. Mulai dari pengaruh iklim dan cuaca yang menyebabkan kekeringan, polusi atau pencemaran air, boros dalam menggunakan air, atau bahkan karena sanitasi yang buruk. 

Baca juga: Apa Itu Depresi? Yuk, Ketahui Fakta dan Gejala Dibaliknya

Tentu, kita perlu menyikapi krisis semacam itu. Ya, meskipun air di bumi nggak akan habis, bukan berarti kita bisa serakah dalam menggunakannya lho, ya! Kita semua perlu menjaga kelestarian dan ketersediaan air bersih agar masyarakat bisa sejahtera. Ingat loh betapa ngerinya kalau air bersih habis! 

Pertama, kita bisa mulai dari hal yang paling sederhana, seperti menggunakan air bersih dengan bijaksana atau seperlunya aja. Contohnya, jangan lupa mematikan keran air setiap habis mencuci tangan, piring, atau sehabis mandi. Lalu, ketika kamu sedang menampung air di bak, sebaiknya keran juga harus dimatikan saat airnya sudah penuh.

Kita juga bisa mulai membudayakan membuang sampah di tempatnya. Dengan begitu, lingkungan dan tempat bermuara air nggak bakal tercemar. Selain itu, menanam pohon atau tanaman-tanaman kecil nan cantik di sekitar rumah juga bisa membantu menjaga pasokan air yang ada di tanah. Sejuk lagi rasanya kalo rumah dikelilingi banyak pohon.

Dengan adanya siklus air maka ketersediaan air di bumi akan

Nah, jadi, itu dia fakta seru mengenai air di bumi kita. Selain menambah wawasan baru, kita jadi belajar lagi pelajaran yang diberikan sekolah dulu! Oh iya, agar pemahaman kamu lebih dalam soal siklus air dan siklus kehidupan lainnya,  kamu bisa dapatkan materi yang lebih lengkap di ruangbelajar

Dengan adanya siklus air maka ketersediaan air di bumi akan

Referensi: 

Susanti, Afriani. 2017. Kenapa Air di Bumi Tidak Pernah Habis, Nih Alasannya!. [daring], Tautan: https://techno.okezone.com/read/2017/08/16/56/1757346/do-you-know-kenapa-air-di-bumi-tidak-pernah-habis-nih-alasannya, diakses pada 15 Februari 2021. 

Kumparan. 2020. Proses Daur Air, Mulai dari Penguapan hingga Infiltrasi. [daring], Tautan:  https://kumparan.com/berita-hari-ini/proses-daur-air-mulai-dari-penguapan-hingga-infiltrasi-1usJ6tHMpz4/full, diakses pada 15 Februari 2021.

Redaksi Ilmu Geografi. Mengapa Air Di Bumi Tidak Pernah Habis? Ini Penjelasannya. [daring], Tautan: https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/mengapa-air-di-bumi-tidak-pernah-habis, diakses pada 15 Februari 2021.