Show
Pada dasarnya, setiap negara memerlukan cara tertentu untuk menjalankan perekonomian dan mengatasi masalah ekonomi, cara ini disebut sebagai sistem ekonomi. Dikutip dari Modul Pembelajaran Ekonomi SMA Kelas X yang disusun oleh Cucu Risa Asmarani, sistem ekonomi adalah suatu cara yang diambil dalam rangka mengatur sekaligus mengorganisasi seluruh kegiatan ekonomi, baik ekonomi rumah tangga negara atau pemerintah, maupun rumah tangga masyarakat atau swasta. Kegiatan ekonomi tersebut mencakup kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi yang dilakukan berdasarkan prinsip tertentu untuk mencapai kesejahteraan. Sistem ekonomi memiliki beberapa fungsi, yaitu:
Lantas, bagaimana dengan sistem ekonomi tradisional? Perlu diketahui, sistem ekonomi tradisional adalah salah satu sistem ekonomi yang masih digunakan hingga saat ini. Apa pengertian sistem ekonomi tradisional, bagaimana ciri-ciri sistem ekonomi tradisional, adakah kelebihan sistem ekonomi tradisional dan kelemahan sistem ekonomi tradisional, siapa saja negara yang menganut sistem ekonomi tradisional, serta penjelasan mengenai contoh sistem ekonomi tradisional akan dibahas secara lengkap dalam artikel ini. Akan tetapi, sebelum membahas lebih jauh mengenai sistem ekonomi tradisional, tidak ada salahnya mengenal sistem ekonomi lainnya yang tidak kalah penting. Langsung saja, simak selengkapnya di bawah ini. Sistem Ekonomi Komando/Terpusat, Pasar/Liberal, dan CampuranMasih dikutip dari modul pembelajaran yang sama, secara umum sistem ekonomi terbagi menjadi empat, yaitu sistem ekonomi tradisional, sistem komando/terpusat, sistem ekonomi pasar atau liberal, dan sistem ekonomi campuran. Akan tetapi, sebelum membahas lebih jauh mengenai sistem ekonomi tradisional, simak lebih dulu informasi mengenai sistem ekonomi komando/terpusat, sistem ekonomi pasar/liberal, dan sistem ekonomi campuran berikut ini. 1. Sistem ekonomi komando/terpusatPada dasarnya, sistem ekonomi komando merupakan sistem ekonomi yang seluruh aturan perekonomiannya ditentukan oleh pemerintah. Dengan demikian, secara tidak langsung, masyarakat hanya menjalankan aturan perekonomian yang sudah ditentukan. Contoh negara yang menerapkan sistem ekonomi komando/terpusat adalah Korea Utara. Ciri-ciri sistem ekonomi komando/terpusat adalah sebagai berikut:
2. Sistem ekonomi pasar/liberalSistem ekonomi pasar/liberal merupakan sistem ekonomi yang memiliki titik berat pada kebebasan masyarakat dan menggantungkan kegiatan ekonomi pada mekanisme pasar. Selain itu, sistem ekonomi pasar/liberal juga dapat diartikan dengan negara yang memberi kebebasan penuh kepada masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Contoh negara yang menerapkan sistem ekonomi pasar/liberal adalah Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman. Ciri-ciri sistem ekonomi pasar/liberal adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Memahami Perbedaan Sistem Ekonomi Liberal dengan Campuran 3. Sistem ekonomi campuran (komando dan pasar)Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang menitikberatkan kegiatan ekonomi pada interaksi antara pemerintah dan pihak swasta. Pelaksanaan sistem ekonomi campuran bertujuan untuk mencegah penguasaan sumber daya ekonomi secara penuh atas sumber daya vital oleh kelompok tertentu. Dalam sistem ekonomi campuran, pemerintah berperan untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan perekonomian. Sementara itu, pihak swasta diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan perekonomian yang ingin dilakukan. Dengan demikian, dalam sistem ekonomi campuran, pemerintah dan pihak swasta memiliki peran yang seimbang. Contoh negara yang menerapkan sistem ekonomi campuran adalah negara-negara yang pernah menjadi anggota non-blok (banyak terdapat di benua Asia dan Afrika), seperti Indonesia, India, Malaysia, Mesir, dsb. Ciri-ciri sistem ekonomi campuran adalah sebagai berikut:
Baca juga: Pengertian dan Contoh Pasar Bebas sebagai Bentuk Globalisasi Sistem Ekonomi TradisionalApa pengertian sistem ekonomi tradisional? Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang berdasar pada adat istiadat, sejarah, dan kepercayaan turun-temurun. Dalam sistem ekonomi tradisional, tradisi masyarakat berperan besar dalam mengambil keputusan ekonomi, khususnya produksi dan distribusi. Masyarakat bergantung pada pertanian, perikanan, berburu, atau kombinasi dari ketiganya dan menggunakan barter sebagai pengganti uang. Dikutip dari situs The Balance, negara yang menganut sistem ekonomi tradisional adalah negara-negara yang termasuk ke dalam kelompok berkembang, seperti negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Saat ini, beberapa sistem ekonomi tradisional yang dianut telah berkembang menjadi tipe campuran yang menggabungkan unsur-unsur dari kapitalisme, sosialisme, atau komunisme. Ekonom dan antropolog percaya bahwa sistem ekonomi lainnya pernah menerapkan sistem ekonomi tradisional. Dalam menjalankan perekonomiannya, sistem ekonomi tradisional memiliki titik berat pada kebiasaan dan adat istiadat. Oleh sebab itu, keberadaan sumber daya alam sangat dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup untuk jangka waktu singkat. Ciri-ciri Sistem Ekonomi TradisionalMasyarakat dalam negara yang menganut sistem ekonomi tradisional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Kelebihan Sistem Ekonomi TradisionalDalam pelaksanaannya, sistem ekonomi tradisional memiliki kelebihan sebagai berikut:
Kelemahan Sistem Ekonomi TradisionalDalam pelaksanaannya, sistem ekonomi tradisional memiliki kelemahan sebagai berikut:
Baca juga: 10 Prinsip Ekonomi dan Contohnya Dalam Kehidupan Sehari-hari Negara yang Menganut Sistem Ekonomi TradisionalSaat ini, hanya sedikit negara yang menganut sistem ekonomi tradisional. Sistem ekonomi tradisional biasanya terdapat di daerah pedalaman dan terpencil yang terisolasi dari dunia luar. Di Indonesia sendiri, sistem ekonomi tradisional masih dianut oleh masyarakat di desa terpencil dengan akses yang sulit ditempuh. Daerah atau negara yang menganut sistem ekonomi tradisional adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Pengertian, Prinsip, serta Keunggulan Sistem Ekonomi Islam Contoh Sistem Ekonomi TradisionalSistem ekonomi tradisional berkembang dengan menggunakan metode barter dalam transaksi. Metode ini menjadi salah satu yang membedakan sistem ekonomi yang berkembang saat itu dengan sistem ekonomi modern saat ini. Dalam metode barter, setiap individu atau kelompok akan menukarkan barang miliknya dengan yang dibutuhkannya. Sebagai contoh, seorang petani membutuhkan daging sapi dengan membawa satu kilogram beras ke sebuah tempat yang disebut pasar. Di dalam pasar, petani tersebut bertemu dengan seseorang yang membawa satu kilogram daging sapi dan membutuhkan beras. Transaksi pertukaran barang pun terjadi di antara keduanya. Jika dibandingkan dengan saat ini, kedua hal tersebut tentu tidak bisa dilakukan karena masing-masing memiliki nilai yang berbeda. Saat ini, harga satu kilogram daging sapi tentu lebih tinggi dibandingkan dengan harga satu kilogram beras. Akan tetapi, karena saat itu keduanya saling membutuhkan, pertukaran tersebut sah-sah saja dilakukan dan justru menguntungkan bagi satu sama lain. Baca juga: Mengenal Apa yang Dimaksud Ekspor dan Eksportir PenutupItulah beberapa hal yang harus diketahui mengenai sistem ekonomi tradisional. Mulai dari pengertian sistem ekonomi tradisional, ciri-ciri sistem ekonomi tradisional, kelebihan sistem ekonomi tradisional, kelemahan sistem ekonomi tradisional, negara yang menganut sistem ekonomi tradisional, dan contoh sistem ekonomi tradisional. Saat ini, sistem ekonomi tradisional memang sudah jarang diterapkan. Akan tetapi, sistem ekonomi tradisional merupakan cikal bakal sistem ekonomi modern yang kita kenal sekarang ini. Jika kamu adalah seorang entrepreneur yang baru saja memulai bisnismu, temukan berbagai informasi yang berkaitan dengan sistem ekonomi, bisnis, dan ekonomi secara umum di sini. Jangan ragu untuk melangkahkan kaki bersama majoo yang selalu setia menemani. Manfaatkan berbagai fiturnya, yuk berlangganan sekarang! |