Standar Kompetensi Mampu melakukan penelitian dengan benar Kompetensi Dasar 1. Merancang metode penelitian secara sederhana 2. Melakukan penelitian sosial secara sederhana 3. Mengkomunikasikan hasil penelitian sosial secara sederhana Tujuan Pembelajaran 1. Membedakan dua pendekatan dalam penelitian social yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif 2. Membuat proposal penelitian sosial dengan benar berdasarkan dua pendekatan tersebut 3. Menyusun laporan penelitian sosial 4. Melakukan seminar hasil penelitian sosial Pengantar Telah disebutkan pada Bab 1 bahwa sosiologi berusaha untuk mempelajari masyarakat secara ilmiah. Adapun, fokus sosiologi adalah tentang kehidupan kolompok manusia dan hasil interaksi sosial dari kehidupan kelompok sosial tersebut. Untuk dapat memberikan intepretasi dan analisis tentang realitas sosial yang terjadi di dalam masyarakat maka diperlukan suatu penelitian. Orientasi penelitian dalam ilmu sosial dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, nomotetik adalah cara kerja ilmu pengetahuan yang berfokus untuk membangun hukum atau teori bersifat umum mengikuti model ilmu pengetahuan alam (natural science). Kedua, idiografik yaitu cara kerja ilmu pengetahun yang berfokus pada pengalaman yang bersifat individual atau unik (dalam kaitan dengan nilai-nilai) dari generalisasi, memahami realitas secara mendalam atau model empati, mengarah pada ilmu-ilmu humaniora. Untuk itu sangat penting dalam studi sosiologi mempelajari penelitian sosial. Karena salah satu upaya untuk memberikan analisis sosiologis dapat dilakukan melalui sebuah penelitian sosial. Dalam kegiatan belajar kali ini, peserta diharapkan dapat melakukan sebuah rancangan penelitian dan melakukannya dengan benar. Pengertian Penelitian Sosial Secara definitif penelitian oleh Fred N Kerlinger (1990:17) menyatakan penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis, tentang fenomena-fenomena alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu. Dari definisi tersebut perlu ada penekanan dua hal, pertama, penelitian ilmiah bersifat sistematik dan terkontrol, ini berarti bahwa penyelidikan ilmiah tertata dengan cara tertentu sehingga penyelidik dapat memiliki keyakinan kritis mengenai hasil penelitian. Sebagai yang akan kita lihat nanti, pengamatan-pengamatan dalam penelitian ilmiah terikat erat pada disiplin. Kedua, penyelidikan ilmiah bersifat empiris. Jika ilmuwan berpendapat bahwa sesuatu adalah "begini", dia harus menggunakan cara tertentu untuk menguji keyakinannya itu dengan sesuatu di luar diri si ilmuwan. Dengan kata lain, pendapat atau keyakinan subyektif harus diperiksa dengan menghadapkannya pada realitas obyektif. Ilmuwan mesti selalu menghadapkan pemikiran- pemikirannya pada "majelis" telaah dan uji empirik. Secara taksonomis, ada dua aliran utama dalam kegiatan penelitian pada umumnya, termasuk penelitian dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan pendidikan, yaitu aliran positivistik dan aliran non positivistik (interpretatif). Aliran positivistik melahirkan praksis penelitian dengan pendekatan kuantitatif, sedangkan aliran non positivistik melahirkan praksis penelitian dengan pendekatan kualitatif. Tabel 8.1. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Berdasar Asumsi yang Ada Asumsi Dasar Kuantitatif Kualitatif Ontologi Hakikat dasar gejala sosial Real Berpola Dibuat melalui definisi Hasil makna dan interpretasi Hakikat dasar manusia Rasional Diatur oleh hukum universal Memberi makna Bebas Epistemologi (Hakikat dasar ilmu pengetahuan) Kaitan ilmu dengan nilai Bebas nilai Objektif Tidak bebas nilai Subjektif Kaitan ilmu dengan akal sehat Ilmu adalah cara terbaik memperoleh pengetahuan Akal sehat adalah teori orang awam yang perlu dipahami Metodologi Deduktif Nomotetik Induktif Idiografis Aksiologi Menemukan hukum universal, mencari penjelasan Menemukan arti pemahaman Sumber: Bambang Prasetyo & Lina Mifatahul Jannah, 2006: 33 Berdasarkan pada Tabel 8.1 dapat dijelaskan bahwa perbedaan pokok penelitian kuantitatif dari penelitian kualitatif dapat terlihat dari: 1. Cara memandang sifat realitas sosial Penelitian kualitatif menganggap realitas sosial itu bersifat ganda. Realitas sosial merupakan hasil konstruksi pemikiran dan bersifat holistis. Di pihak lain, penelitian kuantitatif memandang realitas sosial bersifat tunggal, konkret dan teramati. 2. Peranan nilai Penelitian kualitatif menganggap bahwa proses penelitian dapat dikatakan sebagai sepenuhnya “ tidak bebas nilai”. Di pihak lain, penelitian kuantitatif menganggap bahwa proses penelitian sepenuhnya “bebas nilai”. 3. Fleksibillitas dalam pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidak bersifat kaku tetapi selalu disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Demikian pula hubungan antara peneliti dan yang diteliti bersifat interaktif dan tidak dapat dipisahkan. Sedangkan dalam penelitian kuantitatif, prosedur pengumpulan data distandarisasi dan menganggap bahwa hubungan peneliti dengan yang diteliti adalah independen dan dapat dipisahkan. (Sumber: Emy Susanti Hendarso, 2005:168-169) Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan formal, objektif, dan proses kerja yang sistematis. Metode penelitian ini digunakan untuk menjelaskan variabel, menguji hubungan antar variabel, dan menentukan interaksi sebab dan akibat antar variabel. Menurut Taylor dan Bogdan (1984), penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Pada penelitian kualitatif, data numerikal digunakan untuk memperoleh informasi tentang dunia sosial. Penelitian kualitatif adalah pendekatan sistematis dan subjektif yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman hidup dan memberikan makna atasnya. Penelitian kualitatif bukan ide baru dalam berbagai cabang ilmu, dan mungkin juga akan terus berkembang di dunia penelitian khususnya ilmu-ilmu sosial dan pendidikan. Tipe penelitian macam ini dilaksanakan untuk menjelaskan dan mendorong pemahaman tentang pengalaman manusia dalam aneka bentuk. Tabel 8.2. Predisposisi antara Metode Kuantitatif dan Kualitatif No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif 1. Asumsi a. Fakta sosial adalah realitas objektif dan bebas nilai b. Mengutamakan desain atau metode kerja yang ketat c. Variabel-variabel penelitian diidentifikasi dan diukur hubungan-hubungan atau perbedaan- perbedaannya d. Mengutamakan perspektif rtik atau beranjak pada pandangan dari luar subjek Asumsi a. Realitas dikonstruksi secara sosial dan tidak bebas nilai b. Mengutamakan penguasaan mendalam atas fenomena secara material c. Variabel adalah kompleks, memiliki tautan secara fenomena dan sulit diukur secara statiskal d. Menggunakan perspektif emik atau beranjak pada pandangan dari dalam subjek 2. Tujuan a. Dapat digeneralisasikan atau ditransfer dalam situasi lain b. Memiliki kemampuan memprediksi fenomena sejenis c. Eksplanasi kausalitas, dampak dari perlakuan atau perbedaan antarvariabel Tujuan a. Kontekstualisasi, dapat ditransfer manakala karakteristiknya memiliki sebagian besar kesamaan b. Interpretasi secara meluas dan emndalam dengan perspektif tertentu c. Pemahaman atas perspektif pelaku dan menautkan secara lunak fenomena 3. Pendekatan a. Dimulai dari hipotesis dan teori b. Proses kerja bertahap – ketat, mulai dari proposal, desain, pelaksanaan, dan pelaporan c. Manipulasi dan mengontrol variabel atau perlakuan d. Menggunakan instrument formal, seperti angket dan tes yang divalidasi sebelumnya e. Eksperimentasi, baik secara sungguhan maupun kuasi f. Menggunakan pola berpikir atau penarikan simpulan secara deduktif g. Analisis komponen – komponen secara detail, termasuk uji asumsi-asumsi statistic untuk analisis data h. Mencari consensus, norma tertentu yang ditetapkan secara ketat i. Mereduksi data ke indeks numerical untuk keperluan analisis j. Bahasa abstrak dalam penulisan Pendekatan a. Berkahir dengan hipotesis atau teori grounded. b. Proses kerja bersifat kontinu, Selesainya proposal relative sejalan dengan selesainya penelitian c. Emergensi dan poenjelasan atau fenomena d. Peneliti sebagai instrument utama, dengan pendekatan utama observasi partisipatif dan wawancara mendalam e. Bersifat inkuiri secara alami atau naturalistic f. Menggunakan pola berpikir atau penarikan simpulan secara induktif g. Mencari untuk membuat pola – pola atau kecenderungan – kecenderungan dilihat dari konteksnya h. Mencari pluralitas atau kompleksitas tautan antarfenomena yang bersifat lunak i. Membuat minor menggunaan indeks numerical j. Bahasa deskriptif dalam penulisan 4. Peran Peneliti a. Tidak terpengaruh dan tidak menjadi dari subjek penelitian b. Penjelasan secara objektif Peran Peneliti a. Keterlibatan pribadi dan menjadi bagian dari subjek penelitian b. Pemahaman secara empati 5. Tekhnik Pengumpulan Data a. Kuesioner b. Observasi c. Wawancara terstruktur Tekhnik Pengumpulan Data a. Participant Observation b. In depth interview c. Dokumentasi d. Observasi e. Focus Group Discussion 6 Instrumen Penelitian a. Tes, angket, wawancara terstruktur b. Instrument yang telah terstandar Instrumen Penelitian a. Peneliti sebagai instrument (human instrument) b. Field note, recorder, camera, dan handycam 7 Data a. Kuantitatif b. Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrument Data a. Deskriptif kualitatif b. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan informan, dokumen dan lain- lain. 8 Sampel a. Besar b. Representative c. Sedapat mungkin random d. Ditentukan sejak awal e. Responden Cuplikan a. Kecil b. Tidak representative c. Purposive, snowball d. Berkembang selama proses penelitian e. Informan 9 Analisis a. Setelah selesai pengumpulan data b. Deduktif c. Menggunakan analisis statistik untuk menguji hipotesis Analisis a. Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian dari mulai pengumpulan data, reduksi data, verifikasi data dan kesimpulan b. Induktif c. Mencari pola, model, tema, teori 10 Hubungan dengan Responden a. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif b. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden c. Jangka pendek sampai hipotesis dapat Hubungan dengan Narasumber/ Informan a. Empati, akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam b. Kedudukan sama bahkan sebagai guru, konsultan dibuktikan c. Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan teori 11 Usulan Desain a. Luas dan rinci b. Literature yang berhubungan dengan masalah, dan variabel yang diteliti c. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah- langkahnya d. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas f. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan Usulan Desain a. Singkat, umum bersifat sementara b. Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama c. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan d. Tidak dirumuskan hipotesis, namun asumsi dasar e. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan 12 Kapan penelitian dianggap selesai? Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan Kapan penelitian dianggap selesai? Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh 13 Kepercayaan terhadap hasil Penelitian Pengujian validitas dan realiabilitas instrument Kepercayaan terhadap hasil Penelitian Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasil penelitian melalui uji validitas teknik triangulasi Sumber: Diolah dari berbagai sumber Perbedaan dalam penggunaan metode penelitian berdampak pada penyusunan rancangan penelitian, instrumen penelitian, subyek penelitian bahkan pada teknik analisis data. Setiap gejala sosial yang bervariasi tersebut, menuntut setiap peneliti untuk memahami metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan benar sehingga tidak salah dalam pemilihan metode. Metode kuantitatif dapat diigunakan apabila: a. Masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi. b. Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan infomasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. c. Ingin diketahui pengaruh perlakuan atau treatment tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. d. Peneliti bermasud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif. e. Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur. f. Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu. Lebih lanjut, metode kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan metode kuantitatif. Metode kualitatif dapat digunakan apabila: a. Jika masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek, melakukan penjelajahan dengan grant tour question, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan ekplorasi terhadap suatu obyek. Ibarat orang akan mencari sumber minyak, tambang emas dan lain lain. b. Untuk memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu. Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan mata, memiiki makna tertentu. c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-pola hubungan yang jelas. d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut. e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan. Teori yang demikian dibangun melalui grounded research. Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang mendalam. Setelah data dianalisis maka maka akan menjadi tesis atau teori. f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik uji kevalidan data (teknik trianggulasi) maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh. Ibarat mencari siapa yang menjadi provokator, maka sebelum ditemukan siapa provokator yang dimaksud maka penelitian belum dinyatakan belum selesai. g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka sejarah perkembangan kehidupan seseorang. Rancangan Penelitian Sosial Menurut Lincoln dan Guba, rancangan penelitian adalah upaya merencanakan kemungkinan- kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing dalam sebuah penelitian. Sedangkan menurut Lexy Moleong, rancangan penelitian diartikan sebagai usaha merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dalam bahasa yang umum, rancangan penelitian dapat disebut proposal penelitian yang didalamnya mencakup judul penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka (kerangka teori) dan metode penelitian. Dalam penelitian sosial, penyusunan rancangan penelitian, masing-masing pendekatan memiliki ciri khas yang berbeda karena asumsi dasar yang dibangun juga berbeda. Pemilihan Topik/Judul Penelitian Sebelum peneliti menentukan judul penelitian yang tepat, maka sebelumnya peneliti akan memilih topik penelitian apa yang akan dilakukan. Hal ini penting untuk membuat judul penelitian singkat, padat dan jelas. Dalam merumuskan topik penelitian, faktor yang menjadi pertimbangan untuk memudahkan dalam penentuan topik adalah: a. Pengalaman pribadi dan kehidupan sehari-hari b. Masalah yang ada di media massa c. Pengetahuan di lapangan dan memperbandingkannya dengan teori d. Kebutuhan memecahkan masalah e. Kemudahan mendapatkan data (peluang) f. Personal Values Judul penelitian harus dirumuskan dengan singkat dan jelas, yang mencakup 5 hal yaitu sifat atau jenis permasalahan penelitian, obyek yang diteliti, subyek penelitian, lokasi penelitian dan waktu terjadinya peristiwa. Menyusun latar belakang masalah Latar belakang masalah biasanya terdiri dari alasan pemilihan masalah penelitian, urgensi penelitian, serta adanya segi kemenarikan dari masalah tersebut sehingga seorang peneliti memiliki alasan yang kuat untuk melakukan penelitian sosial tersebut. Hal ini karena dalam dunia ilmiah suatu masalah itu timbul apabila terdapat kesenjangan antara das sein, apa yang sebenarnya terjadi (sesuai kenyataan) dan das sollen, apa yang seharusnya terjadi (sesuai keinginan). Kedua hal tersebut perlu dicantumkan dalam latar belakang masalah yang biasanya berisi data-data yang terjadi sesuai dengan gejala sosial yang ada. Tanpa dukungan data tersebut, maka latar belakang masalah hanya bersifat teoritis semata sehingga penelitian ini menjadi diragukan manfaatnya. Merumuskan masalah penelitian sosial Seperti telah dikemukakan bahwa, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bagian ini tidak dapat dipisahkan dengan latar belakang masalah. Secara umum, masalah penelitian dapat dipilih dengan mengajukan pertanyaan seperti berikut ini: 1. Apakah masalah tersebut merupakan sesuatu yang baru/aktual, relatif belum banyak diteliti oleh orang lain? 2. Apakah masalah itu mengundang rasa ingin tahu (curriosity) bagi peneliti maupun pihak luar yang bakal membaca atau memanfaatkan hasil penelitian itu? 3. Apakah masalah yang dipilih berbeda dalam ruang lingkup ilmu yang dipelajarinya? 4. Apakah kemampuan dan latar belakang pendidikan peneliti mendukung masalah penelitian tersebut? 5. Apakah alat materi, kondisi fisik psikologis dan metode yang dipakai memungkinkan terlaksananya penelitian tersebut? 6. Apakah penelitian mempunyai waktu yang cukup? 7. Apakah tersedia dana penunjang bagi terlaksananya penelitian tersebut? Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. (level of explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif. 1. Rumusan masalah Deskriptif Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif : a. Bagaimana kinerja Kepala Sekolah SMAN X selama lima tahun terakhir? b. Bagaimana sikap masyarakat terhadap pertumbuhan rumah-rumah kos mahasiswa di sekitar kampus di Kota X? c. Bagaimana efektivitas pelaksanaan Program KTSP di SMAN X? d. Bagaimana tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Pemerintah Desa/Kelurahan dalam bidang kependudukan? e. Bagaimana produktivitas lulusan SMK Jurusan Otomotif yang bekerja di pabrik Motor X? f. Bagaimana minat baca warga masyarakat dalam pemanfaatan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat? Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri (bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif) 2. Rumusan Masalah Komparatif Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid-murid Sekolah SMAN yang berasal dari keluarga tingkat ekonomi menengah dan tingkat ekonomi rendah/miskin? b. Adakah perbedaan disiplin murid yang berasal dari keluarga PNS dengan keluarga Pedagang? c. Adakah perbedaan antara disiplin belajar dan prestasi belajar antara peserta didik yang berasal dari daerah pedesaan dengan daerah perkotaan? d. Adakah perbedaan kompetensi pedagogik antara guru yang berlatar belakang Pendidikan Ilmu Murni dan guru yang berlatar belakang Pendidikan LPTK? 3. Rumusan Masalah Asosiatif Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif /reciprocal / timbal balik. Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a. Adakah hubungan antara tumbuhnya supermarket di pedesaan dengan perilaku belanja masyarakat. b. Adakah hubungan antara postur tubuh dengan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah? c. Adakah hubungan antara jarak gedung sekolah dengan minat masyarakat menyekolahkan anak. d. Adakah hubungan antara pembangunan jalan di daerah pedesaan dengan perkembangan ekonomi petani? Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut. a. Hubungan antara tumbuhnya supermarket di pedesaan dengan perilaku belanja masyarakat Desa Maliran. b. Hubungan antara postur tubuh dengan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah SMAN X di Kota Banyubiru. c. Hubungan antara jarak gedung sekolah dengan minat masyarakat menyekolahkan anak di Desa Miri. d. Hubungan antara pembangunan jalan di daerah pedesaan dengan perkembangan ekonomi petani di Kecamatan Ronggo Jambu. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi), contoh: a. Apakah ada pengaruh pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap prestasi belajar anak ? b. Apakah ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah SMA X terhadap peluang diterima di Perguruan tinggi ? c. Apakah ada pengaruh Tata ruang kelas terhadap kenyamanan siswa dalam pembelajaran ? d. Apakah ada pengaruh guru yang telah bersertifikasi terhadap kualitas pembelajaran bidang studi Sosiologi di SMA X ? Contoh judul penelitiannya: a. Pengaruh pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap prestasi belajar anak di Kota Dadapan b. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah SMK X terhadap peluang diterima di Perguruan tinggi di Kota Sariparna c. Pengaruh tata ruang kelas terhadap kenyamanan siswa dalam pembelajaran di Pagar Besi d. Pengaruh guru yang telah bersertifikasi terhadap kualitas pembelajaran yang ada di SMA Kota Beringin Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh: a. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi di SMA kelas XI di Kota Y. b. Hubungan antara ketekunan belajar dengan kecerdasan siswa Kelas XII SMAN di Kota Y. Merumuskan tujuan dan manfaat penelitian. Tujuan penelitian dinyatakan secara lengkap, operasional dan koefisien dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, yaitu untuk memperoleh jawaban atas masalah yang telah |