Contoh soal kebijakan modal kerja konservatif, moderat dan agresif

Contoh soal kebijakan modal kerja konservatif, moderat dan agresif

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

1 MANAJEMEN MODAL KERJA

2 MODAL KERJA : INVESTASI ORGANISASI PADA BERBAGAI AKTIVA JANGKA PENDEK
MANAJEMEN MODAL KERJA MODAL KERJA : INVESTASI ORGANISASI PADA BERBAGAI AKTIVA JANGKA PENDEK PENTINGNYA : 1. SEBAGIAN BESAR PROPORSI WAKTU MANAJER KEUANGAN DIALOKASIKAN UNTUK MANAJEMEN MODAL KERJA LEBIH DARI 50% DARI TOTAL ASSET UMUMNYA DIINVESTASIKAN UNTUK MODAL KERJA HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN KEBUTUHAN INVESTASI PADA AKTIVA LANCAR SANGAT ERAT DAN LANGSUNG MANAJEMEN MODAL KERJA SANGAT PENTING BAGI PERUSAHAAN KECIL

3 PEMENUHAN KEBUTUHAN MODAL KERJA
MODAL KERJA PERMANEN MODAL KERJA VARIABEL KENAIKAN PENJUALAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PINJAMAN JANGKA PANJANG + MS SUMBER PEMBIAYAAN KEBIJAKAN PEMENUHAN KONSERVATIF MODERAT AGRESIF

4 KEBIJAKAN PEMENUHAN MODAL KERJA
PT “CDR” sedang mempelajari untuk menetukan tingkat aktiva lancar yang optimal untuk tahun depan. Manajemen memperkirakan penjualan akan meningkat sebesar Rp 1 Milyar. Perusahaan mempertahankan rasio utang 50%. Nilai aktiva tetap saat ini sebesar Rp 400 juta. Tingkat bunga pinjaman rata-rata 12%. Manajer keuangan menginginkan untuk menganalisis 3 alternatif : Kebijakan Konservatif dengan aktiva lancar sebesar 60% dari penjualan Kebijakan Moderat dengan mempertahankan tingkat aktiva lancar 50% dari penjualan Kebijakan Agresif dengan tingkat aktiva lancar sebesar 40% dari penjualan. Diasumsikan : tingkat EBIT sebesar 10% dari penjualan dan tarif pajak 25%. 1. Kebijakan mana yang paling baik 2. Bagaimana komentar saudara terhadap keputusan atas kebijakan tersebut

5 Laba sebelum pajak (EBT) 40.000.000 46.000.000 52.000.000 Pajak 25%
KONSERVATIF MODERAT AGRESIF Aktiva Lancar Aktiva Tetap Total Aktiva Utang / Total Aktiva 50% Modal Sendiri EBIT 10% Bunga 12% Laba sebelum pajak (EBT) Pajak 25% Laba setelah pajak (EAT) Return on Equity (ROE) 6% 7,67% 9,75% Return on Total Asset (ROA) 3% 3,83% 4,87%

6 Laba sebelum pajak (EBT) (10.000.000) (4.000.000) 2.000.000 Pajak 25%
KONSERVATIF MODERAT AGRESIF Aktiva Lancar Aktiva Tetap Total Aktiva Utang / Total Aktiva 50% Modal Sendiri EBIT 5% Bunga 12% Laba sebelum pajak (EBT) ( ) ( ) Pajak 25% ( ) ( ) Laba setelah pajak (EAT) ( ) ( ) Return on Equity (ROE) -1,5% -0,75% 3.75% Return on Total Asset (ROA)

7 MANAJEMEN KAS MOTIF : TRANSAKSI (TRANSACTION MOTIVE)
BERJAGA JAGA (PRECAUSIONARY MOTIVE) SPEKULASI (SPECULATIVE MOTIVE) MANFAAT : MEMBERIKAN KEMUNGKINAN POTONGAN PENJUALAN TERM OF CREDIT 2/10 NET 60 DAPAT MEMPENGARUHI CURRENT RATIO

8 Anggaran Kas Suatu perusahaan sedang merencanakan untuk menyusun Budget Kas untuk semester I tahun Data-data yang tersedia sbb.: Rencana penjualan : Jan Rp April Rp Pebr Rp Mei Rp Maret Rp Juni Rp Dari rencana penjualan tersebut 20% dijual secara tunai, sisanya dengan kredit dengan pola penerimaan sbb. 50% diterima 1 bulan setelah bulan penjualan, sisanya dua bulan setelah bulan penjualan. Data penjulan bln Nov dan Des 2013 masing-masing sebesar Rp dan Rp Pembelian bahan baku per bulan sbb.: Jan Rp aPRIL Rp Pebr Rp Mei Rp mARET Rp Juni Rp Pembayaran upah : Jan Rp April Rp Pebr Rp Mei Rp Maret Rp Juni Rp

9 4. Pembayaran biaya-biaya lainnya :
Jan Rp April Rp Pebr Rp Mei Rp Maret Rp Juni Rp 5. Pembayaran pajak : Mei sebesar Rp Berdasarkan data tersebut, Menyusun Budget Kas untuk semester I tahun 2014 Saldo Kas per 31 des 2013 diperkirakan Rp Saldo Kas minimum sebesar Rp 2. Jika terjadi defisit kas diupayakan meminjam dari bank, dan jika terjadi surplus diupayakan untuk mengangsur pinjaman.

10 ANGGARAN KAS SEMESTER I : 2008
URAIAN JAN PEBR MARET APRIL MEI JUNI Penerimaan : Penjualan tunai Penerimaan Piutang 48.000 49.000 49.200 50.000 51.000 52.000 Total Penerimaan Pengeluaran : Pembelian bahan baku Pembayaran Upah Pembayaran biaya lainnya Pembayaran Pajak 55.000 65.000 60.000 70.000 75.000 80.000 20.000 Total Pengeluaran Surplus (Defisit) 9.400 4.400 (16.800) (38.600) (70.600) 14.000 Saldo Awal Pinjam (Bayar) 30.000 - 39.400 43.800 27.000 6.600 10.000 70.600 Dana likuid yang tersedia 33.600 (23.600) 80.600 Saldo Akhir Hutang Kumulatif 77.200

11 BUDGET PENGUMPULAN PIUTANG
BULAN PENJ PENJ. KREDIT JAN PEBR MARET APRIL MEI JUNI NOV DES 92.000 94.400 - 96.000 98.000 98.400

12 MANAJEMEN PIUTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PIUTANG :
VOLUME PENJUALAN KREDIT PERIODE PENGUMPULAN PIUTANG KEBIJAKAN KREDIT EVALUASI PEMBERIAN KREDIT : 5 “C” ATAU 3 “R” EVALUASI PERUBAHAN KEBIJAKAN KREDIT : MODEL SARTORIS-HILL : INTERLATIONSHIP ANTARA KEBIJAKAN KREDIT, PRODUKSI, PENJUALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP TIMING DAN KUALITAS ALIRAN KAS

13 MENCARI NPV TERTINGGI OPERASI HARIAN, FORMULA DASAR :
P = HARGA PER UNIT C = COST PER UNIT Q = PENJUALAN HARIAN b = TINGKAT KERUGIAN BAD DEBT t = PERIODE PENGUMPULAN k = TINGKAT BUNGA HARIAN

14 Perusahaan mempertimbangkan untuk merubah kebijakan kredit
Perusahaan mempertimbangkan untuk merubah kebijakan kredit . Saat ini perusahaan dapat menjual 100 unit produk setiap hari dengan harga Rp /unit. Harga pokok/unit sebesar Rp Kebijakan kredit saat ini: Term of credit : 2/10 n. 40 30% langganan memanfaatkan potongan tersebut, sedangkan sisanya tidak memanfaatkan potongan tunai dengan rata-rata bad debt (piutang tak tertagih sebesar 2%. Kebijakan kredit yang direncanakan : Term of Credit : 2/10 n. 60. Kelongaraan jangka waktu kredit direncanakn karena harga BBM meningkat sehingga harga pokok/unit meningkat menjadi Rp Harga jual juga meningkat menjadi Rp /unit. Penjualan diharapkan meningkat menjadi 120 unit setiap hari, namun pelanggan yang memanfaatkan potongan tunai akan turun menjadi 20% . Bad debt juga akan meningkat menjadi 4%. Jika biaya modal sebesar 12%. Apakah perubahan kebijakan kredit tersebut perlu dilakukan ?

15 KEBIJAKAN LAMA KEBIJAKAN BARU P0 = Rp Q0 = 100 Unit C0 = Rp 8.500 d0 = 2% D0 = 30% b0 = 2% t0 = 40 hari k0 = 12%/360 =0,033% td0 = 10 hari P1 = Rp Q1 = 120 Unit C1 = Rp 9.000 d1 = 2% D1 = 20% b1 = 4% t1 = 60 hari k1 = 12%/360 =0,033% td1 = 10 hari

16 PENGEMBANGAN FORMULA KEPUTUSAN : NPV1 > NPV0  KEBIJAKAN BARU DAPAT DILAKSANAKAN

17 Perusahaan mempertimbangkan untuk merubah kebijakan kredit
Perusahaan mempertimbangkan untuk merubah kebijakan kredit . Saat ini perusahaan dapat menjual 100 unit produk setiap hari dengan harga Rp /unit. Harga pokok/unit sebesar Rp Kebijakan kredit saat ini: Term of credit : 2/10 n. 40 30% langganan memanfaatkan potongan tersebut, sedangkan sisanya tidak memanfaatkan potongan tunai dengan rata-rata bad debt (piutang tak tertagih sebesar 2%. Kebijakan kredit yang direncanakan : Term of Credit : 3/10 n. 40. Kelonggaran jangka waktu kredit direncanakn karena harga BBM meningkat sehingga harga pokok/unit meningkat menjadi Rp Harga jual juga meningkat menjadi Rp /unit. Penjualan diharapkan meningkat menjadi 110 unit setiap hari, namun pelanggan yang memanfaatkan potongan tunai akan naik menjadi 40% . Bad debt tetap sebesar 2%. Jika biaya modal sebesar 12%. Apakah perubahan kebijakan kredit tersebut perlu dilakukan ?

18 PENGEMBANGAN FORMULA KEPUTUSAN : NPV1 > NPV0  KEBIJAKAN BARU DAPAT DILAKSANAKAN

19 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (RAW MATERIAL) JENIS PERSEDIAAN
BARANG DALAM PROSES (WIP) BARANG JADI (FINISHED GOODS)

20 ANALISIS PERSEDIAAN BAGAIMANA MENYEIMBANGKAN INFLOW DAN OUTFLOW KEBUTUHAN MENENTUKAN BESARNYA SAFETY STOCK PENGADAAN OPTIMAL (EOQ) PERBEDAAN SKALA INVESTASI PADA PERSEDIAAN AKAN MENGAKIBATKAN BEBERAPA BIAYA NAIK SEDANG YANG LAIN AKAN TURUN

21 JENIS BIAYA DALAM PERSEDIAAN
1 Ordering Cost (Biaya pesan) Biaya yang diperlukan untuk melakukan pemesanan sampai barang tiba di gudang dan siap digunakan. Seperti : persiapan melakukan pesanan, pengiriman pesanan, penerimaan barang 2 Carrying Cost (Biaya simpan) Biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu yang pada umumnya akan meningkat sesuai dengan meningkatnya persediaan yang disimpan. Contohnya : Biaya simpan, asuransi, pajak, biaya barang usang. Biaya simpan biasanya dinyatakan dalam satuan biaya per unit per periode atau dalam % per periode 3 Stockout Cost (Biaya kehabisan persediaan) Biaya yang timbul karena tidak tersedianya bahan yang cukup. Misalnya : biaya rescheduling produksi, pemesanan khusus, hilangnya kepercayaan pelanggan

22 KARAKTERISTIK BIAYA PERSEDIAAN
Biaya (Rp) BIAYA TOTAL BIAYA SIMPAN BIAYA PESAN Persediaan (Q)

23 EOQ (ECONOMICAL ORDER QUANTITY)
EOQ = KUANTITAS PEMESANAN YANG PALING EKONOMIS R = KEBUTUHAN (PENGGUNAAN) BAHAN TAHUNAN S = BIAYA PEMESANAN SEKALI PESAN P = HARGA / UNIT BAHAN I = % BIAYA SIMPAN

24 EOQ (ECONOMICAL ORDER QUANTITY)
CONTOH : Kebutuhan tahunan = unit Biaya pemesanan sekali pesan = Rp 3.500 Biaya Simpan = 20% dari rata-rata persediaan Harga / unit bahan baku = Rp 1.000 Total Cost = Biaya pesan + Biaya Simpan = = …….. + …….. =

25 EOQ (ECONOMICAL ORDER QUANTITY)
Berapa Total Biaya, jika besarnya Q = unit Total Cost = Biaya pesan + Biaya Simpan = = …….. + …….. = ………..

26 EOQ (ECONOMICAL ORDER QUANTITY)
CONTOH : Kebutuhan tahunan = unit Biaya pemesanan sekali pesan = Rp 3.500 Biaya Simpan = 25% dari rata-rata persediaan Harga / unit bahan baku = Rp 1.000 Total Cost = Biaya pesan + Biaya Simpan = = =

27 EOQ (ECONOMICAL ORDER QUANTITY)
Jumlah pesanan 2.500 25.000 50.000 Frekwensi pesanan 400 40 20 10 Rata-rata persediaan 1.250 12.500 Biaya Simpan (Rp.000) 312,5 3.125 6.250 Biaya Pesan (Rp.000) 1400 140 70 35 Total Biaya (Rp.000) 1.712,5 3.265 6.320 12.535 Total Cost = Biaya pesan + Biaya Simpan = = =

28 EOQ (ECONOMICAL ORDER QUANTITY)
REORDER POINT = SAFETY STOCK + PEMAKAIAN SELAMA LEAD TIME JIKA : SAFETY STOCK = UNIT LEAD TIME = 2 MINGGU MAKA : REORDER POINT = ( /360 X 14)

29 EXERCISE Perhitungan biaya produksi dari perush X per 31 Desember 2010 sbb.: Raw Material per 1 Jan 2010 = unit Rp Pembelian selama setahun = unit Rp Rp Raw Material Inventory pada 31 Desember Rp Raw Material yang digunakan dalam proses produksi Rp Direct Labor Rp Overhead Pabrik Rp Total biaya pabrik yang dibebankan Rp Work in process per 1 Januari Rp Rp Work in Process per 31 Desember Rp Cost of Goods Manufactured Rp Finished Goods per 1 Januari Rp Rp Finished Goods per 31 Desember Rp Cost of Goods Sold Rp

30 Data lain yang diperlukan :
Procurement Cost setiap kali pesanan sebesar Rp Carrying cost Raw Material Inventory sebesar 30% Seandainya rencana produksi dan forecasting pembiayaan untuk tahun 2010 persis sama seperti tahun 2009, sdr diminta : Menghitung EOQ Total Biaya Inventory untuk tahun 2010 Seandainya mulai 1 Januari 2010 perusahaan mulai mengadakan safety stock Raw Material sebesar 500 unit dan untuk memperoleh Raw Matreial baru dibutuhkan Lead Time selama 2 minggu, maka gambarkan grafik persamaan Raw Material untuk perusahaan tersebut dengan menunjukkan waktu Reorder Point yang tepat.

31 KARAKTERISTIK BIAYA PERSEDIAAN
Biaya (Rp) BIAYA TOTAL BIAYA SIMPAN BIAYA PESAN 500 1000 1500 2000 2500 3000 Persediaan (Q)

32

33 SELESAI