Contoh penerapan sikap jujur dalam berwirausaha

Contoh Sikap Jujur Karyawan di Kantor

Kejujuran merupakan hal yang sangat penting dalam diri setiap individu. Di dunia pekerjaan, pastinya hal ini juga dibutuhkan. Perusahaan membutuhkan karyawan-karyawan yang jujur dalam bekerja. pegawai yang jujur adalah pegawai yang pastinya di inginkan oleh setiap perusahaan. Karena, kejujuran karyawan adalah salah satu pondasi penting dalam kemakmuran dan kemajuan perusahaan.Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang Contoh Sikap Jujur Karyawan di Kantor . Simak terus ulasan dibawah ini!
Cekidot!!


1.Mengerjakan Tugas Atasan dengan BaikKetika atasan memberikan tugas kepadamu, itu merupakan tanggung jawab yang harus kamu selesaikan. Kamu harus menyelesaikan tugas tersebut sebelum deadline tiba. Mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin adalah salah satu sikap profesionalisme karyawan yang termasuk ke dalam nilai kejujuran.

2. Menjalankan Tugas dan Bertanggung Jawab


Sebagai karyawan divisi marketing, maka kamu bertugas untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen. Itu merupakan tanggung jawabmu untuk melakukan branding dan membentuk citra positif perusahaan. Nah, karyawan yang lain juga harus melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan maksimal karena itu merupakan profesionalitas kerja yang masuk ke dalam nilai kejujuran.


3.Memberitahukan Alasan Sebenernya Ketika Berhalangan HadirSeorang karyawan tentu saja tidak selalu sehat, adakalanya kamu pernah sakit dan berhalangan hadir. Ketika kamu tidak bisa masuk kerja, kamu harus jujur memberitahu atasan mengenai alasan kamu tidak bisa masuk. Jangan mengada-ada dan mencari alasan yang tidak ada sangkut pautnya dengan ketidakhadiranmu tersebut.

4. Tidak Menjelekkan Nama Perusahaan di Media Sosial


Terakhir, karyawan tidak berhak untuk memberitahu kejelekkan atau berkeluh kesah mengenai perusahaannya di media sosial. Ini adalah salah satu kesalahan yang banyak dilakukan oleh karyawan saat ini. Mereka seolah menganggap bahwa media sosial adalah media curhatan untuk bebas menjelek-jelekkan perusahaan.

#WulanTalk


#OnlineLearning
#HRAcademy_id
#coachwulan_
#HRacademy
#HumanResources
#Medsos
#mediasosial
#bisnisonline

penerapan sifat jujur dalam bisnis

Di dalam berbisnis hendaklah dilakukan dengan cara-cara yang halal dan jujur. Di islam sudah diajarkan bagaimana cara berbisnis yang baik yang didalamnya terdapat pada akhlak kita sendiri. Dimana arti akhlak tersebut yaitu secara etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at. Sedangkan akhlak menurut istilah sebagaimana di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut : aklhlak adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seorang manusia yang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan sopan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Apabila naluri tersebut melahirkan suatu tindakan dan kelakuan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama, maka disebut budi pekerti yang baik. Namun sebaliknya bila melahirkan tindakan dan kelakuan yang jahat maka disebut budi pekerti yang buruk. Dari akhak tersebutlah ada sifat-sifat yang perlu diterapkan dalam berbisnis salah satunya yaitu jujur (shiddiq) dimana arti dari shiddiq tersebut yaitu benar, jujur atau dapat dipercaya, ikhlas, tulus.

Siddiq merupakan hakikat kebaikan yang memiliki dimensi yang luas, karena mencakup segenap aspek keislaman. Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT: “bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi seungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;dan (memerdekakan hamba sahaya), mendirikan solat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menempati janjinya apabila ia berjanji,dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya (yakin bersifat siddiq); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. ” (QS Al-Baqarah: 177)

Ayat ini digambarkan dimensi yang dicakupi oleh siddiq yaitu meliputi keimanan, menginfakkan harta yang dicintainya, mendirikan solat, menunaikan zakat, menepati janji, bersabar dalam kesulitan, dll. Karena itulah, dalam ayat lain, Allah SWT memerintahkan kita untuk senantiasa bersama-sama para shiddiqin: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (siddiq).” (QS At-Taubah: 119)

Shiddiq atau jujur adalah faktor utama untuk menuju kesuksesan dalam melakukan suatu bisnis atau usaha. Dalam berbisnis hendaklah harus menerapkan sifat nabi yang salah satu ini karena dengan sifat tersebut akan membuat kepercayaan pelanggan untuk membeli produk kita akan tetap terjaga karena jika kita berbuat curang terhadap pelanggan maka pelanggan tidak akan percaya lagi terhadap produk kita secara otomatis maka pelanggan kita akan berkurang dan dengan berkurangnya pelanggan maka bisnis kita akan terhambat.

Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW telah dijelaskan bahwa shiddiq akan membawa seseorang pada keberkahan dari Allah SWT. hadistnya yaitu Rasulullah SAW bersabda: “penjual dan pembeli keduanya bebas belum terikat selagi mereka belum berpisah. Maka jika benar dan jelas kedua, diberkahi jual beli itu. Tetapi jika menyembunyikan dan berdusta maka terhapuslah berkah jual beli tersebut.” Sesuai dengan hadis tersebut maka jika kita dalam berbisnis untuk mendapatkan berkah dari Allah SWT kita harus bersikap terbuka dan jujur karena dalam anjuran Rasulullah terhadap etika bisnis islam kejujuran adalah modal utama dan dalam melakukan bisnisnya tidak hanya berniat untuk mencari keuntungan melainkan harus berniat untuk menolong orang lain juga, dari hal itu secara tidak langsung kita membantu mensejahterakan kehidupan masyarakat lainnya serta dalam berbisnis tidak boleh menggunakan sumpah palsu karena itu termasuk dari perbuatan berbohong.

Bersikap jujur dalam usaha tidak hanya dilakukan terhadap pelanggan atau pembeli saja, melainkan kita selaku atasan atau pemilik usaha haruslah bersikap jujur pada semua karyawan atau bawahannya dimana dengan adanya bantuan tenaga dari karyawan tersebut maka pekerjaan kita akan terkurangi dan beban yang ditanggung juga akan berkurang. Serta sebagai imbalannya, maka karyawan tersebut akan mendapatkan upah atau gaji. Dalam hal pemberian upah tersebut kita juga harus bersikap jujur dalam hal pemberian upah yang sesuai dengan waktu yang disepakati dan nilai nominal upah tersebut tidak boleh dicurangi, karena jika kita tidak jujur maka nantik di akhiratlah kita akan mendapatkan balasannya.

Dan jika kita sebagai bawahan atau karyawan, kita juga harus bersikap jujur terhadap atasan. Sikap jujur kita terhadap atasan yaitu harus jujur dalam setiap melakukan semua hal diantaranya yaitu jujur dalam mengerjakan laporan atau tugas atasan ataupun dalam hal lain. Jika kita diberi tugas tersebut, kita janganlah memberikan janji palsu dengan cara penentuan tanggal pengumpulan tugas tersebut. Hendaknya kita berjanjilah sesuai dengan kemampuan kita dalam melakukan tugas tersebut. Karena jika kita sudah tidak tepat dengan janji tanggal atau waktu yang telah ditentukan maka nantinya pasti akan ada konsekuensi tersendiri yang diberikan oleh atasan dan dalam hal-hal yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, sikap pemberian janji palsu tersebut jelas-jelas tidak boleh dilakukan karena nantinya akan merugikan salah satu pihak.

Sebenarnya, dalam melakukan sifat jujur ini bukanlah hanya dalam melakukan usaha bisnis, melainkan dalam kehidupan kita sehari-hari juga harus menerapkan sifat tersebut karena, hal apa saja yang kita lakukan di dunia ini nantik di akhirat pasti akan ada balasannya. Dimana balasannya nantik kita sendiri yang akan merasakannya.

Referensi

Nur Diana Ilfi, hadits-hadits ekonomi, Malang: UIN Maliki Press,2012.

Mustaq Ahmad, etika bisnis dalam islam, Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2001.

       .

Contoh penerapan sikap jujur dalam berwirausaha


     Wirausaha adalah seseorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meiputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur pemodalan operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi. Seorang wirausaha yang memiliki keyakinan dan kepribadian dalam memulai usahanya akan selalu menerapkan nilai - nilai kejujuran dalam berwirausaha. Dalam hal berwirausaha tentu banyak pesaing - pesaing kita diluar sana yang bekerja keras untuk dapat bersaing dan mendapatkan profit yang maksimum. Maka kejujuran adalah sikap yang sangat penting untuk diterapkan agar masyarakat dan orang lain bisa percaya dan yakin dengan usaha kita. Usaha yang dilandasi sikap kejujuran akan membawa dampak yang baik bagi usaha itu sendiri. Jujur bukan hanya membawa dampak baik bagi usaha namun mencipatakan seseorang untuk mengatakan jujur dengan kondisi yang sebenarnya. Contohnya pada saat produk usaha kita sedang mengalami gagal produk , kita harus jujur kepada konsumen  kondisi barang kita sebenarnya. Dengan begitu konsumen akan menilai kita jujur dalam berwirausaha.. Karena jika kita tidak jujur akan membawa dampak buruk bagi usaha kita. Apabila kita tidak jujur pelanggan akan meninggalkan produk kita sehingga profit kita akan menurun. Orang yang usahanya ingin maju adalah orang yang selalu optimis dan selalu menerapkan nilai - nilai kejujuran di usahanya.Karena Salah satu kunci keberhasilan seorang wirausaha di dalam usahanya adalah sifat kejujuran dan kepercayaan dari masyarakat konsumen terhadap dirinya.