Contoh Kasus permasalahan jaringan yang dapat diatasi dalam menerapkan metode load balancing

DOI: https://doi.org/10.35313/irwns.v10i1.1433

Keywords: SMKN 1 Panyingkiran, Load Balancing, Manajemen Bandwidth, Per Connection Classifier (PCC).

SMKN 1 Panyingkiran yaitu sebuah instansi sekolah menengah kejuruan dengan beberapa program studi diantaranya Teknik Komputer Jaringan, Rekaya Perangkat Lunak, Multimedia, Elektro Industri, Kimia Industri, Busana Butik, dan Teknik Kendaraan Ringan. Hampir setiap proses belajar mengajar memerlukan koneksi internet. SMKN 1 Panyingkiran memiliki 2 sumber internet, Dengan jumlah bandwidth yang ada kinerja sebuah jaringan sangat dibutuhkan oleh SMKN 1 Panyingkiran terutama dalam hal kestabilan koneksi. Dengan permintaan akses yang tinggi seperti mengirim email, mendowload file, upload file, dan lain-lain. Ditambah belum adanya pembagian bandwidth yang dilakukan untuk setiap bagian, sehingga mengakibatkan user saling berebut bandwidth. Tujuan Penelitian ini adalah menstabilkan dan mengoptimalkan jaringan yang memiliki dua ISP dengan teknik Load Balancing dan Manajemen Bandwidth menggunakan Mikrotik. Metode penelitian yang digunakan adalah mengumpulkan data metode pengembangan sistem Network Development Life Cycle (NDLC). Hasil yang dicapai dengan adanya dua ISP yang dioptimalkan dengan load balancing dapat membuat kontinuitas penggunaan internet lebih dapat diandalkan juga dengan adanya manajemen bandwidth maka pengunaan internet dapat terkontrol dan tidak adanya perebutan bandwidth. Simpulan yang didapat adalah dengan menggunakan load balancing maka akan menyelesaikan masalah dalam penggunaan dua ISP sehingga tidak ada ISP yang idle. Dengan metode Per Connection Classifier (PCC) secara otomatis dapat Pembagi trafik dari kedua ISP . Dengan teknik simple queue pada jaringan LAN maka pembagian bandwidth dapat diberikan secara lebih mudah dan merata karena tidak ada monopoli bandwidth. Sehingga trafik pengaksesan data internet akan lebih stabil sedangkan pada jaringan hotspot menggunakan manajemen user hotspot Pada hotspot membatasi jumlah pengguna khususnya yang hanya memiliki username dan password saja yang dapat menggunakan fasilitas internet.

Dengan load balancing, jalur  jaringan yang padat menjadi seimbang.

Dok UNM

Metode load balancing dapat diterapkan di semua perusahaan.

Red: Irwan Kelana

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Yamin Nuryamin

Load balancing untuk server di era teknologi saat ini sangat penting. Hampir semua pekerjaan tidak terlepas dari penggunaan jaringan internet. Banyak instansi baik pemerintah maupun swasta menggunakan kualitas pelayanan dengan jaringan internet. Jaringan internet di  komputer biasanya digunakan untuk menunjang pekerjaan karyawannya dan meningkatkan kualitas layanan perusahaan. 

Agar kinerja dan kualitas layanan dapat dioptimalkan, maka perlu dirancang jaringan yang mampu menangani permasalahan koneksi yang padat dan lambat, dengan menggunakan mikrotik untuk load balancing. Load Balancing, memungkinkan jalur traffic jaringan yang padat menjadi seimbang.

Maka dalam penelitian ini, dosen Universitas Nusa Mandiri (UNM) mencoba memberi solusi yang akan digunakan di  antaranya menggunakan dua ISP (Internet Service Provider) dan menjadikan mikrotik sebagai load balancer. Dengan mekanisme yang digunakan yaitu, mikrotik akan menandai paket yang mengakses internet, memilih jalur ISP mana yang akan dilewatinya dan menyetarakan beban ISP. 

Pemilihan PCC (Per Connection Classifier) load balancing, dikarenakan metode tersebut memenuhi kriteria, karena dapat meningkatkan kecepatan koneksi dan membagi beban pada kedua gateway agar tidak terjadi overload. 

Selanjutnya, diterapkan pula teknik fail over, yaitu jika salah satu koneksi gateway sedang terputus, maka gateway lainnya otomatis akan menjadi backup dan menopang semua traffic jaringan. Sehingga dengan penerapan metode load balancing ini, bandwidth dari kedua jalur ISP akan tetap terpakai karena beban trafik akan di distribusikan pada kedua jalur tersebut.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode load balancing dapat diterapkan pada semua perusahaan demi penghematan biaya dan manajemen jaringan internet menjadi semakin mudah untuk dikelola.

*)Penulis adalah  dosen Universitas Nusa Mandiri prodi Informatika.

Metrik

  • visibility 686 kali dilihat
  • get_app 9966 downloads

Internet saat ini berkembang pesat. Kebutuhan dan perkembangan yang pesat dalam pemakaian jaringan Internet membutuhkan penyeimbang dalam penyediaan sarana Internet.Pelayanan standar Internet adalah kelangsungan koneksifitas dari Internet tersebut. Koneksi dari Internet dituntut untuk selalu terjaga dalam kondisi apapun, tapi tidak selamanya konektifitas akan berjalan secara lancar,banyak kendala atau ganguan yang dihadapi sehingga koneksi tidak berjalan secara lancar. Maka diperlukan manajemen backup dari keterlangsungan koneksi dari Internet, sehingga jika satu koneksi mengalami gangguan maka akan ada backup. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan sistem load balancing.Subyek yang diambil dalam penelitian ini fokus terhadap penerapan backup dari sumber jaringan Internet atau backup dari ketergantungan satu provider jasa penyedia internet. metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan study pustaka dan observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap jaringan di UAD. rancangan dimulai dari pemilihan sumber ISP yang tepat untuk dijadikan backup. Perancangan dianjutkan dengan Instalasi mikrotik dan penerapan load balancing didalam Mikrotik. pengujian sistem load balancing dilakukan dengan uji teknis dari penerapan yang sudah dilakukan. dengan menguji dari kecepatan, fungsi load balancing dan pengujian optimalisasi dari load balancing tersebut.Berdasarkan dari pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan optimalnya penerapan load balancing. Penerapan load balancing dapat berjalan tanpa merubah jaringan yang telah ada, serta menjadikan koneksi dapat berjalan lebih maksimal jika terjadi kenaikan lalulintas jaringan dikarenakan pembagian lajur koneksi yang seimbang.

Kinerja sebuah jaringan sangat dibutuhkan oleh Kantor Bupati Kabupaten Jayapura terutama dalam hal kestabilan koneksi dalam suatu jaringan. Salah satu kontribusi teknologi untuk meningkatkan kestabilan koneksi dalam suatu jaringan adalah dengan menggunakan tiga Internet Service Provider (ISP) dan menjadikan mikrotik sebagai load balance. Load balance mempunyai beberapa metode seperti per connection classifier (PCC) dan Nth. Namun PCC memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangan PCC memungkinkan terjadinya overload di salah satu jalur ISP sehingga terjadi ketidak seimbangan penggunaan bandwidth. Penelitian ini menerapkan mikrotik dengan metode load balancing Nth pada jaringan internet yang memiliki tiga line gateway yang melalui router. Sehingga diharapkan beban pada tiga line Internet Service Provider (ISP) dapat berjalan dengan efektif. Hasil penelitian penerapan load balancing dengan metode Nth pada jaringan internet multiple gateway di Kantor Bupati Kabupaten Jayapura adalah terdapat perbandingan kualitas koneksi dari sebelum dan sesudah implementasi load balancing. Tx/Rx pada masing-masing ISP dan LAN menunjukkan throughput yang masuk sudah memiliki rata-rata nilai yang sama yaitu rata-rata yang didapatkan receiver (Rx) ISP-A adalah 34,75 Mbps, Rx ISP-B adalah 30,12 Mbps, Rx ISP-C adalah 7,17 Mbps dan transmitter (Tx) LAN adalah 72,03 Mbps. Penggunaan mekanisme load balancing Nth pada masing-masing ISP lebih optimal dibandingkan dengan sebelum penggunaan load balancing Nth, dan pada perolehan throughput yang telah menggunakan load balancing sudah seimbang diantara ketiga ISP.

The performance of a network is very much needed by the Jayapura District Office, especially in terms of the stability of the connection in a network. One contribution of technology to improve the stability of connections in a network is to use three Internet Service Providers (ISP) and make the proxy as load balance. Load balance has several methods such as per connection classifier (PCC) and Nth. But PCC has advantages and disadvantages. PCC deficiency allows overload in one ISP channel so that there is an imbalance in bandwidth usage. This study implements a proxy with the Nth load balancing method on an internet network that has three line gateways through a router. So it is expected that the load on the three line Internet Service Providers (ISPs) can run effectively. The results of the study on the implementation of load balancing using the Nth method on multiple gateway internet networks in the Jayapura District Head Office is that there is a comparison of the quality of connections from before and after load balancing implementation. Tx/Rx at each ISP and LAN show the incoming throughput already has the same average value, that is, the average obtained by the ISP-A (Rx) receiver is 34.75 Mbps, ISP-B Rx is 30.12 Mbps, ISP-C Rx is 7.17 Mbps and LAN transmitter (Tx) is 72.03 Mbps. The use of the Nth load balancing mechanism in each ISP is more optimal than before the use of load balancing Nth, and the acquisition of throughput that has used load balancing is balanced between the three ISP.

Kata Kunci : Load balance, Nth, gateway, mikrotik