PLTA dapat menghasilkan listrik setelah dihubungkan alat

Friday, 19 November 2021

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Meski kerap digunakan untuk keperluan sehari-hari, ternyata masih banyak orang yang belum mengetahui cara kerja PLTA. Seperti dikutip dari alterra.id, PLTA merupakan sumber pembangkit listrik yang menggunakan energi potensial dan kinetik dari air guna menghasilkan energi listrik.

Di Indonesia sendiri, pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan dari bendungan yang sengaja dibuat untuk menghasilkan listrik. Bendungan menjadi salah satu sumber alternatif yang mampu menghasilkan listrik dengan jumlah besar, sehingga dapat mengaliri akses listrik ke rumah rumah dan jalanan untuk penduduk yang jauh dari pembangkit listrik perkotaan.

Apakah PLTA Ramah Lingkungan?

Seperti yang sudah diketahui, PLTA merupakan pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Ada beberapa komponen utama dari PLTA seperti bendungan, saluran pelimpah, gedung sentral, dan serandang hubung.

Meski begitu, pembangkit listrik tenaga air tak hanya terbatas pada air dari sebuah bendungan, namun juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak. Ada beberapa kelebihan dari pembangkit listrik tenaga air dibandingkan tenaga listrik lainnya, seperti mampu menyesuaikan dengan beban yang dibutuhkan, ramah lingkungkungan, dan tidak menyebabkan polusi.

Bagaimana Cara Kerja PLTA ?

Cara kerja PLTA pada dasarnya untuk mengubah energi air menjadi energi listrik. Air menjadi sarana potensial yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin, lalu air yang ada di bendungan akan turun ke dalam lubang untuk memutar turbin. Perputaran turbin tersebut akan menghasilkan energi mekanik yang dikonversi melalui generator menjadi energi listrik.

Setelah itu, cara kerja PLTA berikutnya akan diteruskan ke power suplay listrik dan akan disambungkan oleh kabel. Umumnya, kabel tersebut dibentangkan dan ditahan oleh sutet, lalu dibagi ke daerah atau diteruskan ke rumah penduduk. Selain itu, air yang sudah melewati turbin akan disalurkan ke sungai agar bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber kehidupan.

Apa Saja Bagian Bagian Komponen PLTA?

Ada beberapa komponen penting yang digunakan PLTA sehingga bisa menghasilkan energi listrik, antara lain:

Salah satu komponen PLTA yang paling utama adalah bendungan. Komponen ini berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin membutuhkan pasokan air yang cukup dan stabil. Tak hanya itu, bendungan juga berperan untuk mengendalikan banjir.

Pipa berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Adapun pipa pusat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm. Sementara itu, ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin.

Fungsi turbin untuk mendorong dan memutar bolang-baling digantikan oleh air untuk memutar turbin. Langkah berikutnya, turbin akan mengkonversi energi potensial yang disebabkan gaya jatuh air menjadi kinetik. Tanpa turbin, cara kerja PLTA tidak akan efektif.

Generator merupakan sebuah alat yang dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga baling-baling turbin berputar, generator juga akan ikut berputar. Alat ini memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam generator, sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan timbulnya arus listrik AC.

Jalur transmisi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari PLTA ke rumah-rumah atau industri. Sebelum listrik dikonsumsi, terlebih dahulu tegangannya di turunkan dengan transformatir step down.

Apa saja Kelebihan dari PLTA ?

PLTA sebagai pembangkit listrik yang mengandalkan potensi air mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Kelebihan PLTA adalah sebagai berikut:

  • Pembangkit listrik ini merupakan energi yang ramah lingkungan, bebas dari karbon emisi, dan tidak menyebabkan polusi yang berakibat efek rumah kaca. Pembangkit listrik ini memiliki gas emisi yang lebih kecil dari pembangkit listrik lainnya.
  • Kapasitas output yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air lebih besar dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Teknologi yang ada di Indonesia pun mampu dikuasai dengan baik untuk PLTA.
  • PLTA dapat menjadi objek destinasi wisata air. Bendungan yang digunakan untuk PLTA dapat juga digunakan sekaligus untuk sarana wisata dan edukasi. Potensi wisata waduk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Adanya PLTA mampu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat.

Adakah Kekurangan dari PLTA ?

Di sisi lain, penggunaan PLTA juga mempunyai kekurangan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Kekurangan PLTA adalah sebagai berikut:

  • Pembangkit listrik ini membutuhkan investasi yang besar.
  • Lahan yang digunakan cukup luas untuk pusat listrik dengan kapasitas listrik yang besar.
  • Dengan adanya pembuatan bendungan air untuk PLTA, dapat mengakibatkan ekosistem sungai atau danau pada tempat tersebut terganggu.

PLTA Terbesar di Indonesia Saat Ini

Bermuara di tiga kabupaten, yakni Cianjur, Purwakarta, dan Bandung barat yang merupakan salah satu pemanfaatan potensi tenaga air di sungai Citarum dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Jawa-Bali. Kemampuan daya hingga 1,008 Megawatt dengan kemampuan energi listrik rata-rata 1,428 Giga Watt Hour (GWH) per tahun.

  • Waduk Saguling, Jawa Barat

PLTA Saguling merupakan waduk buatan, di wilayah Kabupaten Bandung Barat dengan luas genangan 5,600 hektare dengan debit air mencapai 875 juta kubik. Saat ini mampu memenuhi kebutuhan listrik berkapasitas 700 MW, dan bisa ditingkatkan hingga 1,400 MW. Waduk Saguling juga dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, maupun industri agribisnis yang menjanjikan.

  • Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat

Tak hanya menjadi sebuah pembangkit air, Waduk Jatiluhur merupakan salah satu PLTA di Indonesia yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Meski digunakan sebagai salah satu tempat pariwisata, Waduk Jatiluhur merupakan bagian terpenting dalam memenuhi kebutuhan listrik di tanah priangan maupun Jabodetabek. Adapun, Waduk Jatiluhur berpotensi menghasilkan jumlah air sebanyak 12,9 miliar kubik dengan menghasilkan listrik 1,000 juta Kwh per tahun. Selain dijadikan sebagai tempat wisata, Waduk Jatiluhur juga dimanfaatkan sebagai sarana irigasi, kebutuhan air minum sekalipun menjadi pengendali banjir yang kerap terjadi.

PLTA Karebbe Milik PT Vale Indonesia. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan

Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pada dasarnya memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik dari air yang akhirnya akan menjadi energi listrik.

Energi air juga tidak menimbulkan polusi. Pemanfaatan air ini pun tidak mengubah bentuk, rasa, ataupun bau pada air. Selanjutnya, bagaimana cara kerja pembangkit listrik tenaga air?

Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA

Pembangunan Proyek PLTA Jatigede. Foto: Antara/Hafidz Mubarak

Dikutip dari buku Pembangkit Tenaga Listrik, prinsip PLTA adalah mengolah energi potensial dari air yang kemudian diubah menjadi energi kinetis.

Energi potensial terjadi karena adanya perbedaan ketinggian. Sedangkan untuk energi kinetis, adanya arus air pada kecepatan tertentu.

Energi kinetis yang menyebabkan turbin bergerak, sehingga muncul energi mekanik. Besarnya energi mekanik tergantung dari energi kinetik dan potensial.

Melalui rotor pada generator yang bergerak, energi mekanik berubah menjadi energi listrik yang bisa digunakan di beberapa rumah. Rotor bergerak karena turbin yang bergerak.

Turbin dihubungkan pada generator untuk memutar kumparan magnet yang ada di dalam generator.

Kumparan magnet yang berputar tersebut menghasilkan pergerakan elektron dan menghasilkan arus AC.

Pada PLTA, terdapat transformator atau trafo step-up yang digunakan untuk meningkatkan tegangan arus AC.

Tujuan penggunaan trafo step-up adalah supaya listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi.

Saat mengalirkan listrik ke rumah, alat yang digunakan adalah transmisi. Sebelum listrik digunakan, tegangan diturunkan lagi menggunakan trafo step-down.

Foto udara Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (27/11/2020). Foto: Adeng Bustomi/Antara Foto

Cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah memanfaatkan sungai dengan arus tinggi atau air terjun. Saat ini, sudah ada riset untuk membuat PLTA di laut.

PLTA digunakan untuk menghasilkan arus listrik sejak lama. Di Indonesia sendiri, potensi PLTA sangat besar, yaitu 70.000 mega watt. Namun, PT PLN masih masih memanfaatkannya sekitar enam persen.

Setiap PLTA pasti memiliki bendungan, seperti Bendungan Jatiluhur. Fungsinya adalah menampung air karena turbin membutuhkan pasokan air yang cukup besar dan stabil.

Bendungan juga berfungsi untuk menciptakan air yang jatuh dari ketinggian dengan arus tinggi. Misalnya, air terjun agar turbin dapat bergerak dengan cepat.

Selain itu, bendungan dapat digunakan untuk mengurangi banjir karena dapat menampung air dalam jumlah banyak.

Pembangunan PLTA Jatigede dengan kapasitas 2x25 MegaWatt di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Foto: PLN

Memanfaatkan PLTA sangat baik karena sumber daya utama yang berasal dari minyak bumi akan habis jika digunakan terus menerus.

Sebenarnya, cara kerja pembangkit listrik tenaga air tidak menyebabkan pencemaran. Pembangkit listrik tenaga air terus ditingkatkan untuk menjadi alternatif sumber daya dari minyak bumi.