Disadari atau tidak, kehidupan ekonomi sekarang ini banyak bergantung pada perbankan. Meskipun demikian, ketergantungan tersebut sebenarnya tidak harus memiliki pinjaman di bank, karena belanja online turut meningkatkan ketergantungan terhadap perbankan. Sebab pembayaran belanja online salah satunya melalui transfer bank. Show Meski artikel kali ini banyak pembahasan tentang perbankan, namun tak mendetail tentang transfer bank ataupun antar bank, melainkan lebih kepada rekonsiliasi bank. Pembahasan awal tentu mengenai pengertian rekonsiliasi bank. Apa itu rekonsiliasi bank? Bagaimana prosedur melakukannya? Seperti apa contohnya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari simak penjelasannya di bawah ini. Pengertian Rekonsiliasi BankSumber : krjogja.comPada umumnya, rekonsiliasi bank yaitu membandingkan serta menjelaskan perbedaan yang terdapat pada dua saldo, yang sumbernya berbeda-beda. Namun jika ingin mengetahui pengertiannya secara mendalam, sebaiknya merujuk pada pengertian yang disampaikan para ahli. Ada beberapa pendapat ahli yang dirujuk dalam artikel ini, yaitu:
Perbedaan antara jumlah saldo yang terdapat di bank dengan jumlah saldo yang ada di perusahaan dipengaruhi oleh beberapa hal. Baridwan Zaki dalam bukunya dengan judul Intermediate Accounting menggolongkan hal-hal tersebut sebagai berikut:
Dari berbagai pengertian rekonsiliasi yang diuraikan oleh para ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa rekonsiliasi bank adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengoreksi saldo perusahaan dengan saldo bank. Alat ini dapat menjelaskan berbagai perbedaan yang mungkin terjadi. Dengan begitu manajer dapat segera mengetahui kesalahan yang terjadi, dan segera melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Sumber : lumenlearning.comDari pengertian rekonsiliasi di atas, dapat diuraikan mengenai langkah-langkah rekonsiliasi sebagai berikut:
Tujuan Rekonsiliasi BankPenerapan rekonsiliasi tentu memiliki tujuan. Jika melihat penjelasan pada alenia di atas, secara umum rekonsiliasi bertujuan untuk mencapai kesesuaian pencatatan antara perusahaan dengan bank. Sebab dalam perjalanannya ternyata ada ketimpangan pencatatan diantara keduanya. Dengan adanya rekonsiliasi, maka akan ketahuan pihak mana yang melakukan kesalahan dalam pencatatan. Dengan adanya rekonsiliasi bank, maka kas yang ada di bank dapat dikendalikan dengan baik. Kalau perbedaan pencatatan berasal dari transaksi yang belum dicatat oleh bank, maka catatan perusahaan akan dianggap benar. Namun sebaliknya, jika perbedaan berasal dari kesalahan pencatatan perusahaan dan catatan bank, maka perlu adanya penyesuaian. Ada beberapa dokumen yang diperlukan dalam pembuatannya, antara lain: Jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, rekening koran, bukti setor ke bank, serta bukti penerimaan dan pengeluaran kas. Secara rinci, tujuan dari rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut:
Fungsi Rekonsiliasi BankSelain memiliki banyak tujuan positif bagi perusahaan, hal ini juga memiliki beberapa fungsi, antara lain:
Kapan Melakukan Rekonsiliasi Bank?Begitu pentingnya rekonsiliasi bank dilakukan oleh perusahaan. Jika rekonsiliasi memang penting, lantas kapan waktu yang tepat untuk melakukannya? Perusahaan yang baik dan cermat dengan keuangannya, biasanya melakukannya setiap akhir bulan. Jadi setelah bank mengirim laporan perbankan dari suatu perusahaan, maka perusahaan harus segera melakukannya. Adapun isi dari laporan tersebut adalah saldo awal kas, transaksi selama sebulan serta saldo akhir kas di bank yang bersangkutan. Meski sekali dalam sebulan merupakan waktu yang ideal untuk melakukan rekonsiliasi, namun ada baiknya perusahaan melakukan setiap hari. Adapun caranya yaitu dengan mengakses informasi melalui halaman website bank. Karena perusahaan pastinya sudah memiliki akun di website bank yang bersangkutan. Dengan melakukan setiap hari, perusahaan akan lebih cepat menemukan kemungkinan kesalahan dalam pencatatan, serta sesegera mungkin menemukan solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Memang cukup merepotkan untuk melakukan setiap hari. Namun kerepotan itu akan membuahkan hasil yang baik. Namun, jika sebuah perusahaan menemukan adanya aktivitas yang sedikit di bank dan terlihat tidak membutuhkan suatu verifikasi, maka hal itu dicurigai. Karena sebelum rekonsiliasi, tidak mungkin jika saldo akhir bank dan saldo akhir perusahaan jumlahnya sama. Sebab suatu waktu pasti ada kemungkinan setoran, pembayaran, biaya administrasi atau pelayanan bank, penalti, atau transaksi lain yang belum tercatat di perusahaan. Komponen Rekonsiliasi BankSetelah mengetahui beberapa hal tentang rekonsiliasi bank, mulai dari pengertiannya, tujuan, hingga yang terakhir mengenai kapan waktu yang tepat untuk melakukan rekonsiliasi bank. Kini saatnya mengetahui tentang komponen apa saja yang terdapat di rekonsiliasi bank. Sumber : detik.comSebagaimana diketahui, rekonsiliasi bank adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menyesuaikan perbedaan jumlah saldo yang ada pada bank, dengan jumlah saldo yang dicatat perusahaan. Perbedaan catatan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari cek beredar, deposit on transit, cek kosong, jasa giro, dan piutang wesel. Kelima hal itulah yang merupakan komponen rekonsiliasi bank. Cek BeredarBisa juga disebut dengan outstanding check yang merupakan cek dikeluarkan perusahaan, namun pihak yang memegang cek itu belum mencairkannya di bank. Cek beredar juga disebut sebagai check on hand. Ketika cek itu belum dicairkan, maka transaksi yang terjadi juga belum muncul pada laporan bank, disinilah perlunya dilakukan rekonsiliasi bank. Sebab bank sudah mengeluarkan cek, namun bank belum mencatatnya. Deposit on TransitHal lain yang menjadi komponen dari rekonsiliasi bank adalah deposit on transit. Deposit on transit merupakan penyebab yang sangat umum adanya kesenjangan antara catatan di perusahaan dengan catatan di bank. Deposit on transit juga sering disebut sebagai setoran dalam proses. Deposit on transit terjadi karena setoran perusahaan di akhir bulan belum diterima oleh bank sampai bulan berikutnya. Sehingga perusahaan sudah mencatatnya sebagai pengeluaran, namun pihak bank belum mencatat sebagai penerimaan setoran. Cek KosongNama lain dari cek kosong adalah Non Sufficient Fund Check. Kenapa cek kosong dapat menyebabkan perbedaan catatan perusahaan dengan bank? Hal itu tak lain karena bank tidak bisa mencairkan dananya. Jadi ketika dana setoran perusahaan masih kurang atau belum tercukupi, namun telah tercatat dalam pengeluaran cek. Yang dilakukan bank ketika ada cek kosong adalah mengeluarkan nota debit dengan jumlah ketidakjujuran (dishonored), serta berkurangnya saldo di rekening. Ketika perusahaan akan mencairkan ceknya, maka perusahaan akan dikenai biaya pemrosesan. Jasa GiroKomponen selanjutnya adalah jasa giro. Jasa giro merupakan bunga yang telah diperhitungkan bank, namun oleh perusahaan belum dicatat transaksinya. Piutang WeselPiutang wesel merupakan komponen yang terakhir. Bank mencatat piutang wesel sebagai penerimaan. Di sisi lain perusahaan belum mencatatnya. Hal inilah yang menjadi sebab terjadinya perbedaan jumlah saldo di bank dengan di perusahaan. Prosedur Rekonsiliasi BankSetelah mengetahui komponen apa saja, pembahasan selanjutnya mengenai prosedur dari rekonsiliasi bank. Untuk melakukan, ada beberapa prosedur yang harus dilalui, yaitu: 1. Membandingkan rekening koran di bank dengan saldo kas di buku besar. Perusahaan akan mendapatkan laporan berbentuk rekening koran dari bank. Hal ini didapat perusahaan karena telah mendaftarkan rekening giro di bank. Di dalam rekening giro memuat berbagai transaksi perusahaan, di antaranya setoran, cek, biaya layanan, saldo kas perusahaan, serta barang-barang lain dari perusahaan. Dengan rekening koran, maka akan mudah untuk membandingkan catatan di dalamnya dengan catatan yang dimuat dalam buku besar perusahaan. Ketika proses perbandingan terjadi, tak mungkin saldo akhir di bank akan sama jumlahnya dengan saldo akhir perusahaan. Beberapa faktor bisa memengaruhi ketidaksamaan itu, entah kesalahan dari pihak bank, atau kesalahan dari perusahaan. Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab ketidaksamaan tersebut adalah setoran, pembayaran, biaya layanan bank, penalti, hingga berbagai transaksi lain yang belum dicatat. 2. Melakukan pencatatan terhadap transaksi yang dilakukan bank. Transaksi yang ada di bank merupakan transaksi yang sifatnya otomatis serta mudah dilacak. Transaksi otomatis ini biasanya berbentuk pendapatan bunga ataupun biaya layanan bank. Rekonsiliasi bank bisa dilakukan dengan mencatat transaksi-transaksi ini ke dalam buku besar perusahaan, setelah itu baru dilanjutkan pada langkah selanjutnya. 3. Melakukan penelusuran atas transaksi yang masih dalam proses. Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa saldo akhir dari bank dan perusahaan tak mungkin sama. Ketidaksamaan itu bisa saja dari perusahaan, bisa juga dari kesalahan pihak bank. Ketidaksamaan itu bisa berupa deposit in transit atau outstanding check. Deposit in transit disebut juga sebagai setoran dalam proses. Merupakan uang tunai, bisa juga cek yang telah diterima dan dicatat oleh perusahaan, namun belum dicatat oleh bank tempat perusahaan itu menyimpan dana. Deposit in check terjadi saat data terlambat sampai di bank, dengan kata lain tidak dapat dimasukkan pada catatan di hari tersebut. Penyebab lainnya bisa terjadi karena perusahaan memang sudah mengirimkan setoran, namun terjadi penundaan. Kalau cek beredar atau disebut sebagai outstanding check, merupakan cek yang sudah dicatat perusahaan, namun belum dicairkan. Cek beredar dan setoran dalam proses inilah dua komponen yang seringkali menyebabkan selisih yang sangat besar pada jumlah saldo kas. Sehingga perlu dicari lebih jauh dengan menghubungi orang-orang yang ada hubungannya dengan transaksi itu. 4. Membuat lembar kerja rekonsiliasi bank. Langkah selanjutnya adalah membuat lembar kerja rekonsiliasi bank. Lembar kerja yang dibuat akan digunakan sebagai tempat menghitung semua transaksi yang sudah dicatat. Dari perhitungan semua transaksi tersebut, maka akan terlihat selisih sebenarnya dari saldo di catatan perusahaan dengan saldo pada rekening bank. Kalau tidak ada selisih jumlah saldo, maka rekonsiliasi bank telah selesai. Namun jika masih terdapat selisih saldo, maka perlu dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. 5. Melakukan pengecekan ulang. Jika ditemukan jumlah yang berbeda antara saldo di perusahaan dengan saldo di rekening bank, maka perlu dilakukan pengecekan ulang. Pengecekan ulang dilakukan dengan menelusuri dan mencari penyebab masalah ketidaksamaan saldo tersebut. Jika selisih nominal jumlahnya kurang dari satu juta rupiah, kemungkinan besar kesalahan ada pada akuntan dalam memasukkan angka ketika melakukan pencatatan. Tapi jika selisih nominalnya lebih dari satu juta, kemungkinan besar ada transaksi yang belum dimasukkan, atau terdapat catatan transaksi yang dilakukan sebanyak dua kali, atau bisa juga terdapat transaksi yang dibatalkan dan belum dicatat pada jurnal pembalik.Memang dalam melakukan rekonsiliasi bank memang sangat dibutuhkan ketelitian, kesabaran dan juga kecermatan, mengingat banyak prosedur yang harus dilalu. Terlebih pada perusahaan besar, akan sangat banyak transaksi yang musti diperiksa dan tak boleh tertinggal satupun. Setelah menyelesaikan berbagai ulasan tentang rekonsiliasi bank, mulai dari pengertian, tujuan, kapan harus rekonsiliasi, komponen, prosedur, hingga fungsinya, maka tak lengkap rasanya jika belum membahas tentang contoh rekonsiliasi bank. Tak hanya sebagai pengetahuan, contoh rekonsiliasi bank juga banyak dicari anak sekolah maupun mahasiswa, sebab mereka juga ingin mempelajari contoh soal rekonsiliasi bank. Tanpa perlu berlama-lama, berikut ini contoh soal rekonsiliasi bank. Contoh Soal Rekonsiliasi BankContoh 1 : Di bawah ini merupakan informasi untuk menyusun rekonsiliasi bank PT. XYZ tanggal 31 Juli 2021
Dari soal pada contoh 1 di atas, buatlah rekonsiliasi bank per 31 Juli 2021! Rekonsiliasi Bank PT. XYZ Per 31 Juli 2021 PT. XYZREKONSILIASI BANK PER 31 JULI 2021
|