Jelaskan pengaruh agama dan kebudayaan hindu budha dalam bidang politik sosial dan budaya

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK / Catatan NDL

Ratu Boko di Kabupaten Sleman.

KOMPAS.com - Agama Hindu-Buddha memengaruhi sistem kehidupan sosial maupun politik wilayah Indonesia.

Dalam bidang politik, pengaruh Hindu-Buddha mengubah sistem pemerintahan yang sebelumnya berkembang di Indonesia.

Pada awalnya, masyarakat Indonesia mengadopsi sistem pemerintahan kesukuan dan kerakyatan.

Setelah Hindu-Buddha berkembang di Indonesia, sistem pemerintahan berubah menjadi monarki seperti di India, tempat kelahiran Hindu-Buddha.

Masuknya agama Hindu-Buddha menjadi awal peradaban Indonesia kuno dengan munculnya kerajaan-kerajaan kuno.

Baca juga: Bentuk Pemerintahan di Indonesia Sebelum Masuknya Hindu-Buddha

Setelah masuknya Hindu-Buddha pada abad ke-2 hingga abad ke-4, muncul berbagai kerajaan bercorak Hindu-Buddha di wilayah Indonesia.

Kerajaan Hindu tertua di Indonesia adalah Kerajaan Kutai, yang berkuasa di Kalimantan Timur sejak abad ke-4.

Sistem pemerintahan kerajaan ini menganut paham Hindu tentang Devaraja atau mengkultuskan raja yang didewakan atau dianggap titisan dewa.

Mulai saat itulah, para penguasa wilayah di Indonesia yang terpengaruh Hindu-Buddha kemudian menggunakan gelar dalam bahasa Sanskerta.

Konsep pemerintah ini terkait erat dengan konsep Chakravartin atau penguasa semesta dalam sistem pemerintahan di India.

Masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu. Tetapi pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ini masih dapat dirasakan hingga sekarang ini oleh masyarakat. Salah satunya adanya perubahan sistem pemerintahan di Indonesia dari kesukuan menjadi monarki dengan hierarki [tingkatan].

Perubahan sistem pemerintahan semasa Hindu-Budha paling jelas tampak pada model kepemimpinan dan struktur pemerintahan. Sebelum masuknya agama Hindu-Budha ke nusantara, masyarakat Indonesia belum mengenal sistem pemerintah. Semula pemimpinnya adalah kepala suku, setelah Hindu-Budha pemimpinnnya adalah raja.

Saat itu, sistem pemerintahan di Indonesia yang tadinya bercorak kesukuan dan kerakyatan menjadi monarki dengan hierarki [tingkatan] yang jelas. Kepemimpinan kepala suku yang bersifat Primus Inter Pares [yang dituakan] berubah signifikan menjadi kepemimpinan Monarki Absolut [titah raja adalah segalanya].

Dasar legitimasi kepala suku adalah kompetensi, pengalaman, dan kewibawaan. Sedangkan dasar legitimasi raja adalah kehendak ilahi karena raja adalah titisan dewa. Disamping itu, Kepala suku dipilih secara bergilir di antara para ketua adat, sedangkah raja dipilih berdasarkan faktor keturunan dari dinasti yang berkuasa.

Selain itu, kedudukan Kepala suku dikukuhkan oleh musyawarah warga, sedangkan kedudukan raja dikukuhkan oleh brahmana [kasta tertinggi dalam masyarakat hindu]. Adapun, struktur pemerintahan monarki menempatkan raja sebagai penguasa tertinggi dan mutlak. Struktur ini berlaku umum di semua kerajaan Hindu-Budha yang pernah muncul di Indonesia, mulai dari Kutai sampai Majapahit.

[Baca juga: Teori Masuknya Pengaruh Hindu Budha di Indonesia]

Oleh karena itu, informasi dalam prasasi selalu berfokus pada tindakan raja. Akibatnya, kejayaan dan kejatuhan suatu kerajaan sama sekali bergantung pada mampu tidaknya seorang raja memimpin dan mengelola pemerintahan.

Struktur pemerintahan mengalami penyesuaian dari satu kerajaan ke kerajaan lain, tergantung urgensi masalah yang ditangani dan luasnya wilayah yang harus dikendalikan. Semasa kerajaan Majapahit terdapat dewan penasihat yang disebut Bhatara Sapraprabu, kemudian jabatan Mapatih Amangkubhumi sebagai pelaksana pemerintahan tertinggi yang bertanggung jawab langsung kepada raja.

Perbedaan Sistem Pemerintahan

Terdapat perbedaan sistem pemerintahan antara kerajaan Hindu-Budha yang berlokasi di Jawa Timur, Jawa Tengah bagian utara, dan Jawa Tengah Bagian Selatan. Perbedaan itu dapat diidentifikasi dengan melihat denah bangunan candi di dalam sebuah kompleks.

Sistem pemerintahan kerajaan di Jawa Timur merupakan sistem federal. Tiap kerajaan yang berada di wilayah kekuasaannya masih memiliki otoritas penuh. Kondisi itu ditunjukan oleh denah bangunan candi, dimana candi induk sebagai simbol pemerintah pusat terletak belakang candi-candi perwara yang lebih kecil.

Sistem pemerintahan kerajaan di Jawa Tengah bagian selatan merupakan sistem feudal yang sentralis. Otoritas pemerintahan sepenuhnya berada di pusat, yakni raja. Kondisi itu terlihat dari denah bangunan candi, dimana candi induk ditempatkan di bagian tengah dan dikelilingi candi-candi perwara.

Sistem pemerintahan kerajaan di Jawa Tengah bagian utara merupakan sistem feudal yang desentralisasi. Pemerintah pusat mengatur kerajaan-kerajaan kecil yang sederajat dengan otonomi tertentu. Kondisi tercermin dari daerah bangunan candi; lokasi candi menyebar dalam komplek percandian.

Kedatangan serta perkembangan ajaran dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia telah membawa sejumlah dampak bagi masyarakat. Dampak tersebut tidak hanya dirasakan di satu bidang, namun di berbagai bidang. Salah satu dampak atau pengaruh Hindu Buddha di Indonesia juga masuk ke bidang politik. Pengaruh Hindu Buddha di bidang politik adalah berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu Buddha yang dipimpin oleh seorang raja. Sebelum masuknya pengaruh Hindu Buddha, masyarakat Indonesia belum mengenal sistem kerajaan. Masyarakat Indonesia masih menggunakan sistem suku untuk mengatur kehidupan sosial. Kerajaan Hindu pertama di Indonesia adalah Kerajaan Kutai yang berdiri sekitar abad ke-4 M.

Dengan demikian, pengaruh kedatangan Hindu-Buddha ke Indonesia dalam bidang politik adalah berdirinya kerajaan-kerajaan.

Setujukah Anda,faktor tekanan lingkungan dominan yang membuat perusahaan “A” penyedia sarana komunikasi tersebut berubah adalah untuk menjaga reputasi … dan kredibiltas organisasi?Bila tidak karena faktor tersebut, menurut Anda, faktor tekanan lingkungan apa yang menyebabkan perusahaan“A”berubah? Jelaskan!

Jelaskan hubungan dan perbedaan antara additive colors, substractive colors, rgb, cmy, dan cmyk! berikan contoh penggunaan dari masing-masing jenis w … arna tersebut!

apakah tari yamko rambe yamko termasuk tari tradisional?​

Perbedaan keseimbangan simetris, asimetris, radial dan kristalografi

Buat analisis tentang bagaimana bentuk monitoring dan evaluasi yang dilakukan pemerintah dalam 30 kasus sengketa Pilkada DKI tahun 2017 lalu!

Contoh pada lagu Indonesia jaya mempunyai bentuk pola yang dikategorikan sebagai lagu pop dengan melodi dan lirik lagu yang bermakna baik​

Good and bad design a. sebutkan satu produk [yang berhubungan dengan teknologi informasi] yang menurut anda termasuk good design dan jelaskan alasanny … a.

5. Jelaskan nilai ketukan nada | 421 |! Jawab: . ?......​

dibawah ini yg bukan termasuk hasil percampuran budaya nusantara dan india yaitu​

Sebutkan 15 lagu religi nct dreamjwb bagi yg phm aja#quiz_nctzen​.

Bagaimana cara mengusir penjajah jepang dengan senjata

Bagaimana keterkaitan antara kehidupan manusia pada masa peradaban dunia kuno dengan gaya hidup manusia masa kini jelaskan menurut mu brainly

Jelaskan pengaruh terhadap hubungan Indonesia Australia tahun 1977 2000​

Istilah kiri dalam politik muncul setelah pecahnya revolusi perancis pada awalnya istilah ini mengandung arti

Jelaskan dan bandingkan bagaimana perbedaan penyusunan polstranas pada masa orde baru dan masa reformasi setelah amandemen uud 1945!

Jelaskan hubungan teks proklamasi dengan uud 1945

Jelaskan konsep pembaruan nahdlatul ulama dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan!

Jelaskan perbedaan naskah asli dan naskah resmi teks proklamasi

Jelaskan perbedaan antara perubahan evolusioner dan perubahan revolusioner!

Jelaskan latar belakang berkembangnya pembaharuan islam di indonesia

Video yang berhubungan

Jelaskan pengaruh agama dan kebudayaan hindu budha dalam bidang politik sosial dan budaya

Jelaskan pengaruh agama dan kebudayaan hindu budha dalam bidang politik sosial dan budaya
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK / Catatan NDL

Ratu Boko di Kabupaten Sleman.

KOMPAS.com - Agama Hindu-Buddha memengaruhi sistem kehidupan sosial maupun politik wilayah Indonesia.

Dalam bidang politik, pengaruh Hindu-Buddha mengubah sistem pemerintahan yang sebelumnya berkembang di Indonesia.

Pada awalnya, masyarakat Indonesia mengadopsi sistem pemerintahan kesukuan dan kerakyatan.

Setelah Hindu-Buddha berkembang di Indonesia, sistem pemerintahan berubah menjadi monarki seperti di India, tempat kelahiran Hindu-Buddha.

Masuknya agama Hindu-Buddha menjadi awal peradaban Indonesia kuno dengan munculnya kerajaan-kerajaan kuno.

Baca juga: Bentuk Pemerintahan di Indonesia Sebelum Masuknya Hindu-Buddha

Sistem kerajaan

Setelah masuknya Hindu-Buddha pada abad ke-2 hingga abad ke-4, muncul berbagai kerajaan bercorak Hindu-Buddha di wilayah Indonesia.

Kerajaan Hindu tertua di Indonesia adalah Kerajaan Kutai, yang berkuasa di Kalimantan Timur sejak abad ke-4.

Sistem pemerintahan kerajaan ini menganut paham Hindu tentang Devaraja atau mengkultuskan raja yang didewakan atau dianggap titisan dewa.

Mulai saat itulah, para penguasa wilayah di Indonesia yang terpengaruh Hindu-Buddha kemudian menggunakan gelar dalam bahasa Sanskerta.

Konsep pemerintah ini terkait erat dengan konsep Chakravartin atau penguasa semesta dalam sistem pemerintahan di India.

Sebagai perwujudan kekuasaan raja, apabila raja telah meninggal maka jasadnya akan diperabukan dan disemayamkan di candi.

Baca juga: Dampak Pelaksanaan Upacara Asmawedha bagi Kerajaan Kutai

Struktur birokrasi

Dalam struktur birokrasi kerajaan Hindu-Buddha, terdapat raja sebagai penguasa tertinggi.

Di bawah raja terdapat jabatan seperti Rakryan I Hino, Rakryan I Halu, dan Rakryan I Sirikan.

Ketiga jabatan tersebut diisi oleh putra raja atau biasa disebut raja muda atau Yuwaraja.

Di bawah jabatan Yuwaraja terdapat jabatan Pamgat Timwan, yang mengurusi keagamaan dan Upappatti yang mengurusi masalah peradilan.

Selain itu, terdapat 12 jabatan yang tugasnya sebagai pelaksana pemerintahan di kotaraja atau pusat pemerintahan.

Ada juga pejabat rendahan yang terdiri dari kepala desa yang disebut dengan rama atau karaman.

Sistem ini kemudian berlaku secara umum di berbagai wilayah di Indonesia, bahkan setelah masuknya agama Islam pada abad ke-7.

Ketika Islam masuk, wilayah-wilayah kerajaan di Nusantara tidak menganut sistem kekhilafahan seperti di negara Arab, tetapi tetap mempertahankan bentuk kerajaan dari masa Hindu-Buddha.

Referensi:

  • Worosetyaningsih, Tri. (2019). Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara, Masa Hindu-Buddha, dan Masa Islam. Ponorogo: Myria Publisher.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.