Cara merubah diri menjadi lebih baik dan dewasa

Sifat adalah bagian dari kepribadian seseorang yang sudah terbentuk sejak dia masih kecil. Terkadang, ada kalanya kita ingin merubah salah satu sifat kita yang dirasa kurang baik atau kurang sesuai dengan keinginan kita. Pasti ada sedikit bayangan dalam diri kita untuk mempunyai sifat seperti seseorang yang kita kagumi, dan hal itu akan memberi kita motivasi untuk mengubah sifat kita menjadi seperti dirinya.

Mengubah sifat kita bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan, karena biasanya hal itu sudah terbentuk dan menjadi bagian dari diri kita sehari – hari. Bila kita menemukan orang untuk dijadikan panutan dan ingin meneladani salah satu atau beberapa sifat baiknya, sebaiknya kita perjelas dulu apa sifat yang ingin kita ikuti dan kagumi. Apakah kedewasaan , kematangan berpikir, caranya bersikap, caranya bergaul atau berbicara, dan lain – lainnya. Setelah mengetahui dengan jelas apa inti dari sifat yang mau kita ubah, barulah kita bisa melakukan langkah – langkah yang diperlukan.

Bersikap Dewasa

Kebanyakan orang ingin bisa mempunyai sifat yang dikagumi orang lain dan menonjolkan kualitas dirinya. sifat yang biasa dikagumi orang lain adalah orang yang bisa bersikap dewasa dalam segala hal, karena sifat kedewasaan mampu membawa kita mengatasi berbagai hal dengan baik. Berikut adalah cara merubah sifat menjadi dewasa :

1. Bedakan hal yang baik dan buruk

Menjadi dewasa berarti bisa membedakan hal yang baik dan buruk dengan benar, dan tidak mencampurbaurkan antara keduanya. Kita harus belajar untuk mengetahui mana hal yang benar dan salah, dengan begitu kita akan mengetahui cara membuat keputusan yang tepat untuk berbagai hal.

2. Menentukan prioritas

Bisa menentukan prioritas artinya bisa mendahulukan hal yang penting dalam hidup kita. Saat ada masalah jika kita bisa mengembangkan kebiasaan untuk mendahulukan masalah yang penting atau mendesak untuk diatasi daripada masalah yang kurang penting. Misalnya, cara menjadi lebih dewasa dalam berpacaran adalah saling mengetahui hal apa yang harus didahulukan sebelum pacaran.

3. Usahakan menyelesaikan masalah sendiri

Cara agar percaya diri adalah dengan berusaha menyelesaikan masalah dengan kemampuan sendiri. Bila kita sedang mengalami suatu masalah usahakanlah untuk mencari dulu solusinya dengan baik, tanpa melibatkan orang lain atau menyebarkan masalah kita kemana – mana. Kita bisa meningkatkan rasa percaya diri jika mampu menyelesaikan masalah dengan tangan kita sendiri, dan jangan sampai kita menghindari masalah dengan tidak menyelesaikannya atau lari dari masalah, karena itu akan menciptakan masalah yang baru lagi.

4. Membantu masalah orang lain

Dengan kemampuan berpikir dewasa, kita bisa ikut pula membantu menyelesaikan masalah orang lain. Terutama, membantu orang terdekat mencari cara mengatasi masalah yang berat. Kita juga bisa membantu menghindari orang lain untuk dirugikan dengan melakukan pertimbangan yang baik dalam mengatasi suatu masalah.

5. Berlaku adil kepada orang lain

Cara menjaga perasaan orang lain adalah dengan berusaha berlaku adil terhadap mereka. Apabila kita bisa menjadi orang yang bersikap adil kepada orang lain maka kita juga akan bisa menuju kedewasaan dengan cara ini, karena bersikap adil memerlukan pemikiran yang matang.

6. Peduli terhadap orang lain dan diri sendiri

Kedewasaan berarti bisa menekan keinginan untuk bersikap egois, dan itu berarti mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri atau kepentingan manapun yang lebih patut untuk didahulukan. Kita juga harus mengembangkan perasaan peduli kepada diri sendiri sebagai bagian dari cara mengubah sifat menjadi lebih dewasa. Ciri – ciri teman yang baik dan tulus adalah punya rasa peduli terhadap orang lain yang menjadi temannya.

7. Giat dan taat beribadah

Salah satu bentuk kedewasaan adalah ketaatan untuk menjalankan ibadah pada agama yang kita anut. Jadi, jika kita ingin menjadi orang yang lebih dewasa, kita harus bisa mulai giat menjalankan ibadah agama dengan benar. Beribadah dengan taat akan menjadi cara menenangkan hati dan pikiran jika kita sedang tertimpa masalah.

8. Siap menerima perubahan apapun

Dalam hidup, kita selalu akan mengalami berbagai macam perubahan. Jika kita ingin mengubah sifat menjadi lebih dewasa, maka kita juga harus siap untuk menerima berbagai perubahan tersebut. Cara menjadi pribadi yang baik dan dewasa adalah bersikap tenang dalam mengatasi berbagai hal yang mungkin timbul setelah kita mengalami suatu perubahan dalam hidup.

9. Berani menerima kritik

Cara bersikap tenang dan dewasa adalah dengan berani menerima kritik yang ditujukan kepada kita. Kritik yang diberikan kepada kita dapat menjadi cara untuk menjadi bahan introspeksi diri kita, agar bisa mengetahui sifat apakah dalam diri kita yang membutuhkan perubahan. Hal ini sekaligus dapat menjadi cara menghargai orang lain yang sudah memberikan saran, nasihat dan kritik mengenai diri kita.

10. Tentukan batas waktu

Jika kita ingin benar – benar mengubah sifat menjadi lebih dewasa, kita perlu menetapkan batas waktu untuk membantu keberhasilan tujuan kita. Tentukanlah batas waktu yang akan kita pakai, misalnya saat kita berulang tahun, atau saat dimulainya tahun yang baru, maka kita akan mulai bersikap lebih dewasa daripada sebelumnya. Misal, jika ingin merubah sifat yang penakut. Maka kita perlu tentukan batas waktu untuk mencari cara menghilangkan rasa takut kita. Jika kita memiliki tujuan, hal itu akan turut memicu semangat untuk mulai melakukan perubahan pada sifat kita.

11. Lakukanlah setiap hari

Mengubah sifat kita bisa dimulai dari hal – hal kecil yang kita lakukan setiap hari. Jadikan perubahan baik kita sebagai suatu kebiasaan sehari – hari, jadi kita sudah terbiasa melakukannya. Lama kelamaan tentu perilaku kita yang baru ini akan menjadi kebiasaan baru kita menggantikan kebiasaan lama, dan akan menjadi cara agar disukai banyak orang bagi diri kita.

12. Introspeksi

Seringlah melakukan perenungan dan menelaah ke dalam diri kita tentang apa saja yang sudah kita lakukan, seta kemajuan apa dalam perubahan sifat ini yang sudah kita capai. Jangan lupa juga perhatikan bila masih ada kekurangan dalam usaha kita. Ciri – ciri orang baik hati adalah orang yang bisa dengan adil menilai dirinya sendiri dan melakukan perbaikan terhadap kesalahan yang dia lakukan.

13. Carilah panutan

Meniru tidak selamanya buruk. Kita bisa belajar mengubah sifat dengan mencontoh kepada orang yang ingin kita teladani. Pelajarilah bagaimana caranya bersikap sehari – hari, dan amati bagaimana sifat yang ada padanya yang kita inginkan untuk dimiliki. Cara meningkatkan harga diri kita yaitu jika kita tahu bagaimana caranya mengubah sifat menjadi lebih baik.

14. Bijaklah memandang kesalahan diri

Sebagai manusia, sangat wajar bila pada suatu saat kita membuat kesalahan yang terkait dengan perbaikan sifat kita. Mungkin ada kalanya kita lupa dan kembali pada sikap yang lama. Selama hal itu tidak terjadi terus menerus, maka kita tidak perlu terlalu keras pada diri sendiri. Segeralah mulai kembali menata sikap sesuai yang kita inginkan. Terlalu larut dalam kekurangan diri tidak akan membantu jika misalnya kita ingin mencari cara mendamaikan keluarga yang bertengkar.

15. Fokus

Bila menginginkan sesuatu, kita harus fokus untuk mendapatkannya. Tidak terkecuali bila kita ingin merubah sifat menjadi lebih dewasa misalnya, maka kita harus bisa berkonsentrasi pada tujuan kita. Memiliki sifat yang lebih baik adalah tujuan kita, karena itu fokuskanlah pikiran untuk mencapainya. Misalnya kita ingin mengubah sikap  untuk mencari cara mendamaikan keluarga yang bertengkar, maka kita harus fokus terhadap sikap yang akan kita ubah tersebut.

Dalam melakukan usaha mengubah sifat menjadi lebih dewasa, tak kalah pentingnya adalah kejujuran. Jujur baik terhadap orang lain dan diri sendiri bisa menjadi modal dasar untuk mengubah sifat kita. Karena, seperti diketahui bahwa sifat terkadang merupakan bawaan sejak lahir, maka mungkin akan ada jalan yang sedikit terjal yang harus kita lalui.

  1. 1

    Kendalikan kemarahan Anda. Amarah adalah emosi yang sangat kuat, tetapi dapat dijinakkan. Jangan bereaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil yang tidak penting. Ketika amarah Anda sudah mulai terpancing, berhentilah 10 detik untuk memikirkan tanggapan Anda sebelum melakukan atau mengatakan apa pun. Cara ini akan mencegah keluarnya kata-kata yang akan Anda sesali dan membantu Anda untuk menjadi komunikator yang lebih dewasa.[24] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Setelah berhenti, tanyakan pada diri sendiri apa yang sebenarnya sedang terjadi. Apa masalah sebenarnya? Mengapa Anda marah? Mungkin setelah itu Anda akan menyadari bahwa Anda sebenarnya marah tentang peristiwa yang terjadi dua hari lalu, bukan karena harus membersihkan kamar.
    • Pikirkan kemungkinan solusi untuk menyelesaikan masalah ini. Pertimbangkan beberapa cara untuk bereaksi sebelum memilih salah satu. Apa yang akan bisa menyelesaikannya?
    • Pertimbangkan konsekuensinya. Di sinilah banyak orang menemui kesulitan. “Melakukan apa yang saya inginkan” sering kali menjadi solusi paling menarik, tetapi apakah itu dapat memperbaiki masalah? Atau justru membuatnya lebih buruk? Pikirkan seperti apa hasil dari setiap pilihan yang ada.
    • Pilih solusi. Setelah mempertimbangkan konsekuensi dari setiap pilihan, pilih yang tampaknya terbaik bagi Anda. Perlu diingat bahwa pilihan tersebut tidak selalu yang paling mudah atau paling menyenangkan! Ini adalah bagian dari proses menjadi lebih dewasa.
    • Jika Anda harus mengatakan sesuatu, gunakan suara yang tenang dan beri alasan yang masuk akal untuk membenarkan apa yang Anda rasakan. Jika lawan bicara Anda hanya ingin membantah dan tidak ingin mendengarkan, pergilah menjauh dari perselisihan tersebut. Tidak ada gunanya menciptakan konflik.
    • Bila Anda naik pitam atau merasa akan bertindak melampaui batas, ambil napas dalam dan hitung dari 1 sampai 10. Anda harus mempertahankan kendali diri dan tidak membiarkan kemarahan menguasai Anda.
    • Jika Anda memang pemarah, orang lain mungkin senang memprovokasi Anda. Bila Anda dapat mengendalikan kemarahan, mereka tidak akan berminat memancing kemarahan Anda dan mulai mengabaikan Anda.

  2. 2

    Pelajari teknik komunikasi yang tegas. Ketika orang ingin berkomunikasi dengan cara dewasa, mereka menggunakan teknik dan perilaku yang tegas. Ketegasan tidak sama dengan kecongkakan, arogansi, atau agresi. Individu yang tegas mengekspresikan perasaan dan kebutuhan mereka dengan jelas, dan mereka mendengarkan ketika orang lain melakukan hal yang sama.[25] X Teliti sumber Kunjungi sumber Orang yang arogan dan egois tidak peduli pada kebutuhan orang lain dan hanya fokus mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan pada saat yang mereka inginkan—tidak peduli apakah keinginan mereka itu membuat orang lain menderita. Belajarlah mempertahankan pendirian tanpa menjadi arogan atau agresif, dan Anda pasti akan merasa lebih dewasa. Berikut beberapa cara untuk berkomunikasi dengan tegas:[26] X Teliti sumber Kunjungi sumber [27] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Gunakan pernyataan “Saya”—pernyataan “Kamu” membuat orang lain merasa disalahkan dan ditolak. Menjaga fokus pada apa yang Anda alami dan rasakan akan membuka jalan untuk komunikasi yang dewasa dan berhasil.
      • Misalnya, jangan mengatakan “Ayah-Ibu tak pernah mendengarkan aku!” kepada orang tua Anda, coba gunakan pernyataan “Saya” seperti “Saya merasa pendapat saya tidak didengar.” Ketika Anda mengatakan bagaimana Anda “merasakan” sesuatu, orang lain cenderung ingin tahu alasannya.
    • Ketahui apa yang menjadi kebutuhan orang lain juga. Hidup ini tidak hanya tentang Anda. Menyampaikan perasaan dan kebutuhan Anda dengan jelas memang bagus, tetapi ingat untuk selalu menanyakan kebutuhan orang lain. Kemampuan untuk menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri adalah tanda kedewasaan yang sesungguhnya.
    • Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. Jika Anda tidak yakin apa yang terjadi pada seseorang, tanyakan! Jangan berprasangka—ingat, Anda tidak tahu cerita lengkapnya.
      • Misalnya, jika teman Anda lupa janjinya untuk belanja dengan Anda, jangan berasumsi bahwa dia lupa karena dia tidak peduli atau dia adalah orang menyebalkan.
      • Lebih baik, gunakan pernyataan “Saya” dan ikuti dengan dorongan agar dia menyampaikan perasaannya, seperti “Aku kecewa sekali kamu tidak jadi belanja denganku. Ada apa?”
    • Tawarkan diri untuk berkolaborasi dengan orang lain. Daripada mengatakan “Aku ingin main skateboard,” sebaliknya minta masukan dari mereka: “Kalian semua ingin melakukan apa?”

  3. 3

    Hindari kebiasaan mengumpat. Kebanyakan orang dan budaya berharap bahwa orang yang dewasa tidak akan mengumpat atau mengucapkan kata-kata kasar. Kebiasaan mengumpat bisa membuat orang kaget, atau bahkan membuat mereka merasa tidak dihargai. Mengumpat juga dapat membuat orang berpikir bahwa Anda tidak kompeten atau tidak bisa berkomunikasi dengan baik.[28] X Teliti sumber Kunjungi sumber Daripada mengumpat, cobalah memperkaya kosakata. Gunakan kata-kata baru yang Anda pelajari untuk mengekspresikan apa yang Anda rasakan.

    • Jika Anda sering mengumpat ketika merasa jengkel atau tak sengaja menyakiti diri sendiri, cobalah menjadikannya permainan mencari pernyataan yang kreatif. Daripada mengumpat ketika jari kaki Anda terantuk sesuatu, akan lebih lucu (dan lebih impresif) jika Anda mengatakan sesuatu seperti “Sundal bolong!”

  4. 4

    Bicaralah dengan sopan dan jangan menaikkan nada bicara. Jika Anda menaikkan nada bicara, terutama ketika sedang marah, orang lain akan cenderung merasa tidak nyaman. Mereka mungkin bahkan memutuskan untuk tidak memedulikan Anda sama sekali.[29] X Teliti sumber Kunjungi sumber Berteriak adalah kebiasaan bayi, bukan orang dewasa.

    • Gunakan nada suara yang tenang dan datar ketika sedang marah.[30] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  5. 5

    Perhatikan bahasa tubuh Anda. Bahasa tubuh dapat berbicara seperti kata-kata. Contohnya, menyilangkan tangan di depan dada menyatakan bahwa Anda tidak tertarik pada apa yang diucapkan lawan bicara. Berdiri dengan bahu lunglai menyampaikan bahwa Anda tidak berada “di sana” atau bahwa Anda ingin berada di tempat lain. Pelajari apa yang disampaikan tubuh Anda, dan pastikan bahasanya sama dengan apa yang Anda inginkan.[31] X Teliti sumber Kunjungi sumber [32] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber

    • Biarkan kedua lengan Anda jatuh dengan santai di sisi tubuh, tidak disilangkan di depan dada.
    • Berdiri tegak, dengan dada membusung dan kepala sejajar dengan lantai.
    • Ingat bahwa wajah Anda juga dapat berkomunikasi. Jangan memutar bola mata atau menatap lantai.

  6. 6

    Bicarakan topik yang dewasa dengan orang lain. Contoh topik dewasa adalah sekolah, berita, pengalaman hidup, dan pelajaran hidup yang Anda peroleh. Tentu Anda masih boleh bertingkah konyol dengan teman-teman sesekali. Anda hanya perlu mempertimbangkan dengan siapa Anda berhadapan. Anda tentu tidak akan membicarakan topik yang sama dengan sahabat dan guru matematika.

    • Ajukan pertanyaan. Salah satu tanda kedewasaan adalah rasa penasaran yang bersifat intelektual. Bila Anda hanya berbicara pada seseorang, Anda tidak akan tampak dewasa. Minta masukan mereka. Jika ada yang mengucapkan sesuatu yang menarik, katakan “Ayo ceritakan lebih banyak!”
    • Jangan berpura-pura mengetahui apa yang tidak Anda tahu. Kadang memang sulit mengakui bahwa Anda tidak tahu tentang sesuatu. Bagaimanapun juga Anda ingin terlihat dewasa dan berwawasan. Tetapi berpura-pura mengetahui sesuatu namun terlihat bahwa sebenarnya Anda tidak tahu hanya akan membuat Anda tampak (dan merasa) bodoh. Lebih baik Anda berkata, “Aku belum baca soal itu. Aku harus melihatnya nanti!”

  7. 7

    Ucapkan kata-kata yang baik. Jika Anda tidak dapat mengatakan hal positif, jangan mengatakan apa pun. Orang yang tidak dewasa terus-menerus mengkritik semua hal dan mencari kelemahan orang lain, dan mereka tidak segan melontarkan hinaan yang menyakitkan dengan cara apa pun. Kadang-kadang, mereka membenarkan kekejaman dengan menyatakan bahwa mereka hanya "bersikap jujur". Orang yang dewasa memilih kata-kata mereka dengan hati-hati, dan mereka tidak menyakiti perasaan orang lain dalam usaha untuk "jujur", jadi ingatlah untuk menjaga kata-kata Anda, jangan mengucapkan apa pun yang menyakiti perasaan orang lain. Perlakukan orang lain sama seperti Anda ingin diperlakukan.

  8. 8

    Belajarlah meminta maaf dengan tulus atas kesalahan Anda. Walau telah berhati-hati dalam berbicara, tetap ada kemungkinan Anda mengatakan hal-hal yang salah atau tidak sengaja menyakiti orang lain dari waktu ke waktu. Terkadang kita semua melakukan hal-hal bodoh karena tidak ada satu pun yang sempurna di dunia ini. Belajarlah menelan harga diri dan katakan, "Aku minta maaf". Permintaan maaf yang tulus setelah melakukan kesalahan menunjukkan kedewasaan yang sesungguhnya.

  9. 9

    Katakan yang sebenarnya, namun dengan penuh tenggang rasa. Ini adalah kemampuan yang sulit dikuasai, namun jika sebelum mengatakan sesuatu Anda memikirkan terlebih dahulu apakah Anda ingin mendengar orang lain mengatakan hal itu pada Anda, itu akan sangat membantu. Ada pepatah dalam ajaran Buddha: “Jika Anda ingin bicara, selalu tanyakan pada diri sendiri: apakah ini benar, apakah ini diperlukan, apakah ini baik.” Pikir sebelum bicara. Orang-orang di sekitar Anda akan menghargai kejujuran Anda, dan sikap Anda yang penuh tenggang rasa akan menunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli pada mereka.[33] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Contohnya, jika teman Anda bertanya apakah pakaian yang dia kenakan membuat dia tampak gemuk, pikirkan jawaban yang paling berguna. Kecantikan sangat bersifat subjektif, jadi memberi pendapat tentang penampilannya tidak akan bermanfaat. Akan tetapi, jika Anda mengatakan bahwa Anda menyayangi dia dan bahwa dia tampak seperti dirinya sendiri, dia akan merasakan dorongan percaya diri yang sebenarnya dia butuhkan.
    • Jika menurut Anda pakaian yang dia kenakan memang tidak menarik, ada cara bijak mengatakannya apabila Anda berpikir itu akan ada manfaatnya. Misalnya Anda bisa berkata, “Sebenarnya aku lebih suka baju yang warna merah daripada yang ini.” Komentar seperti itu tidak akan menilai tubuh teman Anda—tidak ada orang yang membutuhkan penilaian mengenai tubuhnya—tetapi menjawab pertanyaan apakah penampilannya bagus.
    • Para ilmuwan dalam perilaku menunjukkan bahwa beberapa jenis ketidakjujuran sebenarnya “pro sosial”, kebohongan kecil yang Anda katakan supaya orang lain tidak merasa sakit atau malu. Apakah Anda mau melakukan kebohongan seperti ini atau tidak, itu terserah keputusan Anda. Namun apa pun yang Anda putuskan, pilih cara yang baik ketika melakukannya.[34] X Teliti sumber Kunjungi sumber