Bilangan oksidasi atom Mn yang sama dengan bilangan oksidasi atom Cr pada k2 cr2 o7 terdapat pada

Bilangan oksidasi. Foto: Rumus Rumus

Setiap atom memiliki muatan positif dan negatif. Atom akan bersifat stabil apabila memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2 sehingga sulit berkaitan dengan atom lain. Atom yang belum stabil akan berusaha menjadi stabil dengan melakukan transfer elektron, yaitu proses melepas atau menerima elektron.

Itu yang membuat atom memiliki muatan positif atau negatif. Muatan atom jumlahnya berbeda-beda, tergantung seberapa banyak elektron yang dilepas atau diterima. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom inilah yang disebut dengan bilangan oksidasi atau biasa disingkat biloks/b.o.

Mengutip buku Aktif Belajar Kimia untuk SMA dan MA oleh Hermawan dkk (2009: 144), bilangan oksidasi sangat diperlukan dalam perhitungan reduksi dan oksidasi. Karena itu, aturan-aturan bilangan oksidasi sangat penting untuk dipahami. Apa saja aturan tersebut?

  • Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0. Unsur bebas adalah unsur yang tidak bisa bergabung dengan unsur lainnya, contohnya H, N, dan Fe.

  • Fluorin mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya. Fluorin merupakan unsur yang paling elektronegatif dan membutuhkan tambahan 1 elektron sehingga bilangan oksidasinya = -1.

  • Bilangan oksidasi unsur logam selalu positif dan sesuai dengan golongannya. Contohnya, unsur Na termasuk dalam golongan IA, maka bilangan oksidasinya = +1 dan unsur Al yang termasuk dalam golongan IIIA bilangan oksidasinya = +3.

  • Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengan muatannya. Contohnya, bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe3+ = + 3, bilangan oksidasi S dalam ion S2- = -2.

  • Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali dalam senyawanya dengan logam maka bilangan oksidasinya menjadi – 1. Contohnya, bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, NH3 = +1, bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1

  • Bilangan oksidasi O umumnya = -2. Contohnya, bilangan oksidasi O dalam H2O dan MgO = -2

- Dalam F2O, bilangan oksidasi O = +2

- Dalam peroksida, seperti H2O, bilangan oksidaso O = -1

- Dalam superoksida, seperti KO2, bilangan oksidasi O = ½

  • Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0.

Contoh: Dalam H2SO4 : (2 x b.o H) + (b.o S) + (4 x b.o O) = 0

  • Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion poliatom sama dengan muatannya. Contohnya, NH4+ = +1. Karena biloks H memiliki indeks 4, maka biloks H dikalilkan dengan H = +4. Biloks N harus -3 karena jumlah muatan NH4+ = 1. Dengan begitu, jika biloks N dan H dijumlahkan, maka hasilnya sesuai dengan jumlah muatannya yaitu +1.

Tentukan bilangan oksidasi atom unsur Cr dalam senyawa K2Cr2O7!

Muatan K2Cr2O7 = (2 x b.o K) + (2 x b.o Cr) + (7 x b.o O)

0 = 2 x (+1) + 2 x (x) + 7 x (-2)

Jadi, bilangan oksidasi unsur Cr = +6.

Tentukan bilangan oksidasi atom unsur Cl dalam senyawa HClO4!

Muatan HClO4 = (b.o H) + (b.o Cl) + (4 x b.o O)

0 = (+1) + (x) + 4 x (-2)

Jadi, bilangan oksidasi unsur Cl = +7.