Betapa nikmatnya kehidupan penghuni surga jelaskan sesuai dengan ayat-ayat Alquran

Dalil-dalil tentang surga dan kenikmatan di dalamnya berdasarkan al quran dan sunnah.

Allah Ta'ala berfirman dalam sebuah hadits Qudsi :


أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ذُخْرًا َلْهَ مَا أُطْلِعْتُمْ عَلَيْهِ ، ثُمَّ قَرَأَ ( فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ )


"Aku telah siapkan untuk hamba Ku yang shalih : Kenikmatan surga yang tidak pernah tidak dilihat mata, tidak pernah didengar telinga dan tidak pernah terbetik di dalam hati manusia. Sebagai simpanan baginya, yang kalian belum pernah melihatnya.

Lalu beliau membaca ayat :

"Tidak ada satu jiwapun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka dari bidadari surga. Sebagai balasan atas apa yang mereka amalkan."(QS. As-Sajdah 17)

HR. Bukhari dan Muslim

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata :

"Tidak ada di dunia ini yang sama dari apa yang disurga kecuali sekedar nama saja."

Maka madu di dunia tidak sama dengan madu di dunia, tidaklah khamer di dunia itu seperti khamer di surga, buah-buahan di surga tidak sama buah-buahan di dunia.

"Di surga itu ada delapan surga, salah satunya adalah Rayyan, yang tidak dimasuki kecuali orang-orang yang berpuasa." (HR. Bukhari Muslim)

"Barang siapa ysng menginfakan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari seluruh pintu surga. Surga itu punya delapan pintu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah berfirman :


لَٰكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِّن فَوْقِهَا غُرَفٌ مَّبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ  


"Akan tetapi untuk orang-orang bertaqwa disediakan kamar-kamar yang tinggi dan di atasnya ada kamar-kamar yang tinggi juga. Mengalir di bawahnya sungai-sungai" (QS. Az-Zumar 20)


إن للمؤمن في الجنة لخيمة من لؤلؤة واحدة مجوفة، طولها ستون ميلاً ٍ،للمؤمن فيها أهلون، يطوف عليهم المؤمن، فلا يرى بعضهم بعضاً

"Sesungguhnya bagi seorang mukmin di surga akan diberi kemah yang terbuat dari sebuah mutiara yang dirongga. Panjangnya 60 mil, di dalamnya ada keluarga-keluarga penghuni surga. Yang seorang mukmin menggilir mereka. Mereka tidak pernah saling melihat."


وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ َ وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ 


"Bagi mereka ada buah-buah sesuai pilihan mereka. Dan daging burung yang mereka inginkan." (QS. Al-Waqiah 41-45)


وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ . لَّا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ


"Dan buah-buah yang banyak yang tidak pernah terputus dan tidak mengenal musim." (QS. Al-Waqiah 20-21)

"Sangat didekatkan naungan dari pohon yang berbuah, dan mereka dimudahkan memetik buah-buahan surga semudah-mudahnya." (QS. Al-Insan 14)

Ahli surga akan makan dan minum namun mereka tidak buang angin, buang ingus, tidak buang air kecil dan tidak buang air besar. Mereka hanya bersendawa yang harumnya seperti aroma misik. Mereka selalu bertasbih dan bertakbir sebagaimana mereka diberi Ilham untuk bernafas.


إِنَّ الأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا 


"Sesungguhnya seorang yang baik akan minum dari gelas yang campurannya adalah kafur." (QS. Al-Insan 5)

Kata para ulama : Campurannya adalah khamer.

Ada juga yang campurannya jahe.

"Akhir dari minuman mereka adalah minuman dengan aroma kasturi."

(QS. Al-Muthaffifin 26)

Para ulama mengatakan : Setelah minum seorang ahli surga akan wangi tubuhnya.

 يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ

"Mereka akan diberi perhiasan gelang-gelang dari emas dan mutiara. Dan pakaian mereka terbuat dari sutera."

(QS. Fathir 33)

Di dunia kaum laki-laki haram memakai sutera dan perhiasan emas, tapi di surga mereka akan dipakaikan perhiasan-perhisan emas, sutera dan mutiara.

"Mereka akan memakai pakaian sutera berwarna hijau" (QS. Al-Kahfi 31)

Para penghuni surga memasuki surga dalam keadaan berbeda beda.

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :


إنّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إضَاءَةً، لا يَبُولُونَ، وَلا يَتَغَوَّطُونَ، وَلا يَتْفِلُونَ، وَلا يَمْتَخِطُونَ، أَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ، وَمَجَامِرُهُمُ الألُوَّةُ، وَأَزْوَاجُهُمُ الحُورُ العِينُ،. متفق عليه.

"Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk ke dalam surga itu seperti bulan di malam Purnama. Rombongan berikutnya wujudnya seprti bintang-bintang yang paling terang di langit. Mereka tidak buang air kecil tidak pernah buang air besar, tidak pernah meludah, tidak pernah buang ingus. Sisir-sisir mereka terbuat dari emas, keringatnya seperti minyak kasturi, majamir mereka dari kayu gaharu. isteri-isteri mereka adalah para bidadari. (Muttafaq alaih)


Antara penghuni surga tidak ada perselisihan dan permusuhan antar penghuni surga.

 ۖوَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Buat mereka ada istri-istri yang suci. Mereka akan kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah 25) Para ulama berkata : Istri yang suci dari haidh, tidak buang air kecil, tidak nifas, tidak buang air besar, tidak meludah, tidak beringus, tidak keluar dari mereka kotoran-kotoran seperti di dunia.

وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ


"Dan disisi mereka ada bidadari-bidadari yang pendek pandangannya dan sebaya usianya."

(QS. Shaad 52)

Pendek pandangan matanya maksudnya tidak pernah melihat laki-laki lain.

Puncak kenikmatan Penghuni surga melihat wajah Allah.

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri. Mereka melihat kepada Rabbnya. (QS. Al-Qiyamah 22-23).   


 إذا دخل أهل الجنة الجنة قال يقول الله تبارك وتعالى تريدون شيئا أزيدكم فيقولون ألم تبيض وجوهنا ألم تدخلنا الجنة وتنجنا من النار قال فيكشف الحجاب فما أعطوا شيئا أحب إليهم من النظر إلى ربهم عز وجل

"Jika penduduk surga sudah memasuki surga, Allah berfirman :

Maukah kalian aku akan berikan nikmat yang lain. Mereka menjawab : Ya Allah nikmat apa lagi yang Engkau akan berikan, bukankah Engkau sudah memasukkan kami ke surga dan menyelamatkan dari neraka?  Maka Allah menyingkap hijab Nya dan tidaklah mereka diberi suatu nikmat yang lebih mereka cintai daripada melihat wajah Allah." (HR. Muslim)

Semoga Allah memasukkan kita ke dalam surga dan menjauhkan dari neraka.

Faedah dari Kajian Ilmiyah Ust Abu Hamzah Yusuf hafizhahullah

Di Masjid Raya Baiturrahim Kota Palu Sulteng

Ahad 12 Jumada Al-Akhirah 1440/17 Februari 2019

Grup Whatsapp Ma'had Ar-Ridhwan Poso Join chanel telegram http://telegram.me/ahlussunnahposo


Betapa nikmatnya kehidupan penghuni surga jelaskan sesuai dengan ayat-ayat Alquran
Dalil Indahnya Kenikmatan Surga

Betapa nikmatnya kehidupan penghuni surga jelaskan sesuai dengan ayat-ayat Alquran

Berbicara tentang gambaran kenikmatan di Surga, semoga Allah Ta’ala memudahkan kita semua menjadi penghuni Surga, berarti membahas suatu kenikmatan tinggi dan kekal yang tiada taranya. Betapa tidak, Allah Ta’ala menggambarkan kenikmatan tersebut demikian jelas dan terperinci, sehingga menjadikan hamba-hamba-Nya yang beriman selalu bersegera dan berlomba-lomba untuk meraihnya. Allah Ta’ala berfirman:

{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ}

“Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa” (QS Ali ‘Imraan: 133).

Dalam ayat lain, Dia Ta’ala juga berfirman:

{وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ}

“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang-orang (yang beriman) berlomba-lomba (untuk meraihnya)” (QS al-Muthaffifiin: 26).

Oleh karena itu, dalam hadits yang shahih tentang gambaran tingginya kenikmatan Surga, Malaikat Jibril ‘alaihissalam yang melihatnya, berkata kepada Allah Ta’ala: “Demi kemahamuliaan-Mu, tidaklah seorangpun yang mendengar tentang (tingginya kenikmatan) Surga kecuali dia ingin masuk ke dalamnya”[1].

Cukuplah firman-firman Allah Ta’ala berikut ini menggambarkan sempurnanya kenikmatan di Surga:

{وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ. نزلا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ}

“Di dalam Surga kamu memperoleh apa (segala kenikmatan) yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa (segala kenikmatan) yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Fushshilat: 31-32).

{يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ}

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan gelas-gelas, dan di dalam Surga itu terdapat segala apa (kenikmatan) yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan kamu kekal di dalamnya” (QS az-Zukhruf: 71).

Kenikmatan di Surga tiada taranya

Allah Ta’ala berfirman:

{فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}

“Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat tinggi di Surga) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (QS as- Sajdah: 17).

Imam Ibnu Katsir berkata: “Arti ayat di atas: tidak ada seorangpun yang mengetahui agungnya ganjaran (kebaikan) yang Allah sembunyikan (dan sediakan) bagi mereka (orang-orang yang beriman) di Surga, berupa kenikmatan yang abadi dan berbagai macam kelezatan yang belum pernah disaksikan semisalnya oleh seorangpun”[2].

Gambaran tentang tingginya kenikmatan ini dinyatakan dalam hadits qudsi yang shahih, Allah Ta’ala berfirman: “Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh kenikmatan (tinggi di Surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, di dengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia”[3].

Artinya: semua kenikmatan dan keindahan di dunia yang pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga atau dibayangkan dalam hati manusia, maka kenikmatan di Surga jauh melebihi semua itu[4].

Oleh karena itu, semua kenikmatan dan kesenangan di Surga yang Allah Ta’ala sebutkan dalam ayat-ayat al-Qur-an, seperti istana-istana dari emas dan perak, istri-istri, buah-buahan, sungai-sungai, taman-taman indah, dan berbagai macam kenikmatan lainnya, semua itu meskipun nama-namanya sama dengan yang ada di dunia, akan tetapi hakikat kenikmatannya jauh berbeda, karena kenikmatan di Surga jauh lebih tinggi dan sempurna.

Shahabat yang mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiallahu’anhu berkata: “Tidak ada sesuatupun di dunia yang serupa dengan apa yang ada di Surga kecuali namanya (saja)”[5].

Baca Juga: 9 Nama Surga

Buah-buahan di Surga

Allah Ta’ala menjelaskan dalam ayat-ayat al-Qur-an berbagai macam buah-buahan yang lezat sebagai makanan bagi penduduk Surga. Allah Ta’ala berfirman:

{وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ. وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَز وَحُورٌ عِينٌ. كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ. جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}

“Dan (di dalam Surga terdapat) buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)” (QS al-Waaqi’ah: 20-24).

{فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ}

“Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan” (QS ar-Rahmaan: 52).

{فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ}

“Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima” (QS ar-Rahmaan: 68).

Semua itu Allah Ta’ala jadikan mudah untuk mereka jangkau dan nikmati. Allah Ta’ala berfirman:

{وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلا}

“Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan untuk dipetik dengan semudah-mudahnya” (QS al-Insaan: 14).

Dan kenikmatan ini kekal abadi serta tiada habisnya. Allah Ta’ala berfirman:

{وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ لا مَقْطُوعَةٍ وَلا مَمْنُوعَةٍ}

“Dan (di dalam Surga terdapat) buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya” (QS al-Waaqi’ah: 32-33).

Gambaran kenikmatan buah-buahan di Surga

Dalam al-Qur-an, Allah Ta’ala menjelaskan tingginya kenikmatan dan kelezatan buah-buahan di Surga yang dirasakan oleh penghuni Surga. Allah Ta’ala berfirman:

{وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ}

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan beramal shaleh, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (QS al-Baqarah: 25).

Makna firman Allah Ta’ala dalam ayat ini “Mereka diberi buah-buahan yang serupa…”, ada tiga penafsiran dari para ulama Ahli tafsir:

  1. Buahan-buahan di Surga serupa dengan buah-buahan di dunia dalam rupa dan warnanya, tetapi rasanya jelas berbeda (karena buah-buahan di Surga jauh lebih nikmat). Ini ucapan Imam Mujahid, Abul ‘Aliyah, adh-Dhahhak, As-Suddy dan Muqatil.

  2. Semua buah-buahan di Surga serupa dalam kelezatan dan keindahannya, tidak ada keburukan padanya. Ini ucapan Imam al-Hasan al-Bashri dan Ibnu Juraij.

  3. Buahan-buahan di Surga serupa dengan buah-buahan di dunia dalam bentuk dan namanya, akan tetapi buah-buahan di Surga lebih indah rupanya dan lebih lezat rasanya. Ini ucapan Imam Qatadah dan Ibnu Zaid[6].

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Ada yang berpendapat (bahwa maknanya): serupa dalam namanya (tapi) berbeda rasanya. Ada yang berpendapat: serupa dalam warnanya (tapi) berbeda namanya. Ada juga yang berpendapat: (semua buah-buahan di Surga) serupa satu sama lainnya dalam keindahan, kelezatan dan kenikmatannya, mungkin saja pendapat (terakhir) ini yang benar”[7].

Penutup

Inilah gambaran sebagian dari kenikmatan dan keindahan Surga yang tiada taranya. Masih banyak kenikmatan dan keindahan Surga lainnya yang tidak mungkin dibahas dalam tulisan ringkas seperti ini.

Semoga Allah Ta’ala, dengan rahmat dan taufik-Nya, memudahkan kita semua untuk selalu meniti jalan menuju Surga-Nya dan dihindarkan dari semua jalan yang menyimpang dari jalan-Nya yang lurus. Sesungguhnya Dia Ta’ala Maha Pemberi petunjuk dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.

{تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لا يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ وَلا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ}

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al Qashash:83).

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Baca Juga: Ciri-Ciri Penduduk Surga

Catatan Kaki

[1] HR Abu Dawud (no. 4744) dan at-Tirmidzi (4/693), dinyatakan shahih oleh Imam at-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani.

[2] Kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (3/606).

[3] HR Al-Bukhari (no. 3072) dan Muslim (no. 2824).

[4] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (4/473).

[5] Dikeluarkan oleh Imam Hannad bin as-Sariy dalam “az-Zuhd” (no. 3 dan 8) dan Ibnu Jarir ath-Thabari (1/105), dinyatakan shahih sanadnya oleh penyunting kitab “Taqriibut Tadmuriyyah” (hal. 42).

[6] Keterangan Imam Ibnul Jauzi dalam tafsir beliau “Zaadul masiir” (1/53).

[7] Kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 46).

Kota Kendari, 28 Syawal 1434 H

Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim, Lc. MA.

Artikel Muslim.or.id