Bersabar dan tidak putus asa apabila menghadapi kesulitan merupakan contoh sikap

Upaya yang dapat dilakukan umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani

Bagaimana islam menyikapinya terhadap revolusi industri 4. 0 yang tengah berjalan meski negara jepang yang mayoritas non muslim sudah melangkah ke soc … iety 5. 0 ?.

Kerajaan alam melayu telah membangun dan maju standing dengan kerajaan luar yang lain. Berikan bukti untuk menyokong pendapat tersebut.

Waktu saya sekolah kelas 10 saya jadi pemegang uang kas lalu saya meminjam uang kas tersebut saya lupa sudah membayar nya atau belum apa yang harus sa … ya lakukan?

Singot fi'il amr ialah kalimat yang menunjuk kan perin tah mwlakukan pekerja'an

Nabi Muhammad Saw. Diperintah oleh Allah Swt. Untuk berhijrah dari Makkah ke Madinah. Yang menyebabkan Nabi Muhammad Saw. Dan para sahabatnya hijrah a … dalah…. * A. Di Mekah tidak pernah hujan B. Tidak aman untuk berda'wah C. Di Mekah banyak kafir Quraisy D. Di Mekah daerahnya terlalu panas

apa perbedaan dari lafadz عم ,خل ,حم yang kesemuanya berarti paman?

Boleh saya tanya sesuatu karena rumit saya berfikir. Kenapa dalam Al-Qur'an lafzul jalalah ( lafazh Allah) itu menggunakan dhomir هو ?

Bagaimana hukum syar'i seorang pelaku usaha yang melakukan kerjasama mudharabah dengan beberapa pemodal ( lebih dari satu ). Misalnya, pelaku usaha di … serahi uang untuk mengelola usaha dan setelah sisitem usaha itu berjalan lancer dan bias berjalan tanpamkehadiran terus menerus sipelaku usaha,maka sipengusaha mencari pemodal lain untuk kerjasama mudharabah juga dengan bidang usaha yang sama diwilayah lain atau bidang usaha yang sama sekali berbeda dengan bidang usaha yagng lain.

Sebutkan kalimat isim fi'il Dan huruf di dalam surah al a'ala

Setiap manusia pasti pernah mengalami masalah atau tertimpa musibah dalam hidupnya. Apapun musibahnya, mulai dari kehilangan seseorang yang kita cintai, kehilangan harta benda yang kita punya, musibah sakit, atau bahkan tertimpa musibah bencana alam yang melenyapkan hampir semua yang kita miliki.

Sebagai hamba Allah SWT, kita memang tak akan luput dari berbagai macam cobaan atau musibah, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir. Karena Allah SWT telah berfirman:

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan
(QS Al-Anbiyâ’:35)

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:

(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa.

Lalu bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim dalam menghadapi masalah atau musibah? Untuk menjawab hal ini, kita kembali kepada salah satu firman Allah Swt yang berbunyi:

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu
(QS At-Taghâbun: 11)

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:

Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allâh Ta’ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allâh Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allâh Ta’ala tersebut, maka Allâh Ta’ala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allâh Ta’ala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.

Dari tafsiran di atas kita dapat menyimpulkan bahwasanya sikap kita ketika menghadapi musibah adalah Ridha. Karena bahwasanya setiap musibah yang datang adalah atas seizin Allah SWT, yang di mana pastinya selalu ada hikmah dibalik datangnya musibah.

Musibah memang datang dan menimpa baik kepada orang yang beriman maupun orang kafir. Akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah SWT dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang muslim.

Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim rahimahullâh mengatakan:

Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allâh Ta’ala senantiasa disertai dengan sikap ridha dan ihtisâb (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisâb. Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut.

Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak pula ihtisâb. Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka (tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan).

Sungguh Allâh Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya yang artinya:

Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allâh apa yang tidak mereka harapkan.
(QS An-Nisa: 104).

Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan, akan tetapi orang-orang Mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allâh Ta’ala.

tim | CNN Indonesia

Sabtu, 02 Mei 2020 14:59 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap orang dituntut untuk dapat menjalani hari dengan sabar, terutama saat menghadapi masalah, ujian dan cobaan, seperti pandemi infeksi virus corona (Covid-19). Ada banyak keutamaan dan balasan bagi orang yang sabar dalam Islam. Allah SWT menjanjikan balasan baik untuk orang yang sabar.Sabar diartikan sebagai tahan menghadapi cobaan, tidak mudah marah, dan tidak lekas putus asa. Sabar juga berarti tenang dan dapat mengendalikan emosi dan diri saat diterpa banyak godaan dan ujian.Keutamaan dan janji Allah untuk orang yang sabar banyak terdapat di dalam Alquran. Berikut keutamaan dan balasan bagi orang yang sabar.

1. Kesudahan yang baikAllah SWT menjanjikan orang-orang yang sabar menuai kesudahan yang baik setelah melewati cobaan dan ujian yang diberikan. Janji Allah ini terdapat dalam surat Hud ayat 49 dan Ar-ra'd ayat 22."Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)," surat Ar-Ra'd ayat 22.

2. Keberuntungan

Allah SWT juga bakal memberikan keberuntungan bagi orang-orang yang sabar, sesuai dengan surat Ali Imran ayat 200."Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung," surat Ali Imran ayat 200.

Bersabar dan tidak putus asa apabila menghadapi kesulitan merupakan contoh sikap
Ilusrasi: Bersyukur. (Foto: iStock)


Dalam surat Al-'Asr ayat 2-3 juga disebutkan orang-orang yang sabar saling menasihati kesabaran tidak masuk dalam golongan manusia yang rugi.

3. Disukai Allah

Sesuai surat Ali Imran ayat 146, Allah SWT berfirman Allah menyukai orang-orang yang sabar.Dalam surat Al-Anfal ayat 46 dan Al-Baqarah 249 disebutkan bahwa Allah SWT bersama orang-orang yang sabar.

4. Diberi petunjuk

Allah bakal memberikan kabar gembira, petunjuk, berkah, dan rahmat-Nya kepada orang-orang yang sabar. Hal ini sesuai dengan surat Al-Baqarah ayat 155-157."... Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk," surat Al-Baqarah ayat 155-157.
5. Martabat yang tinggi di surgaDi akhirat, Allah menjanjikan martabat yang tinggi bagi setiap orang yang menjalani kehidupan di dunia dengan sabar.

"Mereka itulah orang yang dibalas dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya," Alquran surat Al-Furqan ayat 75. (ptj/NMA)

[Gambas:Video CNN]

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA