Ilustrasi percobaan Hukum Mendel KOMPAS.com - Gregor Johann Mendel adalah seorang ilmuwan asal Austria. Pada akhir abad ke-19, Mendel melakukan percobaan terhadap tanaman kacang ercis untuk membuktikan prinsip pewarisan sifat. Percobaan inilah yang membuat ia mendapat sebutan Bapak Genetika. Sebelum Mendel melakukan percobaan, telah muncul beberapa teori genetika, salah satunya Blending Theory of Inheritance. Mendel adalah anak seorang petani, oleh karena itu ia penasaran terhadap tumbuhan dan mulai memperhatikannya. Mendel melakukan percobaan pada tahun 1856 sampai 1863. Kacang ercis dipilih karena terdapat beberapa sifat yang mencolok, seperti warna bunga ungu dan putih, dapat melakukan penyerbukan sendiri, maupun dengan bantuan manusia. Mendel menemukan beberapa karakteristik setelah mempelajari kacang ercis dan membuat teori awal sebagai berikut:
Baca juga: Jenis Kelamin Anak Ditentukan Gen Ayah, Ini Penjelasan Ahli 1. Hukum Mendel 1 Disebut juga dengan hukum pemisahan atau segregasi. Hukum ini menyebutkan bahwa pada waktu berlangsung pembentukan gamet, setiap pasang gen akan disegregasi ke dalam gamet yang terbentuk. 2. Hukum Mendel 2 Disebut juga dengan hukum berpasangan secara bebas atau independent assortment. Isi dari hukum ini adalah segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung pada segregasi pasangan gen lainnya. Sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya Dasar – dasar Pewarisan Mendel. Gregor Johann Mendel merupakan seorang peneliti yang cukup popular yang melakukan penelitian di bidang hereditas. Pada tahun 1842, Mendel melakukan penelitian dan menetapkan dasar- dasar hereditas. Setiap sel gamet akan memperoleh satu gen dari pasangan tersebut. Selanjutnya Mendel membuat kesimpulan seperti berikut. – Setiap sifat suatu organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan yang dinamakan gen (pada saat itu Mendel masih belum mengenal tentang gen); yaitu satu faktor dari induk jantan dan satu faktor dari induk betina. – Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya bulat atau kisut. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel. – Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominan akan menutup faktor resesif. – Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses meiosis, pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisahkan diri secara bebas. – Individu galur murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu dominan atau resesif saja. Mendel melakukan penelitian mengenai penurunan sifat dengan menyilangkan tanaman ercis (Pisum sativum). Beberapa alasan penggunaan kacang ercis sebagai bahan penelitiannya adalah:
Sifat Tanaman Ercis Beberapa sifat yang dimiliki oleh tanaman ercis adalah bentuk biji bulat dan keriput. Warna biji kuning dan hijau. Bentuk buah Mengembung dan keriput. Warna buah hijau dan kuning. Hukum Mendel 1. Hukum Mendel 1 dikenal juga sebagai hukum segregasi. Hukum Mendel 1 menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukan gamet dapat memisah secara bebas. Mendel melakukan pembuktian dengan melakukan persilangan monohybrid dengan satu sifat yang berbeda. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Contoh Persilangan Tanaman Ercis Mendel 1.
Hukum Mendel 2. Hukum mendel 2 biasa disebut sebagai hukum asortasi atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas (The Law Independent Assortment of Genes). Hukum Mendel 2 menyatakan bahwa “Bila individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka akan diturunkan sifat yang sepasang tak tergantung dari pasangan sifat yang lain”. Mendel melakukan persialangan dihybrid atau persilangan dengan dua sifat yang berbeda untuk membuktikan hukum ini. Contoh Persilangan Mendel 2.
Daftar Pustaka:
|