Berikut ini kegiatan badan atau fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak adalah

Untuk memantau perkembangan anak usia dini, Anda harus mengetahui aspek dan karakteristik berbeda sesuai umur anak. Apa saja hal yang perlu diperhatikan?

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Ilustrasi perkembangan anak usia dini

Anda mungkin sering mendengar pernyataan yang mengatakan bahwa memantau perkembangan anak usia dini sangat penting untuk masa depannya. Nah, apakah Anda mengetahui apa yang dimaksud dengan anak usia dini itu sendiri dan apa saja aspek perkembangan yang harus Anda pantau?Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Sedangkan perkembangan anak usia dini adalah kemajuan yang dialami anak secara menyeluruh, mulai dari segi fisik hingga sosio emosional anak.Usia dini adalah masa kritis bagi anak karena di periode inilah otak anak berkembang dengan sangat pesat dan masih bisa berubah sesuai bentukan orangtua hingga faktor lingkungan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan perkembangan anak usia dini yang paling krusial adalah pada 1.000 hari pertama kehidupan (dari awal kehamilan hingga anak berusia 2 tahun).Di fase sini, kapasitas otak anak berkembang hingga 80 persen dibanding otak orang dewasa. Bila ada gangguan perkembangan, orangtua harus segera mencari solusinya agar tidak memengaruhi kualitas hidupnya.

Apa saja aspek perkembangan anak usia dini?

Perkembangan anak usia dini akan lebih mudah Anda pantau ketika digolongkan ke dalam empat kategori dasar, yaitu:
  • Perkembangan fisik dan motorik
  • Kemampuan berkomunikasi atau berbahasa
  • Kognitif (belajar, berpikir, dan memecahkan masalah)
  • Sosial dan emosional.
Untuk mewujudkan anak usia dini yang sehat, keempat aspek ini harus berjalan secara berdampingan. Artinya, orangtua dituntut mengembangkan kecerdasan anak bukan hanya diukur dari kemampuannya di satu aspek saja.Misalnya, sikap sosio emosional anak akan terlihat melalui kemampuannya berbahasa dan berkomunikasi dengan teman sebaya. Di sisi lain, kemampuan anak untuk memecahkan masalah dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kemampuan motoriknya.Banyak hal memengaruhi perkembangan dari empat aspek ini, yakni pola asuh yang mengasihi dan menyayangi anak hingga pemenuhan kebutuhan gizinya. Orangtua juga dituntut memastikan lingkungan bermainnya aman dan dapat menjamin anak dapat hidup, belajar, tumbuh, dan mengembangkan potensi dalam dirinya.

Hal-hal yang harus Anda pantau dalam perkembangan anak usia dini

Perkembangan anak usia dini perlu dipantau

Untuk mengoptimalkan pembelajaran pada anak usia dini, Anda harus menyesuaikan dengan karakteristik usianya. Berikut beberapa poin yang dapat Anda jadikan panduan dalam memantau perkembangan anak usia dini.Fase ini merupakan masa tumbuh kembang yang paling cepat dibanding kelompok umur lainnya. Di masa ini, anak yang masih bayi akan mempelajari berbagai kemampuan dan keterampilan dasar.Karakteristik anak usia bayi adalah memiliki keterampilan motorik, seperti berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan. Selain itu, anak belajar menggunakan panca inderanya, yaitu melihat, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulut.Dari segi komunikasi sosial, anak berusaha berkomunikasi dengan orang dewasa menggunakan bahasa verbal yang belum sempurna maupun nonverbal. Pada usia 1 tahun, anak sudah dapat mengucapkan kata pertamanya dengan jelas dan dimengerti orang dewasa, bukan hanya sekedar 'ba-ba-ba' saja, namun sudah bisa mengucapkan kata 'ma-ma', 'pa-pa', atau 'ma-u'.Perkembangan anak usia dini di fase ini ditandai dengan anak yang sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak juga mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu dengan berceloteh.Pada usia 2 tahun, anak sudah menguasai 120-200 kata dan dapat menggabungkan 2-3 kata menjadi kalimat. Misalnya, sudah bisa mengucapkan kesukaannya, seperti ‘mau makan nasi’ atau ‘tidak boleh tidur’Pada usia 3 tahun, umumnya si Kecil sudah bisa menguasai lebih banyak kata lagi, yaitu 900-1000 kata dan sudah bisa menanyakan pertanyaan singkat.Secara sosio emosional, anak juga akan belajar memahami pembicaraan orang lain dan mengungkapkan isi hati dan pikiran. Selain itu, anak juga akan belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih banyak ditemui di luar lingkup keluarga.Di usia ini, beberapa anak mungkin sudah mulai memasuki institusi bermain, seperti playgroup atau taman kanak-kanak. Pada masa ini, anak sebisa mungkin harus dilibatkan dalam banyak kegiatan agar membantu mengembangkan otot-otot anak.Interaksinya dengan lingkungan juga akan semakin luas sehingga perkembangan bahasanya semakin baik. Anak mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya.Dari sisi kognitif, perkembangan usia dini di fase ini sangat pesat. Salah satunya ditunjukkan dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya dan sering bertanya tentang semua hal yang dilihatnya.Meski demikian, anak masih bersifat individu walaupun sering bermain bersama teman-temannya. Ini adalah sifat alamiah anak dan akan berkembang seiring pertambahan usianya.Di fase terakhir perkembangan usia dini ini, anak akan mengalami perkembangan kognitif yang signifikan. Hal ini ditandai dengan kemampuannya berpikir secara analisis dan sintesis, serta deduktif dan induktif (mampu berpikir bagian per bagian).Dari segi perkembangan sosial, anak mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Anak sering bermain di luar rumah untuk bergaul dengan teman sebayanya.Anak juga mulai menyukai permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi. Sedangkan dari segi emosi, Anda akan melihat kepribadiannya mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari karakter anak yang dibawanya hingga dewasa.

Catatan untuk orangtua

Setiap anak akan melalui perkembangan usia dini yang unik, bahkan di antara anak yang dibesarkan di keluarga dan lingkungan yang sama. Meski Anda telah mengetahui panduan di atas, jangan panik bila anak Anda tidak seperti gambaran tersebut.Memantau perkembangan anak usia dini bukan seperti membaca grafik yang akan mulus dari awal hingga akhir. Bila Anda mengalami kesulitan atau merasa menemukan kejanggalan dalam perkembangan anak usia dini, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang.

perkembangan anak

WHO. https://www.who.int/topics/early-child-development/en/
Diakses pada 10 Februari 2020
WHO. https://www.who.int/topics/early-child-development/child-health-development/en/
Diakses pada 10 Februari 2020
IDAI. http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1
Diakses pada 10 Februari 2020
Rasmussen College. https://www.rasmussen.edu/degrees/education/blog/early-childhood-development/
Diakses pada 10 Februari 2020
UNY. https://eprints.uny.ac.id/7778/3/bab%202%20-%2009111247009.pdf
Diakses pada 10 Februari 2020

Faktor keturunan dipercaya mempengaruhi tinggi badan anak, dan kemungkinan anak mengalami obesitas Meski memang berpengaruh, ternyata ada faktor lain yang ikut berperan.

10 Feb 2022|Dina Rahmawati

Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, terdiri dari sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Orangtua harus mendorong perkembangan tersebut.

Cara mengajarkan toleransi ke anak harus dilakukan sejak dini oleh orangtua. Orangtua bisa mengajarkan toleransi dengan memberikan contoh perilaku dan sikap, serta melibatkan anak dalam situasi keberagaman di dunia nyata.

13 Feb 2021|Bayu Galih Permana

Dijawab Oleh dr. Sylvia V

Dijawab Oleh dr. Zulham Effendy

Dijawab Oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani