Berikut hal-hal yang tidak harus diperhatikan dalam bermedia sosial adalah

Belakangan ini, mencantumkan akun media sosial menjadi sesuatu yang wajib ketika sedang melamar pekerjaan atau beasiswa. Bahkan, beberapa lomba atau ajang bergengsi pun menggunakan jejak digital seseorang sebagai salah satu kriteria penilaian mereka.

Pelacakan media sosial dinilai lebih akurat dibanding hanya sekedar melakukan psikotes. Menurut @habiskerjacom, recruiter bisa menilai kepribadian dan citra pelamar dari status, foto, atau video yang diunggahnya melalui media sosial.

Sehingga, 3 hal ini perlu kamu perhatikan sebelum mengunggah sesuatu ke media sosialmu.

1. Hindari Kata-kata Yang Dapat Menyinggung Orang

Kata-kata sensitif seperti: SARA, hoax, ujaran kebencian, atau cyber bullying, sebaiknya sangat dihindari ketika mengunggah status baik berupa foto maupun video.

Selain itu, hindari menyebut nama orang/merk tertentu yang memuat unsur negatif. Kesal atau kecewa sering kali membuat seseorang menumpahkan emosi dan keluhannya melalui media sosial.

Jika kamu melakukan hal ini, recruiter dan orang lain akan menilaimu tidak dewasa dan tidak bisa mengontrol diri. Hal ini tentu membuat recruiter berpikir akan rugi jika menerima orang dengan karakter seperti ini karena bisa mengancam nama baik perusahaan.

Selalu ingat semua hal yang ada di dunia maya akan tercatat alias rekam jejak digital seseorang tidak bisa terhapus. 

2. Cek Fakta Terlebih Dahulu

Dengan mengecek fakta terlebih dahulu, calon recruiter akan menilai bahwa kamu memiliki kredibilitas yang tinggi dan dapat dipercaya. Hal ini bisa memperbesar peluangmu untuk diterima dalam perusahaan idaman atau mendapatkan beasiswa incaran.

Ingat, untuk membangun sebuah kepercayaan tidaklah mudah. Sehingga, berhati-hatilah dalam bermedia sosial agar tidak menjebakmu dalam situasi yang tidak menguntungkan di kemudian hari.

3. Tunjukkan Diri Secara Positif

Membangun citra diri secara positif juga membantu peluangmu untuk lolos dalam seleksi recruiter. Postingan bermanfaat atau positif, seperti: konten-konten edukasi, komentar membangun, dan beberapa karya yang kamu miliki, akan membantumu mendapat nilai plus dari recruiter.

Di zaman sekarang, kreatif dan inovatif menjadi salah satu hal menunjang yang akan memudahkanmu untuk mendapatkan pekerjaan.

Demikian 3 hal yang harus diperhatikan sebelum membuat postingan melalui media sosial. Semoga bisa membantu.

Cara Bijak Gunakan Media Sosial, Digipreneur: Kita Harus Sadar! (Freepik.com)

Sienty Ayu Monica - Sabtu, 28 Agustus 2021 | 15:20 WIB

Sonora.ID – Banyak orang mengunggah beragam foto dan komentar di media sosial tanpa waspada akan konsekuensi yang bisa mereka dapatkan, keluarganya, temannya, bahkan pihak ketiga turut terlibat tanpa disadari.

Mengunggah terlalu banyak informasi tentang kehidupan pribadi seseorang bisa menghadapkan mereka ke berbagai resiko, mulai dari pencurian data identitas hingga pencemaran nama baik.

Oleh karena itu, pikirkan baik-baik konsekuensi apa yang bisa kamu dapatkan sebelum mengunggah sesuatu ke internet.

Berikut ini adalah hal-hal yang harus kamu perhatikan saat akan memposting sesuatu di media sosial seperti yang dilansir dari Bright Side.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Kamu Harus Rehat Sejenak dari Media Sosial

Foto dan data pribadi anak

Saat ini, para orang tua biasanya mengunggah sekitar 1.000 foto di berbagai media sosial di mana kamu bisa melihat anak mereka sebelum mereka menyentuh usia 5 tahun.

Sebagai tambahan, persentase besar dari anak-anak ini bisa ditelusuri di internet karena fotonya ada di internet sejak bayi.

Hal ini bisa membuat masalah mengenai privasi di kemudian hari. Anak-anak mungkin bisa menjadi korban atas pelecehan dan cyberbullying.

Tanggal lahir kamu

Memublikasikan tanggal lahirmu agar teman-temanmu di media sosial mendapatkan notifikasi dan mengucapkan selamat kepada kamu adalah hal yang lumrah dilakukan banyak orang saat ini.

Meskipun awalnya tampak tidak berarti, mengungkapkan informasi ini jauh lebih berisiko daripada yang disadari kebanyakan orang. Ini karena pertanyaan keamanan untuk memulihkan kata sandi sering kali menyertakan informasi ini karena tanggal lahir kita adalah salah satu hal yang paling mudah untuk diingat. Menjadikannya publik mungkin menjadi bumerang dalam kasus ini, karena kamu membuat info tersedia untuk semua orang setiap saat.

Potensi risiko lain yang mungkin Anda hadapi saat mempublikasikan tanggal lahir Anda di profil Anda adalah mengizinkan orang lain mengetahui kata sandi kamu untuk rekening bank atau kartu kredit.

Sobat sehat,  Media Sosial telah menjadi teman kehidupan bagi banyak orang. Dalam sehari, selalu ada aktifitas yang diluangkan untuk membuka media sosial, entah untuk sekedar refreshing atau memang mencari kebutuhan informasi. Namun dari kondisi saat ini, maraknya penggunaan media sosial juga sering memicu munculnya penyimpangan yang diakibatkan oleh minimnya etika bersosial media dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

            Sebaran informasi tidak jelas kebenaran atau sumbernya (informasi hoax) kerap beredar, beredarnya gambar/foto/video mengandung SARA, Pornografi dan kekerasan yang tidak layak tonton juga silih berganti muncul dalam trending. Hal-hal semacam inilah yang akhirnya mengakibatkan media sosial menjadi wadah atau platform yang kurang berguna. Padahal, jika seseorang dapat bijak dan beretika disaat menggunakan media sosial, maka akan banyak manfaat yang dirasa dari media sosial tersebut.

            Bersyukurnya, masih banyak juga orang-orang yang memanfaatkan penggunaan media sosial dengan baik dan benar. Tidak sedikit dari mereka yang menghasilkan uang dari media sosial, banyak orang juga mendapatkan informasi kesehatan, pekerjaan, dan sebagainya lebih mudah berkat media sosial. Semua tergantung individunya masing-masing, dan pastinya individu tersebut paham tentang etika bermedia sosial.

Apasaja etika bermedia sosial ? berikut ulasannya :

1. Penggunaan Komunikasi yang Baik

Penggunaan komunikasi yang baik sangat diwajibkan apabila kita menjadi pengguna media sosial, tidak hanya untuk yang memberikan informasi saja melainkan juga bagi yang menerima informasi. Pemilihan kata dan bahasa yang tepat menjadikan informasi tersebut nyaman ketika diberikan kepada khalayak umum. Termasuk juga bagi seseorang penikmat media sosial, apabila hendak memberikan tanggapan terhadap sebuah postingan disarankan berkomunikasi dengan sopan dan santun.

2. Tidak Mengandung Aksi Kekerasan, Pornografi dan SARA

Beragam informasi yang akan diunggah di media sosial, sebaiknya menghindari penyebaran yang mengandung aksi kekerasan, pornografi ataupun SARA (Suku, Agama dan Ras). Kadangkala, maksut hati ingin memberikan informasi yang real life atau peristiwa di tempat kejadian, seseorang mengupload foto dari korban kecelakaan, kekerasan dan sebagainya. Alangkah baiknya, informasi yang diberikan bersifat informatif dan edukatif.

3. Berita yang Diinformasikan adalah Benar

Kebeneran atau kepastian dari sebuah berita adalah hal utama yang perlu ditekankan. Bagi pengguna jejaring sosial, kita harus cerdas untuk menyaring beragam informasi yang disajikan. Apakah berita tersebut pasti? Sumber beritanya jelas ? hal ini menghindari kita mengkonsumsi informasi yang hoax. Sedangkan bagi pemberi berita, juga dituntut cerdas memberikan berita, memastikan isian benar berdasarkan hasil dari pengecekan.

Berikut hal-hal yang tidak harus diperhatikan dalam bermedia sosial adalah
dok.pribadi/StikesBanyuwangi

Setiap orang memiliki hak untuk bekarya, termasuk mengunggah hasil karya mereka pada jejaring sosial yang dimilikinya. Entah karya mereka berupa foto, video atau sekedar tulisan, alangkah baiknya jika kita ingin menggunakan karya tersebut maka perlu mencantumkan sumbernya. Hal ini sebagai bentuk penghargaan kita terhadap karyanya, sekaligus rasa terimakasih kita karena bisa menggunakan karyanya.

Bentuk menghargai karya orang lain juga bisa dilakukan dengan tidak mengejek karyanya dengan umpatan yang kotor, atau menghinanya didepan umum. Apabila hendak memberikan tanggapan, saran dan masukan, kita bisa berkomunikasi secara personal terhadap pemiliki karya. Pastinya dengan menggunakan kalimat yang baik dan tidak menyinggung perasaan.

5. Memberikan Informasi Pribadi Sewajarnya

Bagi sebagian orang, media sosial digunakan sebagai wadah mengeksplore diri. Beragam konten dimuat dijejaring sosial, mulai dari gaya hidup, aktifitas sehari-hari, prestasi serta capaian hidup. Hal ini memang menjadi hak setiap insan atas akun media sosial yang dimiliki, namun alangkah baiknya jika kita tetap perlu waspada atau berhati-hati dalam memberikan sajian informasi.

Penyebaran terkait data diri bisa diberikan sewajarnya saja. Karena, resiko penyalahgunaan informasi pribadi juga seringkali terjadi. Banyak oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan informasi pribadi orang lain untuk kepentingannya sendiri, misalnya untuk melakukan penipuan dan sebagainya.

Termasuk bagi kita jika menerima sebuah informasi pribadi seseorang, seperti klien bisnis atau rekan kerja. Maka kita perlu menjaga kerahasiaan data tersebut, serta menggunakan informasi sesuai kebutuhan kita.

            Adanya etika bermedia sosial yang perlu ditanamkan pada diri manusia, diharapkan timbul rasa bertanggung jawab dan bijak dalam menggunakan jejaring sosial. Selain itu, apabila seseorang menggunakan sosial medianya dengan penerapan etika yang baik, maka beragam informasi yang disajikannya juga akan bernilai baik. Hal ini akan berpengaruh pada track record penggunaan media sosial.

Biasanya, dunia usaha dan dunia industri juga akan melihat riwayat perilaku kehidupan seseorang yang hendak melamar pekerjaan di perusahaannya melalui unggahan media sosialnya. Apakah pelamar tersebut pernah bersikap tidak sopan di media sosial, atau bahkan dia adalah pelamar yang telah melakukan banyak sekali penipuan.

Berkaitan dengan hal itu, maka kami juga menghimbau untuk seluruh masyarakat khususnya bagi Civitas Akademika Stikes Banyuwang, untuk dapat bijak dan beretika ketika menggunakan media sosial. Contoh penggunaan yang baik ketika menggunakan jejaring sosial di lingkungan Stikes Banyuwangi adalah :

  1. Berkomunikasi dengan dosen menggunakan bahasa yang baik dan diwaktu yang tepat, entah itu mengirim pesan atau telepon.
  2. Tidak berkeluh kesah tentang pejabat / dosen / mahasiswa Stikes Banyuwangi
  3. Tidak berkelu kesah tentang sarana dan prasarana Stikes Banyuwangi
  4. Tidak menyebarkan informasi apapun mengenai Stikes Banyuwangi yang belum jelas sumber informasinya.

Nah itu lah lima hal penting yang harus diperhatikan ketika menggunkan media sosial. Semoga dengan artikel ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua sehingga memiliki etika yang baik khusunya bermedia sosial.

Jangan lupa untuk mengikuti akun Instagram kami @stikesbanyuwangi dan Channel Youtube SBTV karena akan banyak sekali informasi menarik yang kami bagikan.