Apakah aluminium tidak cocok untuk mengolah makanan yang bersifat asam

Suara.com - Ada yang suka pakai aluminium foil saat memanggang bahan makanan? Kebiasaan itu sebaiknya dihindari karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Relatif tahan lama, itulah mengapa alat masak berbahan aluminium banyak digemari. Harganya pun terjangkau dan mudah ditemukan di pasaran.

Namun, dilansir dari Hops.id, rupanya ada bahaya terselubung di balik pemakaian aluminium untuk mengolah makanan. Walau beberapa alat masak aluminium biasanya diberi pelapis, lapisan tersebut kadang cepat rusak sehingga melepaskan racun logam dalam makanan.

Panasnya suhu saat memasak akan membuat makanan menyerap kandungan logam yang terkandung pada aluminium foil, terlebih jika makanannya bersifat asam dan pedas.

Baca Juga: Ada Bayam dan Paprika, 6 Bahan Makanan Ini Ampuh Meredakan Stres

Apakah aluminium tidak cocok untuk mengolah makanan yang bersifat asam
Ilustrasi memanggang kentang pakai aluminium foil. (Pixabay/RitaE)

Bahan aluminium ini tak terbatas lempengan foil yang biasa digunakan untuk memanggang makanan, tapi juga pada panci dan wajan yang berbahan sama.

Paparan logam ini akan membuat kita berisiko tinggi terkena berbagai penyakit jika terakumulasi di otak serta jaringan di sekitarnya, antara lain:

Kanker Usus

Paparan zat dari bahan aluminum terhadap usus bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti kanker usus besar. Itu bisa terjadi sebagai salah satu efek samping penggunaan aluminium foil saat memasak.

Alzheimer

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata 5 Selebritis Cantik Ini Putuskan Jadi Vegan

Zat aluminium foil akan larut dan terdeteksi pada sel otak. Hal itulah yang jadi penyebab penyakit alzheimer.

Bila Anda berencana membakar ikan, memanggang sayur-sayuran atau mempersiapkan sepotong daging untuk makan malam, kemungkinan besar bahwa Anda akan membungkus makanan Anda dalam kertas aluminium foil. Apa yang mungkin tidak Anda sadari, kertas aluminium ini akan meresap ke dalam makanan Anda. Dan hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan Anda.

Riset yang saya lakukan dengan beberapa peneliti menyelidiki penggunaan aluminium untuk memasak dan mempersiapkan makanan. Aluminium tidak saja tampak di kertas foil: bahan ini adalah material alat masak paling populer yang digunakan oleh orang-orang negara berkembang. Wajan dan panci dilapisi aluminium dan bahan ini juga juga ditemukan dalam beberapa beberapa perabot dapur seperti sendok makan.

Tembaga dulu digunakan untuk peran ini, tapi seiring waktu bahan itu diganti dengan aluminium karena bahan ini lebih murah untuk diproduksi massal dan lebih mudah dibersihkan.

Tapi jika memasak makanan Anda di dalam panci atau wajan aluminium bukanlah sesuatu yang buruk, menempatkan makanan dalam foil dan menaruhnya dalam oven adalah masalah. Ini terutama dengan makanan yang asam dan pedas yang disiapkan pada suhu tinggi.

Join 175,000 people who subscribe to free evidence-based news.

Aluminium dan kesehatan

Tubuh manusia dapat mengeluarkan sejumlah kecil aluminium dengan sangat efisien. Ini berarti bahwa paparan minimal aluminium bukanlah suatu masalah. WHO telah menetapkan asupan harian yang aman adalah 40mg per kilogram berat badan per hari. Maka seseorang yang punya berat badan 60kg, asupan aluminium yang dizinkan sampai 2400mg.

Tapi mayoritas orang terpapar dan menelan jauh lebih banyak ketimbang asupan harian aman yang disarankan. Aluminium saat ini hadir di jagung, keju kuning, garam, bumbu-bumbu, rempah-rempah, dan teh. Aluminium digunakan dalam perabot masak, seperti disebutkan di atas, juga dalam agen-agen farmakologi seperti antiasam dan antiperspirant. Aluminium surfat, turunan aluminium, digunakan sebagai coagulant alias zat pengental dalam proses pemurnian air minum.

Para ilmuwan sedang meneliti apakah paparan aluminium yang berlebihan bisa menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Satu contoh, konsentrasi tinggi aluminium telah dideteksi di jaringan otak pasien penyakit Alzheimer. Para saintis telah menguji komunitas orang-orang tua dengan Alzheimer dan berkesimpulan bahwa ini adalah satu penyakit modern yang disebabkan oleh kondisi kehidupan yang berubah terkait dengan industrialisasi masyarakat. Kondisi ini mungkin terjadi karena tingkat paparan aluminium tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Aluminium mengancam risiko kesehatan lainnya juga. Beberapa studi menunjukkan bahwa asupan aluminium tinggi mungkin membahayakan pada beberapa pasien dengan penyakit tulang atau gangguan ginjal. Asupan aluminium yang tinggi juga mengurangi tingkat pertumbuhan sel-sel otak manusia.

Hindari aluminium foil ketika masak

Mengingat semua risiko yang terbukti ini, sungguh penting untuk menetapkan konsentrasi aluminium ketika memasak. Panci dan perangkat masak lainnya cenderung dioksidasi, atau proses pemberian sebuah lapisan lebam yang mencegah aluminium tersebut meresap ke dalam makanan.

Masalahnya adalah ketika Anda menggosok panci Anda setelah masak, lapisan itu luntur dan aluminium dapat meresap ke dalam makanan Anda. Hal ini mudah dicegah: ketika Anda mendapat panci aluminium baru, didihkan air di dalamnya beberapa kali sampai dasarnya menjadi kerak. Ini menciptakan sebuah oksidasi alamiah yang mencegah penyerapan. Mereka mungkin terlihat indah bila mereka digosok dan berkilap, tapi dasar panci yang berkerak lebih baik untuk makanan Anda dan kesehatan Anda.

Tapi memasak makanan Anda di aluminium foil adalah cerita yang berbeda. Aluminium foil adalah kertas sekali pakai dan Anda tidak akan dapat membuat lapisan lebam sebelum menggunakannya. Riset saya menunjukkan bahwa perpindahan aluminium ke dalam makanan selama proses memasak makanan terbungkus dalam aluminium foil melebihi batas yang diizinkan yang ditetapkan oleh WHO.

Aluminium secara signifikan lebih mungkin merembes ke dalam makanan, dan pada tingkat yang lebih tinggi, dalam larutan makanan asam dan cair seperti jus lemon dan tomat daripada yang mengandung alkohol atau garam. Tingkat perembesan bahkan naik lebih banyak ketika bumbu ditambahkan ke makanan yang dimasak dalam aluminium foil. Segala sesuatu yang bersifat asam memicu proses yang sangat agresif yang melarutkan lapisan aluminium ke dalam makanan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa aluminium foil sebaiknya tidak digunakan untuk memasak. Sebagai gantinya, kami merekomendasikan menggunakan gelas atau porselen saat menyiapkan hidangan panggang. Namun, aman membungkus makanan dingin dalam foil, meskipun tidak untuk waktu yang lama. Karena makanan memiliki masa simpan dan karena aluminium dalam foil akan mulai meresap ke dalam makanan tergantung pada bahan-bahan seperti rempah-rempah.

If so, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. With the latest scientific discoveries, thoughtful analysis on political issues and research-based life tips, each email is filled with articles that will inform you and often intrigue you.

Editor and General Manager

Find peace of mind, and the facts, with experts. Add evidence-based articles to your news digest. No uninformed commentariat. Just experts. 90,000 of them have written for us. They trust us. Give it a go.

If you found the article you just read to be insightful, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. Each newsletter has articles that will inform and intrigue you.

Komentari artikel ini

Ilustrasi merebus air Foto: Shutterstock

Peralatan masak berbahan aluminum pernah dirumorkan menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit Alzheimer. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, kita terbiasa memasak menggunakan panci alumunium. Semua itu akhirnya menimbulkan pertanyaan, benarkah peralatan masak aluminium aman bagi kesehatan?

Dilansir Live Strong, aluminium secara alami akan tercampur ke dalam air, tanah, dan makanan, jadi kamu mungkin mengonsumsi logam ini setiap harinya. Untungnya, para ahli sepakat bahwa jumlah aluminium yang masuk ke dalam tubuh dari makanan, minuman, maupun peralatan masak sangatlah kecil dan tidak berbahaya.

Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR) menyatakan bahwa orang hanya menyerap 0,01-5 persen dari aluminium yang tak sengaja terkonsumsi. Jadi, jika kamu secara tidak sengaja mengonsumsi logam ini, maka sebagian besar tidak akan masuk ke aliran darah. Aluminium baru akan berbahaya melalui paparan dalam pekerjaan, kemungkinan besar terjadi dengan menghirup debu aluminium dalam jumlah besar tanpa masker pelindung.

Aluminum dan penyakit Alzheimer

Ilustrasi Alzheimer Foto: Shutterstock

Menurut Alzheimer's Association dan the Alzheimer's Society Canada, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa paparan aluminium sehari-hari berkaitan dengan perkembangan demensia. Alzheimer's Society Canada mengatakan bahwa studi awal berfokus pada hewan yang sangat rentan terhadap keracunan aluminium, sehingga menimbulkan kesimpulan yang berbeda pada tubuh manusia.

Namun, penelitian lain yang diterbitkan jurnal medis Jerman Deutsches Ärzteblatt International pada tahun 2017, menemukan bahwa orang yang memiliki dua kali tingkat aluminium yang dapat diterima secara biologis dalam darah akan mengalami penurunan kinerja dalam tes perhatian, pembelajaran, dan memori, bukan penyakit Alzheimer. Level aluminium yang tinggi ini juga hanya ditemukan pada pekerja di industri aluminium.

Tetapi, ada beberapa golongan orang yang rentan terhadap asupan tidak sengaja aluminium, yaitu mereka yang memiliki penyakit ginjal. ATSDR menekankan fungsi ginjal yang buruk akan sulit membersihkan aluminium yang terkumpul dalam tubuh.

Cara mengurangi konsumsi aluminium

Ilustrasi peralatan dapur Foto: dok.shutterstock

Walau tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi kebanyakan orang, kamu tetap perlu meminimalkan ketidak sengajaan dari konsumsi logam ini. Hindari memasak makanan yang bersifat asam dengan alat masak aluminium.

Penelitian dalam jurnal Environmental Sciences Europe yang terbitkan pada tahun 2017, menemukan bahwa kadar aluminium berada di tingkat tinggi saat hidangan ikan yang direndam dalam jus lemon dimasak dengan peralatan dapur tersebut. Begitu pula saat kalengan tomat asam dimasak menggunakan alat berbahan aluminium.

Selain memilih jenis makanan, kamu juga perlu mengurangi asupan makanan olahan dan konsumsi teh seduh.Zat aditif makanan, seperti penstabil natrium aluminium fosfat dan natrium aluminium sulfat, banyak terdapat dalam berbagai makanan olahan, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Studi dalam Journal of Toxicology tahun 2013 meneliti beberapa teh seduh; dan menemukan kadar aluminium di atas anjuran berada pada 20 persen sampel teh yang diteliti.