TRIBUNNEWSWIKI.COM - Masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan peninggalan budaya nusantara Candi Borobudur yang berlokasi di Magelang Jawa Tengah. Kebanyakan masyarakat terutama yang bertempat tinggal di Jawa Tengah dan sekitarnya sudah pernah mengunjungi bangunan peninggalan Buddha tersebut. Namun pernahkah terpikirkan bagaimana proses pembangunan Candi Borobudur? Candi Borobudur dibangun menggunakan jutaan ton batu yang tersusun simetris. Mengingat Candi Borobudur dibangun pada abad IX, tentu kita bertanya-tanya teknologi apakah yang digunakan untuk menyusun batu-batuan itu? Diukur dengan bangunan di zaman modern, Candi Borobudur diperkirakan sama tingginya dengan bangunan berjumlah 10 lantai. Tentu saja yang membedakannya ialah material batuan yang menyusunnya. Candi Borobudur (Instagram.com/borobudurpark)Baca: Menag Ingin Jadikan Candi Borobudur Pusat Ibadah Umat Buddha Dunia, Ganjar: Banyak Sekali Manfaatnya Baca: Cerita di Balik Ukiran Relief Candi Borobudur, Kisah tentang Bidadari Manohara hingga Raja Bimbisari Candi itu dibangun kurang lebih pada abad ke-9 dimana di zaman tersebut belum ada alat buldozer untuk meratakan tanah dan belum ada truk untuk mengangkut batuan. Alat crane untuk mengerek batu ke atas pun belum ada. Proses Pendirian Candi Borobudur Dilansir Tribunnews.com dari intisari online, Candi Borobudur dibangun menggunakan peralatan sederhana, seperti palu dan pengungkit. Kendaraan yang ada hanyalah cikar atau pedati (gerobak yang ditarik dengan sapi). Karena hanya ada alat sederhana, maka batu-batu yang besar dan berat pun harus ditarik pelan-pelan. Disusun satu per satu sampai menjulang tinggi. Hal itu membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang banyak. Lama Pembangunan Candi Borobudur Menurut prasasti (batu bertulis) yang mencatat pembangunan Candi Borobudur, Candi Borobudur dibuat oleh Raja Mataram pada saat pemerintahan Raja Samaratungga. Namun, candi ini baru selesai ketika Ratu Pramurdawardhani (putri Raja Samaratungga) bertahta. Dari kisah itu, diperkirakan, Candi Borobudur dibangun selama 50 tahun. Temuan menarik, arkeolog menemukan banyak kuali gerabah di sekitar Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Berdasarkan temuan itu, diduga, keluarga pekerja candi tinggal di daerah tersebut. Page 2
Di dalam keluarga itu, para wanita bertugas memasak makanan untuk laki-laki yang bekerja membangun candi. Dari penelusuran tribun, ada website yang mengulas teknis pembangunan Candi Borobudur. Berikut cara membangun Borobudur, seperti disarikan bobo.grid.id dari situs www.manajemenproyekindonesia. com. 1. Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang disusun di atas gundukan tanah atau bukit. Sebelum batu disusun, bukit dibersihkan dan dibentuk. Selanjutnya dibuat undakan-undakan untuk meletakkan batuan candi. 2. Candi Borobudur disusun dari balok-balok batu. Setiap potongan batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya ditumpuk dan disambung dengan pola tertentu agar saling mengikat. 3. Balok-balok batu penyusun Candi Borobudur ukurannya sekitar 25 x 10 x 15 Cm. Berat per-potong balok batu diperkirakan antara 7,5-10 Kg. Dengan ukuran balok batu sebesar dan seberat itu, balok-balok batu bisa diangkut dengan mudah. Sedangkan patung Buddha yang beratnya diperkirakan sekitar 145 sampai 225 kg kemungkinan dibawa dengan cara ditarik atau dipikul ramai-ramai. 4. Jumlah balok batu yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur diperkirakan sekitar 55.000 m3 atau sekitar 2 juta balok. Batu-batu ini diambil dari sungai di sekitarnya. Penampang dan rasio Borobudur. Borobudur adalah stupa dengan undakan membentuk piramida berundak dalam denah berbentuk mandala, yang terbagi atas tiga ranah (alam) berdasarkan kosmologi Buddha: Kamadhatu (ranah nafsu), Rupadhatu (ranah wujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). (https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f3/Borobudur_Cross_Section_id.svg) (Wikimedia.org)Baca: Selesai Konser di Indonesia, Westlife: Kami Akan Cerita ke Semua Orang, Candi Borobudur Menakjubkan Baca: Tinjau Proyek Destinasi Candi Borobudur, Jokowi Inginkan Proyek Ini Cepat Selesai Jika Candi Borobudur diperkirakan dibangun selama 23 tahun dan 2 tahun pertama digunakan untuk menyiapkan lahan, maka proses pembuatan balok dan pemasangannya adalah 21 tahun atau 7.665 hari. Kalau jumlah balok batu Borobudur diperkirakan berjumlah 2 juta balok, maka proses pembuatan balok dan penyusunan batu candi adalah 2.000.000 : 7665 = 261 balok batu/hari. Itu jumlah yang relatif tidak banyak karena bisa dilakukan dengan cara gotong royong. Dari perkiraan di atas, ternyata Candi Borobudur yang megah itu dibangun dengan teknik atau cara yang sederhana. Kuncinya adalah kemauan dan ketekunan. Desain Candi Borobudur Penelusuran tribunjambi.com, www.manajemenproyekindonesia. com mengulas bahwa Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu di semua pelatarannya tersebar beberapa stupa. Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit atau deretan bukit-bukit kecil yang memanjang dengan arah Barat-Barat Daya dan Timur-Tenggara dengan ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m diukur dari permukaan tanah datar di sekitarnya dengan puncak bukit yang rata. Page 3
Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas gundukan tanah sebagai intinya, sehingga bukan merupakan tumpukan batuan yang masif. Inti tanah juga sengaja dibuat berundak-undak dan bagian atasnya diratakan untuk meletakkan batuan candi Candi Borobudur juga terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi. Material Penyusun Candi Borobudur Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi. Menurut Sampurno, Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan pembentuk morfologi bangunan candi. Tanah urug ini sudah dibuat oleh pendiri Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi. Ketebalan tanah urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai yang sama, yaitu antara 0,5-8,5 m. Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan. Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis. Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2. Berat volume batuan antara 1,6-2 t/m3. Baca: Candi Borobudur Baca artikel lainnya terkait Wisata Budaya dan Warisan Dunia (TribunnewsWiki.com/Septiarani, TribunBatam.id/Agus Tri Harsanto) Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Belum Ada Buldozer dan Crane, Candi Borobudur Dibangun Menggunakan Alat Sederhana
Sejarah Panjang Candi Borobudur, Mahakarya Manusia Nusantara Candi Borobudur (Foto: Pariwisatasolo.surakarta.go.id) CARITAU JAKARTA – Belum lama ini, Candi Borobudur menjadi topik hangat dibicarakan masyarakat setelah pemerintah melalui Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan bakal menaikan tarif tiket masuk untuk wisatawan domestik sebesar Rp750.000 dan wisatawan asing dikenakan tarif sebesar U$ 100 atau jika dirupiahkan sekitar Rp1.500.000. Pro dan kontra terjadi usai Menko Luhut menyampaikan wacana tersebut. Munculnya pelbagai komentar dari masyarakat tentu saja bukan hal yang aneh. Mengingat candi ini identik dengan tempat wisata yang mampu memikat hati wisatawan untuk datang ke sana. Mengingat nama Candi Borobudur tidak dapat dilepaskan begitu saja dari sejarah perkembangan peradaban Indonesia yang dahulu dikenal sebagai wilayah Nusantara. Candi yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini terdaftar sebagai situs sejarah peninggalan nenek moyang yang telah diakui UNESCO sebagai 7 keajaiban dunia sejak 1991 silam.
sejarah candi borobudur candi borobudur romo donny nusantara |