Berapa lama inkubasi virus flu burung dalam manusia

Ilustrasi flu burung. Foto: pixabay

Flu burung (Avian Influenza) adalah penyakit zoonosis fatal yang dapat menular dan menginfeksi burung, babi, kuda, anjing dan manusia. Penyakit yang berasal dari golongan Orthomyxoviridae ini telah memakan banyak korban sejak kemunculannya.

Bahkan, flu burung sempat menjadi masalah kesehatan global yang sangat serius. Saat virusnya mulai merebak, penyakit ini mendapat perhatian khusus dari masyarakat dan organisasi kesehatan dunia seperti WHO (World Health Organization)

Virus penyebab flu burung ini diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang flu burung selengkapnya yang bisa Anda simak.

Darimana Flu Burung Berasal?

Kasus flu burung pertama kali ditemukan di selatan China dan Hongkong pada tahun 1996. Sejak kemunculannya, virus A (H5N1) telah membunuh sebagian besar unggas yang terinfeksi.

Menurut data Balitbang Depkes tahun 2005, virus flu burung juga mulai menyebar ke seluruh kawasan Asia meliputi Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Komboja, Taiwan, Laos, Indonesia dan Pakistan.

Ilustrasi flu burung. Foto: pixabay

Virus ini mampu menjangkit tubuh manusia dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Gejala yang dirasakan biasanya berupa demam, sesak napas, dan batuk yang berlanjut menjadi pneumonia (peradangan paru-paru).

Berapa lama masa inkubasi flu burung pada manusia?

Untuk infeksi virus flu hurung tipe A (H5N1) pada manusia, data terkini menunjukkan bahwa masa inkubasinya berkisar antara 2-5 hari dan paling lama 17 hari. Sementara infeksi manusia dengan virus A (H7N9), masa inkubasinya berkisar antara 1-10 hari.

Dijelaskan dalam situs WHO, masa inkubasi kedua infeksi tersebut jauh lebih lama dibandingkan flu biasa (2 hari). Namun rentang penularannya hampir sama dengan flu babi yang berkisar antara 2-7 hari.

Apakah Flu Burung Bisa Sembuh?

Flu burung bisa sembuh dengan perawatan dan pengobatan khusus. Jika Anda terinfeksi virus flu burung, maka dokter akan menyarankan tindakan karantina sementara.

Nantinya, dokter akan memberikan obat antivirus seperti oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir (Relenza). Obat tersebut dapat membantu mengurangi keparahan kondisi, mencegah komplikasi, dan meningkatkan peluang bertahan hidup.

Ilustrasi flu burung. Foto: pixabay

Bagaimana cara agar terhindar dari penyakit flu burung?

Cara terbaik untuk mencegah infeksi flu burung adalah dengan menghindari sumbernya. Biasanya, infeksi tersebut dapat masuk melalui mata, hidung, atau mulut manusia. Karenanya, sebisa mungkin jauhi segala hal yang berkaitan dengan unggas.

Selain itu, Anda juga bisa melakukan langkah preventif dengan mengikuti beberapa tips yang dikutip dari situs NHS berikut ini:

  1. Sering-seringlah mencuci tangan dengan air hangat dan sabun, terutama sebelum dan sesudah memegang makanan atau unggas mentah.

  2. Gunakan peralatan yang berbeda untuk daging matang dan mentah.

  3. Pastikan daging dimasak sampai matang.

  4. Hindari kontak dengan burung hidup dan unggas.

  5. Jangan mendekati atau menyentuh kotoran burung yang sakit atau mati.

  6. Jangan pergi ke pasar hewan hidup atau peternakan unggas.

  7. Jangan makan unggasyang kurang matang atau mentah.

  8. Jangan makan telur mentah.

Apakah Penyakit Flu Burung Dapat Menular?

Penyakit flu burung dapat menular melalui kontak erat dengan pasien ataupun unggas yang terinfeksi. Dalam kasus lain, penularan juga bisa berasal dari lingkungan ataupun material yang tercemar discharge unggas yang sakit/karier.

Mengutip jurnal Sekilas Tentang Avian Influenza (AI) karya Fauziah Elytha, virus H5N1 biasanya berasal dari kotoran atau cairan ekskresi/sekresi unggas peliharaan. Jika berpotensi menginfeksi, virus akan memperbanyak diri dan menjangkit tubuh manusia.

Setelah manusia terjangkit virus subtipe, baru dapat menular ke manusia lain. Hal ini bisa mengubah status kewaspadaan menjadi pandemi, di mana penularan terjadi dari manusia ke manusia lain dalam waktu singkat.

Kenapa flu burung bisa menular ke manusia?

Seperti disebutkan sebelumnya, flu burung bisa menular ke manusia melalui infeksi unggas yang sakit. Menukil situs Better Health, burung yang terinfeksi biasanya mengeluarkan virus flu burung melalui air liur, lendir, dan kotorannya.

Burung air seperti bebek liar diyakini menjadi pembawa semua virus flu burung tipe A ini. Virus dibawa dalam usus burung dan didistribusikan ke lingkungan melalui kotorannya. Burung migran yang terinfeksi virus berpotensi menyebarkan flu burung ke negara mana pun yang mereka kunjungi.

Gejala pada burung bisa berbeda-beda menurut spesiesnya. Tetapi gejala umumnya dapat berupa diare, kesulitan bernapas, kepala bengkak, dan kematian. Seekor burung yang sakit bisa mengeluarkan virus di bulu, lendir, air liur, dan kotorannya.

Manusia yang kontak dengan unggas tersebut berisiko tertular flu burung. Misalnya seseorang memegang burung yang sakit, mengotori tangannya dengan kotoran ayam, dan lupa mencuci tangan sebelum makan.

Apa jalur utama penularan flu burung?

Virus flu burung dapat ditularkan langsung dari unggas liar ke unggas domestik melalui bahan yang terkontaminasi. Virus juga bisa menyebar dari burung ke burung melalui transmisi udara, kontaminasi feses, bulu, dan pakan.

Kemudian, virus tersebut bisa menjangkit tubuh manusia dan menginfeksinya. Masa inkubasi flu burung biasanya berkisar antara 2-5 hari atau paling lama 17 hari setelah gejala dirasakan.