Berapa lama herpes bisa kambuh lagi

Jakarta - Meski bisa sembuh, herpes (penyakit ruam kulit akibat virus) selalu bisa kambuh sebab obat-obatan hanya bisa mengusir sebagian virus. Sisanya akan mengkristal, tidur dan bersembunyi di darah untuk bangkit lagi suatu saat nanti jika bertemu dengan pemicunya.

Ada 2 jenis virus penyebab herpes, yakni herpes simplex virus (HSV) tipe-1 dan tipe-2. HSV tipe-1 lebih banyak menyerang wajah, mata dan tenggorokan sementara HSV tipe-2 memicu infeksi di daerah genital atau kelamin.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan 65 persen orang dewasa adalah pembawa HSV tipe-2. Virus yang mengkristal di darah umumnya tidak disadari karena memang tidak menunjukkan gejala, meski sebenarnya bisa aktif lagi jika sewaktu-waktu bertemu dengan pemicunya.

Dikutip dari AskMen, Rabu (10/11/2010), berikut ini adalah 3 hal yang bisa membangunkan virus herpes dari hibernasi atau tidur panjangnya.

1. Sinar matahari
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam American Sport Medicine mengungkap hubungan antara herpes oral dengan sinar matahari terutama ultraviolet-B (UV-B). Disebutkan, para pemain ski yang sering berjemur punya risiko lebih tinggi untuk mengalami kekambuhan herpes oral.

Rhoda Ashley Morrow, PhD, ahli virologi dari Children's Hospital and Regional Medical Center di Seattle megnatakan risiko tersbeut bisa dicegah dengan tabir surya. Menurutnya, SPF-36 sudah cukup ampuh untuk menangkal 100 persen UV-B.

2. Stres
Segala hal yang memicu stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi tersebut, virus herpes bisa bangkit lalu memicu infeksi terutama di tenggorokan sehingga terjadi radang.

Sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Antiviral Research mengatakan, kekambuhan herpes akibat stres bisa dicegah dengan anggur merah. Bukan hanya karena bisa meredakan stres, kontak langsung dengan alkohol juga bisa mencegah bangkutnya virus herpes dan mencegah infeksi di tenggorokan.

3. Cabut gigi


Dokter gigi dari Nova Southeastern University di Ft Lauderdale, Michael A Siegel, DDS mengatakan bahwa kekambuhan herpes bisa dipicu oleh trauma yang terjadi di rongga mulut. Salah satu bentuk trauma adalah pencabutan gigi dan suntikan di gusi.

Apabila mengalami gejala sakit tenggorokan dalam 12 jam setelah melakukan cabut gigi, hubungi dokter untuk mendapatkan antivirus. Langkah pencegahan ini perlu dilakukan terutama jika punya riwayat serangan herpes hingga 4 kali dalam setahun. (up/ir)

Probiotik dikenal sebagai bakteri baik yang dapat melancarkan sistem pencernaan. Selain itu, probiotik ternyata juga terbukti efektif mencegah herpes genital kambuh, lho!

Probiotik adalah bakteri baik yang dapat meningkatkan jumlah bakteri baik dalam usus. Semakin banyak jumlah bakteri baik pada saluran pencernaan, maka bakteri ini akan mendorong kerja sistem imun tubuh dalam melawan penyakit.

Anda dapat menemukan probiotik di berbagai jenis makanan dan minuman, salah satunya yang paling umum adalah yogurt. Sekarang ini juga sudah banyak suplemen yang menawarkan kandungan probiotik di dalamnya.

Jangan lupa terapkan gaya hidup sehat

Mengonsumsi makanan saja ternyata tidak cukup untuk mencegah herpes genital kambuh. Usaha Anda ini bisa jadi sia-sia jika pola hidup Anda masih berantakan dan tidak sehat. Entah itu dengan merokok, malas olahraga, atau minum alkohol.

Selain mengatur pola makan sebaik mungkin, jangan lupa seimbangkan juga dengan gaya hidup sehat. Mulai dari olahraga teratur, berhenti merokok, dan mengurangi atau bahkan berhenti minum alkohol.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat meningkatkan sistem imun tubuh Anda. Daya tahan tubuh yang baik akan membuat Anda terhindar dari berbagai jenis penyakit, termasuk juga herpes genital.

Dokter yang baik...apakah benar kalau kita pernah terinfeksi penyakit herpes simplex maka sewaktu waktu dapat kambuh lagi ? Terima kasih sebelumnya.

wanita, 50 Tahun

25 Des 2014, 11:23 WIB


Berapa lama herpes bisa kambuh lagi
Berapa lama herpes bisa kambuh lagi

Dijawab oleh:

dr. Widi Asrining Puri

Terima kasih telah menggunakan layanan e-konsultasi Klikdokter

Perlu diketahui, bahwa penyakit herpes dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu herpes zooster (yang lebih dikenal dengan cacar air) dan herpes simpleks. Keduanya sama-sama disebabkan oleh virus, namun jenis virusnya berbeda, di mana herpes zooster disebabkan oleh virus varicela zoster (VVZ) sedangkan herpes simpleks disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV). Perbedaan jenis virus ini tentu saja membuat manifestasi klinisnya juga berbeda.

HSV sendiri ada dua macam meski keduanya dapat saling berhubungan, yaitu tipe 1 yang dikaitkan dengan infeksi di daerah bibir dan rongga mulut dan tipe 2 yang bermanifestasi di genital (alat kelamin). Begitu seseorang terinfeksi HSV baik tipe 1 maupun tipe 2, virus ini akan terus berada di syaraf dalam keadaan laten dan sewaktu-waktu penyakit ini dapat kambuh lagi

Serangan pertama atau disebut infeksi primer dari HSV tipe 1 biasa terjadi pada anak-anak dan remaja, sedangkan infeksi primer dari HSV tipe 2 lazim dijumpai setelah pubertas dan ditularkan secara seksual. Selama terjadi serangan, virus keluar dari persyarafan menuju kulit atau membran mukosa di mana ia berkembang biak dan menimbulkan gejala klinis. Setelah setiap serangan, virus ini akan kembali ke serabut syaraf dan kembali memasuki fase laten yaitu keadaan istirahat.

Pertama kali seseorang merasakan serangan virus herpes simpleks ini, umumnya keluhannya jauh lebih berat daripada serangan kambuhan (rekuren) meski ada sebagian kasus dimana keluhan pasien sangat ringan bahkan tidak terasa apa-apa. Gejala umum dari infeksi HSV tipe 1 adalah yang disebut herpetic gingivostomatitis. Periode inkubasi umumnya 4 hingga 5 hari kemudian gejala diawali dengan demam. Pasien dapat merasa rasa sakit, panas dan perih atau gatal terutama pada saat makan dan minum. Gusi dapat membengkak dan mudah berdarah.

Di dalam rongga mulut dapat timbul vesikel (gelembung) berukuran kecil yang umumnya berkelompok dan dapat dijumpai di bagian dalam bibir, lidah, tenggorokan, langit-langit dan di bagian dalam pipi. Selanjutnya vesikel ini akan pecah dan menjadi ulkus (luka) yang dipermukaannya terdapat semacam lapisan kekuningan. Pada saat inilah rentan terjadi penularan karena vesikel tersebut mengeluarkan cairan yang mengandung jutaan virus herpes simpleks. Kelenjar getah bening setempat yaitu di sekitar leher dapat membesar dan saat ditekan terasa lunak.

Selain herpetic gingivostomatitis, HSV tipe 1 juga dapat bermanifestasi di bibir dan sering disebut herpes labialis. Gejalanya kurang lebih sama dengan yang telah dikemukakan di atas.

Infeksi Herpes Simpleks Virus tipe 2 adalah infeksi virus yang umumnya dapat terlihat pada kemaluan seseorang, dan ditularkan melalui hubungan intim atau seksual. Namun bisa juga ditemukan pada bagian kulit lain. Gejala yang dapat muncul adalah adanya lesi pada kulit, terutama tempat virus tersebut masuk. Selain itu, bisa juga terdapat gejala-gejala infeksi virus pada umumnya seperti demam, nyeri tulang, sakit kepala, dll. Sampai saat ini, infeksi virus herpes simplex belum ada obatnya.

Virus varisela-zoster merupakan virus yang sama yang menyebabkan cacar air, untuk itu memang dapat menular. Herpes zoster dapat menular pada mereka yang belum pernah terkena cacar air dan yang akan timbul adalah cacar air bukan herpes zoster. Setelah seseorang terkena cacar air maka orang tersebut dapat terkena herpes zoster bila mengalami stres berlebih atau penurunan daya tahan tubuh. Mereka dengan herpes zoster tidak terlalu menularkan virus seperti mereka yang dengan cacar air. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang mengalami lesi karena virus dapat menyebar melalui udara. Untuk itulah, setiap orang dapat tertular. Penularan bukan terjadi secara langsung melalui hubungan seksual (alat kelamin) tetapi melalui kontak kulit dengan kulit yang mengalami herpes zoster. Jika virus ditularkan maka dapat menyebabkan varisela zoster (cacar air), bukan herpes zoster.

Demikian penjelasan yang dapat kami berikan. Semoga membantu.

Salam,