Berapa kalikah malaikat Israfil meniup sangkakala jelaskan setiap tiupan malaikat Israfil

Ini sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

“Dan [ingatlah] hari [ketika] ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” [An-Naml: 87]

BACA JUGA: Makhluk yang Tidak Mati saat Tiupan Sangkakala di Hari Kiamat [1]

Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah Ibnu ‘Abbas, Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah, Al-Qurthubi dan Ibnu Hajar rahimahumullah.

Tiupan sangkakala yang pertama disebut dengan nafkhotul faza’ wa ash-sha’qi, yaitu tiupan yang menyebabkan terkejutnya seluruh makhluk sehingga menyebabkan kematian mereka. Menurut ulama yang berpendapat tiupan sebanyak dua kali, nafkhotul faza’ dan nafkhotu ash-sha’qi ini dua hal yang terjadi dalam satu waktu [satu tiupan], bukan dua tiupan yang terpisah. Artinya, mereka terkejut dan kemudian mati karenanya.

Para ulama yang berpendapat dua kali, mereka berdalil dengan firman Allah Ta’ala,

يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ

“[Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan] pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam. Tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan ke dua.” [QS. An-Nazi’at [79]: 6-7]

Kedua tiupan ini terdapat dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu [putusannya masing-masing].” [Az-Zumar: 68]

Ulama yang memilih pendapat yang menyatakan bahwa tiupan ini tiga kali, di antaranya Ibnul ‘Arabi, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Katsir, juga Al-Lajnah Ad-Da’imah, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan dan selain mereka.

Sedangkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu [putusannya masing-masing].” [Az-Zumar: 68]

BACA JUGA: Setelah Tiupan Sangkakala di Hari Kiamat, Apa yang Terjadi?

“Dan [ingatlah] hari [ketika] ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” [An-Naml: 87]

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda: “Jarak antara dua tiupan itu adalah empatpuluh.”

Mereka bertanya: “Wahai Abu Hurairah, apakah yang dimaksud empatpuluh hari?” Beliau r.a berkata: “Aku menolak [menjawabnya].” Mereka bertanya lagi: “Apakah empatpuluh bulan?” Beliau r.a berkata: “Aku menolak [menjawabnya].” Mereka bertanya kembali: “Apakah empatpuluh tahun?” Beliau r.a tetap menjawab: “Aku menolak [menjawabnya].”

Al-Imam An-Nawawi berkata: “Makna ucapan Abu Hurairah r.a. [dalam hadits tersebut] adalah “Aku menolak untuk menyatakan dengan pasti bahwa yang dimaksud adalah empatpuluh hari atau bulan atau tahun. Yang aku nyatakan dengan pasti adalah empatpuluh, tanpa tambahan hari, bulan atau tahun.” []

Sumber: Kampung Akhirat

Alquran menyebutkan ayat bahwa sangkakala akan ditiup sebanyak dua kali.

Ahad , 24 Apr 2022, 05:33 WIB

msmcgartland.pbworks.com

Alquran menyebutkan ayat bahwa sangkakala akan ditiup sebanyak dua kali.

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  Allah SWT telah menetapkan hari kiamat yang gaib bagi manusia. Sebuah hari yang tidak ada satu makhluk pun yang tahu kapan itu akan terjadi. Hari kiamat memiliki berbagai macam nama dalam Alquran. 

Baca Juga

Dia dinamakan Yaum Al Fashl atau Hari Keputusan, Yaum Ad Din atau Hari Pembalasan, Yaum Al Hisab atau Hari Perhitungan, Yaum Al Hasyr Hari Perhimpunan, Yaum Ath Taghabun [Hari Pengungkapan Kesalahan-Kesalahan].

"Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan." [QS an-Naba ayat 17]. Hari Keputusan karena Allah menetapkan keputusan antara manusia. 

Akibat bagi orang dengan akidahnya apakah beriman, Yahudi, Sabi'in, Nasrani, Majusi, atau musyrik. Mereka akan diganjar pada Hari Keputusan.

Prof Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah menjelaskan, kata miqatan dalam ayat itu di ambil dari kata waqt. Artinya, masa yang ditetapkan untuk penyelesaian kegiatan atau peristiwa. 

Hari kiamat adalah waktu yang dijadikan Allah sebagai masa untuk penyelesaian penghitungan serta pemberian balasan dan ganjaran bagi makhluk [manusia] yang taat dan durhaka. Saat hari itu datang, sangkakala pun ditiup.

Berkelompok-kelompok manusia mendatangi sumber suara itu. "Yaitu hari [yang pada waktu itu] ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok." [QS An Naba: 18]. 

Yusuf Al Qaradhawi dalam Tafsir Juz'Amma menjelaskan, hari itu ketika malaikat Israfil yang diberi tugas oleh Allah untuk membawa sangkakala dan meniupnya. Itulah tiupan kedua karena berbicara tentang hari kebangkitan manusia dari kuburnya. 

Sementara itu, tiupan pertama merupakan tiupan untuk makhluk hidup di dunia ini untuk menuju kematian.

"Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua [makhluk] yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi [sangkakala itu] maka seketika itu mereka bangun [dari kuburnya] menunggu [keputusan Allah]." [QS Az Zumar: 68].

  • kiamat
  • pengertian kiamat
  • kapan kiamat
  • kiamat menurut alquran

sumber : Harian Republika

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Terompet Sangkakala akan ditiup sebanyak dua kali pada kiamat nanti.

Rabu , 01 Jul 2020, 11:00 WIB

Terompet Sangkakala akan ditiup sebanyak dua kali pada kiamat nanti. Hari Kiamat [Ilustrasi]

Rep: Syalaby Ichsan Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT telah menetapkan hari kia mat yang gaib bagi manusia. Sebuah hari yang tidak ada satu makhluk pun yang tahu kapan itu akan terjadi. 

Baca Juga

Hari kiamat memiliki berbagai macam nama dalam Alquran. Dia dinamakan Yaum al-Fashl atau Hari Keputusan, Yaum ad-Din atau Hari Pembalasan, Yaum al-Hisab atau Hari Perhitungan, Yaum al-Hasyr Hari Perhimpunan, Yaum Ath-Taghabun [Hari Pengungkapan Kesalahan-Kesalahan].

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا

"Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan." [QS an-Naba ayat 17].

Hari Keputusan karena Allah menetapkan keputusan antara manusia. Akibat bagi orang dengan akidahnya apakah beriman, Yahudi, Sabi'in, Nasrani, Majusi, atau musyrik. Mereka akan diganjar pada Hari Keputusan.

Prof Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, kata miqatan dalam ayat itu di ambil dari kata waqt. Artinya, masa yang ditetapkan untuk penyelesaian kegiatan atau peristiwa.

Hari kiamat adalah waktu yang dijadikan Allah sebagai masa untuk penyelesaian peng hitungan serta pemberian balasan dan ganjaran bagi makhluk [manusia] yang taat dan durhaka. Saat hari itu datang, sangkakala pun ditiup. Berkelompok-kelompok manusia mendatangi sumber suara itu. 

يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا

"Yaitu hari [yang pada waktu itu] ditiup sangkakala lalu kamu datang ber kelompok-kelompok." [QS an-Naba: 18]. 

Yusuf al-Qaradhawi dalam Tafsir Juz 'Amma menjelaskan, hari itu ketika malaikat Israfil yang diberi tugas oleh Allah untuk membawa sangkakala dan meniupnya. Itulah tiupan kedua karena berbicara tentang hari kebangkitan manusia dari kuburnya. 

Sementara itu, tiupan pertama merupakan tiupan untuk makhluk hidup di dunia ini untuk menuju kematian.

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

"Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua [makhluk] yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi [sangkakala itu] maka seketika itu mereka bangun [dari kuburnya] menunggu [keputusan Allah]." [QS az-Zumar: 68].

Gaibnya waktu peniupan sangkakala pun tampak pada hadits Rasulullah SAW. Di dalam Shahih Bukhari, Rasulullah SAW pernah bersabda: 

عَنْ أبي هريرة عن النَّبيِّ ﷺ قَالَ: بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أرْبعُونَ قالُوا يَا أبَا هُريْرةَ، أرْبَعُونَ يَوْمًا؟ قَالَ: أبَيْتُ، قالُوا: أرْبعُونَ سَنَةً؟ قَال: أبَيْتُ. قَالُوا: أرْبَعُونَ شَهْرًا؟ قَال: أبَيْتُ، وَيَبْلَى كُلُّ شَيءٍ مِنَ الإنْسَانِ إلاَّ عَجْبَ الذَّنَبِ، فِيهِ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ، ثُمَّ يُنَزِّلُ اللَّه مِنَ السَّمَآءِ مَاءً، فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ الْبَقْلُ" متفقٌ عليه.

"Jarak waktu di antara kedua tiupan adalah empat puluh" Mereka [para sahabat] bertanya, "Apakah empat puluh hari?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku tidak mau mengatakannya." Mereka bertanya, "Apakah empat puluh bulan?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku meno lak untuk mengatakannya." Mereka bertanya lagi, "Apakah empat puluh tahun?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku menolak untuk mengatakannya."

Mereka bertanya lagi, "Apakah empat puluh tahun?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku menolak untuk mengatakannya." Lantas, Rasulullah SAW melanjutkan, "Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, maka bermunculanlah mereka sebagaimana tumbuhnya sayur mayur.

Tiada suatu anggota tubuh pun dari manusia melainkan pasti hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya. Maka, disusun kembali kelak di hari kiamat."

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Video yang berhubungan