Berapa kali Nuh mengeluarkan burung dan sebutkan burung apa saja

Kisah Nabi Ibrahim dan Empat Ekor Burung

.free-extras.

Gurun pasir (ilustrasi)

Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID -- Empat ekor burung dilatih oleh sang tuan. Acap kali dipanggil, mereka akan segera mendatangi "pelatih"nya itu meski berlokasi amat jauh. Burung-burung itu amat jinak dan menuruti setiap panggilannya. Namun suatu hari, sang tuan menebas burung itu satu persatu. Tak hanya dibunuh, burung-burung cantik itu juga dicincang hingga tubuh mereka terpotong-potong menjadi banyak bagian. Si pemilik burung itu pun mencampur adukan potongan-potongan tubuh hewan peliharaannya. Ia lalu menaiki bukit kemudian menaruh seperempat bagian cacahan daging. Kemudian menuju bukit lain dan melakukan hal sama. Demikian seterusnya hingga empat bukit.Pria itu pun kemudian turun dari bukit dan berjalan menjauh. Seakan tak pernah mencincang hewan yang sudah dipelihara dan dilatih tersebut, ia pun kemudian memanggil mereka dengan seruan dan tepukan. Tak lama hewan-hewan yang sudah mati itu mendatanginya dengan kondisi utuh dan hidup. Menakjubkan! Padahal empat burung itu telah dibunuh bahkan dicacah. Potongan tubuh mereka pun bahkan dipisah-pisah jauh. Namun keempatnya hidup kembali.Pemilik empat burung itu bukan lain sang nabiyullah yang hanif, Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Apa yang dikerjakan beliau pun bukan tanpa arti. Bermula ketika bapak agama samawi tersebut melihat bangkai hewan hingga tinggal tulang belulang. Ibrahim yang tengah mencari ketauhidan pun bertanya-tanya, bagaimana Allah menghidupkan kembali bangkai dan jazad yang telah mati.                                                                                           *****Nabi Ibrahim pun berseru meminta kepada Allah, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati," pinta beliau. Allah pun berfirman, "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim pun menjawab, "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)," ujarnya. Allah pun kemudian memperintahkan apa yang dilakukan Ibrahim tersebut. Allah berfirman: "Kalau demikian tujuanmu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera," firman Allah.Nabi Ibrahim pun segera melaksanakan panduan Allah. Beliau melatih empat ekor burung hingga jinak. Kemudian melakukan seperti yang dikisahkan tadi. Saat memanggil burung-burung yang telah menjadi bangkai, nabi Ibrahim pun takjub bukan main. Hanya dengan "kun" (jadilah), Allah menghidupkan kembali empat burung yang telah tewas, dicacah bahkan dipisahkan bangkai tubuhnya. Maka yakinlah Nabi Ibrahim bahwa Allah Maha Kuasa, mudah bagi Allah menciptakan dan menghidupkan kembali. Kisah Nabi Ibrahim dan empat burung yang membuktikan kuasa sang pencipta Allah tersebut pun dikabarkan dalam Al Qur'an Surah Ibrahim ayat 260. Di akhir ayat disebutkan, "Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Kabar kisah dipotong-potongnya empat burung kemudian disatukan oleh Allah untuk dihidupkan kembali merupakan kisah tafsiran menurut Ibnu Katsir dan Ath-Thabari.                                                                                        ****Ibnu Katsir dalam "Stories of the prophets" menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim merupakan hamba Allah yang bertauhid. Beliau juga banyak melakukan perjalanan kepada Allah yang menghantarkannya pada keyakinan atas keesaan Allah. Kisah diatas pun terjadi saat Nabi Ibrahim ingin tahu mengenai kehidupan setelah kematian. Demikianlah kemudian Nabi Ibrahim meminta petunjuk Allah untuk memberinya pengetahuan. Maka diperintahkanlah tentang empat burung tersebut.Drai kisah tersebut nampak jelas bahwa Allah Maha segala sesuatu, apa yang diperitahkannya hanya "Kun, fayakun", Jadi, maka terjadilah. Allah maha membangkitkan sebagaimana dalam salah satu sifatNya dari Asmaul Husna, Al Baa`its yakni Yang Maha Membangkitkan. Dalam Al Qur'an banyak disebutkan sifat Allah yang agung tersebut. Dalam Al Qur'an juga disebutkan kemampuan Allah membangkitkan seperti halnya tanaman yang disuburkan setelah mati."....Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur," surah Al Hajj 5-7.Dengan meyakini sifat Allah tersebut, tentu muncul keyakinan atas kebangkitan manusia dari alam kubur. Allah akan membangkitkan setiap manusia yang mati untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia. "Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?." Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya)," Surah Yasin ayat 52.

  • mozaik
  • nabi ibrahim
  • empat burung
  • kisah nabi ibrahim dan empat ekor burung

Berapa kali Nuh mengeluarkan burung dan sebutkan burung apa saja

DI LUAR bahtera, orang-orang masih hidup seperti biasa. Mereka masih belum percaya bahwa Air Bah akan datang. Pastilah mereka lebih mengejek dari yang sudah-sudah. Tetapi mereka segera berhenti tertawa.

Secara tiba-tiba air mulai turun. Air dicurahkan dari langit sama seperti bila kau mencurahkan air dari sebuah ember. Nuh terbukti benar! Tetapi sekarang sudah terlambat bagi siapa pun untuk masuk ke dalam bahtera. Pintunya telah ditutup rapat-rapat oleh Yehuwa.

Segera air menutupi tanah. Air jadi banyak seperti sungai-sungai yang besar dan deras. Pohon-pohon ditumbangkan dan batu-batu besar dihanyutkan dan menimbulkan suara yang dahsyat. Orang-orang ketakutan. Mereka mendaki tanah yang lebih tinggi. Oh, seandainya mereka mendengar Nuh dan masuk ke dalam bahtera selagi pintu masih terbuka bagi mereka! Tetapi sekarang sudah terlambat.

Air semakin tinggi. Selama 40 hari dan 40 malam air dicurahkan dari langit. Air menggenangi gunung-gunung, dan tidak lama kemudian gunung-gunung yang tertinggi pun ditutupi air. Jadi sama seperti apa yang Allah katakan, matilah semua orang dan binatang yang ada di luar bahtera. Tetapi yang di dalam semua selamat.

Nuh dan putra-putranya telah membangun bahtera dengan baik. Air mengangkat bahtera, dan bahtera itu mengapung. Kemudian, suatu hari setelah hujan berhenti matahari mulai bersinar. Alangkah menakjubkan pemandangan pada waktu itu! Di mana-mana hanya terdapat lautan besar menutupi seluruh bumi. Dan satu-satunya benda yang kelihatan ialah bahtera yang sedang mengapung.

Raksasa-raksasa sekarang sudah lenyap. Mereka tidak lagi dapat mengganggu orang. Semua orang mati, bersama dengan ibu mereka dan semua orang jahat lainnya. Tetapi apa yang terjadi dengan ayah-ayah mereka?

Ayah dari raksasa-raksasa ini bukanlah manusia seperti kita. Mereka adalah malaikat-malaikat yang telah turun ke bumi sebagai manusia. Jadi waktu Air Bah datang, mereka tidak turut mati seperti orang-orang lain. Mereka tidak lagi memakai tubuh manusia yang mereka jelmakan, dan kembali ke surga sebagai malaikat-malaikat. Tetapi mereka tidak diizinkan lagi menjadi sebagian dari keluarga malaikat-malaikat Allah. Maka mereka menjadi malaikat-malaikat Setan. Di dalam Alkitab mereka disebut hantu-hantu.

Allah sekarang membuat angin berhembus, dan air bah itu mulai surut. Lima bulan kemudian bahtera itu terkandas di puncak sebuah gunung. Setelah beberapa hari berlalu orang-orang dalam bahtera itu sekarang dapat melihat keluar dan melihat puncak gunung-gunung. Air semakin surut.

Kemudian Nuh melepaskan seekor burung hitam yang disebut burung gagak keluar dari bahtera. Burung itu terbang untuk sementara dan kemudian kembali lagi karena belum ada tempat yang baik baginya untuk hinggap. Berulang kali demikian dan setiap kali burung itu kembali hinggap di atas bahtera.

Nuh ingin mengetahui apakah tanah sudah kering, maka pada kali berikut dia melepaskan seekor burung merpati. Tetapi merpati itu juga kembali karena tidak menemukan tempat untuk hinggap. Pada kali kedua Nuh melepaskannya, burung itu kembali dengan sehelai daun zaitun di paruhnya. Maka Nuh mengetahui bahwa air telah surut. Nuh melepaskan burung merpati itu untuk kali ketiga dan akhirnya burung itu menemukan tempat yang kering untuk hidup.

Sekarang Allah berkata kepada Nuh. Kata-Nya, ’Keluarlah dari bahtera. Bawalah seluruh keluargamu dan binatang-binatang besertamu.’ Mereka telah berada di dalam bahtera untuk lebih dari setahun penuh. Maka kita dapat bayangkan betapa senangnya mereka dapat berada di luar lagi dan masih hidup.

Kejadian 7:10-24; 8:1-17; 1Petrus 3:19, 20.

Pertanyaan Pelajaran