Usaha apa saja yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki sikap sila ke-5

Jakarta -

Gotong royong termasuk sila ke berapa, sih? Apakah detikers tahu jawabannya?

Di dalam lima butir Pancasila terdapat nili-nilai yang terkandung, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Dalam buku Dasar Negara karya Ronto, Pancasila diambil dari kata dalam bahasa Sansekerta yaitu panca dan sila. 'Panca' berarti lima dan syla berarti 'batu sendi'.

Pancasila memiliki simbol yang diwakili oleh lambang bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, serta padi dan kapas.

Menurut buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Rahmanuddin Tomalili, nilai Pancasila adalah nilai-nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, dan bersifat universal.

Gotong royong sesuai dengan Pancasila ke berapa?

Melansir dari laman Kemenkeu RI, gotong royong termasuk pengamalan nilai sila ke-5. Sila kelima berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila ke-5 disimbolkan dengan padi dan kapas. Maknanya adalah kemakmuran dan kesejahteraan.

Menurut Soekarno, gotong royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang disebut dengan satu karyo, satu gawe.

Bagaimana pengamalan sila ke-5?

Pengamalan Pancasila ada 45 butir. Dilansir dari Kementerian Pertahanan RI, ini dia pengamalan sila kelima.

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

4. Menghormati hak orang lain

5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah

8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum

9. Suka bekerja keras

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gotong royong termasuk sila ke-5. Hal tersebut juga tertuang dalam butir pengamalan Pancasila.

Simak Video "Momen Abu Bakar Ba'asyir Mengakui Pancasila Dasar Negara"



(lus/lus)

Laporan oleh Arif Maulana

Usaha apa saja yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki sikap sila ke-5
Guru Besar Ilmu Hukum dan Tata Pemerintahan Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Nandang Alamsah Deliarnoor, M.Hum., saat menjadi pembicara dalam Diskusi “Aktualisasi Nilai Pancasila di Kalangan Mahasiswa dalam Merawat Kebinekaan di Masyarakat” yang digelar atas kerja sama Unpad dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI secara virtual, Senin (16/11).*

[unpad.ac.id, 16/11/2020] Kampus menjadi tempat yang baik untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila oleh mahasiswa. Aktualisasi nilai Pancasila bisa dilakukan dengan cara yang sederhana serta melalui aktivitas yang rutin dilakukan sehari-hari.

Guru Besar Ilmu Hukum dan Tata Pemerintahan Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Nandang Alamsah Deliarnoor, M.Hum., menjelaskan, mahasiswa bisa mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila melalui aktivitas sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari.

Saat menjadi pembicara dalam Diskusi “Aktualisasi Nilai Pancasila di Kalangan Mahasiswa dalam Merawat Kebinekaan di Masyarakat” yang digelar atas kerja sama Unpad dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI secara virtual, Senin (16/11), Prof. Nandang memaparkan, menaati rambu lalu lintas di dalam kampus merupakan salah satu wujud dari aktualisasi nilai Pancasila.

“Menaati rambu lalu lintas merupakan salah satu sikap taat hukum ,” kata Prof. Nandang.

Selain tidak melanggar rambu lalu lintas, menjaga kebersihan lingkungan kampus juga merupakan aktualisasi nilai-nilai yang bisa dilakukan mahasiswa. Mahasiswa didorong untuk lebih peduli terhadap berbagai masalah yang terjadi di lingkungan sekitar maupun lingkungan kampus.

Tidak merusak fasilitas kampus juga menjadi hal dasar yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Sikap ini merupakan wujud mahasiswa dalam mencintai lingkungan kampus.

[irp]

Selain itu, mahasiswa diharapkan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan, mengutamakan toleransi dalam menjalankan ibadah, serta menjauhi korupsi.

“Hal-hal yang konkret ini yang bisa mengaktualisasikan dari nilai Pancasila,” ujarnya.

Ketua Pusat Kajian Pancasila Universitas Udayana Dr. Putu Saroyeni mengatakan, proses implementasi nilai-nilai Pancasila di lingkungan kampus oleh mahasiswa perlu didukung dengan pemahaman yang baik. Karena itu, dosen memegang peran penting dalam memberikan pemahaman yang benar terkait Pancasila.

“Ini menjadi tantangan bagi para dosen untuk memahami Sila kesatu hingga kelima secara jelas agar kita tidak keliru dalam memahami intisari nilai-nilai Pancasila,” jelasnya.

Ia menilai, kekeliruan dalam menyampaikan nilai-nilai dasar negara Indonesia itu tidak boleh terjadi. Dosen wajib memperbaiki berbagai pemahaman yang keliru tentang Pancasila.

Selain menyampaikan dengan benar, pemahaman Pancasila juga harus diberikan secara berkelanjutan. Pemberian materi kepancasilaan tidak hanya diberikan saat mata kuliah umum saja. Dosen harus secara berkelanjutan memahamkan nilai-nilai dasar negara Indonesia secara benar kepada mahasiswa.

Bila ini dilakukan, Putu berharap nilai Pancasila bisa mampu menyatukan Indonesia. Diversitas yang dimiliki Indonesia bisa saling melengkapi sehingga mampu membangun Indonesia yang kokoh dan tegar.

[irp]

Toleransi

Sementara itu, toleransi merupakan sikap utama yang harus dilakukan mahasiswa. Keragaman budaya, suku bangsa, dan agama yang dimiliki Indonesia dapat disatukan asalkan sikap toleransi diutamakan.

Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad Mohamad Fahmi, PhD mengatakan, toleransi merupakan salah satu prasyarat mendorong Indonesia menjadi negara maju. Kualitas sumber daya manusia yang unggul tidak cukup apabila tidak dikuatkan dengan sikap toleransi terhadap perbedaan.

Fahmi mengatakan, karakteristik masyarakat yang toleran terlihat dari sikapnya yang ramah, penuh perhatian, mengakui hak azasi, mengakui perbedaan, serta siap membantu dan bekerja sama.

“Sikap ini sangat relevan dan ada dalam Pancasila, tinggal kita gali kembali,” kata Fahmi.*

Laporan oleh Arif Maulana

Usaha apa saja yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki sikap sila ke-5
Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti menjadi pembicara dalam Diskusi Kelompok Terpumpun yang digelar “Mencari Bentuk Implementasi Nilai-nilai Pancasila di Era Globalisasi” Deputi Bidang Pengkajian Srategis Lemhanas RI di Hotel Santika, Bandung, Kamis (13/8) lalu. (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id, 13/8/2020] Nilai-nilai Pancasila harus tetap dipahami dan diamalkan di tengah arus globalisasi di Indonesia. Generasi milenial menjadi obyek utama yang harus didorong untuk tetap mengamalkan nilai luhur tersebut. Ini bertujuan agar Pancasila tidak tergerus oleh berbagai faham yang bisa memecah kedaulatan bangsa.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti mengungkapkan, generasi milenial saat ini merupakan motor untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Karena itu, generasi milenial Indonesia harus tetap berpedoman pada Pancasila agar tidak tergerus oleh penyimpangan ideologi.

(baca juga: Bahas Fenomena Post Truth, Lemhanas RI dan Unpad Gelar Diskusi Kelompok Terarah)

“Peluang bisa jadi ancaman. Human capital yang diidamkan di 2045 betul-betul manusia sempurna yang diidamkan Pancasila,” ungkap Rektor saat menjadi pembicara dalam Diskusi Kelompok Terpumpun yang digelar Deputi Bidang Pengkajian Srategis Lemhanas RI di Hotel Santika, Bandung, Kamis (13/8) lalu.

Diskusi bertajuk “Mencari Bentuk Implementasi Nilai-nilai Pancasila di Era Globalisasi” ini digelar atas kerja sama Lemhanas RI dengan Unpad. Selain Rektor Unpad, diskusi ini menghadirkan pembicara dari dua Guru Besar Unpad lainnya, yaitu Prof. Yanyan M. Yani dan Prof. Arry Bainus.

Rektor menjelaskan, beragam faham dan aksi yang bertentangan dengan nilai Pancasila akan mendorong Indonesia menjadi kurang kompetitif. Padahal, Indonesia diprediksi akan menduduki peringkat ke-5 negara dengan PDB tertinggi di dunia pada 2045 mendatang.

(baca juga: Pancasila Bingkai Merajut Keberagaman)

Penanaman nilai Pancasila pada generasi milenial akan semakin membuat mereka pintar, memiliki sikap toleransi, kohesif, dan punya literasi keagamaan yang baik. Pancasila, kata Rektor, juga akan menjadi jati diri generasi milenial.

Namun, ada strategi khusus dalam menanamkan nilai Pancasila pada generasi muda. Rektor menjelaskan, pengamalan tidak boleh dilakukan dengan metode indoktrinasi. Fleksibilitas harus dilakukan.

Senada dengan Rektor, Prof. Arry Bainus menjelaskan, ada perbedaan strategi penanaman nilai Pancasila pada generasi milenial. Metode doktrin dipandang sudah tidak relevan dengan sikap dan pola pikir generasi milenial.

“Kedepankan budaya mendengar ketimbang menggurui. Dengar apa yang anak milenial inginkan tentang Pancasila,” kata Prof. Arry.

(baca juga: Pancasila Pedoman Persatuan dan Kesatuan Bangsa)

Pemerintah juga perlu menyiapkan strategi kekinian dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila di generasi muda. Memanfaatkan platform media sosial maupun teknologi informasi yang ada merupakan metode efektif.

Bahkan, kata Prof. Arry, pemerintah bisa memanfaatkan sejumlah tokoh pemengaruh (influencer) di media sosial sebagai media untuk mengenalkan nilai-nilai Pancasila. Gali berbagai nilai Pancasila yang bisa disampaikan dengan metode yang tidak menggurui dan sesuai dengan selera generasi milenial.

Prof. Yanyan M. Yani memaparkan, dalam mengamalkan nilai Pancasila, membangun semangat kebinekaan merupakan strategi yang bisa dilakukan. Pengakuan terhadap berbagai perbedaan, perlakuan sama terhadap berbagai komunitas, serta penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia harus ada dalam setiap kebijakan pemerintah.

Strategi selanjutnya adalah penguatan nilai Pancasila berbasis kearifan lokal. Prof. Yanyan yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Organisasi dan Perencanaan Unpad ini menerangkan, nilai Pancasila dihasilkan dari akar rumput budaya masyarakat Indonesia. Maka, kearifan lokal jangan pernah dilupakan.

Diskusi yang dimoderatori Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad Mohamad Fahmi, PhD, ini juga menghadirkan tiga pembahas, antara lain Dekan Fakultas Psikologi Unpad Prof. Hendriati Agustina, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. R. Widya Setiabudi S, serta Direktur Sumber Daya Manusia Unpad Aulia Iskandarsyah, PhD.

Diskusi dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Pengkajian Strategis Lemhanas RI Prof. Reni Maryeni.*

Usaha apa saja yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki sikap sila ke-5

Usaha apa saja yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki sikap sila ke-5

Usaha apa saja yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki sikap sila ke-5