Berapa harga handphone oppo s1

Sekitar tahun 2010, pasar smartphone negeri yang telah dipimpin oleh pabrikan raksasa layaknya Samsung, Sony, hingga Apple, mulai limbung dengan produk-produk dari Cina. Metode pabrikan baru ini sesungguhnya simpel, cukup dengan memperdagangkan ponsel pintar murah, tetapi modern serta kuat berdasarkan speknya. Cukup dengan taktik “murah” dan punya skor AnTuTu besar, masalah tuntas! Jelas, teknik ini sangat efektif dalam mengalahkan ceruk new dan low entry di Indonesia yang masih sangat lebar.

Pada 2013, OPPO mulai masuk ke market Indonesia melintasi jalan ninja yang beda. Layaknya berlian di antara bebatuan, OPPO dengan berani memperkenalkan ponsel besutan mereka, OPPO Find 5 yang sangat “baru” desainnya dibandingkan gawai lain dari Cina yang terkesan cuma copy-paste. Mengutamakan prosesor Qualcomm APQ8064 Snapdragon serta GPU Adreno 320, sebenarnya tak ada yang khusus dari ponsel pintar ini dari pada temanya yang unik. Boleh jadi layar yang terbentang 5 inci dengan 70,6% screen-to-body-ratio menjadi tambahan. Lain halnya dengan smartphone Tiongkok lainnya, OPPO justru memasang harga yang tidak murah.

Sekitar Oktober 2013, OPPO percaya diri untuk meluncurkan sebuah smartphone premium yang berbeda sekali melalui ponsel pintar OPPO N1. Seri N1 ini bisa dikatakan seperti handphone OPPO yang paling legendaris dan berhak untuk dinobatkan sebagai ikon perubahan. Melalui tipe ini, kita diperkenalkan dengan kecanggihan rotating camera module yang faktual dapat dikenali sebagai kecanggihan kamera putar. OPPO N1 dengan mengejutkan cuma punya sebuah kamera sebesar 13 MP, tapi bisa diputar yang aslinya sebagai kamera belakang jadi kamera selfie. Melalui kecanggihan fisik ini, membuat OPPO N1 sebagai pemenang selfie di zamannya.

Bayangkan, ketika produsen lain mau tidak mau harus memotong mutu kamera depan lantaran sempitnya tempat, OPPO malahan memproduksi teknologi berputar ini sehingga kualitas kamera depan tidak berbeda dengan kamera belakang. Untuk tambahan, secara tidak disengaja OPPO juga memperkenalkan kenyamanan ponsel berlayar besar dengan produk ini lantaran bentang layar N1 sebesar 5,9 inci, yang sudah bisa dikatakan besar waktu itu.

Kendatipun sepanjang tahun 2013 hingga 2014 telah cukup unik dengan N1, nyatanya OPPO pun menghadirkan beberapa smartphone khusus kala itu dengan kode OPPO Yoyo, Joy, hingga Neo. Pasar menengah pun juga akan dimenangkan OPPO melalui tipe OPPO A31, yang kala itu hampir menobatkan diri sebagai tipe terlaris di Indonesia. Hingga pada bulan Mei 2015, OPPO sukses menghadirkan OPPO R7 Plus berbarengan dengan R7, guna menghadirkan lagi merek OPPO yang unik di negeri ini.

Lalu di tahun 2016, OPPO lagi memunculkan handphone ikoniknya: OPPO F1 Plus. Sedikit agak mungil dari handphone sebelumnya (5,5 inci), F1 Plus malahan menggandeng Mediatek sebagai mesin dari dapur pacunya. Yang spesial dari varian ini yakni munculnya kamera selfie dengan tenaga yang malah lebih besar dari kamera utamanya! Tren selfie di OPPO F1 Plus ditopang oleh satu buah kamera sebesar 16 MP, f/2.0, 26mm, di lain pihak kamera yang belakang “hanya” 13 MP, f/2.2. Melalui handphone ini seolah OPPO mau memperkenalkan dirinya sebagai sahabat pertama untuk para penggemar swafoto. Dan betul saja, pada tahun ini OPPO juga menghadirkan motto “selfie expert” yang nantinya akan melekat erat di varian seterusnya.

Tahun-tahun setelahnya dihiasi oleh lini R-series, lanjutan F-series, dan A-series, yang semuanya menawarkan teknologi fotografi yang gila. Akhirnya, OPPO terus mengokohkan speciality di sisi fotografi bersama lini Reno pada tengah 2019. Dengan mengganti motto “selfie expert” menjadi “camera phone” sepertinya telah mampu menandai keseriusan OPPO dalam berbisnis. Mengikutsertakan teknologi periskop mirip kapal selam, seri Reno yang diawali oleh R17 Pro bisa memunculkan teknologi triple camera dengan tempat yang sangat kecil. Mereka satu kali lagi menjadi ponsel pintar pertama yang mempunyai paten teknologi ini.

Itulah cerita OPPO dalam menciptakan ekosistem baru bagi penyuka ponsel di Indonesia. Tidak membingungkan kalau strategi anti mainstream milik OPPO ini pernah membuatnya jawara dengan pangsa pasar sampai 26% di Indonesia, mengungguli Samsung di angka kedua dengan perolehan 24% di kuartal ke tiga 2019.

Upgdare Desain Terbaru

Vivo S1 Pro tapil elegan dan stylish dan layak diusung sebagai versi advance sekaligus penyegaran untuk seri S1. Ini bisa langsung terlihat pada konfigurasi kamera belakang yang mengusung “Diamond Shape Design” sehingga susunan kamera tidak lagi sejajar atau tersusun dalam kotak melainkan berpola berlian.

Desain berbentuk berlian semakin stand-out karena bodi belakang juga telah dibalut gradasi warna yang mengkilap di bawah pantulan cahaya, yakni crystal blue dan glowing black. Perlu diperhatikan, kamera belakang memang agak menonjol,sehingga demi menghindari resiko lensa tergores, dianjurkan untuk menggunakan case yang terdapat dalam paket pejualan.

Ke sisi depan, desainnya masih menggunakan notch di pucuk layar. S1 Pro memang tidak menggunakan mekanisme pop up kamera depan seperti seri-seri Vivo V 17 misalnya. Namun, dengan layar yang sudah menggunakan jenis AMOLED sehingga mendukung fitur sidik jari di bawah permukaan layar alias Screen Touch ID.

Panel layar berukuran 6,38 inci dengan resolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9. Secara kualitas, tampilan visual di layar sebenarnya sudah sangat ciamik untuk nonton video maupun bermain game tapi yang sedikit disayangkan mungkin keberadaan notch water drop mengurangi kesempurnaan pandangan.

Vivo S1 Pro juga secara khusus menambahkan fitur animasi Dynamic Effect. Gimmic ini berupa animasi menyerupai bola api atau percikan cahaya saat meletakkan jari pada sensor finger print ataupun membuka layar.

Kamera Komplet dan Unggul

Kamera utama Vivo S1 Pro beresolusi 48MP menggunakan sensor Samsung GM1 dengan ukuran tiap piksel 0.8µm dan aperture f/1.8. Hasil maksimal resolusi 48MP merupakan hasil olahan secara default kamera S1 Pro yang menjepret pada resolusi 12MP. Berkat teknologi ISOCELL Bright, dimana ukuran per pikselnya menjadi lebih besar yakni 1,6μm membuatnya ideal untuk bermacam-macam kondisi pencahayaan.

Fitur kamera juga memberi fasilitas untuk penikmat fotografi langscape, Vivo menyediakan mode AI 48MP terpisah. Sementara untuk mode Pro akan memberi keleluasaan untuk exposure value, ISO, shutter speed, white balance, dan manual fokus. Sayangnya, kita tidak bisa menggunakan resolusi 48MP di mode Pro dan Night mode.

Untuk kemampuan perekam video mampu menghasilkan resolusi 1080p 30fps dengan opsi slow motion, ultr cide dan time lapse juga tersedia dan mudah digunakan. Tidak ada opsi untuk 1080p 60fps maupun 4K 30fps, meski secara teknis SoC-nya mendukung.

Lanjut ke kamera kedua, resolusinya 8MP dengan lensa ultrawide 13mm yang menyuguhkan bidang pandang mencapai 108 derajat. Kabar baiknya, mode ultra wide-angle tersebut bisa digunakan pada mode foto maupun video. Namun hasilnya masih rentan dari efek distorsi meski tetap bisa memberi hasil foto yang unik.

Performa Funtouch 9 dan Snapdragon

Untuk kinerja ponsel, Vivo S1 Pro menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 665, GPU Adreno 610 dengan dukungan memori 8GB dan internal storage besar hingga 128GB.

S1 Pro sudah menggunakan sistem antarmuka Funtouch versi 9.2 berbasis Android 9.0 Pie utuk mempermudah penggunaan smartphone, mulai dari membuka aplikasim, dokumen hingga nonton maupun gaming standar pun bisa dijalankan dengan baik. Tetap perlu diingat kalau smartphone Vivo S series memang memfokuskan soal “Style” jadi jangan mengharapkan kemampuan varian ini untuk gaming.

Oppo S1 ram berapa?

Berapa kapasitas RAM dan ROM OPPO F1s? OPPO F1s hadir dengan dua model yang memiliki kapasitas RAM dan ROM yang berbeda. Pilihannya yaitu RAM 3GB+32GB ROM dan kapasitas 4GB RAM+64GB ROM.

Oppo 1k pasaran berapa?

Harga terbaik untuk Oppo A1K di Indonesia adalah Rp 1.050.000.

Berapa Harga Oppo A 3 s?

Daftar Harga oppo a3s Terbaru Oktober 2022.

Oppo f5ram berapa?

Berapa RAM HP OPPO F5? OPPO F5 hadir dalam pilihan RAM 4GB dan 6GB yang tergolong besar di kelasnya.