Penyebab kram otot tak selalu berkaitan dengan cedera olahraga. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja meski ia tidak aktif melakukan aktivitas fisik. Sebab, kekurangan mineral, kurang minum, hingga stres bisa memicu otot jadi tegang dan nyeri. Show
Kram otot bisa terjadi di banyak area tubuh, namun biasanya ini terjadi pada tubuh bagian paha, betis, tangan, lengan, perut, tulang rusuk, dan lengkungan telapak kaki. Meskipun para dokter tidak selalu yakin dengan penyebab kram otot terjadi, ada beberapa pemicu dan penyebab umum yang dapat mengakibatkan kram. Penyebab kram otot yang perlu diketahuiBerikut ini beberapa penyebab kram otot yang perlu Anda ketahui: Kekurangan asupan cairan bisa menjadi penyebab dehidrasi1. Kurangnya asupan cairan tubuhApabila Anda merasakan kram tanpa penyebab pasti, cobalah periksa apakah Anda sudah mendapat cukup minum? Pasalnya, tubuh yang kekurangan air dapat menyebabkan otot Anda berkedut dan kejang. Yang perlu Anda pahami, kurangnya air ini juga berpengaruh pada hilangnya elektrolit dan mineral. Pasalnya saat Anda berkeringat dan banyak mengeluarkan cairan tubuh, air dan elektrolit tubuh akan mengalami penyusutan. Jadi, cobalah untuk memperbanyak asupan air jika Anda kerap merasa kram. 2. Rendah elektrolitOtot-otot Anda dapat berfungsi dan bekerja dengan adanya asupan mineral, seperti kalium dan magnesium. Jika Anda kekurangan asupan mineral, otot-otot dalam tubuh akan memberikan pesan dengan menunjukkan kram dan kejang. Kekurangan mineral atau elektrolit dapat terjadi setelah Anda berkeringat atau berolahraga. Selain itu, kondisi tubuh yang kurang fit akibat diare atau muntah-muntah juga dapat menjadi menyebab rendahnya elektrolit dalam tubuh. 3. Tingkat stresSaat sedang mengalami banyak tekanan, baik itu dari kantor, kampus, atau rumah, Anda akan merasakan dampaknya langsung pada kebugaran tubuh. Tidak heran, sakit kepala dan insomnia kerap muncul pada seseorang yang mengalami stres. Selain itu, stres dan tekanan juga dapat memicu timbulnya ketegangan dan rasa sakit pada otot-otot tubuh. Untuk itu, cobalah untuk melakukan teknik relaksasi seperti dengan melakukan pijat dan meditasi. 4. Terlalu banyak kafeinTerlalu banyak mengonsumsi kafein juga dapat memicu terjadinya kram pada otot-otot tubuh. Pasalnya, kafein yang terlalu banyak dapat memicu kontraksi dan ketegangan pada otot-otot. Gejala yang muncul lebih pada otot yang bergetar atau berkedut. Selain kafein, asupan stimulan seperti amfetamin juga memberikan gejala dan efek yang sama. Kurang tidur bisa menyebabkan kram otot5. Kurang tidur dan kelelahanApabila Anda sedang melakukan beragam aktivitas berat, jangan khawatir jika otot Anda terasa berkedut atau kejang. Hal ini terjadi sebagai salah satu cara tubuh memberikan sinyal bahwa Anda membutuhkan istirahat. Jadi, pastikan untuk segera beristirahat, khususnya berikan waktu otot-otot tertentu untuk relaksasi. 6. Konsumsi obatApabila Anda memiliki penyakit darah tinggi atau jantung, Anda akan mendapatkan obat dengan kandungan air tinggi atau yang juga populer dengan sebutan obat diuretik. Obat-obatan ini akan membuat Anda lebih banyak buang air kecil. Inilah yang mengakibatkan penurunan jumlah kalium dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan kejang otot. Obat-obatan lain, seperti beberapa antidepresan juga memiliki efek samping berupa kejang dan kedutan pada otot, serta beberapa obat epilepsi dan psikosis juga dapat menimbulkan efek berupa kedutan pada kelopak mata. 7. Kurangnya asupan darahPenyempitan pembuluh darah yang bertugas mengalirkan darah ke area kaki bisa memicu terjadinya kram saat olahraga. Kondisi ini disebut sebagai aterosklerosis. Kram akan reda setelah Anda berhenti berolahraga. Itulah beberapa penyebab kram otot yang terjadi sehari-hari. Pastikan untuk selalu menjaga asupan cairan tubuh, mineral, vitamin, serta mengatur jadwal ideal beraktivitas dan istirahat untuk menghindari kram otot terjadi. Hal yang membuat risiko kram otot meningkatRisiko seseorang mengalami kram otot dapat meningkat karena hal-hal di bawah ini: Seiring bertambahnya usia, maka massa otot pun akan terus berkurang. Hal ini membuat otot yang masih sehat harus bekerja ekstra keras untuk menopang tubuh. Sehingga, risiko terjadinya kram akan meningkat. Karena banyaknya perubahan yang terjadi di tubuh, termasuk dengan adanya kenaikan berat badan cukup signifikan, Ibu hamil berisiko lebih besar mengalami kram otot. Beberapa penyakit yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kram otot antara lain diabetes, gangguan saraf, dan penyakit tiroid. Cara mengatasi dan mencegah kram ototSaat Anda mengalami kram otot, yang dapat Anda lakukan di rumah untuk mencegah atau meredakan kram semakin parah adalah dengan cara-cara berikut:
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami kram otot yang parah dan mengganggu kegiatan sehari-hari Anda. Kenali penyebab kram otot yang perlu diwaspadaiPenyebab kaki kram ada bermacam-macam, walaupun terkadang kaki kram juga bisa terjadi tanpa diketahui penyebab pastinya. Kondisi ini bisa diobati mulai dengan dipijat hingga mengonsumsi obat pereda nyeri. Kram otot, baik yang terjadi pada area kaki atau area lainnya, merupakan kontraksi atau menegangnya otot dengan kuat dan secara tiba-tiba. Kram bisa berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit dan umum terjadi pada kaki. Kram kaki sering kali terjadi di malam hari ketika kaki kita tertekuk. Berbagai Penyebab Kaki KramBerikut adalah berbagai penyebab dan faktor yang meningkatkan risiko kaki kram: 1. Tekanan terhadap sarafTekanan pada saraf tulang belakang bisa membuat kaki kram dan terasa nyeri. Nyeri bisa semakin terasa jika Anda berjalan kaki dalam waktu lama. Berjalan dengan posisi sedikit membungkuk ke depan biasanya dapat meringankan nyeri. 2. Suplai darah yang tidak memadaiPenyempitan pembuluh darah yang mengalirkan darah ke kaki dapat menimbulkan nyeri, misalnya kram di kaki saat sedang berolahraga. Kram kaki ini biasanya hilang dengan cepat setelah beristirahat. 3. KehamilanKondisi kram sudah biasa terjadi pada ibu hamil, terutama saat bulan-bulan terakhir kehamilan. Kemungkinan hal ini terjadi oleh karena kekurangan kalium dan magnesium, atau karena aliran darah ke kaki yang kurang lancar. 4. CederaMengalami cedera atau menggunakan otot secara berlebihan juga bisa menyebabkan kram kaki. Terlalu lama duduk, berdiri terlalu lama di atas permukaan yang keras, kurang pemanasan sebelum berolahraga, atau meletakkan kaki pada posisi yang tidak nyaman selama tidur juga dapat membuat otot kaki menegang atau kram. 5. Kekurangan mineralKekurangan mineral, seperti kalium, kalsium, dan magnesium juga dapat menyebabkan kaki kram. 6. DehidrasiDehidrasi, yaitu kondisi di mana tubuh kekurangan cairan, juga bisa memicu kram kaki. Dehidrasi berat dapat menyebabkan gangguan elektrolit yang kemudian menyebabkan kaki kram. 7. Efek samping dari obat-obatanObat-obatan tertentu, seperti pil kontrasepsi, diuretik, statin, dan obat asma, juga bisa meningkatkan risiko mengalami kram. 8. InfeksiInfeksi, misalnya tetanus, bisa menyebabkan kaku otot dan kram. 9. Penyakit hatiPenyakit yang melibatkan organ hati bisa menyebabkan kram pada kaki. Ketika organ hati tidak bisa bekerja dengan baik, racun di dalam darah akan meningkat dan bisa menyebabkan otot kram. 10. Kondisi medis lainnyaSelain kesembilan kondisi di atas, penyakit ginjal, penyakit tiroid, diabetes, atau gangguan saraf juga berisiko meningkatkan terjadinya kram kaki. Cara Menangani Kram KakiAda beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani kram, antara lain: 1. Hentikan aktivitas dan lemaskan ototLakukanlah peregangan ringan, misalnya dengan menggerakkan kaki atau berjalan perlahan-lahan, setelah melakukan aktivitas secara intens. 2. PijatMemijat bagian otot yang menegang bisa membantu meredakan kram. Namun, jangan memijat kaki kram terlalu kencang karena dapat makin membuat kaki menjadi nyeri. 3. KompresKompres atau mandi dengan air panas bisa membantu mangatasi kram. Namun, cara ini tidak dianjurkan bagi penderita diabetes atau cedera saraf tulang belakang. Selain itu, mengombinasikan kompres hangat dengan kompres dingin juga dapat membantu meringankan kaki kram. 4. Minum air putihMinumlah air putih atau minuman yang mengandung elektrolit untuk mengisi cairan tubuh. Cara ini mungkin membutuhkan waktu yang relatif lebih lama, namun bisa mencegah terjadinya kram lebih lanjut. 5. Konsumsi makanan kaya magnesiumBila Anda sering mengalami kram kaki yang tidak terkait dengan kondisi kesehatan lainnya, Anda bisa mengonsumsi makanan seperti kacang-kacangan dan biji-bijian yang kaya akan magnesium. Bila perlu, Anda bisa mengonsumsi suplemen magnesium. Namun untuk ibu hamil, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter apabila ingin mengonsumsi suplemen ini. 6. Gunakan obat-obatan pereda sakitAnda bisa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, seperti paracetamol atau gel penghilang nyeri, sesuai petunjuk penggunaan. Untuk mencegah kram datang lagi, cobalah untuk sesekali melakukan pijatan pada bagian tubuh yang sering kram, melakukan pemanasan sebelum berolahraga, mencukupi kebutuhan air putih dan mineral seperti kalsium, magnesium, dan lainnya. Selain itu, pakailah alas kaki yang layak dan nyaman untuk bergerak. Jika keluhan kaki kram sering muncul tanpa diketahui pasti penyebabnya, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai. |