Suara.com - Keanekaragaman dapat didefinisikan sebagai orang-orang yang datang bersama-sama dari berbagai ras, kebangsaan, agama dan jenis kelamin untuk membentuk suatu kelompok, organisasi atau komunitas. Adapun manfaat keragaman adalah sebagai berikut. Diketahui, organisasi yang beragam adalah organisasi yang menghargai perbedaan orang. Ini adalah salah satu yang mengakui bahwa orang-orang dengan latar belakang, keterampilan, sikap dan pengalaman yang berbeda membawa ide dan persepsi segar. Lantas, manfaat keragaman adalah? Berbagai organisasi mendorong dan memanfaatkan perbedaan ini untuk membuat layanan mereka relevan dan mudah didekati. Berbagai organisasi memanfaatkan jangkauan pandangan dan pengalaman seluas mungkin sehingga dapat mendengarkan dan memenuhi perubahan kebutuhan penggunanya. Dorongan keragaman bermanfaat bagi masyarakat. Baca Juga: Omricon Masuk Indonesia, Nasib Ekonomi Di Ujung Tahun Bagaimana? Manfaat Keragaman Adapun manfaat keragaman adalah sebagai berikut yang dilansir dari berbagai sumber. Simak baik-baik ya!
Keberagaman dapat menimbulkan rasa ingin tahu. Dengan mengenal orang dan budaya yang berbeda, seseorang mungkin ingin belajar lebih banyak tentang kelompok tertentu yang dapat memberi mereka wawasan tentang bagaimana dan mengapa sesuatu bekerja seperti yang mereka lakukan. Selain itu, keragaman juga mungkin bisa menjadi salah satu cara untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Nah, demikian informasi mengenai manfaat keragaman yang menarik untuk diketahui. Semoga bermanfaat. Baca Juga: Bantu Evakuasi Kapal Karam di Johor, Bakamla kerahkan KN Belut Kontributor : Ulil Azmi
Ilustrasi pengetahuan yang sudah diketahui dan pengetahuan baru yang didapat dalam teks /Pixabay.com/DariuszSankowski/ KabarLumajang.com - Berikut ini pengetahuan yang sudah diketahui dan pengetahuan baru yang didapat dalam teks "Suku Bangsa di Indonesia" pada kunci jawaban tema 7 kelas 4 SD MI halaman 18. Pengetahuan-pengetahuan apa yang kalian dapatkan dari teks tersebut? Bedakan pengetahuan yang sudah kalian ketahui sebelum membaca teks dan pengetahuan baru yang kalian dapatkan setelah membaca teks. Pembahasan kunci jawaban berikut akan membahas soal diatas, dalam subtema 1 Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku. Baca Juga: Contoh Pemanfaatan Gaya Otot dalam Kehidupan Sehari-hari, Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 4 SD MI Halaman 16 >Tugas tersebut diambil dari Buku Tematik Terpadu kurikulum 2013 edisi revisi 2017 terbitan Kemendikbud, tema 7 berjudul Indahnya Keragaman di Negeriku. Sebelum membaca ulasan berikut, sebaiknya kalian mencoba untuk mengerjakannya terlebih dahulu. Pembahasan kunci jawaban berikut dapat digunakan orang tua untuk mendampingi putra putrinya dalam belajar. Dikutip KabarLumajang.com dari narasumber alumni FKIP Universitas Muhammadiyah Jember, Dwi Nofitasari S.Pd, berikut pembahasan selengkapnya. Kelompok etnik, etnis atau suku bangsa (sering disingkat sebagai suku) adalah suatu golongan atau kelompok manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama.[1] Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3] Menurut pertemuan internasional tentang tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini adalah sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun definisi ini sering kali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, menganggap etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompok.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompok suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang dianggap menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada dasarnya adalah temuan yang relatif baru.[5] Anggota suatu suku bangsa pada umumnya ditentukan menurut garis keturunan ayah (patrilinial) seperti etnis Batak,[6] menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti etnis Minangkabau,[7] atau menurut keduanya seperti etnis Jawa. Ada pula yang ditentukan menurut agamanya, sebutan "Melayu" di Malaysia sebagai contohnya; merujuk kepada seluruh warga negara yang menganut agama Islam terlepas apapun itu identitas etnis atau suku bangsa aslinya,[8] sebutan "Serani" bagi yang beragama Kristen,[9] komunitas Muslim di Bosnia, Moro (atau Bangsa Moro) di Filipina Selatan,[10] dan lain sebagainya.
Terdapat suku bangsa berdasarkan percampuran ras seperti orang Peranakan (sebutan yang umumnya merujuk kepada campuran etnis Jawa dengan kaum Tionghoa), orang Indo (sebutan untuk campuran kaum Eropa dengan bangsa Indonesia), orang Mestizo (sebutan untuk campuran Hispanik dengan pribumi), orang Mulato (campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid), orang Eurasia, dan lain sebagainya.
|