Bagaimana perhitungan rencana anggaran biaya pada suatu pekerjaan konstruksi

Dalam penyusunan anggaran biaya suatu rancangan bangunan biasanya dilakukan 2 (dua) tahapan yaitu : Estimasi Biaya Kasar, yaitu penaksiran...

Dalam penyusunan anggaran biaya suatu rancangan bangunan biasanya dilakukan 2 (dua) tahapan yaitu :
  • Estimasi Biaya Kasar, yaitu penaksiran biaya secara global dan menyeluruh yang dilakukan sebelum rancangan bangunan dibuat.
  • Perhitungan Anggaran Biaya, yaitu penghitungan biaya secara detail dan terinci dsesuai dengan perencanaan yang ada.
Tahapan Estimasi Biaya

Penaksiran anggaran biaya yang dilakukan adalah melakukan proses perhitungan volume bangunan yang akan dibuat, harga  satuan standar dari tipe bangunan dan kualitas finishing bangunan yang akan dikerjakan.
Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya rancangan bangunan, maka jumlah biaya yang diperoleh adalah taksiran kasar biaya bukan biaya sebenarnya atau actual, sebagai contoh:

  • Jenis bangunan dengan standar bangunan kelas A, maka harga satuan standarnya adalah @ Rp 1.500.000,-/m2, Luas bangunan 100 m2, maka asumsi biaya yang dibuat adalah : luas bangunan dikalikan dengan harga satuan standar, yaitu: 100 x @Rp 1.500.000,-/m2 = Rp 150.000.000,-
Tahapan Perhitungan Anggaran Biaya

Perhitungan anggaran terperinci dilakukan dengan cara menghitung volume dan harga-harga dari seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan, agar nilai bangunan dapat dipertanggung jawabkan  secara benar dan optimal. Cara penghitungan yang benar adalah dengan menyusun semua komponen pekerjaan mulai dari tahapan awal pembangunan (Pekerjaan persiapan) sampai dengan tahapan penyelesaian pekerjaan (Pekerjaan Finishing), contoh:

  1. Pekerjaan Persiapan terdiri dari: pembersihan lahan, cut and fill, pagar pengaman, mobilisasi dan demobilisasi.
  2. Pekerjaan Sipil, terdiri dari pondasi, sloof, kolom, dinding dan rangka penutup atap.
  3. Pekerjaan finishing, terdiri dari lantai, dinding, plafond dan penutup atap.
  4. Pekerjaan Instalasi Mekanikal, Elektrikan dan Plumbing, terdiri dari jaringan listrik, telepon, tata suara, tata udara, air bersih dan air kotor.
  5. Pekerjan luar/halaman, terdiri dari perkerasan jalan, jalan setapak, pagar halaman dan taman.
Cara penghitungan setiap item pekerjaan tersebut di atas biasanya dibuat berdasarkan jenis material dan komponen pekerjaan, misal:
  1. Komponen beton, cara penghitungannya dilakukan dengan membuat perhitungan volume secara satuan isi (m3), dikalikan dengan harga satuan per m3 yang disusun berdasarkan analisa penggunaan material per m3 @ Rp m3)
  2. Komponen material lantai, dinding dan plafond dilakukan dengan menghitung luasan area yang ada (m2) dikalikan dengan harga satuan per m2 yang disusun berdasarkan analisa penggunaan bahan per m2 ( @ Rp/m2)
  3. Komponen material pekerjaan finishing seperti tali air, talang air, jaringan pipa dan pengkabelan dilakukan dengan menghitung panjang bahan yang dipakai (m1) dikalikan dengan harga satuan material perm1 (@ Rp/m1)
  4. Komponen material besar seperti daun pintu, jendela dan peralatan dilakukan dengan menghitung jumlah material yang dipakai (unit) dikalikan dengan harga satuan material per-unitnya (@ Rp/unit), bisa juga dengan perhitungan volume secara detail, yaitu : kusen (m3), daun pintu (m2), kaca (m2), daun jendela (m2), perlengkapan lainnya (bh). termasuk finishing.
  5. Komponen material yang sulit dihitung tetapi harus dikerjaan dilakukan dengan menentukan status lumpsum (ls), artinya untuk pekerjaan itu nilai besaran ditentukan berdasarkan cakupan pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan yang dikekendaki oleh perancang, biasanya komponen ini tidak ada harga satuannya tetapi langsung menyebutkan nilai total dari komponen pekerjaan tersebut.
  6. Usahakanlah untuk menghitung secara detail karena akan lebih akurat dan cenderung hemat.
Penghitungan  anggaran biaya pada umumnya dibuat berdasarkan 5 hal pokok, yaitu:
  1. Taksiran biaya bahan-bahan. Harga bahan-bahan yang dipakai biasanya harga bahan-bahan di tempat pekerjaan, jadi sudah termasuk biaya transportasi atau angkutan, biaya bongkar muat.
  2. Taksiran biaya pekerja. Biaya pekerja sangat dipengaruhi oleh: panjangnya jam kerja, keadaan tempat pekerjaan, ketrampilan dan keahlian pekerja yang bersangkutan terutama dalam hal upah pekerja.
  3. Taksiran biaya peralatan. Biaya peralatan yang diperlukan untuk suatu jenis konstruksi haruslah termasuk didalamnya biaya pembuatan bangunan-bangunan sementara (bedeng), mesin-mesin, dan alat-alat tangan (tools).
  4. Taksiran biaya tak terduga atau overhead cost. Biaya tak terduga biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu: biaya tak terduga umum dan biaya tak terduga proyek.
  5. Taksiran keuntungan atau profit. Biaya keuntungan untuk pemborong atau kontraktor dinyatakan dengan prosentase dari jumlah biaya total yang berkisar antara 8-15%.
Uraian di atas adalah sedikit dari Tahapan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi. Semoga bisa bermanfaat...!!! Silakan isi kolom  komentar untuk menyampaikan pendapat kamu agar isi blog ini makin berbobot.

Terimakasih ....

Mempunyai rumah merupakan impian bagi semua orang, apalagi ketika rumah itu dibangun dengan menggunakan konsep sendiri. Namun kenaikan BBM berdampak pada sektor perumahan sehingga harga material bangunan juga ikut naik, ditambah lagi dengan jasa bangunan yang kurang jujur sehingga cenderung melambungkan haraga, maka dari kondisi tersebut kita sebagai teknik sipil harus bisa memperhitungkan berapa biaya yang akan dihabiskan untuk membangun suatu rumah, orang teknik sipil dituntut mampu mengetahui dan menghitung hal tersebut, tidak hanya untuk rumah sendiri tetapi juga ketika bekerja pada suatu perusahaan, karena ini merupajan bagian dari deskripsi pekerjaanya.


Definisi Rencana Anggaran Biaya (RAB)

RAB adalah perhitungan rincian biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam proyek konstruksi, sehingga diperoleh estimasi biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Sedangkan definisi rencana anggaran biaya (RAB) menurut para ahli akan dijelaskan sebagai berikut:

1)  J. A. Mukomoko

Dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan (proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.

2)  Bachtiar Ibrahim

Dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost,1993, yang dimaksud Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyekadalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.

3)  Menurut Sugeng Djojowirono

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.

Komponen Pembentuk Rencana anggaran Biaya (RAB)

Untuk menentukan biaya yang diperlukan pada suatu proyek perlu mengetahui komponen – komponen pembentuk biaya tersebut yang terdiri atas:

1)  Biaya Material dan Bahan

Material adalah seluruh bahan yang digunakan dalam proyek yang pada akhirnya merupakan bagian dari akhir proyek. Biaya material diperoleh berdasarkan harga satuan yang dikalikan dengan besarnya volume pekerjaan. Bila data kuantitas diperoleh dari gambar, maka data kualitas diperoleh dari spesifikasi. Umumnya harga tersebut berasal dari produsen maupun distributor.

2)  Biaya Upah

Biaya upah buruh terdiri dari upah langsung dan upah tidak langsung. Upah langsung merupakan upah yang dibayarkan kepada buruh pada tiap periode tertentu. Upah tidak langsung meliputi asuransi dan berbagai macam tunjangan.

Untuk menentukan upah buruh dapat dihitung dengan menentukan banyak pekerja berdasarkan volume pekerjaan dan produktivitas buruh. Upah buruh dapat ditentukan berdasarkan pengalaman/proyek terdahulu dengan berbagai penyesuaian, sehingga bisa dihitung total biaya upah.

3)  Biaya Peralatan

Penentuan jumlah dan jenis alat disesuaikan dengan volume pekerjaan dan kondisi lapangan. Biaya dapat berupa biaya kepemilikan, biaya bahan bakar, dan biaya perawatan.

Jenis Rencana Anggaran Biaya (RAB)

1)  Umum

Secara Umum berikut ini jenis-jenis anggaran biaya dalam mengelola usaha:

a)  Anggaran biaya untuk pengenalan produk baru dengan menambah dan menggunakan mesin-mesin dan peralatan baru

b)  Anggaran biaya untuk penggantian mesin-mesin dan peralatan baru

c)   Anggran biaya untuk perluasan produk dengan menambah kapasitas mesin-mesin dan peralatan yang dibutuhkan perusahaan

d)  Anggaran biaya untuk memperluas gedung kantor, toko, pabrik, gudang dll

2)  Proyek Konstruksi

Tampilan RAB
Rencana Anggaran Biaya dibagi dalam 4 jenis jika dilihat berdasarkan pada proses perkembangan proyek dari mulai gagasan sampai proyek diserahkan dari kontraktor ke owner. Berikut dijelaskan dibawah ini:


a)  Rencana Anggaran Biaya Detail (Kontraktor)

Anggaran Biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain konsultan perencana seperti gambar bestek dan rencana kerja dan syarat (RKS), dalam pengerjaan pembuatannya lebih terperinci, teliti dan menyeluruh karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan seperti melihat medan pekerjaan di lapangan dan mempertimbangkan metode - metode pelaksanaan. Rencana Anggaran Biaya ini kemudian dijabarkan dalam bentuk penawaran oleh kontraktor pada waktu pelelangan, dan menjadi harga yang pasti (fixed price) bagi pemilik setelah salah satu rekanan ditunjuk sebagi pemenang dan Surat Perjanjian Kerja (SPK) telah ditanda tangani.

b)  Rencana Anggaran Biaya Taksiran (Owner)

Rencana Anggaran Biaya dibutuhkan oleh pemilik untuk memutuskan akan

melaksanakan ide / gagasan untuk membangunan proyek atau tidak biasanya masih dibantu dengan Studi Kelayakan Proyek. Rencana Anggaran Biaya kasar ini juga dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti.

c)  Rencana Anggaran Biaya Pendahuluan (Konsultan Perencana)

Bisa disebut juga sebagai rencanan anggaran biaya pendahuluan, perhitungan anggaran Biaya ini dilakukan setelah gambar rencana (desain) selesai dibuat oleh konsultan Perencana. Perhitungan anggaran biaya ini lebih teliti dan cermat sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya ini didasarkan pada:

-    Harga Satuan Pekerjaan

Dihitung dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan

analisa BOW.

-    Gambar Bestek

Gunanya untuk menentukan / menghitung besarnya volume masing – masing

pekerjaan.

-    Bestek atau Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

Gunanya untuk menetukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.

d)  Anggaran Biaya Sesungguhnya (Real Cost)

Bagi pemilik fixed price yang tercantum dalam kontrak adalah yang terakhir, kecuali dalam pelaksanaan terjadi tambah dan kurang (meer & minder werk). Bagi kontraktor nilai tersebut adalah penerimaan yang fixed, sedangkan pengeluaran yang sesungguhnya (Real cost) yaitu segala yang kontraktor keluarkan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Besarnya real cost tersebut hanya diketahui oleh kontraktor sendiri. Penerimaan di atas dikurangi Real Cost adalah laba diperoleh oleh kontraktor.

Baca: Langkah Membuat Dan Cara Menghitung RAB

Peran Rencanan Anggaran Biaya (RAB)

1)  Secara Umum

Tanpa adanya RAB, sangat mungkin terjadi pembengkakan biaya dikarenakan pembelian bahan bangunan yang tidak sesuai dengan volume pekerjaan, upah pekerja yang tidak terkontrol, pengadaan peralatan yang tidak tepat, dan berbagai dampak negatif lainnya. Peran rencanan anggaran biaaya (RAB) secara umum adalah:

a)  Sebagia Alat Koordinasi,

Peran RAB sebagai alat koordinasi ialah pada saat melaksanakan program kegiatan tentunya harus memperlihatkan berbagai fungsi atau bagian yang ada dalam perusahaan.

b)  Sebagai Pedoman Perencanaan

Contoh sederhanan misalnya digunakan sebagai pedoman untuk penyusunan program kegiatan perusahaan.

c)  Sebagai Alat Pengendalian

Dikatakan sebagai alat pengendalian misalnya saat pengevaluasiann hasil pelaksanaan program kegiatan atau pekerjaan dalam perusahaan dengan standar yang telah ditentukan.

2)  Peran Pada Proyek Konstruksi

Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya mempunyai fungsi dengan spectrum yang amat luas yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti: material, tenaga kerja, pelayanan, maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun untuk masing-masing organisasi peserta proyek mempunyai penekanannya yang berbeda-beda/ fungsi estimasi

antara lai sebagai berikut:

a)  Bagi kontraktor

Merupakan angka finansial yang diajukan dalam proses lelang gunan memperoleh pekerjaan dan memperhitungkan keuntungan, dimana angka tersebut tergantung kepada seberapa kecakapanya dalam membuat perkiraan biaya. Bila penawaran yang diajukan didalam proses lelang terlalu tinggi, kemunngkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalamai kekalahan dalam lelang. Sebaiknya, bila mememnangkan lelang dengan harga yang terlalu rendah akan mengalami kesulitan di belakang hari. Harga yang diajukan oleh kontraktor ini disebut dengan estimasi Engineering

b)  Bagi Konsultan

Merupakan angka yang diajukan kepada pemilik proyek (Ouwner) sebagai usulan biaya yang terbaik untuk berbagai keguanaan sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat ketelitian tertentu, kredibilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka-angka yang diusulkan. Harga estimasi yang diajukan oleh konsultan disebut dengan Bill of Quantity (BQ).

c)  Bagi Owner

Merupakan angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya yang akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan suatu investasi. Secara praktis di lapangan disebut dengan Ouwner Estimation (OE).

Manfaaat Rencana Anggaran Biaya

RAB berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek, mulai dari pemilihan kontraktor yang sesuai, pembelian bahan bangunan, sampai pengawasan proyek agar berjalan sesuai dengan rancangan dan kesepakatan awal Anda dengan kontraktor.

Dengan membuat RAB, biaya pekerjaan proyek bangun atau renovasi akan menjadi lebih jelas dan terperinci. RAB juga dapat membantu memilih bahan bangunan yang cocok untuk proyek. Untuk itu, pastikan sudah membuat RAB sebelum memulai pekerjaan proyek.

a)  Untuk perbandingan secara berkala antara hasil nyata yang telah tercapai dengan target.

b)  Untuk menetapkan tujuan khusus oprasional usaha dimasa yang akan dating.

c)   Untuk menetapkan gambaran taksiran biaya usaha.

d)  Untk menetapkan pengawasan terhadap semua kegiatan usaha.

e)  Untuk menetakan suatu rencana biaya dalam pengelolaan usaha.

f)   Unuk mengadakan koordinasi semua jenis pekerjaan dalam usaha atau bisnis.

g)  Untuk pemeriksaan maju mundurnya kegiatan usaha.

h)  Untuk pemberian tuga kepada bagia para pelaksana dalam usaha.

Faktor Yang Mempengaruhi Perhitungan Rencanan Anggaran Biaya (RAB)

1)  Desain ekonomi

Bilamana terjadi perubahan desain seperti misalnya perubahan bentuk, tinggi, ukuran dan sebagainya, maka beberapa penyesuaian terhadap tariff yang dipakai dalam estimasi pendekatan pasti dilakukan. Keadaan tapak bangunan dapat juga mempengaruhi desain dan cara membangun bangunan tersebut.

2)  Kondisi Pasar

Ketika menyiapkan estimasi, tariff dan harga yang dipakai biasanya akan diperoleh dari proyek - proyek sebelumnya atau data biaya histories. Akan tetapi estimasi pendekatan merupakan perkiraan harga tender pada waktu tertentu di masa mendatang. Karenanya sangatlah perlu untuk memperbaruhi harga - harga tersebut denagn menggunakan indeks harga tender sehingga sesuai dengan tingkat harga sekarang. Selain itu perlu pula untuk memasukkan peningkatan biaya buruh dan material yang telah diumumkan tetapi belum dilaksanakan. Kelonggaran juga pasti diberikan untuk memperhitungkan perubahan kondisi kontrak, tipe ouwner, tersedianya buruh, beban kerja dan sebagainya serta naik turunnya dunia industri.

3)  Sarana Teknis

Masalah ini menimbulkan suatu peningkatan proporsi proyek bangunan. Pentingnya biaya ini menghendaki agar peninjauanya terpisah dari komponen biaya bangunan lainnya. Pada rencana proyek yang besar, Quantity Surveyor ahli pasti dipakai untuk memberikan pedoman terutama pada tahap estimasi perkiraan. Sebagai contoh penyediaan alat pendingin udara (AC) dapat meningkatkan biaya proyek yang cukup besar.

4)  Pertimbangan Kualitas

Tariff dari proyek lama adalah ditetapkan berdasarkan standart kualitas tertentu. Jika standart ini akan dinaikkan atau diturunkan maka diperlukan adanya perubahan dalam tariff estimasi yang diajukan. Mungkin perlu pula mlakukan penyesuaian berdasarkan perkiraan atas peningkatan standart kualitas, dengan menunjukkan keseluruhan perubahan. Alternatifnya, penyesuaian ini dapat pula lebih tepat, misalnya dengan memilih kualitas lapisan luar dinding bata yang lebih baik, maka tariff estimasinya dapat disesuaikan lebih obyektif.

5)  Harga Dan Resiko Desain

Estimasi disusun berdasarkan kombinasi tiga factor yaitu: kualitas, kuantitas dan harga.dua hal pertama dari komponen ini menyangkut tentang desain, yang selalu mengalami perubahan hingga penanda tangan kontrak. Desain selanjutnya akan mempengaruhi metode konstruksi yang dipakai oleh kontraktor. Pada permulaan skema suatu desain akan digambarkan oleh sketsa denah dan elevasi, dan karena kebutuhan, sketsa-sketsa ini akan lebih diperinci selama proses desain. proses ini dapat berdampak penting terhadap biaya konstruksi. Resiko biaya yang berkaitan dengan desain akan lebih banyak terjadi pada tahap permulaan dari pada tahap tender. Oleh karenanya persentase yang lebih besar harus ditambahkan untuk menutup resiko desain pada tahap permulaan, dari pada dalam tahap selanjutnya selama proses desain terjadi.

6)  Pekerjaan Eksternal

Akibat sering terjadinya perbedaan yang cukup besar antara tapak-tapak bangunan, maka terdapat hubungan biaya antara elemen pekerjaan eksternal dengan bangunan sesungguhnya. Karenanya umumnya perlulah mencakup biaya-biaya ini sebagai komponen tersendiri dalam estimasi. Ukuran tapak atau lokasi dan pekerjaan yang harus dilaksanakan merupakan factor penting yang harus dipertimbangkan.

7)  Kealpaan

Usulan estimasi biaya harus secara jelas memperlihatkan apa saja yang telah dicakup, melaui spesifikasi, dan apa saja yang tidak tercakup. Ouwner mungkin dapat memaklumi atas pengasumsian bahwa estimasi satu juta telah mencakup semua pengeluarannya bagi proyek tersebut. Ia tampaknya kurang dapat memaklumi bila kemudian ia mengetahui bahwa beberapa kelompok pengeluarannya luput ditinjau. Contoh nyata dari kealpaan ini antara lain: fee professional dan ongkos-ongkos lain, VAT (Value Added Tax, pajak pertambahan nilai), biaya lahan, tagihan bunga, perabot kecil- kecil dan komponen-komponen peralatan khusus yang mungkin dibutuhkan untuk bengkel atau laboratorium.

Jadi dapat disimpulkan pada materi ini bahwa harga pada umumnya berbeda sesuai dengan jenis dan mutunya (termasuk sumber daya manusia). Selain itu, dipengaruhi oleh keadaan perekonomian nasional serta kebijaksanaan pemerintah. Dari sisi ekonomi harga dapat berfluktuasi sesuai dengan supply dan demand. Yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan kenaikkan biaya pada saat konstruksi.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA