Bagaimana orang Samaria jelaskan contohnya

Orang Yahudi tidak mau berbicara dengan orang Samaria karena mereka menganggap orang Samaria adalah orang kafir. Allah menciptakan manusia untuk hidup bersama dengan orang lain karena manusia tidak dapat hidup sendirian.

orang Samaria beragama apa?

Menurut Pater Groenen, orang Samaria mendiami daerah Samaria merupakan campuran orang Yahudi dengan bangsa-bangsa lain. Mereka menganut suatu agama yang berdekatan dengan agama Yahudi. Namun demikian agama mereka cukup menyimpang. Mereka memuja satu Allah yang Maha Esa, seperti orang-orang Yahudi.

Apakah orang Israel sama dengan orang Yahudi?

Setelah berabad-abad turunan Yahudi berkembang menjadi bagian yang dominan dan mayoritas dari Bangsa Israel, sehingga sebutan Yahudi tidak hanya mengacu kepada orang-orang dari turunan Yahuda, tetapi mengacu kepada segenap turunan dari Israel (Yakub).

Mengapa orang Samaria mau menolong orang yang dirampok?

Jawaban: Alasan mengapa orang Samaria menolong orang Yahudi ialah karena orang samaria murah hati kepada siapa pun meski orang yang tidak dikenal.

Mengapa pemungut cukai tidak disukai oleh orang Yahudi brainly?

1.ditariknya pajak dibenci oleh rakyat sebab memberatkan mereka. 2.cara yg digunakan para pemungut sangat kejam dan tidak adil. 3.pemungut cukai menarik pajak untuk pemerintah Romawi yang dianggap musuh oleh rakyat.

Apa pesan dari Injil Yohanes 4 1 42?

Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

Kaum Farisi adalah pemimpin spiritual Yahudi yang berkembang pada masa Bait Allah ke-2, sekitar abad ke 2 SM. Menurut para ahli, kaum Farisi adalah perkembangan dari kelompok Hasidim. Kelompok Hasidim adalah kelompok yang menganggap diri mereka sebagai orang beragama yang saleh.

Dimana itu Yudea?

Yudea (bahasa Inggris: Judea, Judæa, dari bahasa Ibrani: יהודה‎, Standard Yəhuda Tiberian Yəhûḏāh, bahasa Yunani: Ἰουδαία, Ioudaía; bahasa Latin: IVDÆA, bahasa Arab: يهودا‎, Yahudia) adalah nama biblika, Romawi, dan modern dari bagian selatan Palestina yang bergunung-gunung.

Apa yg membedakan Bani Israel dgn Yahudi?

Dari keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Israel adalah nama negara yang sengaja mengambil nama dari nama keturunan Nabi Yakub as. Keturunan Nabi Yakub disebut Bani Israil, tetapi tidak semua keturunan Nabi Yakub adalah Yahudi. Sementara, kalau orang Yahudi sudah pasti dia keturunan Israil (Bani Israil).

Kenapa Orang Samaria dibenci?

non yahudi itu asyur bkn?

Dalam perumpamaan orang Samaria yang murah hati pesan apa yang dapat kita teladani?

Orang Samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 10:25-37. Perumpamaan ini menggambarkan cinta kasih yang tidak terbatas, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci sekalipun.

Apakah orang Samaria?

Siapakah orang Samaria itu? Orang Samaria menghuni negeri yang dulunya milik suku Efraim dan separuh dari suku Manasye. Samaria ialah ibu kota negeri tersebut, yang dulunya sebuah kota besar dan megah.

Apakah orang Samaria merupakan ras manusia terburuk?

Orang Yahudi menganggap orang Samaria sebagai ras manusia terburuk (Yoh 8:48) dan tidak mau berurusan dengan mereka (Yoh 4:9). Meskipun orang Yahudi dan Samaria saling membenci, Yesus menghancurkan penghalang di antara mereka. Yesus mengajarkan injil damai sejahtera kepada orang Samaria (Yoh 4:6-26).

Siapa orang Samaria yang berasal dari Kerajaan Yehuda?

Orang-orang Samaria kemudian dianggap sebagai hasil asimilasi antara orang-orang Israel dengan penduduk bangsa lain yang ditaruh di sana. Pada saat orang-orang Yahudi yang berasal dari Kerajaan Yehuda kembali dari Pembuangan, mereka mulai merumuskan kembali identitas Yahudi dan disertai pelbagai peraturan keagamaan.

Apakah orang Israel tinggal di Samaria?

Orang-orang Israel yg tinggal di Samaria menjadi inti masyarakat baru itu, dan walaupun berbagai kultus diperkenalkan, mereka dapat menjamin kelangsungan ibadah kepada Yahweh. Hubungan dekat dengan Yehuda sebelum dan sesudah kejatuhan Yerusalem pada 586 sM tetap dipertahankan (bnd 2 Taw 30:1 dab, 2 Raj 23:19, 20; Yer 41:4 dab).

Jawaban:

Orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Yahudi. Karena itu, si korban dalam kisah Yesus ini sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya, tetapi dari ketiga orang yang melihatnya, justru orang inilah yang turun tangan dan bersedia menolongnya.

Frase "orang Samaria yang murah hati" menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang yang bersedia menolong orang lain - bahkan yang tidak dikenal sekalipun - tanpa pamrih.

Semoga membantu

Maaf kalau salah

94 kelas IV SD

2. Pesan Kitab Suci tentang Cinta pada Sesama Orang Samaria yang Murah Hati

Luk 10:25-37 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Ta u r a t untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?”Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun- penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Sumber: Dok. Kemdikbud 95 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian” Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini • Menurut kisah tersebut, apa yang harus diperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal? • Mengapa imam dan orang Lewi tidak disebut sebagai sesama? • Mengapa Orang Samaria disebut sesama bagi orang yang dirampok? • Bagaimana sikap kita terhadap sesama kita selama ini? • Apa yang dapat kita lakukan sehingga kita pantas disebut sebagai sesama bagi semua orang? 96 kelas IV SD • Cinta kasih merupakan hukum yang terutama. Hal itu merupakan isi hukum Taurat, sebagaimana dikatakan oleh ahli Taurat dalam percakapan dengan Yesus. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Luk 10: 27. Itu merupakan satu cara untuk memperoleh hidup yang kekal. • Ahli Taurat bertanya mengenai siapakah sesama manusia? Hal ini didasarkan pada pandangan Yahudi bahwa sesama adalah mereka yang sama-sama menjunjung adat istiadat Yahudi. Dia berharap Yesus memberi jawaban yang keliru, sehingga dapat dilaporkan kepada ahli Taurat lainnya dan ditangkap. Tetapi dengan mengisahkan orang Samaria yang murah hati, pertanyaan tersebut dijawab oleh dirinya sendiri. Sesama adalah orang yang telah menunjukkan belas kasihan. • Yesus mengajak ahli Taurat tersebut untuk menemukan pola yang baru, yaitu pola cinta kasih. Di dalam pola ini, sesama lebih luas dari sekedar mereka yang memegang adat istiadat dan agama, sesama adalah semua orang tanpa memandang agama, adat istiadat, suku bangsa atau status sosial lainnya. • Kesamaan sebagai manusia di hadapan Tuhan, menjadi dasar utama bagi kepedulian serta berbagi cinta kasih. Rangkuman 97 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Yesus menekankan sikap baru dalam memahami firman kelima “Jangan membunuh”. Pemahaman baru ini kembali menempatkan cinta kasih sebagai hukum utama. Membunuh dapat diartikan sebagai membuang sesama dari persaudaraan, dengan menghilangkan nyawanya, menyebut sesama sebagai kair atau juga dengan membencinya. Bagi murid-murid Yesus, yang utama bukan tindakan tidak membunuh, tetapi mengasihi sesama sebagai saudara. Dengan mengasihi sesama, kita menghormati hidup dan melestarikan kehidupan. Karena “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?” Mat 5:46-47.

C. Menghormati Hidup

Bagi orang Kristen, kisah orang samaria yang baik hati sudah cukup familiar. Orang samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan Yesus kepada murid-muridnya. Perumpamaan ini menggambarkan sebuah cinta kasih, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci kita sekalipun. Cerita orang samaria yang murah hati harus dimaknai secara terus-menerus oleh umat Kristen sebab itu adalah salah satu dasar agama Kristen yaitu : cinta kasih.

Pertama kalinya, Yesus mengisahkan cerita ini kepada seorang ahli taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuat untuk mendapatkan hidup yang kekal dan tentang siapa itu sesama manusia. Maka saat itu Yesus menjawabnya sambil bercerita "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho ;ia jatuh ketangan penyamun-penyamun ,yang bukan saja merampokknya habis-habisan,tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu;ia melihat orang itu tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

Demikian juga seorang Lewi, datang ketempat itu,ketika ia melihat orang itu ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan, ketempat itu;dan ketika ia melihat orang itu,tergerakklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,sesudah itu ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu keatas keledai tungganganya sendiri lalu membawanya ketempat penginapan dan merawatnya.Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,katanya;rawatlah dia,dan jikalau kau belanjakan lebih dari ini,aku akan menggantinya waktu aku kembali. Siapakah diantara ketiga orang ini menurut pendapatmu adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ketangan penyamun itu ? Jawab orang itu : Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.Kata Yesus kepadanya,pergilah dan perbuatlah demikian.!"

Apa yang sudah dilakukan orang samaria dalam cerita sebetulnya kurang masuk akal. Sebab, orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Jahudi. Karena itu, si korban dalam kisah tersebut sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya. Namun, dari ketiga orang yang sudah melihatnya, justru orang Samaria itulah yang bersedia menolongnya.

Frase “orang samaria yang murah hati” kemudian menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang yang bersedia menolong orang lain, bahkan yang tidak dikenalnya sekalipun.Tetapi diluar itu semua, selain pesan untuk senantiasa berbuat baik, ada pelajaran penting yang dapat diambil dan konstektual dengan masa kekinian. Ada beberapa poin penting yang dapat menjadi pelajaran seiring berubahnya jaman,dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang terus berkembang. Beberapa poin yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Bahwa Memahami Sebuah Kebenaran, Belum Tentu Bersedia Melakukan Kebenaran Itu.

Berdasarkan percakapan yang tercatat dalam kitab Lukas, semua orang tahu dan yakin bahwa Sang ahli taurat sangat paham dan menguasai isi kitab suci. Sang ahli taurat terbukti dengan lancar bisa mengutip dengan benar hukum yang utama, yang merangkum hukum-hukum yang lainya. Tetapi ketika dia diminta menerapkan apa yang diketahuinya dia kemudian berkelit. Sambil berkata “Siapakah sesama
manusia ? katanya, untuk membenarkan diri [ayat 29].

Dalam kehidupan sehari-hari,bisa jadi seseorang sudah mendengar bahkan memahami kebenaran itu. Dan mungkin saja sudah mendengarnya secara berulang. Namun pada prakteknya tidak pernah melakukanya. Yang terjadi adalah selalu berkelit dan mencari pembenaran. Kebenaran yang dimaksud tidak saja hanya yang berasal dari Alkitab. Tetapi juga kebenaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekali yang terjadi adalah piawai dalam menjelaskan kebenaran itu, tapi miskin implementasi. Sebab, memahami sesuatu belum tentu bersedia melakukanya.

2. Mulut Berbicara Kebenaran, Tidak Menjamin Seseorang Berhati Benar

Sisi yang cukup menarik dari kisah ini adalah ;bahwa kisah samaria yang murah hati merupakan sebuah perumpamaan untuk menjawab pertanyaan tidak tulus dan terkesan menjebak dari seorang ahli taurat. Sebetulnya, Sang alhi taurat tidak dengan sungguh-sungguh ingin mengetahui jawaban dari pertanyaanya. Tetapi hanya mencoba menjebak Yesus. Yang terjadi berdasarkan cerita itu adalah, Yesus menjawab dengan menceritakan sebuah kisah tentang orang samaria yang murah hati. Didalam catatan Lukas sebelumnya, Ahli-ahli taurat dan orang Farisi memang bermaksud mencari-cari kesalahan Yesus.

Dalam kehidupan saat ini, sering kita jumpai terjadi diskusi-diskusi didasarkan pada motivasi yang keliru. Diskusi terselenggara bukan untuk mencari jawaban tentang sebuah kebenaran, tetapi lebih kepada memuaskan hasrat intelektual,pencitraan atau bahkan, hanya ingin menjebak lawan bicara. Sebenarnya kejadian seperti ini sudah menjadi rahasia umum. Biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menganggap dirinya pintar karena gelar akademik. Menganggap pintar karena berteman dengan orang-orang besar seperti pejabat dan lain sebagainya. Kisah orang samaria yang murah hati harus dijadikan pelajaran bahwa, segala sesuatu harus dilakukan dengan niat yang tulus. Dalam poin ini, hati dan pikiran [otak] diharapkan untuk selalu berkolaborasi.

Page 2

Bagi orang Kristen, kisah orang samaria yang baik hati sudah cukup familiar. Orang samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan Yesus kepada murid-muridnya. Perumpamaan ini menggambarkan sebuah cinta kasih, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci kita sekalipun. Cerita orang samaria yang murah hati harus dimaknai secara terus-menerus oleh umat Kristen sebab itu adalah salah satu dasar agama Kristen yaitu : cinta kasih.

Pertama kalinya, Yesus mengisahkan cerita ini kepada seorang ahli taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuat untuk mendapatkan hidup yang kekal dan tentang siapa itu sesama manusia. Maka saat itu Yesus menjawabnya sambil bercerita "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho ;ia jatuh ketangan penyamun-penyamun ,yang bukan saja merampokknya habis-habisan,tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu;ia melihat orang itu tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

Demikian juga seorang Lewi, datang ketempat itu,ketika ia melihat orang itu ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan, ketempat itu;dan ketika ia melihat orang itu,tergerakklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,sesudah itu ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu keatas keledai tungganganya sendiri lalu membawanya ketempat penginapan dan merawatnya.Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,katanya;rawatlah dia,dan jikalau kau belanjakan lebih dari ini,aku akan menggantinya waktu aku kembali. Siapakah diantara ketiga orang ini menurut pendapatmu adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ketangan penyamun itu ? Jawab orang itu : Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.Kata Yesus kepadanya,pergilah dan perbuatlah demikian.!"

Apa yang sudah dilakukan orang samaria dalam cerita sebetulnya kurang masuk akal. Sebab, orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Jahudi. Karena itu, si korban dalam kisah tersebut sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya. Namun, dari ketiga orang yang sudah melihatnya, justru orang Samaria itulah yang bersedia menolongnya.

Frase “orang samaria yang murah hati” kemudian menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang yang bersedia menolong orang lain, bahkan yang tidak dikenalnya sekalipun.Tetapi diluar itu semua, selain pesan untuk senantiasa berbuat baik, ada pelajaran penting yang dapat diambil dan konstektual dengan masa kekinian. Ada beberapa poin penting yang dapat menjadi pelajaran seiring berubahnya jaman,dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang terus berkembang. Beberapa poin yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Bahwa Memahami Sebuah Kebenaran, Belum Tentu Bersedia Melakukan Kebenaran Itu.

Berdasarkan percakapan yang tercatat dalam kitab Lukas, semua orang tahu dan yakin bahwa Sang ahli taurat sangat paham dan menguasai isi kitab suci. Sang ahli taurat terbukti dengan lancar bisa mengutip dengan benar hukum yang utama, yang merangkum hukum-hukum yang lainya. Tetapi ketika dia diminta menerapkan apa yang diketahuinya dia kemudian berkelit. Sambil berkata “Siapakah sesama
manusia ? katanya, untuk membenarkan diri [ayat 29].

Dalam kehidupan sehari-hari,bisa jadi seseorang sudah mendengar bahkan memahami kebenaran itu. Dan mungkin saja sudah mendengarnya secara berulang. Namun pada prakteknya tidak pernah melakukanya. Yang terjadi adalah selalu berkelit dan mencari pembenaran. Kebenaran yang dimaksud tidak saja hanya yang berasal dari Alkitab. Tetapi juga kebenaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekali yang terjadi adalah piawai dalam menjelaskan kebenaran itu, tapi miskin implementasi. Sebab, memahami sesuatu belum tentu bersedia melakukanya.

2. Mulut Berbicara Kebenaran, Tidak Menjamin Seseorang Berhati Benar

Sisi yang cukup menarik dari kisah ini adalah ;bahwa kisah samaria yang murah hati merupakan sebuah perumpamaan untuk menjawab pertanyaan tidak tulus dan terkesan menjebak dari seorang ahli taurat. Sebetulnya, Sang alhi taurat tidak dengan sungguh-sungguh ingin mengetahui jawaban dari pertanyaanya. Tetapi hanya mencoba menjebak Yesus. Yang terjadi berdasarkan cerita itu adalah, Yesus menjawab dengan menceritakan sebuah kisah tentang orang samaria yang murah hati. Didalam catatan Lukas sebelumnya, Ahli-ahli taurat dan orang Farisi memang bermaksud mencari-cari kesalahan Yesus.

Dalam kehidupan saat ini, sering kita jumpai terjadi diskusi-diskusi didasarkan pada motivasi yang keliru. Diskusi terselenggara bukan untuk mencari jawaban tentang sebuah kebenaran, tetapi lebih kepada memuaskan hasrat intelektual,pencitraan atau bahkan, hanya ingin menjebak lawan bicara. Sebenarnya kejadian seperti ini sudah menjadi rahasia umum. Biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menganggap dirinya pintar karena gelar akademik. Menganggap pintar karena berteman dengan orang-orang besar seperti pejabat dan lain sebagainya. Kisah orang samaria yang murah hati harus dijadikan pelajaran bahwa, segala sesuatu harus dilakukan dengan niat yang tulus. Dalam poin ini, hati dan pikiran [otak] diharapkan untuk selalu berkolaborasi.


Lihat Puisi Selengkapnya

Page 3

Bagi orang Kristen, kisah orang samaria yang baik hati sudah cukup familiar. Orang samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan Yesus kepada murid-muridnya. Perumpamaan ini menggambarkan sebuah cinta kasih, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci kita sekalipun. Cerita orang samaria yang murah hati harus dimaknai secara terus-menerus oleh umat Kristen sebab itu adalah salah satu dasar agama Kristen yaitu : cinta kasih.

Pertama kalinya, Yesus mengisahkan cerita ini kepada seorang ahli taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuat untuk mendapatkan hidup yang kekal dan tentang siapa itu sesama manusia. Maka saat itu Yesus menjawabnya sambil bercerita "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho ;ia jatuh ketangan penyamun-penyamun ,yang bukan saja merampokknya habis-habisan,tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu;ia melihat orang itu tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

Demikian juga seorang Lewi, datang ketempat itu,ketika ia melihat orang itu ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan, ketempat itu;dan ketika ia melihat orang itu,tergerakklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,sesudah itu ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu keatas keledai tungganganya sendiri lalu membawanya ketempat penginapan dan merawatnya.Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,katanya;rawatlah dia,dan jikalau kau belanjakan lebih dari ini,aku akan menggantinya waktu aku kembali. Siapakah diantara ketiga orang ini menurut pendapatmu adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ketangan penyamun itu ? Jawab orang itu : Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.Kata Yesus kepadanya,pergilah dan perbuatlah demikian.!"

Apa yang sudah dilakukan orang samaria dalam cerita sebetulnya kurang masuk akal. Sebab, orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Jahudi. Karena itu, si korban dalam kisah tersebut sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya. Namun, dari ketiga orang yang sudah melihatnya, justru orang Samaria itulah yang bersedia menolongnya.

Frase “orang samaria yang murah hati” kemudian menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang yang bersedia menolong orang lain, bahkan yang tidak dikenalnya sekalipun.Tetapi diluar itu semua, selain pesan untuk senantiasa berbuat baik, ada pelajaran penting yang dapat diambil dan konstektual dengan masa kekinian. Ada beberapa poin penting yang dapat menjadi pelajaran seiring berubahnya jaman,dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang terus berkembang. Beberapa poin yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Bahwa Memahami Sebuah Kebenaran, Belum Tentu Bersedia Melakukan Kebenaran Itu.

Berdasarkan percakapan yang tercatat dalam kitab Lukas, semua orang tahu dan yakin bahwa Sang ahli taurat sangat paham dan menguasai isi kitab suci. Sang ahli taurat terbukti dengan lancar bisa mengutip dengan benar hukum yang utama, yang merangkum hukum-hukum yang lainya. Tetapi ketika dia diminta menerapkan apa yang diketahuinya dia kemudian berkelit. Sambil berkata “Siapakah sesama
manusia ? katanya, untuk membenarkan diri [ayat 29].

Dalam kehidupan sehari-hari,bisa jadi seseorang sudah mendengar bahkan memahami kebenaran itu. Dan mungkin saja sudah mendengarnya secara berulang. Namun pada prakteknya tidak pernah melakukanya. Yang terjadi adalah selalu berkelit dan mencari pembenaran. Kebenaran yang dimaksud tidak saja hanya yang berasal dari Alkitab. Tetapi juga kebenaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekali yang terjadi adalah piawai dalam menjelaskan kebenaran itu, tapi miskin implementasi. Sebab, memahami sesuatu belum tentu bersedia melakukanya.

2. Mulut Berbicara Kebenaran, Tidak Menjamin Seseorang Berhati Benar

Sisi yang cukup menarik dari kisah ini adalah ;bahwa kisah samaria yang murah hati merupakan sebuah perumpamaan untuk menjawab pertanyaan tidak tulus dan terkesan menjebak dari seorang ahli taurat. Sebetulnya, Sang alhi taurat tidak dengan sungguh-sungguh ingin mengetahui jawaban dari pertanyaanya. Tetapi hanya mencoba menjebak Yesus. Yang terjadi berdasarkan cerita itu adalah, Yesus menjawab dengan menceritakan sebuah kisah tentang orang samaria yang murah hati. Didalam catatan Lukas sebelumnya, Ahli-ahli taurat dan orang Farisi memang bermaksud mencari-cari kesalahan Yesus.

Dalam kehidupan saat ini, sering kita jumpai terjadi diskusi-diskusi didasarkan pada motivasi yang keliru. Diskusi terselenggara bukan untuk mencari jawaban tentang sebuah kebenaran, tetapi lebih kepada memuaskan hasrat intelektual,pencitraan atau bahkan, hanya ingin menjebak lawan bicara. Sebenarnya kejadian seperti ini sudah menjadi rahasia umum. Biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menganggap dirinya pintar karena gelar akademik. Menganggap pintar karena berteman dengan orang-orang besar seperti pejabat dan lain sebagainya. Kisah orang samaria yang murah hati harus dijadikan pelajaran bahwa, segala sesuatu harus dilakukan dengan niat yang tulus. Dalam poin ini, hati dan pikiran [otak] diharapkan untuk selalu berkolaborasi.


Lihat Puisi Selengkapnya

Page 4

Bagi orang Kristen, kisah orang samaria yang baik hati sudah cukup familiar. Orang samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan Yesus kepada murid-muridnya. Perumpamaan ini menggambarkan sebuah cinta kasih, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci kita sekalipun. Cerita orang samaria yang murah hati harus dimaknai secara terus-menerus oleh umat Kristen sebab itu adalah salah satu dasar agama Kristen yaitu : cinta kasih.

Pertama kalinya, Yesus mengisahkan cerita ini kepada seorang ahli taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuat untuk mendapatkan hidup yang kekal dan tentang siapa itu sesama manusia. Maka saat itu Yesus menjawabnya sambil bercerita "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho ;ia jatuh ketangan penyamun-penyamun ,yang bukan saja merampokknya habis-habisan,tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu;ia melihat orang itu tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

Demikian juga seorang Lewi, datang ketempat itu,ketika ia melihat orang itu ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan, ketempat itu;dan ketika ia melihat orang itu,tergerakklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,sesudah itu ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu keatas keledai tungganganya sendiri lalu membawanya ketempat penginapan dan merawatnya.Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,katanya;rawatlah dia,dan jikalau kau belanjakan lebih dari ini,aku akan menggantinya waktu aku kembali. Siapakah diantara ketiga orang ini menurut pendapatmu adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ketangan penyamun itu ? Jawab orang itu : Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.Kata Yesus kepadanya,pergilah dan perbuatlah demikian.!"

Apa yang sudah dilakukan orang samaria dalam cerita sebetulnya kurang masuk akal. Sebab, orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Jahudi. Karena itu, si korban dalam kisah tersebut sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya. Namun, dari ketiga orang yang sudah melihatnya, justru orang Samaria itulah yang bersedia menolongnya.

Frase “orang samaria yang murah hati” kemudian menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang yang bersedia menolong orang lain, bahkan yang tidak dikenalnya sekalipun.Tetapi diluar itu semua, selain pesan untuk senantiasa berbuat baik, ada pelajaran penting yang dapat diambil dan konstektual dengan masa kekinian. Ada beberapa poin penting yang dapat menjadi pelajaran seiring berubahnya jaman,dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang terus berkembang. Beberapa poin yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Bahwa Memahami Sebuah Kebenaran, Belum Tentu Bersedia Melakukan Kebenaran Itu.

Berdasarkan percakapan yang tercatat dalam kitab Lukas, semua orang tahu dan yakin bahwa Sang ahli taurat sangat paham dan menguasai isi kitab suci. Sang ahli taurat terbukti dengan lancar bisa mengutip dengan benar hukum yang utama, yang merangkum hukum-hukum yang lainya. Tetapi ketika dia diminta menerapkan apa yang diketahuinya dia kemudian berkelit. Sambil berkata “Siapakah sesama
manusia ? katanya, untuk membenarkan diri [ayat 29].

Dalam kehidupan sehari-hari,bisa jadi seseorang sudah mendengar bahkan memahami kebenaran itu. Dan mungkin saja sudah mendengarnya secara berulang. Namun pada prakteknya tidak pernah melakukanya. Yang terjadi adalah selalu berkelit dan mencari pembenaran. Kebenaran yang dimaksud tidak saja hanya yang berasal dari Alkitab. Tetapi juga kebenaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekali yang terjadi adalah piawai dalam menjelaskan kebenaran itu, tapi miskin implementasi. Sebab, memahami sesuatu belum tentu bersedia melakukanya.

2. Mulut Berbicara Kebenaran, Tidak Menjamin Seseorang Berhati Benar

Sisi yang cukup menarik dari kisah ini adalah ;bahwa kisah samaria yang murah hati merupakan sebuah perumpamaan untuk menjawab pertanyaan tidak tulus dan terkesan menjebak dari seorang ahli taurat. Sebetulnya, Sang alhi taurat tidak dengan sungguh-sungguh ingin mengetahui jawaban dari pertanyaanya. Tetapi hanya mencoba menjebak Yesus. Yang terjadi berdasarkan cerita itu adalah, Yesus menjawab dengan menceritakan sebuah kisah tentang orang samaria yang murah hati. Didalam catatan Lukas sebelumnya, Ahli-ahli taurat dan orang Farisi memang bermaksud mencari-cari kesalahan Yesus.

Dalam kehidupan saat ini, sering kita jumpai terjadi diskusi-diskusi didasarkan pada motivasi yang keliru. Diskusi terselenggara bukan untuk mencari jawaban tentang sebuah kebenaran, tetapi lebih kepada memuaskan hasrat intelektual,pencitraan atau bahkan, hanya ingin menjebak lawan bicara. Sebenarnya kejadian seperti ini sudah menjadi rahasia umum. Biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menganggap dirinya pintar karena gelar akademik. Menganggap pintar karena berteman dengan orang-orang besar seperti pejabat dan lain sebagainya. Kisah orang samaria yang murah hati harus dijadikan pelajaran bahwa, segala sesuatu harus dilakukan dengan niat yang tulus. Dalam poin ini, hati dan pikiran [otak] diharapkan untuk selalu berkolaborasi.


Lihat Puisi Selengkapnya

Video yang berhubungan