Bagaimana gelombang laut dapat menjadi sumber energi alternatif?

Bagaimana gelombang laut dapat menjadi sumber energi alternatif?

Bagaimana gelombang laut dapat menjadi sumber energi alternatif?
Lihat Foto

Shutterstock/Oleksandr Derevianko

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga ombak laut.

KOMPAS.com – Energi ombak laut adalah energi terbarukan yang bersumber dari ombak laut yang digunakan untuk menghasilkan listrik.

Energi listrik dihasilkan dengan memanfaatkan gerakan naik-turun dari ombak laut sebagaimana dilansir dari Britannica.

Untuk membangkitkan energi listrik, platform yang biasa digunakan untuk mengubah energi ombak menjadi energi listrik adalah turbin atau pelampung yang naik dan turun.

Turbin atau pelampung yang naik turun ini digerakkan langsung oleh ombak laut, lantas memutar generator sehingga menghasilkan listrik.

Baca juga: Inspirasi Energi: Energi Pasang Surut Air Laut yang Melimpah di Seluruh Dunia

Namun demikian, pembangkitan energi listrik juga dapat dihasilkan dengan memanfaatkan perubahan tekanan udara pada ruang yang menangkap ombak laut.

Tekanan udara inilah yang kemudian memutar turbin dan menggerakkan generator hingga akhirnya menghasilkan listrik.

Wilayah yang memiliki potensi terbesar untuk pengembangan energi gelombang laut biasanya memiliki kecepatan angin yang tinggi.

Pembangkit listrik tenaga ombak laut pertama di dunia dibangun di lepas pantai Agucadora, Portugal.

Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Bumi (1) Geotermal Masih Dimanfaatkan untuk Memasak di Negara-negara Ini

Pembangkit ini menghasilkan energi listrik sekitar 2,25 megawatt dari tiga tabung pelampung di permukaan Samudra Atlantik.

Tiga tabung ini bergerak naik-turun sesuai gerakan ombak laut, gerakan naik turun ini diubah menjadi putaran yang menggerakkan generator hingga akhirnya menghasilkan listrik.

Selain itu, potensi energi gelombang laut yang besar untuk pembangkitan listrik terdapat di Kepulauan Inggris dan Pasifik Barat Laut, Amerika Serikat (AS).

Perkiraan potensi energi gelombang tahunan di sepanjang landas kontinen pantai AS berkisar antara 1.170 hingga 2.640 terawatt jam ekuivalen, setara dengan 33 hingga 65 persen dari permintaan listrik AS pada 2015.

Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Bumi (2) Pemanfaatan Geotermal Sebagai Penghangat Ruangan

Sementara itu, Energy Information Administration (EIA) menaksir bahwa potensi energi ombak laut cukup besar di pantai AS, Eropa, Jepang, dan Selandia Baru.

Berbagai metode dan teknologi untuk menangkap dan mengubah energi ombak laut menjadi energi listrik terus dikembangkan.

Metode ini termasuk menempatkan perangkat pada atau tepat di bawah permukaan air dan memasang perangkat ke dasar laut.

Britannica melaporkan, Meskipun potensi energi ombak laut sangat besar, tantangan teknis tetap ada.

Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Bumi (3) Daftar Negara dengan PLTP Terbesar, Indonesia Peringkat 2

Salah satu tantangannya dalah dana penelitian yang lebih rendah dibandingkan dengan dana yang digelontorkan untuk pengembangan tenaga surya, angin, dan energi terbarukan lainnya.

Rendahnya dana riset untuk energi ombak laut kurang memaksimalkan eksperimen dan perbaikan desain yang ada sehingga jeinsnya tidak berkembang dengan baik.

Di sisi lain, pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut membutuhkan investasi yang sangat besar.

Belum lagi risiko korosi yang dihadapi karena air laut bersifat lebih korosif terhadap besi di laut daripada air tawar.

Baca juga: Inspirasi Energi: Bagaimana Pandemi Covid-19 Menganggu Pengembangan Energi Angin?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Senin, 23 Februari 2015 | 13:05 WIB | Ferial

Bagaimana gelombang laut dapat menjadi sumber energi alternatif?
EBTKE-- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) mengkaji untuk mengembangkan listrik berbasis dari energi laut.

Ini tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Ketenagalistrikan (RUPTL) 2015 - 2024. Namun dengan catatan teknologinya telah matang dan tersedia secara komersial pasalnya sampai saat ini belum ada pabrikan teknologi konversi energi laut menjadi listrik yang sudah terbukti kehandalannya untuk beroperasi komersial selama 5 tahun .

Saat ini rencana pengembangan pembangkit listrik energi laut tersebut masih dalam tahap penelitian.

Mengenai keunggulannya, energi gelombang laut merupakan sumber energi terbarukan yang benar-benar bersih di mana bahan bakar tidak diperlukan dan tidak ada masalah dengan emisi dan/atau limbah seperti pada beberapa sumber energi lainnya.

Energi gelombang laut memiliki potensi yang sangat besar, dapat menghasilkan sejumlah besar energi (sumber daya gelombang laut yang bermanfaat diperkirakan lebih besar dari 2 terawatt (TW)). Dan juga pada proyek energi gelombang laut, sekali pembangkit dibangun mereka tidaklah mahal untuk dioperasikan dan dipelihara.

Energi gelombang memiliki keuntungan dalam prediktabilitas-nya. Banyak orang tidak tahu bahwa gelombang sangat bisa diprediksi. Gelombang yang disebabkan oleh angin dapat diprediksi lima hari sebelumnya.

Pembukaan proyek-proyek pembangkit listrik tenaga gelombang laut juga akan memberi banyak kesempatan kerja di bidang konstruksi, operasi dan pemeliharaan.

Kelemahan utama dari energi gelombang laut adalah kenyataan bahwa kekuatan gelombang bervariasi di berbagai belahan dunia dalam artian tidak semua bagian dunia efisien untuk dibuat proyek-proyek energi gelombang yang bernilai ekonomis. Daerah dengan potensi energi gelombang laut diantaranya adalah pantai barat Skotlandia, Kanada bagian utara, Afrika Selatan, Australia, dan pantai barat laut Amerika Serikat. Agar proyek-proyek energi gelombang laut cocok secara komersial, dibutuhkan gelombang kuat secara konsisten.

Juga, teknologi energi gelombang laut masih belum berkembang, teknologi energi gelombang laut saat ini sedang dalam tahap awal pertumbuhannya, meskipun telah hadir pembangkit listrik tenaga gelombang laut komersial pertama di dunia yang berbasis di Portugal, di Aguçadoura Wave Park.

Karena proyek energi gelombang laut membutuhkan lokasi yang gelombangnya cukup kuat secara konsisten, instalasi pembangkit listrik tenaga gelombang juga harus dibangun dengan sangat kuat agar dapat menahan kondisi cuaca yang sangat buruk, dan karena itu dalam banyak kasus proyek-proyek seperti ini sangat mahal untuk dikembangkan.

Memanfaatkan energi gelombang laut dapat memiliki beberapa efek negatif dari sudut pandang lingkungan seperti mengganggu kehidupan laut, mengganggu pemandangan lanskap, dan polusi suara.

Memang, energi gelombang laut masih memiliki permasalahan yang mesti dipecahkan. Tetapi, dengan pengembangan teknologi lebih lanjut, kita tidak akan terkejut jika energi gelombang laut di masa depan menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang paling penting.

Rabu, 10 Juni 2009 - Dibaca 2507 kali

JAKARTA. Di balik ganasnya gelombang samudera tersimpan potensi energi baru/terbarukan yang sangat besar, energi yang dihasilkan pun ramah lingkungan. Tidak hanya gelombang, energi baru/terbarukan juga dapat dihasilkan dari pasang surut air laut, energi yang timbul akibat perbedaan suhu permukaan air dengan dasar laut (Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC) dan energi arus laut. Dengan luas lautan yang mencapai 5,8 juta Km2 (perhitungan secara kartografis) Indonesia memiliki potensi sumber energi alternatif berbasis gelombang laut yang sangat melimpah.Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Subaktian Lubis bersama Mira Yosi dalam penelitiannya memaparkan bahwa sumber energi gelombang laut dapat dimanfaatkan dengan mengetahui tinggi, panjang dan periode waktu gelombang. Untuk menangkap energi gelombang tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, menggunakan pelampung, kolom air yang berosilasi (oscillating water column), dan wave surge. Pemanfaatan potensi energi gelombang ini akan memberikan beberapa keuntungan. Selain merupakan energi bebas (tidak perlu bahan bakar) dan dapat diperbaharui, gelombang juga dapat menghasilkan energi yang besar dan murah.Namun dalam memanfaatkan energi gelombang laut tersebut memilliki beberapa kelemahan, diantaranya sangat tergantung dengan karakteristik gelombang yang kadang-kadang bisa menghasilkan energi yang besar terkadang tidak, sehingga pemilihan lokasi harus diperhitungkan dengan tepat. Lokasi yang ideal adalah yang memiliki gelombang konsisten besar dan selanjutnya dilengkapi dengan peralatan yang tahan terhadap cuaca yang buruk.Jika dibandingkaan dengan teknologi hijau lainnya seperti matahari dan angin, energi gelombang laut ini memberikan ketersediaan hingga mencapai 90% dengan kawasan tidak terbatas. Selama ada ombak, maka energi listrik bisa didapat. Untuk memprediksi daya yang dapat dibangkitkan di pantai dilakukan dengan memanfaatkan data angin, karena angin yang bertiup dipermukaan laut merupakan faktor utama timbulnya gelombang, angin yang berhembus dipermukaan akan memindahkan energinya ke air semakin lama dan semakin kuat angin berhembus maka semakin besar gelombang terbentuk. Kecepatan angin minimum yang dapat membangkitkan gelombang yaitu sekitar 10 knot (5 m/det) dan untuk mengkonversi tinggi dan periode gelombang dipergunakan persamaan gelombang untuk perairan dangkal.Berdasarkan data angin dari tahun 1994-2004 diperoleh bahwa pada bulan Januari s.d Maret mempunyai gelombang yang relatif lebih tinggi dan stabil dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, hal ini disebabkan karena tidak adanya angin yang tercatat pada selain priode tersebut yang mempunyai kecepatan lebih dari 10 Knot. Berdasarkan data yang ada, daerah yang potensial untuk dikembangkan adalah, sepanjang pesisir Barat Sumatera, Selatan Jawa, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Bagikan Ini!