Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan penyakit TBC?

Admin buleleng | 10 Maret 2021 | 132273 kali

Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan penyakit TBC?

Banyak yang salah kaprah bahwa TBC sama seperti halnya batuk biasa. Padahal, sejatinya batuk ini lebih berbahaya ketimbang batuk biasa. Oleh karena itu, penanganan dari batuk akibat penyakit TBC (tuberculosis) berbeda penangananya.

TBC ini juga dikenal dengan penyakit yang menular. Tak heran bila penyebarannya juga relatif cukup mudah dan cepat karena bisa melalui udara. Untuk penderita TBC kerap memiliki riwayat tertular dari penderita lainnya. Penyakit TBC ini menyerang paru-paru, yang disebabkan oleh basil Mycrobacterium Tuberculosis.

Bila Tertular, Gejala ini yang Akan Muncul pada Penderita TBC

Penyakit TBC memang tidak mudah dikenali pada stadium awal. Sebab gejalanya memang mirip dengan batuk pada umumnya. Sesaat setelah tertular, gejala-gejala yang muncul terlihat biasa saja seperti orang terkena flu.

Bagaimana gejalanya?

Gejala TBC biasanya batuk, nafsu makan menghilang, demam dan keringat dingin pada malam hari, batuk berdarah, kurang berenergi, rasa nyeri di dana, dan batuk berdahak dengan waktu yang berlangsung cukup lama yakni sekitar 21 hari.

Penyakit TBC ini mudah menyerang apabila sistem kekebalan tubuh sedang menurun. Sehingga jika jika sistem kekebalan tubuh Anda baik-baik saja dan dalam kondisi prima, jangan khawatir akan penyakit TBC ini.

Akan tetapi, tak jarang sistem kekebalan tubuh ini gagal melawan dan melindungi dari serangan TBC karena sistem kekebalan tubuh seringkali juga berfluktuatif dengan cepat karena berbagai faktor. Dan biasanya, meski sudah diberantas oleh sistem kekebalan tubuh, basil ini juga bisa saja tetap aktif. Nah, kondisi inilah yang disebut TBC laten.

Sementara itu, bila basil TBC ini berkembang hingga menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru, maka selanjutnya akan menimbulkan kondisi yang disebut dengan tuberculosis aktif.

Bagaimana Proses Diagnosa Risiko Tinggi TBC?

Gejala TBC hampir sama dengan beberapa gejala penyakit pernafasan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengkonsultasikan ke dokter guna menjalankan diagnosa yang tepat. Sehingga bisa diketahui dengan pasti apakah Anda tertular TBC atau tidak.

Dokter biasanya akan menjalankan diagnosis, terdiri dari tes darah, tes dahak, rontgen dada, dan Mantoux test. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis tuberculosis tersebut apakah laten atau aktif. Siapa saja yang termasuk dalam kelompok TBC?

  • Perokok aktif
  • Pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya
  • Sering berhubungan dengan pengidap TBC aktif
  • Orang yang sering menjalani kemoterapi
  • Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah
  • Pengidap HIV/AIDS

Oleh sebab itu, melakukan diagnosa TBC secara dini diperlukan, agar tidak berkembang dari tuberculosis laten menjadi tuberculosis aktif. Ini sebagai langkah pencegahan sekaligus untuk mempermudah pengobatan. Sebab hanya dengan pengobatan yang tepat saja, maka risiko komplikasi yang muncul akibat penyakit TBC dapat dicegah.

Bagaimana Pencegahan dan Pengobatan TBC yang tepat???

TBC memang dapat disembuhkan dengan pengobatan yang benar dan tepat tentunya. Secara umum, pengobatan TBC saat ini dijalankan dengan memberikan beberapa jenis antibiotic kepada pengguna dengan dosis yang tepat, serta dalam jangka waktu tertentu.

Vaksin juga diberikan sebagai langkah pencegahan. Vaksin ini disebut dengan BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dan vaksin jenis ini di Indonesia telah diberikan pada bayi-bayi yang belum berusia 2 bulan serta masuk dalam imunisasi dasar.

Langkah pengobatan serta pencegahan TBC sangatlah penting untuk dilakukan. Mengingat penyakit ini tergolong berat dan menular, dengan skema penularan yang relatifcukup mudah, yakni melalui pernapasan. Terlebih lagi juga terdapat risiko komplikasi yang mungkin saja terjadi, yakni:

  • Meningitis
  • Kerusakan sendi
  • Gangguan organ tubuh, seperti ginjal, hati, jantung
  • Merasa nyeri pada punggung

Mengingat besarnya risiko yang bisa muncul karena penyakit TBC ini, maka pengobatan yang diberikan dalam bentuk antibiotik juga sangat beragam. Obat-obatan yang biasa diberikan oleh dokter untuk pengidap TBC aktif antara lain:

  • Isoniazid
  • Rifampicin
  • Pyrazinamide
  • Ethanol

Obatan-obatan tersebut mengandung efek samping, seperti dapat menurunkan efektifitas alat kontrasepsi yang mengandung hormon. Efek samping yang demikian terutama terjadi untuk pengguna obat antibiotik seperti rifampicin.

Sementara itu, untuk ethambutol, berpengaruh pada kondisi penglihatan. Begitu juga dengan isoniazid yang berpotensi merusak saraf.

Selain itu, juga terdapat efek samping umum, seperti muntah, mual, penurunan nafsu makan, sakit kuning, perubahan warna urine menjadi lebih gelap, demam, gatal-gatal, dan ruam pada kulit.

Meski demikian, pengidap diharuskan mengonsumsi antibiotik selama lebih kurang lebih 2 minggu, dan untuk memastikan kesembuhan, dokter biasanya mengharuskan konsumsi antibiotik selama 6 bulan.

Obat resep yang diberikan untuk pengidap TBC harus diminum hingga waktu yang dianjurkan. Ini dikarenakan meski kondisinya membaik, pengidap TBC masih mungkin untuk menurun kembali kondisinya.

Sebagaimana ulasan di atas, penyakit TBC memang tergolong penyakit berat dan menular, yang membutuhkan skema pengobatan dengan jangka waktu cukup panjang serta intensif. Berhenti atau menghentikan pengobatan untuk penderita TBC ini sangat berisiko.

Kenali Penyakit TBC Sejak Awal dan Lakukan Penanganan yang Tepat

Sesuai dengan jenisnya, penyakit TBC adalah penyakit menular yang membutuhkan suatu penanganan intensif serta khusus. Memiliki asuransi kesehatan tentu menjadi satu keuntungan tersendiri bagi seseorang agar jangan sampai penanganan dan pengobatan menjadi terhambat. Terlebih lagi, penyakit TBC ini membutuhkan pengobatan dan perawatan setidaknya 6 bulan hingga pasien benar-benar sembuh.

Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan penyakit TBC?

Perbesar

Perlu diketahui gejala utama pasien TBC paru, yaitu batuk berdahak selama dua minggu atau lebih.

Gejala TBC harus diketahui sejak dini dan tak boleh diabaikan. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin.

1. Batuk terus-menerus

gejala TBC yang pertama dan umum terjadi yakni batuk secara terus-menerus. gejala batuk terus-menerus ini terjadi selama lebih dari 2 minggu. Jika kamu mengalaminya, lebih baik segera periksakan ke dokter.

2. Batuk darah

Selain batuk terus-menerus, batuk berdarah merupakan gejala TBC selanjutnya yak tak boleh diabaikan. Penderita TBC biasanya juga mengalami batuk darah. Oleh karena itu waspadalah ketika ada noda darah ketika kamu batuk.

3. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan merupakan gejala TBC selanjutnya yang harus diwaspadai. Penderita TBC juga biasanya mengalami penurunan berat badan. Hal ini menunjukkan sebab adanya bakteri TB yang berkembang di dalam tubuh kamu.

4. Demam

Selain batuk terus-menerus, jika merasakan demam, gejala TBC satu ini tak boleh diabaikan. Setiap infeksi TBC biasanya disertai dengan demam. Apabila kamu merasa demam secara tiba-tiba, sebaiknya juga waspadalah.

5. Lemah

Gejala TBC selanjutnya yakni tubuh merasa lemah. Penyakit TBC bisa membuat tubuhmu cepat merasa lemah.

6. Rasa sakit di paru-paru

TBC TBC merupakan penyakit yang menginfeksi paru-paru. Jika kamu merasakan nyeri tajam di paru-paru dan merasa kesakitan ketika menghembuskan udara maka kamu memiliki infeksi paru-paru yang parah.

7. Infeksi yang tidak kunjung sembuh

Selain membuat infeksi paru-paru, TBC juga dapat menginfeksi setiap bagian tubuh seperti perut, hati, bahkan otak. Jika kamu memiliki infeksi di daerah tersebut lebih dari 3 minggu, sebaiknya periksakanlah ke dokter.

8. Menggigil di malam hari

Jika kamu menggigil di malam hari padahal udara sedang tidak dingin, hal ini bisa jadi tanda TBC. Sebab infeksi dari bakteri TBC ini akan menyebabkan menggigil di malam hari.

9. Kelelahan

Gejala TBC yang lain adalah kamu akan mudah sekali lelah karena daya tahan tubuh mulai melemah.

10. Urine kemerahan

Amati urine yang berubah warna (kemerahan) atau urine keruh. Ini merupakan gejala TBC yang muncul pada tahap selanjutnya.

Selain gejala TBC yang sudah dijelaskan, hal lainnya yang perlu diperhatikan bahwa Tidak semua kuman TBC yang masuk ke paru-paru langsung menimbulkan gejala. Kuman TBC bisa saja hanya bersembunyi sampai suatu hari berubah menjadi aktif dan menimbulkan gejala. Kondisi ini dikenal sebagai TBC laten. Selain tidak menimbulkan gejala, TBC laten juga tidak menular.

Selain menyerang paru-paru, kuman TBC juga dapat menyerang organ lainnya, seperti ginjal, usus, otak, atau TBC kelenjar.