Mengapa seni grafis termasuk seni rupa dua dimensi?

Mengapa seni grafis termasuk seni rupa dua dimensi?

Mengapa seni grafis termasuk seni rupa dua dimensi?
Lihat Foto

Art & Market

Karya seniman seni grafis Haryadi Suadi.

KOMPAS.com - Seni grafis termasuk karya seni rupa dwimatra yang dibuat untuk mencurahkan gagasan, ide, atau emosi seseorang.

Karya seni ini biasanya dibuat menggunakan teknik cetak, yang memungkinkan pelipatgandaan hasil karyanya.

Apa itu seni grafis?

Pengertian seni grafis

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), seni grafis adalah karya seni rupa berbentuk dua dimensi yang dibuat menggunakan teknik cetak, baik manual maupun digital.

Grafis berasal dari bahasa Yunani, graphein, artinya menulis atau menggambar. Sementara istilah grafis dalam bahasa Inggris, yakni graph atau graphic berarti membuat tulisan atau lukisan dengan ditoreh atau digores.

Menurut Eighteen Salasi dalam buku Seni Rupa SMP: Seni Lukis, Seni Patung, Seni Grafis, dan Pameran (2020), seni grafis merupakan cabang seni lukis yang proses pembuatannya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas.

Beberapa desain dalam seni grafis adalah tipografi, gambar asli, rencana serta pola seni dekoratif, arsitektur, dan interior.

Baca juga: Jenis-jenis Seni Grafis

Fungsi seni grafis

Dikutip dari jurnal Pergeseran Fungsi Seni Grafis dari Karya Seni Murni menjadi Karya Seni Terapan (2020) karya Nova Agung Prasetya, seni grafis bisa dipahami sebagai medium atau alat ekspresi dua dimensional dengan menggunakan salah satu teknik, sebagai hasil karyanya.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa salah satu fungsi seni grafis ialah sebagai sarana penyampaian ekspresi dari senimannya.

Ekspresi yang dimaksud adalah perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, maupun ide yang dimiliki seniman.

Apa itu Seni Grafis?

Secara singkat, seni grafis adalah karya seni rupa dua dimensi yang proses pembuatannya menggunakan teknik cetak. Kamu dapat menemukan contoh seni grafis dalam kehidupan sehari-hari, seperti poster di jalanan, brosur di pertokoan, sablon di kaosmu, dan majalah. Biasanya, karya seni jenis ini dicetak di atas kertas.

Media yang Digunakan dalam Seni Grafis

Seniman grafis berkarya di berbagai macam media, media tradisional sampai kontemporer. Media yang digunakan yaitu dalam menciptakan karya grafis, antara lain kertas, kain, papan kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Salah satu contoh karya grafis di atas kertas dan kain, yaitu penggunaan metode digital seperti mesin printer dan sablon. Sedangkan, bahan yang digunakan ada  tinta berbahan dasar air, tinta berbahan dasar minyak, dan pigmen padat yang larut dalam air seperti crayon Caran D'Ache.

Pewarnaan pada Seni Grafis

Pada pembuatan karya grafis, seniman memberi warna pada cetakan mereka dengan banyak cara. Untuk informasi lebih lanjut, simak daftar berikut.

  1. Pewarnaan untuk teknik etsa, cetak saring, cukil kayu, serta linocut. Teknik ini menerapkan pewarnaan menggunakan 2 cara, yaitu pewarnaan multiplat dan pendekatan reduksionis.

(a) Pewarnaan multiplat menggunakan beberapa plat, screen atau papan, yang masing-masing menghasilkan warna yang berbeda. Tiap plat, papan yang terpisah akan diberi tinta dengan warna berbeda kemudian diterapkan pada tahap tertentu untuk menghasilkan keseluruhan gambar. Rata-rata digunakan 3 sampai 4 plat, seniman grafis juga dapat menggunakan hingga tujuh plat. Tiap penerapan warna akan berinteraksi dengan warna lain yang telah diterapkan pada kertas, jadi sebelumnya perlu dipikirkan pemisahan warna. Biasanya warna yang paling terang diterapkan lebih dulu kemudian ke warna yang lebih gelap.

(b) Pendekatan reduksionis untuk menghasilkan warna dimulai dengan papan kayu atau lino yang kosong atau dengan goresan sederhana. Kemudian seniman mencukilnya lebih lanjut, memberi warna lain dan mencetaknya lagi. Bagian lino atau kayu yang dicukil akan mengekspos (tidak menimpa) warna yang telah tercetak sebelumnya.

  1. Pewarnaan untuk teknik grafis seperti chine-collé atau monotype, seniman dapat memilih teknik mengecat seperti pelukis kemudian dicetak.
  2. Pewarnaan teknik digital dapat menggunakan konsep warna subtraktif yang juga digunakan dalam cetak offset atau cetak digital. Seniman menggunakan vectorial software, misalnya Macromedia Freehand, CorelDraw, Adobe Ilustrator, atau bitmap ditampilkan dalam CMYK atau ruang warna lain.

Teknik pada Seni Grafis


Page 2

  1. Cetak relief adalah teknik yang digunakan dengan tinta berada pada permukaan asli dari media. Teknik relief terdiri dari cukil kayu, engraving kayu, cukil linoleum atau linocut, dan cukil logam atau metalcut.
  2. Intaglio yaitu tinta berada di bawah permukaan media. Teknik ini terdiri dari engraving, etsa, mezzotint, aquatint, chine-collé dan drypoint.
  3. Planografi adalah teknik di mana permukaan media tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan gambar. Teknik ini meliputi litografi, monotype, teknik digital stensil, cetak saring dan pochoir.
  4. Kolografi yaitu teknik cetak menggunakan kolase.
  5. Proses digital yaitu teknik seni grafis, seperti giclée dan medium fotografi serta kombinasi proses digital dan konvensional.

Cukil kayu adalah salah satu teknik cetak relief dan teknik seni grafis paling awal yang dipakai secara tradisional di Asia Timur. Kemungkinan pertama kali dikembangkan sebagai alat untuk menciptakan pola cetak pada kain. Pada abad ke-5 dipakai di Tiongkok untuk mencetak teks dan gambar pada kertas. Teknik cukil kayu di atas kertas dikembangkan sekitar tahun 1400 di Eropa, dan beberapa waktu kemudian di Jepang. Di dua tempat ini, teknik cukil kayu banyak digunakan untuk proses membuat gambar tanpa teks.

Engraving berkembang di Jerman sekitar tahun 1430 dari engraving (ukiran halus) yang digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi karya mereka. penggunaan alat yang disebut dengan burin merupakan ketrampilan yang rumit. Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan burin untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis yang berbeda-beda.

Etsa termasuk ke dalam teknik intaglio. Proses ini diyakini bahwa penemunya adalah Daniel Hopfer (sekitar 1470–1536) dari Augsburg, Jerman. Dia menemukan teknik ini untuk mendekorasi baju besi. Etsa menjadi tandingan engraving sebagai medium seni grafis yang populer. Kelebihannya dari teknik ini, etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar. Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan sering kali memiliki detail dan kontur halus. Garis bervariasi dari halus sampai kasar. Teknik etsa berlawanan dengan teknik cukil kayu, pada etsa bagian permukaan tinggi bebas tinta, bagian permukaan rendah menahan tinta.

Mezzotint  adalah teknik intaglio dimana plat logam terlebih dahulu dibuat kasar permukaannya secara merata, dibuat dari gelap ke terang. Metode ini ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609-1680) yang digunakan di Inggris pada pertengahan abad Gambar dihasilkan dengan mengerok halus permukaan, menciptakan gambar yang 18. Mungkin juga menciptakan gambar hanya dengan mengkasarkan bagian tertentu saja, bekerja dari warna terang ke gelap. Mezzotint dikenal karena kualitas tone yang beraneka ragam. Pertama, permukaan yang dikasarkan secara merata menahan banyak tinta, menghasilkan warna cetak yang solid. Kedua, proses penghalusan tekstur dengan menggunakan burin, atau alat lain menghasilkan gradasi halus untuk mengembangkan tone.

Aquatint merupakan variasi dari etsa. Seperti etsa, aquatint menggunakan asam untuk membuat gambar cetakan pada plat logam. Pada teknik etsa digunakan jarum untuk menciptakan garis yang akan menjadi warna tinta pekat, aquatint menggunakan serbuk resin yang tahan asam untuk menciptakan efek tonal.

Drypoint adalah teknik yang ditemukan seniman Jerman selatan pada abad 15. Teknik ini merupakan variasi dari engraving, dikerjakan dengan alat runcing, bukan dengan alat burin berbentuk "v". Garis pada engraving sangat halus dan bertepi tajam, sedangkan goresan drypoint meninggalkan kesan kasar pada tepi garis. Kesan ini memberi ciri kualitas garis yang lunak, dan kadang-kadang berkesan kabur. Karena tekanan alat yang lebih cepat merusak kesan tersebut, drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat kecil, 10 sampai 20 karya. Untuk mengatasi ini, penggunaan electroplating (pelapisan secara elektrik dengan bahan logam lain) telah dilakukan sejak abad 19 untuk mengeraskan permukaan plat.

Litografi ditemukan pada tahun 1798 oleh Alois Senefelder dan didasari pada sifat kimiawi minyak dan air yang tak bisa bercampur. Teknik ini menggunakan permukaan berpori, biasanya sejenis batu yang disebut limestone atau batu kapur. Gambar dibuat pada permukaan batu dengan medium berminyak. Kemudian dilakukan pengasaman, untuk mentransfer minyak ke batu, sehingga gambar 'terbakar' pada permukaan. Lalu dilapisi gum arab, bahan yang larut air, menutupi permukaan batu yang tidak tertutupi medium gambar (yang berbasis minyak). Variasi dari teknik ini adalah foto-litografi, di mana gambar ditangkap lewat proses fotografis pada plat logam kemudian pencetakan dilakukan dengan cara yang sama.

Cetak Saring dikenal dengan sablon atau serigrafi menciptakan warna padat dengan menggunakan teknik stensil. Mula-mula seniman menggambar berkas pada selembar kertas atau plastik, seperti film. Gambar kemudian dilubangi untuk menciptakan stensil. Media yang digunakan dari selembar kain, seperti kain sutra.

Cetak Digital merujuk pada image atau citra yang diciptakan dengan komputer menggunakan gambar, teknik cetak lain, foto, light pen serta tablet, dan sebagainya. Citra tersebut bisa dicetak pada bahan yang bervariasi termasuk pada kertas, kain, atau kanvas plastik. Reproduksi warna yang akurat merupakan kunci yang membedakan antara digital print berkualitas tinggi dengan yang berkualitas rendah. Warna metalik (emas dan perak) sulit untuk diproduksi secara akurat karena akan memantulkan sinar pada scanner digital. Cetak digital berkualitas tinggi biasanya diproduksi menggunakan file data berresolusi sangat tinggi dengan printer berpresisi tinggi. Cetak digital bisa dicetak pada kertas printer desktop standar dan kemudian ditransfer ke art paper tradisional (misalnya, Velin Arch atau Stonehenge 200gsm). Salah satu cara mentransfer berkas adalah dengan meletakkan hasil cetakan menghadap permukaan, art paper kemudian diolesi dengan Wintergreen oil di belakang cetakan, kemudian ditekan.


Page 3

Apa itu Seni Grafis?

Secara singkat, seni grafis adalah karya seni rupa dua dimensi yang proses pembuatannya menggunakan teknik cetak. Kamu dapat menemukan contoh seni grafis dalam kehidupan sehari-hari, seperti poster di jalanan, brosur di pertokoan, sablon di kaosmu, dan majalah. Biasanya, karya seni jenis ini dicetak di atas kertas.

Media yang Digunakan dalam Seni Grafis

Seniman grafis berkarya di berbagai macam media, media tradisional sampai kontemporer. Media yang digunakan yaitu dalam menciptakan karya grafis, antara lain kertas, kain, papan kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Salah satu contoh karya grafis di atas kertas dan kain, yaitu penggunaan metode digital seperti mesin printer dan sablon. Sedangkan, bahan yang digunakan ada  tinta berbahan dasar air, tinta berbahan dasar minyak, dan pigmen padat yang larut dalam air seperti crayon Caran D'Ache.

Pewarnaan pada Seni Grafis

Pada pembuatan karya grafis, seniman memberi warna pada cetakan mereka dengan banyak cara. Untuk informasi lebih lanjut, simak daftar berikut.

  1. Pewarnaan untuk teknik etsa, cetak saring, cukil kayu, serta linocut. Teknik ini menerapkan pewarnaan menggunakan 2 cara, yaitu pewarnaan multiplat dan pendekatan reduksionis.

(a) Pewarnaan multiplat menggunakan beberapa plat, screen atau papan, yang masing-masing menghasilkan warna yang berbeda. Tiap plat, papan yang terpisah akan diberi tinta dengan warna berbeda kemudian diterapkan pada tahap tertentu untuk menghasilkan keseluruhan gambar. Rata-rata digunakan 3 sampai 4 plat, seniman grafis juga dapat menggunakan hingga tujuh plat. Tiap penerapan warna akan berinteraksi dengan warna lain yang telah diterapkan pada kertas, jadi sebelumnya perlu dipikirkan pemisahan warna. Biasanya warna yang paling terang diterapkan lebih dulu kemudian ke warna yang lebih gelap.

(b) Pendekatan reduksionis untuk menghasilkan warna dimulai dengan papan kayu atau lino yang kosong atau dengan goresan sederhana. Kemudian seniman mencukilnya lebih lanjut, memberi warna lain dan mencetaknya lagi. Bagian lino atau kayu yang dicukil akan mengekspos (tidak menimpa) warna yang telah tercetak sebelumnya.

  1. Pewarnaan untuk teknik grafis seperti chine-collé atau monotype, seniman dapat memilih teknik mengecat seperti pelukis kemudian dicetak.
  2. Pewarnaan teknik digital dapat menggunakan konsep warna subtraktif yang juga digunakan dalam cetak offset atau cetak digital. Seniman menggunakan vectorial software, misalnya Macromedia Freehand, CorelDraw, Adobe Ilustrator, atau bitmap ditampilkan dalam CMYK atau ruang warna lain.

Teknik pada Seni Grafis