TRADISI BOROS tak terbatas pada perilaku berbelanja. Para pewarta juga sering melakukan pemborosan, dengan menghambur-hamburkan kata. Pemborosan kata tak menyebabkan pelakunya miskin, tapi tulisan mereka menjadi susah dipahami.Karena itu, kata-kata yang tidak perlu sebaiknya dihilangkan agar kalimat yang Anda buat menjadi kalimat yang efektif. Bagaimanakah cara mengetahui tulisan kita mengandung pemborosan atau tidak? Cara pertama, setiap kalimat minimal terdiri dari subjek dan predikat. Banyak jurnalis pemula yang menulis tanpa subjek, predikat ganda, dan lain-lain. Misalnya, Saya mencoba mengharapkan kehadiran teman lama saat ini. Bandingkan dengan, Saat ini, saya berharap kehadiran teman lama. Cara kedua, periksalah jumlah kata di setiap kalimat. Apabila jumlah kata yang Anda gunakan lebih dari 12 kata, maka Anda telah menggunakan kalimat kompleks. Kalimat kompleks biasanya terdiri lebih dari satu kalimat. Maka periksalah apakah susunan induk kalimat dan anak kalimat sudah benar. Cara ketiga, periksalah tulisan Anda, apakah masih mengandung kata atau frase boros. Berikut adalah daftar kata atau frasa yang sering dipakai tidak hemat tetapi banyak dijumpai penggunaannya. Boros: 1. sejak dari 2. agar supaya 3. demi untuk 4. adalah merupakan 5. seperti … dan sebagainya 6. misalnya … dan lain-lain 7. antara lain … dan seterusnya 8. tujuan daripada 9. mendeskripsikan tentang 10. berbagai faktor-faktor 11. daftar nama-nama 12. mengadakan penelitian 13. dalam rangka untuk 14. berikhtiar dan berusaha untuk memberikan pengawasan 15. mempunyai pendapat 16. melakukan pemeriksaan 17. menyatakan persetujuan 18. Apabila …, maka 19. Walaupun …, namun 20. Berdasarkan …, maka 21. Karena … sehingga 22. Namun demikian, 23. sangat … sekali Hemat: 1. sejak atau dari 2. agar atau supaya 3. demi atau untuk 4. adalah atau merupakan 5. seperti atau dan sebagainya 6. misalnya atau dan lain-lain 7. antara lain atau dan seterusnya 8. tujuan tanpa daripada 9. mendeskripsikan tanpa tentang 10. berbagai faktor 11. daftar nama 12. meneliti 13. untuk tanpa dalam rangka 14. berusaha mengawasi 15. berpendapat 16. memeriksa 17. menyetujui 18. Apabila …, tanpa kata penghubung 19. Walaupun …, tanpa kata namun 20. Berdasarkan …, tanpa maka 21. Karena … tanpa sehingga, atau sehingga tanpa karena … 22. Namun, tanpa demikian atau Walaupun demikian 23. sangat tanpa sekali, atau sekali tanpa sangat tentukan lah 6 hal penting dari hidangan laut ayah selalu adil pada anaknya dan tak pernah pilih kasih.Ungkapan yang terdaapat pada kalimat tersebut adalah ada yang bisa bantuin gue dak jawab pertanyaan 1-5 1.bagaimana struktur teks deskripsi yang baik?2. sebutkan ciri-ciri umum teks deskripsi! Mengapa Letnan Kolonel Sudirman mengambil alih komando pasukan dalam pertempuran ambawara pencipta teks kaburnya pangeran 4. Bacalah kutipan teks pidato berikut! Bapak, Ibu Guru dan teman-teman yang berbahagia. Ada beberapa cara yang mungkin bisa dijadikan usaha untuk men … please bantu gua brainly atau komunitasnya di mana tempat untuk menanyakan semua pertanyaan !! apa yang harus saya lakukan jika saya tidak bisa bucin … tolong dongg bagian 1 2 3 aja nnti 4 5 aku kerjabesok di kumpul soalnya Siapakah yang gugur dalam pertempuran Ambarawa
Cara menciptakan buku yg benar perlu menghindari Pemborosan kata. Hal ini umumterjadi lantaran si masih menuliskan bahasa verbal dlm bentuk teks. Padahal, bahasa mulut & tulisan tak dapat disamakan dlm penggunaannya. Ada kaidah-kaidah penulisan yg mesti dipatuhi supaya buku yg ditulis layak untuk diterbitkan. Pemborosan kata saat menulis buku dapat disingkirkan dengan cara menciptakan buku yg benar yakni mengubah kalimat yg terlalu panjang & tak efektif. Dalam menulis buku, penulis harus jeli memperhatikan kalimat per kalimat biar tak didapatkan pemborosan kata. Penulis mampu mengganti kalimat yg terlalu boros dgn menghapus kelebihan-keunggulan kata. Kata-kata yg terkesan “boros” atau mubadzir harus dihapus, selama tak meminimalkan inti kalimat. Perlu kiranya kita menyaksikan kata atau kelompok kata yg penggunaannya tak sempurna. Dengan begitu kita akan lebih paham untuk memakai kata atau kelompok kata dengan-cara efektif. Untuk menghindari adanya pemborosan kata saat menulis buku, Anda bisa melihat beberapa contoh penggunaan kata atau golongan kata yg tepat & tak sempurna di bawah ini.
Kata “untuk” yg dipakai tak pada konteksnya pula mengakibatkan adanya pemborosan kata. Pada dasarnya, kata “untuk” memiliki makna yg cukup bermacam-macam, antara lain: Contoh: ini untuk kamu.
Contoh: Untuk menerima uang, ia harus bersusah payah.
Contoh: Buku panduan dibuat untuk mempermudah pelaksanaan kesibukan tersebut. Contoh: Halaman rumah pula digunakan untuk menyelenggarakan pesta. Contoh: Tahun ini Sensus Ekonomi sudah dilaksanakan untuk ketiga kalinya. Contoh: ia tak akan datang ke kantor untuk beberapa hari lantaran sedang sakit. Selain dipakai untuk kalimat yg memiliki makna-makna di atas, kata “untuk” tak dibutuhkan. Penggunaan kata “untuk” di luar makna-makna tersebut dianggap tak perlu atau mubazir. Penulis seharusnya lebih seksama dlm memakai kata “untuk” & melihat konteks kalimatnya.
Penggunaan kata “sendiri” tak jauh berlainan dgn kata “untuk”. Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sendiri mengandung beberapa makna seperti berikut. Contoh: Ia tinggal sendiri di apartemen itu. Contoh: Segala ide itu adalah hasil pikirannya sendiri.
Contoh: Lama kelamaan kipas angin akan berhenti sendiri tatkala dimatikan.
Contoh: Setiap manusia memiliki hak & kewajibannya sendiri.
Contoh: Setiap orang mendapat gilirannya sendiri. Contoh: Ia senantiasa merasa paling benar sendiri. Pelamar pekerjaan harus mengisi sendiri formulir yg diberikan kepadanya. Penggunaan kata “sendiri” yg berbeda dr uraian di atas pula seharusnya disingkirkan. Kata “sendiri” tak diperlukan untuk kalimat yg maknanya tak mengacu pada makna-makna di atas. Biasanya kesalahan penggunaan kata “sendiri” dijumpai dlm program berita maupun bahasa ekspresi yg kerap kali diucapkan.
Kata “pada” sering dituliskan untuk menunjuk keterangan waktu. Biasanya kata “pada” dipakai sebelum kata “hari”, “bulan”, “tanggal”, & “tahun”. Penggunaan kata “pada” dgn kata-kata tersebut kurang efektif & terkesan boros. Agar lebih efektif, nama hari, bulan, tahun, atau tanggal bisa eksklusif dituliskan setelah kata “pada”. Dalam menuliskan keterangan waktu, kata pada mampu dihilangkan dgn digantikan kata “hari”, “tanggal”, “bulan”, & “tahun”. Lebih jelasnya, mari kita simak acuan di bawah ini.
Kata “lalu” menunjukkan makna sudah lewat atau sudah lampau. Sementara itu, kata “mendatang” bermakna yg akan datang. Kedua kata ini umumnya pula dipakai dlm penulisan. Padahal keduanya kurang tepat untuk dituliskan jikalau konteksnya tak pas. Contoh penggunaan kata “lalu” & “mendatang” yg kurang sempurna yakni sebagai berikut:
Kata “lalu” & “mendatang” dlm kedua pola tersebut tak perlu dicantumkan, karena telah ada penunjuk keterangan waktu, yakni hari & tanggal. Jika kata “kemudian” & “mendatang” akan dicantumkan, maka tak perlu diikuti keterangan waktu yg lengkap. Contoh: Peninjauan terhadap lokasi bencana telah dilakukan Senin lalu (tidak perlu menyertakan tanggal). Itulah sedikit acuan yg bisa ditampilkan untuk menawarkan informasi mengenai pemborosan kata. Setelah mengenali adanya penulisan kata atau kalangan kata yg benar, para penulis pastinya mampu lebih memerhatikan penyusunan kalimat efektif. Mereka mampu menyaksikan konteks kalimat apalagi dulu sebelum menggunakan kata-kata tertentu dlm menulis buku. [Wiwik Fitri Wulandari] Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Warga Masyarakat, buku Anda kami terbitkan dengan-cara GRATIS. Anda cukup mengganti ongkos cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. Jika Anda ingin mengenali lebih banyak tentang cara membuat buku anda mampu melihat Artikel-artikel berikut: Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, namun BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan kemudahan KONSULTASI MENULIS dgn TIM PROFESSIONAL kami dengan-cara GRATIS disini! Referensi: Baca Juga: √ Teknik Menulis Buku Ajar Berdasarkan Persiapan Khusus |