Bagaimana cara kalian sebagai generasi muda Islam dalam meningkatkan iman dimasa pandemik saat ini

UNAIR NEWS – Sambutan dari KPS D-III Keperawatan Bapak Dr. Makhfudli, S. Kep., Ns., M. Ked. Trop. Peranan pemuda Islam di era milenial. Pemuda di tengah masyarakat yang nantinya menjadi generasi penerus. Dengan kondisi dan perubahan di era milenial banyak pemuda lupa atas kewajiban mereka.

“Untuk semua pemuda generasi milenial supaya lebih terbuka lagi wawasan agamanya dan bisa menyelesaikan masalah yang ada.” ujarnya.
Sambutan dari Wakil Dekan I Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. Dr. Tika Widiastuti, S.E., M. Si. Menuturkan pentingnya mengetahui lebih dalam apa yang menjadi hakikat peran pemuda islam di era milenial, di tengah arus globalisasi saat ini.

“Sebagai muslim tentunya harus paham betul, apa yang menjadi tanggung jawab kita di mata allah, tanggung jawab sesama manusia dan tanggung jawab dimana pun kita berada.” ujarnya.

Dalam ceramah ustadz fajar memaparkan seorang yang melakukan pelecehan agama, ingin mengundang perhatian orang lain dan banyak yang membuat kacau dunia. Itu pengaruh dari era globalisasi.
“engkau habiskan untuk apa masa mudamu? Rasulullah bersabda (tidak akan bergeser kaki anak adam “manusia” pada hari kiamat nanti dihadapan rabb-Nya). {HR. Tirmidzi no. 2340}” ujarnya.

Bagaimana cara agar pemuda islam di era milenial tidak tergerus arus globalisasi. Ustadz fajar menuturkan kalau hanya di nasehati pasti tidak di dengarkan dengan baik. masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.

“Saya mengikuti komunitas, di dalam komunitas tidak cuma ngaji tapi ada aksi sosial, ada kegiatan sosial. Kemudian kita rangkul, kita lihat sifat para pemuda dan kita arahkan.” ujarnya.

Ustadz fajar menuturkan, pemuda milenial memamerkan kekayaan, harta dan rasa tinggi hati, karena pemahaman kepada agama itu kurang. Dan menjadi orang yang terpisah dari petunjuk, maka menjadi pemuda yang tersesat.

“Seperti nabi muhammad SAW setelah meninggal, beliau meninggalkan banyak pengetahuan dan warisan Al-Qur’an sebagai petunjuk akan kebesaran allah, dan jalan menuju kebaikan.” ujarnya.
Peran pemuda di era milenial menjadi pemuda yang berilmu, membedakan mana yang benar dan salah, dan membatasi dengan lawan jenis. Jangan jadi pemuda yang malas, jadilah pemuda milenial yang memberi pengaruh baik kepada masyarakat

“Demi allah, hidupnya pemuda itu dengan ilmu dan taqwa. Jika keduanya tidak ada, maka keberadaannya tidak dianggap ada. (Imam Syafi’e)”. ujarnya

Sebagai penutup ustadz fajar menuturkan ada seorang pemuda milenial tidak bisa mendengar. Sedangkan salah satu syarat syah sholat Jum’at itu mendengarkan khutbah Jum’at. Lantas apa yang harus dilakukan?

“Bagi pemuda yang diistimewakan oleh Allah, allah tidak membebani pemuda itu di luar kemampuannya. Dengan menghadirkan orang yang mampu berbahasa isyarat, maka orang itu dapat mengerti, apa yang disampaikan oleh imam melalui penerjemah, pemuda yang mempunyai niat baik maka allah permudah jalan baginya. Agar jadi generasi milenial yang dicintai oleh Allah SWT. ” (*)

Oleh: Lulu’ Luthfiya, S.Gz, M.P.H.

Jumlah kasus covid-19 mengalami peningkatan dari hari ke hari. Berdasarkan data pada tanggal 04 Desember 2020, diketahui bahwa sebesar 65,2 juta orang di seluruh dunia dinyatakan positif Covid 19. Di Indonesia, sebesar 558.000 orang dinyatakan positif Covid-19 dengan 17.355 orang meninggal dunia akibat covid 19, sehingga diperlukan kewaspadaan dan peningkatan pertahanan diri agar terhindar dari covid 19, berikut adalah 3I yang bisa diamalkan, apa sajakah itu? Yuk kita bahas satu per satu :

Sistem imun atau kekebalan tubuh memiliki peranan penting dalam melindungi tubuh dari patogen seperti bakteri, virus, jamur dan parasit, salah satunya adalah virus covid 19 (1) Gizi memiliki peranan penting dalam menjaga dan meningkatkan sistem imun. Beberapa data klinis menunjukkan bahwa protein dan mikronutrien seperti vitamin A, B6, B12, C, D, E, asam folat dan mineral seperti, zinc, besi, selenium, magnesium, tembaga dan asam lemak omega-3 memainkan peran utama dalam mendukung sistem kekebalan tubuh (2). Makanan sumber protein, zinc dan besi banyak terdapat pada daging, telur, ikan, kacang-kacangan dan susu, begitu juga pada vitamin B6 dan B12. Asam lemak omega 3 banyak terdapat pada minyak ikan. sedangkan untuk vitamin dan mineral lainnya banyak terdapat pada sayur dan buah (1). Sehingga, konsumsilah sayur dan buah yang beraneka ragam baik dari buah berwarna kuning, merah, oranye dan ungu serta sayuran berwarna hijau, merah, oranye dan putih. Jangan lupa selalu menerapkan makanan bergizi seimbang. Selain dari konsumsi makanan, untuk meningkatkan imunitas tubuh diperlukan istirahat yang cukup, melakukan aktivitas fisik atau olahraga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3- 5 hari dalam seminggu dan berjemur setiap pagi selama 15 menit (3).

Meningkatkan keimanan berarti juga akan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani kita. Menurut penelitian, gerakan dan bacaan dalam sholat dapat menghasilkan kesehatan jasmani dan rohani. Gerakan gerakan dalam sholat dapat menjaga keseimbangan energi tubuh, melemaskan otot-otot sendi, memperlancar peredaran darah keseluruh tubuh, ketika seseorang melaksanakan shalat maka kalori dalam tubuhnya akan terbakar dengan teratur, sehingga penyakit-penyakit yang menyerang tubuhpun akan berkurang (4). Puasa juga bermanfaat bagi kekebalan tubuh, sebuah studi mengatakan berpuasa meningkatkan kadar IgA dan IgG yaitu antibodi terbanyak dalam tubuh untuk melawan bakteri atau virus penyebab penyakit (5). Selalu mengonsumsi maknanan yang halal dan thoyib, Alquran dan Hadis telah mengatur makanan halal dan haram. Menaati larangan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang haram mengandung hikmah dan kebaikan bagi umat Islam. Beberapa penelitian menemukan makanan yang diharamkan memang tidak layak untuk dikonsumsi dan dapat membahayakan kesehatan manusia seperti adanya bakteri berbahaya pada bangkai dan lain sebagainya (6)

Apa yang dimaksut dengan aman? Aman berarti kita menjaga keamanan makanan dan diri kita. Jalur penularan utama covid 19 adalah melalui kontak orang ke orang yaitu melalui droplet orang yang terinfeki ketika bersin atau batuk (7), sehingga yang dapat kita lakukan adalah melindungi diri kita dengan menggunakan masker, menghindari menyentuh area wajah dengan tangan yang belum dicuci, mencuci tangan lebih sering menggunakan sabun dengan air bersih mengalir setidaknya 40 – 60 detik atau menunakan hand sanitizer, jangan meludah di sembarang tempat dan menerapkan etika batuk yang benar (3). Berdasarkan penelitian, makanan dan kemasan makanan dapat berpotensi menjadi media penularan virus ini, sehingga perlu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dan menjaga kemananan makanan yaitu dengan cara meyimpan bahan makanan sesuai dengan sifat kerusakan makanan untuk meminimalkan jumlah kunjungan ke pasar, mencuci semua bahan makanan sebelum di masak, membersihkan makanan kemasan ataupun kaleng sebelum dibuka, dan mencuci semua peralatan makan setiap kali digunakan untuk menghindari kontaminasi silang.pastikan juga memasak dengan suhu dan waktu yang tepat (8)

Mari kita semua tetap menjaga iman, imun dan aman agar terhindar dari penyakit covid 19 !

Referensi :

  1. Calder PC. Nutrition , immunity and COVID-19. BMJ Nutr Prev Heal. 2020;
  2. François LM, Nagessa WB, Victor BM, Moleka M, Stuart I, Carvalho T De. Coronavirus and Nutrition : An Approach for Boosting Immune System-A Review. Eur J Nutr Food Saf. 2020;12(9):72–86.
  3. Kementrian Kesehatan RI. Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemi Covid 19. 2020.
  4. Rofiqoh A. Shalat dan kesehatan jasmani. Spiritualita. 2020;4(1):65–76.
  5. Subrata S, Dewi M. Puasa Ramadhan dalam Perspektif Kesehatan : Literatur Review. Khazanah. 2017;15(1).
  6. Husna F. Virus Corona Dampak dari Makanan yang tidak Halal. Salam. 2020;7.
  7. WHO, FAO. COVID-19 and food safety : guidance for food businesses. Interim Guid. 2020;(April):1–6.
  8. Olaimat AN, Shahbaz HM, Fatima N, Munir S. Food Safety During and After the Era of COVID-19 Pandemic. Perspective. 2020;11(August).

SIARAN PERS No : 25/SP/HM.01.02/POLHUKAM/1/2020

Polhukam, Surabaya – Iman, taqwa, dan ahklak penting pada era saat ini. Pasalnya, di era digital kini kadangkala hal-hal yang tidak masuk akal mulai terjadi sehingga orang berpikir semuanya bisa diselesaikan secara digital.

Demikian pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Moh. Mahfud MD dalam kegiatan Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) Ke-6 APTISI dengan tema “Membangun SDM Beriman, Bertaqwa, Berahklak Mulia yang Inovatif dan Produktif di Era Digital” di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (29/1/2020).

“Yang ada di ruangan ini pada umumnya adalah Generasi X, saya kira hampir tidak ada generasi milenial. Urut-urutan generasi kalau dihitung, mereka yang lahir tahun 60 dan sebelumnya namanya generasi baby boomer, ini biasanya gaptek (gagap teknologi), tahunya HP kirim WA (whatsapp), tapi yang canggih-canggih itu tidak bisa, saya tidak bisa. Lalu yang sesudah itu generasi X yang lahir tahun 60-80, ini sudah mengenal sedikit teknologi. Sekarang ini generasi Y, yang lahir tahun 80-2000, generasi ini lah yang disebut generasi milenial dan ini sudah serba tergantung kepada digital. Generasi Z sekarang sudah mulai ada dan sudah masuk perguruan tinggi, itu sudah mulai gila lagi terhadap digital, sehingga serba tergantung. Di sini lah kemudian manusia itu teralienasi di era digital karena sudah bisa dipenuhi oleh digital,” ujar Menko Polhukam Moh. Mahfud MD.

Baca juga:  Menko Polhukam: Butuh Kerja sama Atasi Terorisme

Oleh karena itu, kata Menko Polhukam, pentingnya iman, taqwa, dan ahklak menyertai proses digitalisasi. Menurutnya, perguruan tinggi itu punya tanggung jawab moral menjaga iman, taqwa dan akhlak sehingga mengalirkan kesetiaan kepada republik Indonesia, nasionalisme, dan menjaga negara yang besar ini sebagai milik bersama.

“Kita hanya akan maju jika kita bersama dan akan hancur kalau kita pecah, dan perpecahan itu bisa dimulai dari digital. Hoax lebih banyak dari digital, kalau hoax itu membuat fitnah, memotong berita, dan memotong perkataan,” kata Menko Polhukam Moh. Mahfud MD.

Negara Indonesia adalah negara Pancasila, berpersatuan dan berkesatuan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, di mana semua agama mengajarkan kedamaian dan persaudaraan. Hal inilah yang menjadi tanggungjawab Perguruan Tinggi secara moral untuk melaksanakannya.

“Di era digital itu digunakan untuk menguatkan iman dan taqwa bagaimana kita menghadapinya di masa depan. Era ini serba otomatisasi sehingga dengan demikian tidak boleh ada kekisruhan Perguruan Tinggi yang berlangsung terus menerus hanya karena pemilu yang 5 tahun sekali. Selesai lah sudah biar kita bekerja membangun menyiapkan kader baru bangsa ini secara sungguh-sungguh agar tidak kalah bersaing dengan orang-orang lain di dunia,” kata Menko Polhukam Moh. Mahfud MD.

Baca juga:  Menko Polhukam Meresmikan Asrama SMK N 1 Sebatik Barat

Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan Kemenko Polhukam RI

Terkait