Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual bisa terjadi akibat infeksi virus, bakteri, maupun parasit. Karena itu, jenis infeksi menular seksual sangat beragam.

Jenis-jenis penyakit menular seksual yang umum terjadi

Ada beberapa jenis penyakit menular seksual yang sering terjadi. Apa sajakah itu?

Penyakit menular seksual ini lebih sering menyerang wanita daripada pria. Penyebabnya adalah infeksi bakteri Chlamydia trachomatis, yang dapat menyebar lewat hubungan seks. Namun klamidia juga bisa ditularkan oleh ibu hamil pada bayinya melalui persalinan.

Gejala klamidia meliputi keputihan abnormal, cairan abnormal dari penis, dan rasa perih seperti terbakar saat buang air kecil. Namun ada pula penderita yang sama sekali tidak mengalami keluhan.

Herpes genitalis disebabkan oleh virus bernama herpes simplex virus (HSV). Penyakit ini juga disebut herpes kelamin.

Terdapat dua jenis HSV, yaitu HSV-1 dan HSV-2. Virus-virus ini bisa menular lewat kontak seksual maupun kontak kulit.

HSV-1 menyerang mulut dan ditularkan melalui air liur atau luka terkait herpes pada bibir. Virus ini juga bisa menyebar ke alat kelamin melalui seks oral. Sementara HSV-2 terjadi pada kelamin dan anus.

Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini juga disebut kencing nanah karena inilah gejala utamanya.

Gonore sangat menular dan dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya bila tidak ditangani dengan tepat. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual lewat mulut (seks oral), vagina, atau anus (seks anal).

Jika mengenai mata, gonore bisa menyebabkan konjungtivitis (peradangan pada selaput mata). Sedangkan ibu hamil dapat menularkannya pada anak saat bersalin.

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Infeksi HIV menyebabkan penderita lebih rentan mengalami infeksi menular seksual lainnya. Tanpa pengobatan, infeksi akan semakin parah lalu berkembang menjadi AIDS, dan menyebabkan komplikasi yang dapat berujung pada kematian.

Kutil kelamin disebabkan oleh virus bernama human papillomavirus (HPV). Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak kulit atau kontak seksual.

HPV akan menyebabkan munculnya kutil pada kelamin, mulut, maupun tenggorokan. Meski kutil sudah sembuh, virus ini akan terus ada dalam tubuh orang yang pernah terinfeksi.

Sifilis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.  Di Indonesia, penyakit ini juga dikenal dengan nama raja singa.

Gejala sifilis yang pertama ditemukan umumnya adalah luka bulat tidak nyeri pada kelamin, anus, atau mulut. Jika dibiarkan, penyakit ini akan menimbulkan gejala stadium lanjut yang bisa menyerang otak, saraf tulang belakang, hingga jantung.

Hepatitis B dapat menyebabkan infeksi jangka panjang dan merusak organ hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B dan bisa menular lewat hubungan seks atau penggunaan jarum suntik yang sudah terkontaminasi. Virus hepatitis B dapat ditemukan dalam air mani, darah, serta cairan tubuh lain dari penderita.

Trikomoniasis disebabkan oleh parasit yang menyebar melalui hubungan intim. Penyakit ini juga jarang menimbulkan gejala, tapi penderita tetap bisa menularkannya pada orang lain. Bila bergejala, keluhannya bisa berbeda pada wanita dan pria.

Penderita wanita bisa mengalami keputihan berbau amis, nyeri saat berkemih, serta gatal-gatal di vagina dan sekitarnya. Sakit perut bawah juga bisa terjadi.

Sementara pada pria, gejala trikomoniasis bisa berupa sakit saat buang air kecil atau ejakulasi, lebih sering pipis, kepala penis yang bengkak dan tampak merah, serta keluar cairan putih yang bukan sperma dari penis.

Kutu kelamin atau pedikulosis pubis terjadi karena ada serangga kecil yang berdiam di rambut-rambut kemaluan. Penderita juga dapat menemukan kutu atau telur kutu di sekitar ujung rambut kemaluannya. Sama seperti kutu di kepala dan bagian tubuh lain, kutu ini hidup dengan mengisap darah. 

Gejala kutu kelamin yang umum dialami pasien meliputi gatal di sekitar kemaluan atau anus, benjolan kecil kemerahan di sekitar kemaluan, demam ringan, tubuh lemas dan tidak bertenaga, serta lebih mudah tersinggung. 

Vaginosis bakteri adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan bakteri dalam vagina.

Sebagian wanita dengan vaginosis bakteri tidak bergejala. Bila ada, gejalanya dapat berupa rasa terbakar saat berkemih, rasa gatal pada kemaluan, bau amis yang semakin kuat ketika berhubungan intim, dan adanya keputihan berwarna putih, abu-abu, atau kehijauan.

Chancroid adalah infeksi bakteri Haemophilus ducreyi. Kondisi ini menyebabkan luka terbuka di organ kemaluan laki-laki maupun perempuan.

Luka tersebut dapat menghasilkan cairan yang dapat menularkan bakteri melalui hubungan seksual, baik oral, anal, maupun vaginal. Chancroid juga dapat ditularkan lewat kontak kulit dengan orang yang terinfeksi.

Lymphogranuloma venereum atau LGV merupakan penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pria.

Gejala LGV dapat muncul pada beberapa hari hingga satu bulan setelah infeksi bakteri terjadi. Keluhan pada penderita bisa berupa luka kecil tanpa rasa nyeri di kemaluan, benjolan atau kemerahan pada kulit kemaluan, atau pembesaran kelenjar getah bening di sekitar kemaluan.

Granuloma inguinale merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Klebsiella granulomatis dan memicu luka di area anus serta kemaluan. Luka ini dapat muncul kembali bahkan setelah diobati dan sembuh.

Gejala penyakit yang juga dikenal dengan sebutan donovanosis ini diawali adanya benjolan pada kulit kemaluan. Makin lama, benjolan tersebut dapat berkembang menjadi luka yang makin luas dan dalam. Pada stadium akhir, luka dapat membentuk jaringan parut.

Moluskum kontagiosum merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh virus Molluscum contagiosum. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya benjolan pada lapisan atas kulit.

Benjolan berukuran sangat kecil, memiliki cekungan di bagian tengah, tidak terasa nyeri, dan dapat menghilang dengan sendirinya. Benjolan dapat ditemukan di semua bagian tubuh kecuali telapak tangan dan kaki. Virus ini dapat menyebar melalui kontak kulit dan aktivitas seksual.

Kudis alias skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh kutu. Gejalanya berupa ruam pada kulit yang dapat menyebar ke seluruh tubuh.

Ruam tersebut biasa mulai muncul di sela-sela jari dan menimbulkan gatal malam hari. Karena dapat menyebar melalui kontak seksual, pasangan seksual penderita dalam delapan minggu terakhir juga perlu menjalani pengobatan.

Di samping jenisnya, ada pula sederet faktor yang bisa meningkat risiko seseorang untuk terkena penyakit menular seksual. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:

  • Memiliki lebih dari satu pasangan seksual, misalnya berganti-ganti pasangan
  • Berhubungan seks dengan orang yang memiliki banyak pasangan seksual
  • Anda atau pasangan pernah berselingkuh
  • Tidak menggunakan kondom ketika berhubungan intim
  • Saling meminjamkan jarum suntik, misalnya saat memakai obat-obatan terlarang
  • Saling meminjamkan barang-barang pribadi, misalnya sikat gigi, alat cukur, handuk,dan lainnya
  • Memiliki profesi sebagai pekerja seks komersial
  • Membuat tato di tukang tato dengan kebersihan yang tidak terjamin

Baca Juga: Ketahui Macam-Macam Narkoba Berdasarkan Efeknya

Penyakit Menular Seksual PMS

Liputan6.com, Jakarta Pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini menular melalui darah, sperma, cairan vagina, atau cairan tubuh lainnya. Penyakit kelamin ini biasa ditularkan saat berhubungan seksual.

Secara umum, siapapun yang telah aktif secara seksual berisiko terkena penyakit menular seksual. Secara global, kasus penyakit menular seksual ini lebih sering terjadi pada kalangan muda atau usia remaja. Hal Ini terkait perilaku seks bebas yang semakin marak dilakukan oleh kalangan remaja.

Walaupun merupakan aktivitas menyehatkan secara fisik dan juga psikis bagi pasangan yang sudah menikah, namun seks juga dapat membahayakan jika dilakukan secara sembarangan. Beragam penyakit menular dapat menghampiri bahkan dapat menyebabkan kematian.

Karena tidak bisa dianggap sepele, maka penting untuk mengenal pengertian penyakit menular seksual. Berikut pengertian penyakit menular seksual beserta jenis dan gejalanya yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (19/2/2020).

Gambar ilustrasi

Pengertian penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit yang juga sering disebut dengan istilah penyakit kelamin yang menular lewat darah, sperma, cairan vagina, atau cairan tubuh lainnya.

Penularan penyakit ini juga bisa terjadi melalui hubungan ibu pada janin dalam kandungan atau setelah bayi dilahirkan. Selain itu, penggunaan jarum suntik secara bergantian atau berulang pun akan meningkatkan risiko penularan.

Pengertian penyakit menular seksual disebabkan oleh infeksi yang ditularkan saat berhubungan seksual. Penyakit Menular Seksual (PMS) dapat tertularkan melalui kontak seksual baik itu proses hubungan intim melalui alat kelamin, anal, atau oral. Infeksi dapat tertular dari wanita ke wanita atau dari pria ke pria.

Penularan juga bisa terjadi melalui hubungan ibu pada janin dalam kandungan atau setelah bayi dilahirkan. Selain itu, penggunaan jarum suntik secara bergantian atau berulang pun akan meningkatkan risiko penularan. Namun, perilaku seks bebas adalah faktor pemicu utama penyakit menular seksual.

Infeksi ini disebabkan oleh patogen yang ditularkan saat beraktivitas seksual. Terdapat lebih dari 30 jenis patogen yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi dari penyakit menular seksual disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Berikut beberapa macam infeksi pemicu penyakit menular seksual yang sering ditemui:

1. Infeksi bakteri: Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Treponema pallidum, Haemophilus ducreyi

2. Infeksi virus: Human Immunodeficiency Virus (HIV), Herpes simplex virus, Human papilloma virus (HPV), hepatitis B

3. Jamur: Candida albicans

4. Parasit: Phthirus pubis, Sarcoptes scabiei

Diagnosis seseorang mengidap penyakit menular seksual diawali dengan wawancara medis dan pemeriksaan fisik oleh dokter dan ahli.

Penyakit Menular Seksual

Sifilis

Sifilis merupakan salah satu jenis infeksi penyakit menular seksual akibat kehadiran bakteri yang disebut Treponemapallidum. Sifilis dapat dideteksi dari adanya luka kecil tanpa rasa sakit di organ kelamin, anus atau bahkan di dalam rongga mulut.

Sifilis membuat penderitanya mengalami nyeri di alat kelamin, lalu tumbuh bisul, kemudian diikuti dengan pembengkakan kelenjar getah bening serta demam. Jika tidak diobati dengan baik, maka sifilis bisa menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Gonore

Penyakit gonore lebih banyak diidap para pria, terutama pria biseksual di kawasan negara berkembang. Penyakit ini disebabkan Neisseria gonorrhoeae. Tingkat kesadaran penggunaan kondom yang rendah memicu penyakit gonore. Penyakit gonore juga dapat menginfeksi rongga mulut.

Gonore membuat penderitanya mengalami rasa sakit saat buang air kecil, keluarnya cairan abnormal di alat kelamin, serta demam. Gonore yang tidak ditangani bisa memecah sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kematian.

Gonore memiliki gejala pada saluran kemih seperti nyeri saat berkemih, keluar cairan atau nanah dari tubuh, dan anyang-anyangan. Pada wanita juga dapat menyebabkan keluhan berupa keluarnya cairan tubuh pada serviks.

HIV AIDS

HIV AIDS merupakan salah satu penyakit yang tersebar dalam bentuk virus yang hingga saat ini masih belum ditemukan cara untuk menyembuhkannya. HIV AIDS adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh jadi rentan terhadap semua jenis infeksi yang bisa berakhir dengan kematian.

Gejala awal HIV AIDS yang dapat terjadi adalah gejala flu seperti demam, sakit tenggorokan, dan ruam. Namun, seiring dengan memburuknya infeksi, penderita HIV akan mengalami berbagai gejala karena penurunan sistem imunitasnya.

Penurunan sistem imunitas tubuh akan menyebabkan penderita HIV rentan terkena infeksi, seperti infeksi paru (misalnya: Tuberkulosis) dan jamur. Penderita akan mengeluhkan adanya batuk lama, demam, pembesaran kelenjar getah bening, dan adanya plak putih pada lidah pasien.

Hepatitis B

Hepatitis B adalah infeksi virus yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi ini umumnya tidak menimbulkan gejala, namun dapat menyebabkan peningkatan risiko sirosis hati dan kanker hati.

Penyakit Menular Seksual (Herpes Simplex)

Herpes

Herpes adalah penyakit kulit yang cukup umum ditemui. Penyakit ini ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung berisi cairan yang berkelompok di permukaan kulit. Herpes kadang juga disebut penyakit cacar oleh sebagian orang. Penyebab herpes kulit adalah virus herpes yaitu virus HSV.

Seperti penyakit menular seksual lainnya, Herpes juga disebabkan karena infeksi virus yang membuat daerah genital sakit lalu menurunkan sistem kekebalan tubuh dan bisa berujung pada kematian.

HPV

Human Papillioma Virus atau HPV membuat munculnya kutil di mulut dan alat kelamin. Penderitanya bisa mengalami demam, nyeri di pangkal paha, hingga kematian bila tidak diobati.

Sebuah penelitian mengungkap bahwa pria memiliki risiko terkena HPV (human papilomavirus) lebih tinggi jika pasangan mereka memiliki infeksi HPV mulut atau pada kelamin. Penelitian mengungkap bahwa penularan HPV bisa terjadi melalui kontak mulut dengan mulut atau mulut dengan daerah genital pasangan.

Chlamydia

Penyakit ini merupakan jenis penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Gejala yang dapat dikeluhkan pada pria adalah gatal pada penis, keluar cairan keputihan, dan rasa gatal pada penis. Sedangkan pada wanita, gejala yang dikeluhkan berupa cairan vagina yang banyak, nyeri perut bawah, dan perdarahan.

Candidosis

Penyakit yang satu ini akan memicu timbulnya beberapa gejala, seperti gatal pada daerah kelamin dan adanya keputihan seperti susu yang bergumpal.

Penyakit Menular Seksual (sumber: istockphoto)

Cara mengobati penyakit menular seksual tergantung dari jenis infeksi yang diderita, lokasi, dan tingkat keparahan penyakit. Pada infeksi gonore, pemberian antibiotik diperlukan untuk menyelesaikan infeksi.

Sementara itu, pada infeksi jamur seperti candida, pemberian obat jamur dapat dipertimbangkan. Pada candidosis yang terjadi di vagina, pemberian obat yang dimasukkan melalui vagina bisa dilakukan.

Sedangkan untuk infeksi HIV, diperlukan terapi obat retroviral. Bentuk pengobatan ini terdiri dari kombinasi beberapa obat antivirus.

Sementara itu pencegahan penyakit menular seksual dapat dengan menghindari aktivitas yang beresiko terkena penularan. Misalnya, tidak melakukan seks bebas dan berganti-ganti pasangan. Selain itu, gunakanlah alat pengaman saat berhubungan seksual.

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual

Apakah yang dimaksud dengan penyakit menular seksual